Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN IPTEKS

Suatu Kecenderungan Penelitian Teknologi Pendidikan di masa yang akan datang

Danny Ivanno Ritonga

Abstrak
Penelitian kuantitatif hanya mampu menjelaskan hal-hal yang nampak dan dapat diamati atau diukur.
Penelitian seperti ini lebih bersifat superfacial, artinya peneliti lebih melihat hal yang nampak dan dapat
diukur perubahannya dan tidak melihat lebih jauh fenomena mendasar tentang akar permasalahan
penelitian. Ini akhirnya menjadi titik lemah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif hanya mampu
menjelaskan hal-hal yang nampak dan dapat diamati atau diukur. Penelitian kualitatif telah berhasil
“mendalami” persoalan sekaligus mampu menawarkan solusi atas kasus tertentu. Penelitian dalam bidang
Teknologi Pendidikan juga memperlihatkan saling pisah. Artinya, penelitian-penelitian yang dilakukan oleh
para teknolog pendidikan tidak saling berhubungan satu sama lain. Sebagai gambaran, selama ini masih
belum ada data berapa banyak penelitian sejenis yang dilakukan oleh para mahasiswa pascasarjana
Teknologi Pendidikan yang ada di Indonesia. Hasil penelitian yang dikompilasi masih sulit dijadikan pijakan
untuk memperkuat dukungan teori tertentu karena antara penelitian yang satu dengan yang lain tidak
saling berkaitan. Selama ini penekanan-penekanan bidang penelitian banyak dilakukan pada domain
desain, pengembangan atau implementasi

Kata Kunci : Penelitian Teknologi Pendidikan, Isu-isu Pengembangan Penelitian Teknologi Pendidikan Di
Masa Depan.

I.PENDAHULUAN penelitian. Kemudian, bagaimana kaitan media


Selama ini penelitian bidang Teknologi dalam pembelajaran dan kaitan antara teori-
Pendidikan dipandang sebagai suatu bidang teori tersebut dengan model atau rancangan
yang kajiannya memfokuskan pada inovasi dan pembelajaran.
teknologi atau media yang berupa produk. Selama ini menurut pengamatan
Mengingat perhatiannya hanya pada bidang penulis, hasil-hasil penelitian dalam bidang
tersebutm, penelitian Teknologi Pendidikan Teknologi Pendidikan, baik yang dilakukan oleh
terasa kering dan kurang mendapat dukungan. para peneliti dan praktisi dan termasuk
Hal ini disebabkan oleh kurang dipahaminya mahasiswa baik jenjang S2 dan S3 masih berada
metodologi penelitian yang digunakan terutama pada tataran desain dan pengembangan (jika
yang berkenaan dengan tipe atau model dilihat dari kacamata domain Teknologi
rancangan penelitian yang dipilih. Pada awal Pendidikan 1994). Metodologi penelitian yang
perkembangannya, bidang Teknologi Pendidikan diterapkan belum sepenuhnya mengoptimalkan
ini memusatkan perhatiannya pada media, tipe kategori metode penelitian yang ada.
sehingga penelitian-penelitian yang dilakukan Wawasan para teknolog pendidikan dalam
hanya berkisar pada media, mulai dari media bidang penelitian Teknologi Pendidikan sudah
sederhana hingga yang berbasis mesin, seperti saatnya berkembang ke arah wariasi tipe
radio, televisi, dan bentuk-bentuk teknologi metodologi yang lebih luas. Itulah sebabnya,
baru. Pusat kajian para peneliti berkaitan pada kesempatan ini perlu lebih diarahkan pada
dengan efektivitas penggunaan media kecenderungan penelitian bidang Teknologi
pembelajaran. Seiring dengan perkembangan Pendidikan di masa yang akan datang, agar
teori-teori belajar yang diaplikasikan dalam bidang garapan penelitian semakin kaya dan
pembelajaran, tolehan peneliti juga diarahkan berkembang.
pada teori-teori tersebut sebagai objek
JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 78 Tahun XX Desember 2014 12
PENERAPAN IPTEKS

