Anda di halaman 1dari 9

Dian Lufia Rahmawati, Penerapan Metode Karyawisata Dalam Pembelajaran Menulis Karya Sastra

PENERAPAN METODE KARYAWISATA DALAM


PEMBELAJARAN MENULIS KARYA SASTRA (CERPEN)

DIAN LUFIA RAHMAWATI

Tenaga Pengajar pada Program Studi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

ABSTRAK

Pembelajaran sastra di sekolah seharusnya diarahkan pada penumbuhan apresiasi sastra para
siswa sesuai dengan tingkat kematangan emosionalnya. Pengembangan pembelajaran sastra secara
kreatif dan inovatif mencoba membelajarkan peserta didik untuk mau dan mampu menulis karya sastra.
Proses kreatif para sastrawan dalam menciptakan karya sastra dapat digunakan sebagai acuan dalam
mengembangkan metode pembelajaran sastra yang kreatif dan inovatif.
Salah satu metode yang digunakan dalam rangka pembelajaran menulis sastra, khususnya cerpen,
adalah metode karyawisata. Tujuannya adalah agar peserta didik dapat mengamati secara langsung dan
menghayati fenomena yang ada di sekelilingnya, sehingga merangsang pemunculan ide dan kreativitas
dalam belajar menulis cerpen.
Metode karyawisata yang dilaksanakan secara bersama-sama dalam suasana menyenangkan
menjadikan siswa dapat mengembangkan karakter dalam pergaulan sekaligus memperoleh rasa puas
dalam belajar.

Kata kunci: pembelajaran, sastra, kreatif, inovatif, karyawisata

PENDAHULUAN pendidikan kreatif sastra mencoba


Pembelajaran sastra di sekolah membelajarkan peserta didik untuk mau dan
seyogyanya dalam berbagai aspeknya diarahkan mampu menulis karya sastra. Memang, ada yang
pada penumbuhan apresiasi sastra para siswa berpendapat bahwa menjadi sastrawan itu
sesuai dengan tingkat kematangan emosionalnya. bersifat individual, namun dalam berbagai
Hal ini mengisyaratkan bahwa perencanaan, pengamatan dan percobaan, dengan metode
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran sastra tertentu dan model tertentu, orang-orang yang
idealnya diarahkan pada penumbuhan apresiasi belum pernah stau belum bisa menulis karya
pada siswa. Pembelajaran sastra pada lembaga sastra, ternyata mereka bisa menulis karya sastra
pendidikan formal idealnya tidak hanya sebatas setelah melalui pelatihan singkat. Bukti ini perlu
pada pemberian teks sastra dalam genre tertentu dikembangkan menjadi sebuah mata pelajaran
untuk dipahami dan diinterpretasikan oleh siswa atau jurusan tersendiri di perguruan tinggi untuk
(apresiasi reseptif), tetapi harus diarahkan pada secara khusus mengembangkan kemampuan dan
penumbuhan kemampuan siswa dalam menilai kemauan menulis karya sastra.
atau mengkritik kelebihan dan kekurangan teks Selama ini, dari berbagai observasi yang
yang ada sehingga, berdasarkan penilaian/kritik dilakukan oleh beberapa ahli terhadap
tersebut, siswa mampu membuat sebuah teks lain pelaksanaan pembelajaran sastra di sekolah,
yang lebih bermutu, baik teks yang masih dalam aspek penulisan kreatif sastra ini kurang
satu genre ataupun tidak (apresiasi produktif). mendapat perhatian yang serius. Tidak banyak
Siswanto (2008) mengungkapkan bahwa guru yang mempunyai metode atau model untuk

