2 Pemimpin Dalam
Pengelolaan Sumber Daya
October 12, 2021
| No Comments
Dalam mengelola aset yang ada di sekolah maka seorang Pemimpin pembelajaran harus mampu
memetakan 7 aset sumber daya di sekolah yang terdiri atas aset manusia, aset sosial, fisik,
finansial, politik, lingkungan dan agama budaya.
Dengan pemetaan yang dilakukan maka kita bisa memaksimalkan potensi aset yang ada dengan
berpedoman pada prinsip asset based thinking atau berpikir berbasis aset sehingga bisa
menghasilkan potensi yang maksimal.
Untuk bisa memberdayakan aset yang ada, maka seorang pemimpin pembelajaran harus
melakukan manajemen perubahan menggunakan pendekatan inkuiri Apresiatif model BAGJA
atau 5D untuk menginisiasi sebuah perubahan positif berdasar aset yang ada.
Dalam aksi nyata Modul 3.2 kali ini saya melakukan pemetaan terhadap seluruh aset sekolah dan
berdasarkan aset tersebut saya mencoba merancang sebuah perubahan yang bertujuan
mengembangkan kepemimpinan murid di kelas dengan mendorong terwujudnya kelas yang
nyaman, yang selaras dengan program peduli lingkungan dan program Adiwiyata di sekolah.
A. Latar belakang
Sumber daya atau aset adalah hal yang sangat mendukung kemajuan sekolah, untuk itu saya
sebagai guru harus bisa memetakan dan mengelola aset sekolah menggunakan pendekatan IA
model BAGJA untuk menginisiasi perubahan , sehingga saya bisa memaksimalkan pemanfaatan
aset guna mendukung pembelajaran di kelas.
Ruang kelas adalah ruang yang sangat berharga bagi murid karena dalam ruangan inilah potensi
anak, wellbeing anak akan terbentuk. lingkungan fisik yaitu ruang kelas adalah aset berharga
yang menjadi modal utama yang mendukung proses pembelajaran yang menyenangkan. Ruang
kelas ibaratnya adalah komponen abiotik yang mendukung atau mempengaruhi komponen biotik
yaitu dalam hal ini siswa dan guru.
Mengingat pentingnya dan berharga ruang kelas bagi siswa yang secara langsung berdampak
pada pembelajaran dan juga perkembangan wellbeing anak-anak maka sayapun ingin
menginisiasi sebuah perubahan di ruang kelas dengan berpedoman pada prinsip murid sebagai
agent of change.
Sehingga saya ingin siswa merasa peduli dengan lingkungan kelasnya dan menjadi agen
perubahan bagi lingkungan kelas yang bisa membuat mereka nyaman dan siswa pun bisa
mewujudkan impian mereka tentang kelas impian mereka. Selama ini praktik yang saya lakukan
keliru, sebagai guru saya sendirilah yang memiliki ide-ide untuk kelas saya, dan sayapun terbiasa
memberi tugas tugas dalam mendesain kelas tanpa saya menanyakan keinginan siswa saya.
sehingga ketika saya mempelajari modul 3.2 sayapun tersadarkan bahwa saya harus merubah pola
pikir dan metode saya. Sehingga sayapun tergerak melakukan program sederhana ini dengan
memulainya dari kelas saya sendiri atau kepada kelas yang menjadi binaan saya. Tentu saja
dengan menggunakan model atau tahapan BAGJA dengan melibatkan murid untuk mendorong
kepemimpinan dalam dirinya. Sehingga perubahan itu adalah dari murid oleh murid dan untuk
murid.
B. Tujuan
Pemetaan dan pengelolaan asset atau sumber daya dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas , meningkatkan minat belajar, menjadikan siswa senang dan bahagia
belajar atau mewujudkan “well-being” siswa. Program ini juga bertujuan mewujudkan
kepemimpinan murid dengan melibatkan siswa dalam mengorganisir perubahan tersebut.
Sehingga harapannya tentunya hal tersebut akan berdampak pada peningkatan kualitas
pendidikan secara umum.