Pembahasan dan Metode (AECT, 1977). Konsepsi ini telah memberikan


Perubahan Paradigma Teknologi Pendidikan. kontribusi dalam bidang Teknologi Pendidikan.
Sebagaimana dikemukakan di atas, Perubahan kemudian terjadi ketika
bidang garapan Teknologi Pendidikan masih paradigma Teknologi Pendidikan tahun 1994,
berkisar pada produk media dan kaitannya yang mendefinisikan teknologi pembelajaran
dengan teori-teori belajar. Setidaknya sebagai teori dan praktek merancang,
penelitian-penelitian tentang perbandingan mengembangkan, memanfaatkan, mengelola,
media yang sangat banyak dilakukan telah dan mengevaluasi proses-proses dan sumber-
berkembang sejalan dengan aplikasi teori sumber untuk belajar (Seels & Richey, 1994).
behavioristik, kemudian merambah ke arah Secara lebih lengkap kawasan atau domain yang
perspektif media dan kognitif dan terakhir ke mengkaitkan antara teori dan riset dalam
paradigma konstruktivistik. Perubahan Teknologi Pendidikan sebagaimana
paradigmatik ini telah memberikan warna dalam diperlihatkan pada gambar 1.

bidang penelitian Teknologi Pendidikan ke


depan. 1. Permasalahan Dalam Penelitian
Paradigma Teknologi Pendidikan 1977, Teknologi Pendidikan
telah memberi warna kajian Teknologi Perhatian terhadap permasalahan
Pendidikan sebagai bidang garapan teori, penelitian dalam bidang Teknologi Pendidikan
praktek, kelembagaan dan sumber belajar. telah mengundang para ilmuwan dan teknolog
Teknologi Pendidikan adalah sebuah proses pendidikan beberapa dekade, tetapi
yang kompleks, terpadu yang melibatkan orang, permasalahan tersebut masih terus muncul.
prosedur, ide, peralatan, dan organisasi, untuk Reeves (2000) mengidentifikasi ada tiga masalah
menganalisis masalah dan merencanakan, penting dalam penelitian Teknologi Pendidikan.
mengimplementasikan, mengevaluasi dan Ketiga masalah itu sebagai berikut. Pertama,
mengelola pemecahan masalah-masalah dalam masih adanya kesalahpahaman diantara para
yang melibatkan seluruh aspek belajar manusia teknolog pendidikan tentang perbedaan antara

JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 78 Tahun XX Desember 2014 13


PENERAPAN IPTEKS

penelitian dasar dan terapan (basic and applied diletakkan dalam matriks tersebut tergantung
research). Kedua, kualitas hasil penelitian dalam apakah peneliti berupaya mencari pemahaman
bidang Teknologi Pendidikan yang ada pada mendasar (fundamental) atau tidak, dan juga
umumnya masih belum begitu banyak. Ketiga, sebaliknya, apakah peneliti memiliki perhatian
sintesis hasil-hasil penelitian dalam bidang pada penggunaan praktis hasil-hasil penelitian
Teknologi Pendidikan, misalnya kajian literatur penelitian atau tidak. Matriks penelitian
dan meta-analisis masih belum memberikan disajikan sebagaimana tertera pada gambar 2 di
informasi yang kurang memadai kepada para bawah ini.
praktisi.