43
Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 1, Desember 2013, Hal 43 - 51

melatih peserta didiknya untuk berproses kreatif. memerlukan keterampilan semata. Karya sastra
Tidak heran bila tidak banyak sastrawan muda memerlukan bakat, intelektualitas, wawasan
yang lahir dari proses pembelajaran di lembaga kesastraan, sikap terbuka, jujur dan syarat
pendidikan. lainnya.
Dalam pandangan kritikus sastra, kian Kegiatan yang dilakukan oleh sastrawan
merananya pembelajaran sastra di sekolah lebih sebelum menulis pada umumnya adalah: (i)
banyak disebabkan oleh dua faktor yang berjalan-jalan, bepergian ke kota atau tempat
bermuara pada guru. Pertama, guru sebagai yang menarik, (ii) membaca, membaca apa saja
sosok pengajar dianggap kurang memiliki terutama karya sastra atau hal-hal yang berkaitan
kompetensi dan basis pengetahuan sastra yang dengan karya sastra, (iii) mendengarkan,
mumpuni. Kedua, guru dinilai tidak kreatif dalam mendengar dongeng, hikayat, cerita, atau
proses pembelajaran (pengajaran) sastra di tontonan wayang, dan lain-lain, dan (iv)
sekolah sehingga cenderung membosankan. Hal memperoleh pengalaman. Kalau kita mau
ini terjadi karena guru dinilai tidak memiliki strategi mencermati, sebelum menjadi sastrawan, para
jitu. Dalam proses pembelajaran seorang guru sastrawan yang sekarang sudah mapan ternyata
dituntut untuk aktif, kreatif, inovatif, dan juga melalui proses berlatih terlebih dahulu.
menciptakan strategi jitu. Guru juga dituntut Hanya saja, pelatihan yang mereka lakukan pada
mengembangkan kompetensinya sehingga umumnya belum terstruktur dan belum ada
mampu menciptakan pembelajaran yang kurikulumnya.
berkualitas dari segi isi (materi) maupun Kreatif berarti menggunakan hasil
kemasannya. ciptaan/kreasi baru atau yang berbeda dengan
sebelumnya. Pembelajaran yang kreatif
METODOLOGI mengandung makna tidak sekedar melaksanakan
Analisis masalah dalam tulisan ini dan menerapkan kurikulum. Kurikulum memang
menggunakan metode deskriptif, yaitu berusaha merupakan dokumen atau rencana baku, namun
menggambarkan atau menjelaskan peristiwa dan tetap perlu dikritisi dan dikembangkan secara
kejadian yang ada pada masa sekarang (Sudjana, kreatif. Dengan demikian, ada kreativitas
1999:52). pengembangan kompetensi dan kreativitas dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas termasuk
PEMBAHASAN pemanfaatan lingkungan sebagai sumber bahan
Pembelajaran Sastra yang Kreatif dan Inovatif dan sarana untuk belajar. Pembelajaran kreatif
Apabila dilihat dari prosesnya, karya juga dimaksudkan agar guru menciptakan
sastra merupakan hasil proses kreatif yang kegiatan belajar yang beragam sehingga
memerlukan perenungan, pengendapan ide, memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa
pematangan, langkah-langkah tertentu yang dan tipe serta gaya belajar siswa. Di satu sisi,
berbeda antara sastrawan satu dengan yang lain. guru bertindak kreatif dalam arti: (i)
Karya sastra bukanlah pekerjaan yang mengembangkan kegiatan pembelajaran yang