C. Tolok Ukur
Tolak ukur dari inisiasi perubahan adalah tercapainya suasana kelas yang nyaman dan
menyenangkan, tercapainya kualitas pembelajaran yang lebih berkualitas, siswa senang dan
bahagia belajar.
d. Dukungan yang dibutuhkan
Untuk melakasanakan aksi nyata diperlukan kolaborasi semua pihak di sekolah, sehingga saya
memerlukan bantuan pemangku kepentingan di sekolah seperti; kepala sekolah
-rekan sejawa, staf TU, siswa. orangtua dan juga dukungan sarana dan prasarana pendukung.
e. Linimasa tindakan yang akan dilakukan
Untukmelaksanakan aksi nyata saya menyusun prosedur BAGJA pada modul 1.2
1. Buat Pertanyaan: Meminta murid untuk menggali cita-cita dan harapan tentang kelas
impian mereka dengan menginventarisir potensi dan kekuatan, contohnya: Apa yang bisa
kita lakukan untuk membuat kelas lebih menyenangkan? Bagaimana mewujudkan kelas
yang nyama dan menyenangkan
2. Ambil Pelajaran: Mengidentifikasi hal-hal yang diinginkan, contohnya: apa pengalaman
menyenangkan yang pernah siswa alami
3. Gali Mimpi: menanyakan ke siswa , menanyakan pendapat setiap angota kelas tentang
pendapat dan perasaan mereka tentang impian kelas yang nyaman dan menyenangkan,
contohnya:Seperti apa kelas yang menyenangkan? bagaimana perasaan kelas yang
nyaman dan menyenangkan
4. Jabarkan Rencana : membuat capaian yang realistis, misalnya Apa langkah-langkah untuk
menyiapkan kelas yang nyaman dan menyenangkan? Bagaimana pengaturan kelas agar
tetap nyaman dan menyenangkan
5. Atur Eksekusi atau Deliver: menyusun tim kerja, misalnya siapa saja yang terlibat dan
apa saja peran masing-masing murid ?
ceritakan dan tuliskan pengalaman atau kegiatan Siswa dan guru sudah menyusun k
A-mbil Pelajaran baik, prestasi yang pernah terjadi yang murid-murid sangat antusias dan ju
berhubungan dengan kepemimpinan murid dalam Setiap pagi murid murid saya mela
mewujudkan kelas yang nyaman dan kebersihan halaman yang menjadi
menyenangkan tanggungjawabnya dengan inisiatif
tanpa disuruh
Tabel BAGJA
Feeling atau Perasaan
Perasaan yang dirasakan saat melaksanakan aksi nyata adalah optimis dan juga bersemangat,
karena memiliki harapan besar kepada murid-murid untuk melakukan perubahan-perubahan
sesuai impian mereka.
Saya juga merasa sangat antusias dan juga tertantang untuk menentukan langkah-langkah apa
yang selanjutnya akan saya lakukan dalam mendorong kepemimpinan murid-murid saya dalam
mendesain kelas yang mereka impikan.
Pembelajaran atau Finding
Dalam aksi nyata kali ini hal yang menjadi pembelajaran berharga adalah bahwa sejatinya sebuah
perubahan haruslah dimulai dengan siswa, oleh siswa dan untuk siswa karena sejatinya tugas kita
sebagai pendidik adalah menuntun, memfasilitasi anak didik agar mereka mendapatkan hal yang
bermanfaat untuk bekalnya dalam hidup bermasyarakat. Adalah sebuah praktek yang keliru
ketika sebuah program di buat guru tanpa melibatkan anak didik dalam semua prosesnya baik itu
perencanaan, penerapan hingga evaluasinya.
Selain itu sebagai guru, maka sangat penting untuk mengubah mindset atau sudut pandang kita
dalam melihat aset atau sumberdaya di sekolah ke arah pemikiran positif, ke sistem berpikir
berbasis aset atau asset based thinking untuk bisa mengelola aset yang ada untuk kemajuan
sekolah dengan lebih optimal.
Penerapan ke depan atau Future
Ke depannya saya berharap suasana kebatinan atau perasaan dan pikiran positif dalam
melaksanakan aksi nyata pengelolaan aset sekolah ini bisa saya terapkan secara konsisten dalam
membuat sebuah perubahan di sekolah.
Maka sebagai seorang guru, maka saya harus memetakan 7 aset atau sumber daya yang ada di
sekolah dan mengelola aset atau sumberdaya yang ada untuk kepentingan pembelajaran yang
berdampak pada murid.
Hal yang tidak kalah penting adalah mengubah pola pikir yang cenderung negatif, berbasis
kekurangan, dan kelemahan ke arah pola pikir positif yang berbasis pada kekuatan, fokus pada
aset atau modal yang dimiliki atau kekuatan, karena dengan fokus pada kekuatan akan membuka
peluang- peluang dan harapan- harapan serta jalan untuk mencapai impian.
Dokumentasi Kegiatan
Kolaborasi dengan rekan sejawat
Komunikasi dengan siswa untuk tahapan BAGJA
Eksekusi rencana kegiatan
pojok baca yang mendukung kelas yang menyenangkan
Kegiatan literasi siswa di kelas hasil kreasi siswa