2. Penelitian Dasar Dan Terapan


Sebagian besar para teknolog
pendidikan, seperti hal para pendidik pada
umum, masih menganut pandangan tradisional
tentang dikotomi penelitian dasar dan terapan.
Penelitian dasar, yaitu penelitian yang ditujukan
untuk mengembangkan atau memperdalam
bidang ilmu tersebut. Penelitian terapan adalah
penelitian yang diarahkan untuk memecahkan
masalah-masalah kontekstual yang dihadapi
oleh seseorang individu, kelompok, atau Gambar 2. Kuadran Pasteur: Matrik
lembaga pada umumnya. Para peneliti termasuk Kategori Tipe Penelitian
teknolog nampaknya masih berkomitmen
terhadap penelitian dasar, tanpa Berdasarkan matriks tersebut, pada
memperhatikan apakah penelitian itu memiliki kuadrant 1 hasil penelitian Bohr (ahli fisika),
nilai praktis, dan mungkin karena mereka masih berusaha menemukan pengetahuan murni
memandang bahwa penelitian dasar kelihatan tentang struktur atom tanpa memperhatikan
lebih ilmiah. Atau, mereka (parapenerapan praktisnya. Yang dipentingkan dalam
peneliti/teknolog pendidikan) berkeyakinan penelitian ini adalah pengembangan untuk
bahwa peran seseorang adalah untuk bidang ilmu tersebut. Pada kuadrant 2, Louis
menjelaskan bagaimana menerapkan temuan- Pasteur berupaya menemukan pengetahuan
temuan penelitian dasar. Namun demikian, dasar dalam konteks untuk memecahkan
sebagian para peneliti dan teknolog pendidikan masalah-masalah praktis. Penelitian yang
lain berpandangan bahwa nilai penelitian dasar dilakukan oleh Pasteur ini disebut sebagai “use
masih terbatas dan perlunya memiliki arah serta inspired basic research”. Selanjutnya, Stokes
implikasi yang jelas. menyatakan bahwa dalam ilmu pengetahuan
Bila direnungkan lebih dalam, kontemporer, perkembangan teknologi baru
penelitian dasar dan terapan ini memang sangat seringkali memungkinkan kemajuan tipe
dikotomis. Artinya kedua penelitian itu secara penelitian baru. Misalnya, pengembangan
terpisah memiliki tujuan masing-masing, tanpa komputer dan perangkat lunak analisis data
melihat bagaimana apabila kedua penelitian itu yang canggih mengarah pada perkembangan
dipertemukan. Oleh karenanya, Stokes (1997) model komputasi sebagai suatu pendekatan
dalam bukunya berjudul “Pasteur Quadrant: yang dapat dilakukan terhadap penelitian
Basic Science and Technological Innovation“, ilmiah. Kuadran 3, memperlihatkan hasil
menyajikan dalam bentuk suatu matriks penelitian yang dilakukan oleh Thomas Edison,
penelitian. Dalam hal ini suatu agenda penelitian berupaya untuk menemukan masalah-masalah
praktis melalui pengembangan teknologi
JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 78 Tahun XX Desember 2014 14
PENERAPAN IPTEKS

inovatif. Pada kuadran 4, yaitu kuadran kosong, permasalahan penelitian. Ini akhirnya menjadi
menurut Stokes penelitian diarahkan pada titik lemah penelitian kuantitatif. Penelitian
apakah untuk keperluan memperdalam kuantitatif hanya mampu menjelaskan hal-hal
pengetahuan atau tidak mempertimbangkan yang nampak dan dapat diamati atau diukur.
kegunaannya, maka kuadran ini dapat diisi Penelitian kualitatif telah berhasil “mendalami”
penelitian yang dilakukan oleh para teknolog persoalan sekaligus mampu menawarkan solusi
pendidikan atau penelitian pendidikan lainnya. atas kasus tertentu.