44
Dian Lufia Rahmawati, Penerapan Metode Karyawisata Dalam Pembelajaran Menulis Karya Sastra

beragam, dan (ii) membuat alat bantu belajar sekolah dan lingkungan. Di sisi lain, siswa pun
yang berguna meskipun sederhana. Di sisi lain, bertindak inovatif dalam arti: (i) mengikuti
siswa kreatif dalam hal: (i) merancang/membuat pembelajaran inovatif dengan aturan yang
sesuatu, dan (ii) menulis/mengarang. berlaku, (ii) berupaya mencari bahan/materi
Mc. Leod dalam Jauhar (2011) sendiri dari sumber-sumber yang relevan, dan (iii)
mengartikan inovasi sebagai: “something newly menggunakan perangkat teknologi maju dalam
introduced such as method or device”. Berkaitan proses belajar.
dengan hal tersebut, segala aspek (metode, Terkait dengan pembelajaran yang kreatif
bahan, perangkat dan sebagainya) dipandang dan inovatif, Peraturan Menteri Pendidikan
baru atau bersifat inovatif apabila metode dan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
sebagainya itu berbeda atau belum dilaksanakan Proses mengamanatkan bahwa dalam kegiatan
oleh seorang guru meskipun semua itu bukan inti pembelajaran harus dilakukan secara
barang baru bagi guru lain. Pembelajaran inovatif interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan otak memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
kanan apabila dilakukan dengan cara aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
mengintegrasikan media/alat bantu terutama yang prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
berbasis teknologi baru/maju ke dalam proses bakat, minat, dan perkembangan fisik dan
pembelajaran tersebut. Sehingga, terjadi proses psikologis peserta didik. Metode pembelajaran
renovasi mental, di antaranya membangun rasa sastra di sekolah perlu dikembangkan dengan
percaya diri siswa. mengacu pada prinsip-prinsip Pembelajaran Aktif,
Membangun sebuah pembelajaran Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
inovatif bisa dilakukan dengan cara-cara yang (PAIKEM). Salah satu metode yang dapat
diantaranya menampung setiap karakteristik dikembangkan dalam rangka meningkatkan
siswa dan mengukur kemampuan/daya serap keterampilan menulis sastra, khususnya cerpen
setiap siswa. Sebagian siswa ada yang dan puisi, adalah Metode Karyawisata. Metode ini
berkemampuan dalam menyerap ilmu dan dilaksanakan di luar kelas secara bersama-sama
keterampilan dengan menggunakan daya visual (berkelompok) dengan situasi yang
(penglihatan) dan auditory (pendengaran), sedang menyenangkan.
sebagian lainnya menyerap secara kinestetik Metode Karyawisata
(rangsangan/ gerakan otot dan raga). Di satu sisi, Secara etimologi, karyawisata berasal
guru bertindak inovatif dalam hal: (i) dari kata “karya” yang berarti pekerjaan, hasil
menggunakan bahan/materi baru yang perbuatan, buatan, ciptaan (terutama hasil
bermanfaat dan bermartabat, (ii) menerapkan karangan) dan “wisata” yang berarti bepergian
pelbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan,
baru, dan (iii) memodifikasi pendekatan bersenang-senang, dan sebagainya), bertamasya
pembelajaran konvensional menjadi pendekatan atau piknik. Dalam Kamus Besar Bahasa
inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, Indonesia, karyawisata diartikan sebagai

45
Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 1, Desember 2013, Hal 43 - 51