3. Kualitas Penelitian Teknologi 4. Sintesis Penelitian Yang Masih Lemah


Pendidikan Penelitian sejenis dalam bidang
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian Teknologi Pendidikan masih relatif sedikit. Ini
peneliti Teknologi Pendidikan ada yang berbeda dengan penelitian-penelitian bidang
mengadopsi metodologi penelitian kualitatif lainnya seperti dalam psikologi, dalam bidang
atau gabungan antara kuantitatif dan kualitatif, pengukuran, dalam bidang eksakta dan
tetapi pendekatan kuantitatif masih lebih sebagainya. Penelitian dalam bidang Teknologi
mendominasi kajian penelitian (Reeves, 1995). Pendidikan juga memperlihatkan saling pisah.
Secara umum penelitian dalam bidang Teknologi Artinya, penelitian-penelitian yang dilakukan
Pendidikan masih lebih berorientasi pada olah oleh para teknolog pendidikan tidak saling
angka (kuantitatif) daripada olah kata berhubungan satu sama lain. Sebagai gambaran,
(kualitatif). Penelitian tentang pengukuran selama ini masih belum ada data berapa banyak
efektivitas menjadi penciri.pendekatan penelitian sejenis yang dilakukan oleh para
kuantitatif masih lebih banyak dijumpai dalam mahasiswa pascasarjana Teknologi Pendidikan
penelitian Teknologi Pendidikan. Misalnya, yang ada di Indonesia. Hasil penelitian yang
penelitian eksperimen yang mencoba dikompilasi masih sulit dijadikan pijakan untuk
membandingkan antara kelompok subjek yang memperkuat dukungan teori tertentu karena
dibelajarkan melalui bantuan komputer dan antara penelitian yang satu dengan yang lain
kelompok subjek yang dibelajarkan tanpa tidak saling berkaitan. Inilah salah satu
bantuan komputer. Dari sisi hasil diperoleh penyebab lemahnya penelitian yang dilakukan
bahwa kelompok subjek yang dibelajarkan oleh mahasiswa. Apabila dilakukan meta-analisis
melalui komputer lebih unggul dalam terhadap hasil penelitian tertentu belum
kemampuan menyelesaikan tugas. memadai.
Namun demikian, peneliti tidak dapat
memberikan penjelasan lebih jauh mengapa 5. Metode Penelitian Teknologi
mereka lebih unggul. Penelitian seperti ini lebih Pendidikan
bersifat superfacial, artinya peneliti lebih Metode penelitian dibedakan sesuai
melihat hal yang nampak dan dapat diukur dengan permasalahan dan tujuan penelitian.
perubahannya dan tidak melihat lebih jauh Sesuai dengan permasalahan dan tujuan
fenomena mendasar tentang akar permasalahan penelitian, metode dipilah menjadi metode
penelitian. Ini akhirnya menjadi titik lemah kuantitatif dan kualitatif. Dengan demikian,
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif seseorang peneliti yang mengidentifikasi dirinya
hanya mampu menjelaskan hal-hal yang nampak sebagai peneliti kuantitatif atau kualitatif adalah
dan dapat diamati atau diukur. Penelitian salah kaprah. Metode penelitian hanyalah
seperti ini lebih bersifat superfacial, artinya sebuah alat, dan alat tersebut harus dipilih
peneliti lebih melihat hal yang nampak dan sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang
dapat diukur perubahannya dan tidak melihat jelas. Secara garis besar, pengelompokan
lebih jauh fenomena mendasar tentang akar metode penelitian dibedakan menurut kategori

JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 78 Tahun XX Desember 2014 15


PENERAPAN IPTEKS

tipe metode penelitian, yang disebut taksonomi, menghitung frekuensi dan meta-
menjadi enam kategori. Keenam kategori analisis.
tersebut seperti terlihat pada tabel berikut ini.
Metode Pendekatan-pendekatan penelitian
Tabel. Kategori Metode Penelitian gabungan yang menggabungkan metode-
Yang Dipakai Oleh Teknolog metode yang biasanya kuantitatif
KATEGORI DESKRIPSI dan kualitatif. Untuk melakukan
triangulasi temuan-temuan.
Kuantitatif Eksperimen, kuasi eksperimen,
Misalnya, rancangan prates, pasca
korelasional, dan metode-metode
tes diintegrasikan dengan hasil
lain yang mencakup pengumpulan
observasi.
data kuantitatif dan cara
analisisnya menggunakan statistik:
analisis varian, uji t, regresi, dan
sebagainya. Misal, uji t untuk 6. Penelitian Pengembangan Sebagai
menguji apakah hasil belajar siswa “Use Inspired Basic Research” Dalam
yang dibelajarkan melalui Teknologi Pendidikan
multimedia berbeda dengan yang Selama ini penekanan-penekanan
belajar melalui buku teks. bidang penelitian banyak dilakukan pada
domain desain, pengembangan atau
Kualitatif Observasi, studi kasus, wawancara,
implementasi. Dalam domain desain, judul
dan metode-metode lain yang
penelitian berlabel seperti “Pengaruh
melibatkan pengumpulan data
Metode/Strategi X terhadap Y …”, dalam domain
secara kualitatif dan cara
pengembangan, penelitian berlabel
analisisnya menggunakan
“Pengembangan Model …“, atau
eksplanasi data. Misalnya, untuk
“Pengembangan Media/Teknologi ...” dalam
mengetahui secara mendalam
domain implementasi penelitian berjudul
apakah siswa yang belajar melalui
seperti “Penerapan ...”, dan sebagainya.
web benar-benar memperoleh
Berkenaan dengan penelitian pengembangan,
manfaat yang besar.
apabila dikaitkan dengan penelitian dasar dan
Teori Dekonstruksi atau uraian dengan
terapan, pertanyaannya terletak dimana
Kritik teks atau teknologi dan system
penelitian bidang Teknologi Pendidikan ini? Sisi-
yang menyajikannya melalui
sisi lain, memang penelitian yang telah
penelusuran oposisi
dilakukan lebih pada bidang terapan karena
berpasangan, agenda tersembunyi.
berkaitan dengan kepentingan pemecahan
Misalnya, analisis kritis tentang …..
praktis. Khusus penelitian pengembangan agak
Historis Rekonstruksi objektif dan akurat berbeda. Untuk penelitian pengembangan,
masa lalu, sering berkaitan dengan Stokes (1997) menyebutnya sebagai, “use
dipertahankannya suatu hipotesis. inspired basic research”, bukannya sebagai
Misalnya, bahwa pengalaman “pure basic”, atau “applied research”. Istilah
belajar masa lalu memberikan “use inspired basic research“ bagi Teknologi
kontribusi bagi pembentukan Pendidikan adalah nama atau label lain dari
kepribadian anak. “development research (van den Akker, 1999)”,
Kajian Berbagai bentuk atau format atau disebut juga sebagai “design experiment
Literatur sintesis penelitian yang mencakup (Brown, 1992; Collins, 1990; Reeves, 2000)”, dan
analisis dan integrasi bentuk “formative research (Newman, 1990)”.
penelitian lain, misalnya Penelitian tindakan, atau penelitian tindakan
JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 78 Tahun XX Desember 2014 16
PENERAPAN IPTEKS

kelas (action research) menurut penulis bisa  Jelaskan prinsip-prinsip rancangan


dikategorikan ke dalam istilah tersebut karena secara praktis berdasarkan teoritis
peneliti berupaya merancang atau yang mendasari prototipe pemecahan
mengembangkan sesuatu dan dimaksudkan teknologis, dan lakukan kajian-kajian
untuk keperluan praktis. secara cermat/teliti berdasarkan
Van den Akker (1999) menyatakan prinsip-prinsip, asumsi yang
bahwa metode penelitian pengembangan tidak mendasarinya, implementasinya, dan
perlu dibedakan dengan metode-metode hasil dalam latar nyata;
penelitian lainnya. Walapun demikian, tentu,  Lakukan secara bersama-sama hasil-
ada perbedaan mendasar antara kerangka hasil eksperimen rancangan dengan
filosofis dan tujuannya. Gambar 3 di bawah berbagai cara, yang mencakup
memperlihatkan perbedaan antara penelitian publikasi, masukkan halaman web,
yang dilakukan melalui penelitian empirik dan forum pertemuan, dan lokakarya-
pengembangan. lokakarya; dan
 Kerja keras untuk itu sangat
diharapkan, sabar, tekun dan hadapi
segala tantangan dan mungkin reward
berupa jenjang karir sebagai peneliti
yang diabdikan untuk memberikan
kontribusi demi sesuatu yang lebih
baik.