kunjungan ke suatu objek dalam rangka persoalan yang dihadapinya dalam


memperluas pengetahuan dalam hubungannya pelajaran, ataupun pengetahuan umum.
dengan pekerjaan seseorang atau sekelompok c. Bisa melihat, mendengar, meneliti dan
orang. mencoba apa yang dihadapinya, agar
Banyak istilah yang dipergunakan pada nantinya dapat mengambil kesimpulan dan
metode karyawisata ini, seperti field trip, sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa
widyawisata, studytour, dan sebagainya. Metode mempelajari beberapa mata pelajaran.
karyawisata dalam waktu pelaksanaanya ada Mulyasa (2005) dalam makalah “Metode
yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang Karyawisata: Pendekatan dalam Pembelajaran di
dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang. Sekolah” mengemukakan bahwa sebelum
Contoh karyawisata dalam waktu singkat adalah karyawisata digunakan dan dikembangkan
kunjungan ke museum terdekat yang ada di kota sebagai metode pembelajaran, ada beberapa hal
setempat. Karyawisata dalam waktu yang lama yang perlu diperhatikan, antara lain:
dan tempat yang jauh biasanya disebut dengan a. Menentukan sumber-sumber masyarakat
istilah study tour, seperti karyawisata keluar sebagai sumber belajar mengajar.
provinsi, kabupaten, atau kota lain. b. Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan
Karyawisata dalam arti metode tujuan dan program sekolah.
pembelajaran di sini diartikan sebagai kunjungan c. Menganalisis sumber belajar berdasarkan
ke luar kelas dalam rangka belajar. Dalam proses nilai-nilai paedagogis.
belajar mengajar adakalanya siswa perlu diajak d. Menghubungkan sumber belajar dengan
ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu kurikulum, apakah sumber-sumber belajar
atau objek yang lain. Roestiyah (2001:85) dalam dalam karyawisata menunjang dan sesuai
makalah “Metode Karyawisata: Pendekatan dengan tuntutan kurikulum, jika ya,
dalam Pembelajaran di Sekolah” mengemukakan karyawisata dapat dilaksanakan.
bahwa karyawisata bukan sekedar rekreasi, tetapi e. Membuat dan mengembangkan program
untuk belajar atau memperdalam pelajarannya karyawisata secara logis dan sistematis.
dengan melihat kenyataan. Karena itu dikatakan f. Melaksanakan karyawisata sesuai dengan
bahwa metode karyawisata ialah cara mengajar tujuan yang telah ditetapkan, dengan
yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke memperhatikan tujuan pembelajaran, materi
suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah pelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yang
untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu. kondusif.
Tujuan metode karyawisata antara lain: g. Menganalisis apakah tujuan karyawisata telah
a. Siswa dapat memperoleh pengalaman tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan-
langsung dari objek yang dilihatnya. kesulitan perjalanan atau kunjungan,
b. Dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik memberikan surat ucapan terima kasih kepada
seseorang serta dapat bertanya jawab, merekayang telah membantu, membuat
sehingga mereka mampu memecahkan laporan karyawisata dan catatan untuk bahan

46
Dian Lufia Rahmawati, Penerapan Metode Karyawisata Dalam Pembelajaran Menulis Karya Sastra

karyawisata yang akan datang. lapangan.


Sebagaimana metode pembelajaran e. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah
lainnya, metode karyawaisata memiliki kelebihan atas kelancaran karyawisata dan keselamatan
dan kekurangan. Kelebihan metode ini antara lain: anak didik, terutama karyawisata jangka
a. Membentuk pengalaman sensorik dengan panjang dan jauh.
merasakan langsung sebuah peristiwa. f. Karya wisata biasanya dilakukan di luar
b. Memperdalam pengamatan-pengamatan sekolah, sehingga mungkin jarak tempat itu
terhadap gejala alam dan menimbulkan minat sangat jauh dari sekolah yang memerlukan
dan perhatian terhadap benda-benda. biaya besar.
c. Memperkaya khasanah pengetahuan dan Agar penggunaan metode karyawisata dapat
mengembangkan karakter pergaulan dengan efektif, maka pelaksanaannya perlu
lingkungan. memperhatikan langkah-langkah sebagai
d. Merangsang kreativitas dan memberikan rasa berikut:
puas. a. Persiapan.
e. Siswa dapat bertanya jawab, menemukan Dalam merencanakan tujuan karyawisata,
sumber informasi yang pertama untuk guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran
memecahkan segala persoalan yang dihadapi, dengan jelas, penyusunan rencana yang
sehingga mungkin mereka menemukan bukti masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan
kebenaran teorinya, atau mencobakan sarana, pembagian siswa dalam kelompok,
teorinya ke dalam praktek. serta mengirim utusan untuk mengadakan
f. Siswa dapat memperoleh bermacam-macam survei ke objek yang dituju.
pengetahuan dan pengalaman yang b. Perencanaan.
terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan Hasil kunjungan pendahuluan (survei)
terpadu. dibicarakan bersama dalam rangka
g. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menyusun perencanaan yang meliputi: tujuan
menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan karyawisata, jenis objek sesuai dengan tujuan,
kebutuhan yang ada di masyarakat. penyusunan acara selama karyawisata
Kekurangan metode karyawisata antara lain: berlangsung dan merencanakan perlengkapan
a. Memerlukan persiapan yang melibatkan belajar yang harus disediakan.
banyak pihak dan perencanaan yang matang. c. Pelaksanaan karyawisata.
b. Waktu yang lebih panjang daripada jam Pemimpin rombongan mengatur segalanya
sekolah. dibantu petugas-petugas lainnya. Kepada para
c. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi siswa harus ditanamkan disiplin dalam
menjadi prioritas daripada tujuan utama, mentaati jadwal yang telah direncanakan
sedangkan unsur studinya terabaikan. sehingga pelaksanaan berjalan lancar sesuai
d. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat dengan rencana. Siswa melaksanakan tugas
terhadap setiap gerak-gerik anak didik di sesuai dengan pembagian yang telah