7. Isu-isu Pengembangan dalam


Gambar 3. Pendekatan Empirik dan Penelitian Teknologi Pendidikan:
Pengembangan dalam Penelitian Teknologi Kecenderungan Penelitian Teknologi
Pendidikan Pendidikan
Agaknya, sangat mengejutkan apa
Keberhasilan penelitian yang dikemukakan oleh Clark (1983) bahwa
pengembangan dapat tersujud manakala para “most current summaries and meta-analyses of
peneliti melibatkan sepenuhnya seluruh sumber media comparison studies clearly suggest that
daya (unsur) yang ingin diajak berkolaborasi. media do not influence learning under any
Oleh sebab itu, para peneliti (teknolog conditions”. Selanjutnya, ia menyatakan bahwa
pendidikan) yang akan melakukan penelitian media hanyalah sebuah alat atau sarana untuk
pengembangan menurut Reeves (2000) perlu menyajikan pembelajaran tetapi tidak
memperhatikan hal-hal sebagai berikut. mempengaruhi prestasi belajar pebelajar sama
 Fokuskan pada masalah-masalah sekali. Pernyataan ini sangat kontradiktif dengan
penting yang berkaitan dengan belajar penelitian-penelitian yang dilakukan oleh
dan unjuk kerja subjek didik; beberapa peneliti yang mencoba mengkaitkan
 Libatkan guru, subjek didik, dan media dengan belajar. Media memang
sejawat untuk berkolaborasi dalam meningkatkan belajar, apakah segi minat subjek
agenda penelitian; didik, motivasi, sikap, dan sebagainya tetapi
 Rancang pemecahan dengan tidak terkait dengan hasil belajar. Ini perlu
menggunakan prototipe teknologi pembuktian yang akurat.
secara cermat sesuai dengan tujuan Sebagaimana kita ketahui, cakupan
khusus pembelajaran, metode, dan atau kawasan penelitian Teknologi Pendidikan
asesmen; (TP) sesuai dengan paradigma 1994, meletakkan

JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 78 Tahun XX Desember 2014 17