47
Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 1, Desember 2013, Hal 43 - 51

ditetapkan dalam rencana kunjungan, Alur/plot adalah jalan cerita, bagaimana


sedangkan guru mengawasi, membimbing, sebuah cerita dirangkai dari awal hingga akhir.
bila perlu menegur sekiranya ada siswa yang Berdasarkan bagaimana sebuah cerita diakhiri
kurang mentaati tata tertib. (ending cerita), plot dibedakan menjadi plot
d. Pembuatan laporan. terbuka, plot tertutup, plot lembut, dan plot
Siswa mengadakan diskusi mengenai segala ledakan (Atmowiloto, 2010: 30—32).
hal hasil karyawisata, menyusun laporan atau Berdasarkan waktu pengisahan, alur atau plot
paper yang memuat kesimpulan yang dibedakan menjadi alur maju, alur mundur
diperoleh. Hasil kegiatan karyawisata ditulis (flash back), dan alur campuran. Dalam alur
dalam bentuk laporan yang formatnya telah terdapat rangkaian peristiwa atau lazim
disepakati bersama. disebut tahapan alur yang terdiri dari eksposisi
Menulis Cerpen (pengenalan), konflik, perumitan, klimaks,
Cerpen adalah salah satu jenis prosa antiklimaks, dan penyelesaian.
fiksi, cerita naratif yang ditulis secara singkat d. Latar/Setting.
(Thahar, 2002: 10). Fiksi berarti kisah yang tidak Latar adalah latar belakang cerita. Secara
nyata, tidak benar-benar terjadi. Fiksi adalah fakta umum setting dibedakan menjadi setting
yang terhimpun dalam pengalaman batin seorang tempat (dimana sebuah cerita terjadi), setting
pengarang, lalu dikreasikan kembali dengan waktu (kapan sebuah cerita terjadi), dan
imajinasinya, sehingga menjadi sesuatu yang setting suasana (bagaimana suasana sebuah
hidup dan menjadi suatu kenyataan baru. cerita).
Arswendo menyebut „kenyataan baru‟ itu sebagai e. Sudut Pandang (Point of View/PoV).
realitas imajinatif, kenyataan yang dihasilkan dari Sudut pandang adalah bagaimana penulis
imajinasi (Atmowiloto, 2010: 12) menceritakan kisah yang ditulisnya, apakah
Unsur-unsur cerpen meliputi: menggunakan sudut pandang orang pertama
a. Tema. (aku, saya), menggunakan sudut pandang
Tema adalah dasar cerita, suatu konsep, ide, orang kedua (kamu, kau), atau menggunakan
atau gagasan yang menjadi dasar sudut pandang orang ketiga (penulis berada
diciptakannya sebuah cerpen. Dengan kata diluar cerita dan biasanya bertindak „serba
lain, tema adalah roh atau jiwa cerita. tahu‟).
(Rampan, 2003: 94) f. Gaya Bahasa.
b. Tokoh dan Penokohan. Gaya bahasa adalah kemampuan pengarang
Tokoh dalam cerpen adalah pelaku cerita. menggunakan suatu bahasa untuk
Tokoh dan penokohan merupakan cara mengungkapkan ceritanya. Di samping
seorang penulis cerita untuk mendeskripsikan sebagai tanda seorang pengarang, gaya
tokoh yang diciptakannya. tertentu mampu menyedot perhatian pembaca
c. Alur/Plot. untuk terus membaca.
g. Pesan/Amanat.

48
Dian Lufia Rahmawati, Penerapan Metode Karyawisata Dalam Pembelajaran Menulis Karya Sastra

Pesan dalam cerpen adalah nilai-nilai berkaitan dengan tokoh cerita. Pertanyaan
kehidupan yang disampaikan penulis, seperti tersebut yaitu siapa mereka dan apa yang
nilai moral, nilai agama, dan sebagainya. Ada terjadi pada mereka? Jawaban pertanyaan ini
beberapa catatan yang harus diperhatikan akan membantu proses pengembangan cerita
dalam menyisipkan pesan moral. (Bird, 2001: 91).
f. Menentukan judul.
Secara umum, langkah-langkah menulis cerpen
Judul cerpen biasanya ditulis secara singkat
adalah sebagai berikut.
(tidak lebih dari lima kata). Judul yang baik
a. Menentukan Tema.
adalah yang bisa menarik perhatian pembaca,
Ide untuk pengembangan tema cerpen yang
unik, membuat pembaca penasaran (terkesan
akan ditulis bisa digali dari fakta/realita sehari-
bombastis).
hari (seperti pengalaman pribadi, cerita teman,
dan buku harian), imajinasi (seperti khayalan Metode Karya Wisata pada Pembelajaran
dan mimpi), atau perpaduan antara fakta dan Menulis Cerpen
imajinasi (seperti buku fiksi dan film). Modal dasar untuk menulis fiksi, termasuk
b. Menentukan tokoh dan penokohannya. cerpen, adalah kepekaan, kreativitas, dan daya
Dalam proses ini, penulis menentukan siapa imajinasi (Bird, 2001: 39). Kepekaan melihat
tokoh protagonis dan antagonisnya, lalu fenomena atau realitas akan memunculkan ide
mendeskripsikan seperti apa ciri fisik dan yang tak terduga. Dengan menghayati
watak khasnya. pengalaman, seseorang akan lebih mudah
c. Menyusun kerangka karangan (outline). menuangkap ide untuk menulis. Metode
Menyusun outline bisa dimulai dengan karyawisata diharapkan akan memberikan
membuat peta pikiran (mind mapping), lalu rangsangan kepada peserta didik untuk menggali
mengembangkannya menjadi kerangka utuh. ide dan berproses kreatif dalam menulis cerpen
Outline sangat berguna untuk mengingatkan dan puisi melalui ketertarikannya pada alam
apa yang ingin ditulis dan memudahkan sekitar.
penulis untuk mengedit hasil tulisan. Pelaksanaan metode karyawisata dalam
d. Menulis ringkasan cerita/sinopsis/garis besar kaitannya dengan pembelajaran menulis cerpen
cerita. mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Garis besar cerita berisi poin-poin peristiwa a. Siswa diajak ke lokasi yang menarik, misalnya
penting yang akan terjadi dalam cerita. taman kota.
e. Menjabarkan sinopsis menjadi cerita yang b. Siswa dibagi dalam kelompok kecil dengan
lengkap. jumlah anggota kurang lebih 5 orang.
Proses ini adalah proses utama yang akan c. Guru menjelaskan pengertian cerpen, unsur-
menentukan keberhasilan sebuah cerpen. Ada unsur cerpen dan langkah-langkah menulis
dua pertanyaan penting yang akan membantu cerpen.
penulis cerpen untuk mengembangkan d. Masing-masing kelompok diberi tugas untuk
sinopsis yang telah dibuat. Pertanyaan ini mengamati fenomena alam atau peristiwa