PENERAPAN IPTEKS

ke dalam lima domain: desain, pengembangan, Kawasan permasalahan penelitian saat


implementasi, pengelolaan, dan evaluasi. Dalam ini sering ditentukan oleh arus teknologi baru ke
definisi Teknologi Pendidikan 2004 yang dalam praktek pendidikan. Sejarah bidang
menyatakan bahwa, “Educational technology is Teknologi Pendidikan telah mencatat berbagai
the study and ethical practice of facilitating program penelitian yang dimaksudkan untuk
learning and improving performance by menjawab munculnya teknologi baru, yaitu
creating, using, and managing appropriate melalui penyeledikan bagaimana rancangan,
technological processes and resources.” Dalam pengembangan, penggunaan, dan pengelolaan
istilah kajian memuat pemahaman teoritik dan produk teknologi baru yang paling baik.
praktek tentang teknologi pendidikan, menuntut Bagaimana pun, saat ini, program-program
konstruksi dan penyempurnaan yang penelitian dalam bidang Teknologi Pendidikan
dilakukakan secara terus menerus melalui upaya telah dipengaruhi oleh perkembangan dan
penelitian dan prakteks secara reflektif. Artinya, perubahan posisi teoritik, manajemen informasi,
kajian tersebut merujuk pada pengumpulan dan bidang-bidang lainnya yang saling berkaitan.
data atau informasi dan analisis yang tidak Misalnya, cakra pandang teori belajar kognitif
hanya melalui konsep penelitian tradisional. dan konstruktivistik secara teoritik telah
Artinya, penelitian tidak hanya melalui mengubah penekanan dalam bidang dari
kuantitatif dan kualitatif saja tetapi juga pengajaran ke belajar. Perubahan kerangka
melibatkan bentuk-bentuk analisis yang lain teoritik ini telah mengubah orientasi bidang
misalnya, analisis inkuiri seperti analisis teoritik secara dramatis, dari bidang yang didorong oleh
dan filosofis, investigasi historis, proyek rancangan pembelajaran ke arah penyajian
pengembangan, analisis kesalahan, analisis melalui berbagai format dalam suatu bidang
sistem, dan evaluasi. yang diarahkan untuk menciptakan lingkungan
Penelitian dapat dilakukan belajar, dimana pebelajar dapat melakukan
berdasarkan variasi konstruk metodologi eksplorasi sendiri, atau mungkin dibantu melalui
maupun konstruk teori-teori lainnya. Penelitian dukungan elektronik agar mencapai
dalam Teknologi Pendidikan, sebagaimana pemahaman bermakna. Tekanan penelitian
dikemukakan di depan, telah berkembang mulai telah berubah ke arah pengamatan partisipasi
dari upaya penelitian yang mencoba mencari aktif pebelajar dan konstruksi alur belajarnya
pembuktian bahwa media dan teknologi adalah sendiri. Atau dengan kata lain, perhatian tidak
arah yang efektif bagi pembelajaran menuju ke lagi diletakkan pada rancangan preskripsi
arah penelitian yang diformulasikan untuk pem,belajaran secara rutin melain diarahkan
mengkaji aplikasi proses dan teknologi yang pada rancangan lingkungan untuk
memadai untuk meningkatkan belajar. mempermudah belajar.
Pentingnya arah penelitian baru dalam Pada masa mendatang fokus
Teknologi Pendidikan adalah penggunaan penelitian tidak lagi berkisar pada penggunaan
lingkungan autentik dan pandangan-pandangan teknologi sebagai sarana penyajian atau metode
atau pengaruh praktisi dan pemakai serta penyampaian, tetapi lebih dari itu bahwa
peneliti itu sendiri. Penelitian itu sendiri adalah teknologi pembelajaran harus dipandang
proses yang berulang-ulang. Penelitian berusaha sebagai suatu komponen pemecahan masalah-
mencari pemecahan masalah melalui pencarian masalah pendidikan atau pembelajaran, dan
pemecahan, dan pemecahan-pemecahan permasalah penelitian dapat diungkapkan
tersebut diarahkan untuk praktek baru dan juga sedemikian rupa sehingga memiliki kontribusi
permasalah-permasalahan serta pertanyaan metode atau teknologi tersebut dapat dikaji dan
yang muncul. diuji (Roblyer & Knezek, 2003). Lebih jauh,
kedua pakar tersebut mengemukakan bahwa

JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 78 Tahun XX Desember 2014 18