49
Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 1, Desember 2013, Hal 43 - 51

tertentu pada suatu tempat. dalam rangka pembelajaran menulis sastra,


e. Masing-masing siswa dalam kelompok diberi khususnya cerpen, adalah metode karyawisata.
tugas untuk mengamati salah satu objek yang Tujuannya adalah agar peserta didik dapat
menarik minat dan menjadi fokus perhatian, mengamati secara langsung dan menghayati
boleh manusia, hewan, tumbuhan atau benda. fenomena yang ada di sekelilingnya, sehingga
f. Siswa diberi tugas untuk menulis cerpen merangsang pemunculan ide dan kreativitas
sesuai dengan fokus perhatian mereka dengan dalam belajar menulis cerpen. Metode
catatan sebagai berikut: karyawisata dilaksanakan secara bersama-sama
1) Tokoh cerpen yang ditulis adalah salah dalam suasana menyenangkan, sehingga siswa
sat objek yang menjadi fokus perhatian. dapat mengembangkan karakter dalam pergaulan
2) Sudut pandang bebas (orang pertama, sekaligus memperoleh rasa puas dalam belajar.
kedua atau ketiga).
3) Setting adalah situasi lingkungan sekitar DAFTAR PUSTAKA
objek yang dipilih. Atmowiloto, Arswendo. 2010. Mengarang Itu
Gampang. Jakarta: Gramedia.
4) Alur/plot bebas.
5) Mengacu pada langkah-langkah menulis Bird, Carmel. 2001. Menulis Dengan Emosi:
Panduan Empatik Mengarang Fiksi—
cerpen.
terjemahan Eva Y. Nukman (dari The
g. Siswa mendiskusikan hasil penulisan Classic Guide to Writing Fiction).
Bandung: Kaifa.
cerpennya di dalam kelompok masing-masing,
kemudian memperbaiki penulisannya. Delsajoesafira. 2012. “Metode Karyawisata”.
http://delsajoesafira.blogspot.com/
h. Masing-masing kelompok mempresentasikan
diakses pada tanggal 16 Maret 2012.
hasil cerpen yang dianggap terbaik.
Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi PAIKEM
i. Siswa mengaprsiasi cerpen dengan metode
dari Behavioristik sampai Konstruktivistik:
diskusi kelompok yang dipandu oleh guru Sebuah Pengembangan Pembelajaran
Berbasis CTL (Contextual Teaching &
untuk merumuskan hal-hal yang diperlukan
Learning). Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
untuk memperbaiki hasil penulisan cerpen.
Makalah “Metode Karyawisata: Pendekatan
j. Siswa memperbaiki penulisan cerpen.
dalam Pembelajaran di Sekolah”. 2012.
k. Siswa kembali ke sekolah dan membuat http://www.scribd.com/ diakses tanggal 16
Maret 2012.
laporan hasil karyawisata.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam
Pembelajaran Bahasa dan Sastra.
KESIMPULAN
Yogyakarta: BPFE
Pengembangan pembelajaran sastra
Rampan, Korrie Layun. 2003. Teknik Menulis
dapat dilakukan dengan cara belajar dari proses
Cerita Anak. Yogyakarta: Pink Books.
kreatif yang telah dilalui para sastrawan dalam
Thahar, Harris Effendi. 2002. Kiat Menulis Cerita
menciptakan karya sastra dan mengacu pada
Pendek. Bandung: Angkasa.
metode pembelajaran sastra yang kreatif dan
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori
inovatif. Salah satu metode yang dapat digunakan
Sastra. Jakarta: PT Grasindo.

50
Dian Lufia Rahmawati, Penerapan Metode Karyawisata Dalam Pembelajaran Menulis Karya Sastra

Siswanto, Wahyudi. Tanpa Tahun. “Makalah


Model Pembelajaran Menulis Puisi”.
Jakarta: PT Grasindo

Sudjana, Nana. 1999. Penelitian Pendidikan.


Jakarta: Rineka Cipta.

Waluyo, Heman J. 1995. Teori dan Presiasi Puisi.


Jakarta: Penerbit Erlangga.

51

Anda mungkin juga menyukai