PENERAPAN IPTEKS

penelitian yang mengindikasikan, bahwa: (1) dengan upaya-upaya atau disertai teknologi
metode berbasis teknologi memiliki keuntungan untuk memberikan pemecahan atau solusi
potensial secara khusus dan sangat cocok untuk yang rasional terhadap permasalahan
menjawab jenis permasalahan-permasalahan kompleks; dan
pendidikan tertentu, (2) adanya cara-cara untuk  Melakukan penemuan-penemuan secara
mengimplementasikan metode berbasis cermat dan reflektif untuk menguji dan
teknologi yang siap digunakan secara luas, yang memperbaiki lingkungan belajar yang lebih
mengarah pada peningkatan yang berdampak inovatif maupun untuk merumuskan
pada prestasi, retensi, dan tingkat kepuasan prinsip-prinsip rancangan baru.
subjek didik, (3) adanya tindakan yang diperbuat
demi kemajuan dalam mencapai tujuan utama Penelitian berbasis rancangan sebagai
pendidikan melalui teknologi, dan (4) bagaimana suatu paradigma yang baru muncul dimaksud
kita membentuk dan mengarahkan sumber- untuk melakukan kajian terhadap belajar sesuai
sumber teknologi untuk mencapai tujuan yang dengan konteks nyata melalui sebuah rancangan
diharapkan lebih baik. sistematis dan kajian tentang strategi dan
Penelitian ke depan perlu diarahkan sarana pembelajaran. Ada empat bidang terkait
pada perbaikan (rekonstruksi) sosial, sehingga dengan penelitian berbasis rancangan, yang
pihak yang berkepentingan memiliki kewajiban memberikan harapan baru bagi teknologi dan
untuk membangkitkan semangat para ilmuwan pembelajaran. Keempat hal tersebut
mahasiswa untuk mendedikasikan dirinya sebagai berikut ini, yaitu: (1) melakukan
terhadap penelitian, sehingga mereka mampu eksplorasi berbagai kemungkinan untuk
menunjukkan perbedaan-perbedaan. menciptakan lingkungan belajar dan
Penelitian yang bercirikan “socially responsible pembelajaran baru (eksplorasi), (2)
research”, hanya dapat dicapai melalui mengembangkan teori-teori belajar dan
penelitian yang berorientasi tujuan pembelajaran kontekstual (pengembangan), (3)
pengembangan. Penelitian yang berorientasi mempercepat dan mengkonsolidasikan
tujuan pengembangan, menurut Reeves (2000) pengetahuan rancangan (verifikasi), dan (4)
memiliki dua tujuan ganda, yaitu (1) meningkatkan kapasitas untuk melakukan
mengembangkan pendekatan-pendekatan inovasi pendidikan (capacity building).
kreatif untuk memecahkan masalah Di samping penelitian berbasis
pembelajaran dan belajar manusia, dan rancangan (desain), masih ada kecenderungan
masalah-masalah yang berkenaan dengan unjuk penelitian dalam teknologi pembelajaran, yaitu
kerja yang pada saat yang sama dapat apa yang disebut dengan “grounded design”.
membangun khasanah prinsip-prinsip rancangan Penelitian “grounded design” atau disebut juga,
yang dapat mengarahkan pada upaya-upaya “grounded learning design”, dalam teknologi
pengembangan di masa mendatang. Tujuan- pembelajaran ini adalah suatu penerapan atau
tujuan tersebut di atas, dapat dicapai melalui implementasi proses-proses dan prosedur-
penggunaan penelitian yang berbasis rancangan prosedur secara sistematis yang berakar pada
(desain) atau eksperimen desain. Penelitian teori dan penelitian yang telah pasti
berbasis rancangan ini memiliki ciri-ciri atau (established) dalam belajar manusia (Hannafin,
karakteristik sebagai berikut. Land & Oliver, 1997). Agar dapat
 Menyajikan masalah-masalah dalam dipertimbangkan sebagai sesuatu yang sudah
konteks nyata dan berkolaborasi dengan pasti atau terbukti, sebuah desain harus
para praktisi di lapang; memenuhi empat kondisi. Keempat syarat
 Mengintegrasikan pengetahuan dan tersebut sebagai berikut. Pertama, desain harus
prinsip-prinsip rancangan secara hipotetis didasarkan pada kerangka teoritis yang dapat

JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 78 Tahun XX Desember 2014 19


PENERAPAN IPTEKS

dipercaya atau diandalkan (depensible). dan mengkomunikasikannya. Keberlanjutan ini


Kerangka teoritis itu harus diterima umum, tentu tergantung pada minat peneliti untuk
artinya kerangka teoritis itu diungkapkan secara melakukan proyek penelitiannya di samping
jelas dan berbeda dengan pandangan lain. tersedianya dana untuk melakukan program
Kedua, metodenya harus konsisten dengan penelitian.
hasil-hasil penelitian yang dilakukan untuk Hal ini berarti dengan penambahan
menguji, memvalidasi, atau memperluas teori penggumpal lateks dan arang akan
atas teori-teori yang mendasarinya. menyebabkan konsentrasi zat-zat antioksidan
Dengan demikian, rancangan ini yang terdapat dalam lateks makin kecil karena
(grounded design) mencerminkan terabsorpsi ke dalam serum, disamping itu juga
keterkaitan yang sangat dekat antara disebabkan oleh lipid yang terdapat dalam
pendekatan yang telah diverifikasi secara lateks akan terhidrolisa menghasilkan asam
empirik dan pendekatan yang dilakukan dalam lemak bebas dan terabsorpsi pada karet
suatu sistem belajar tertentu. Lagipula, mengakibatkan naiknya plastisitas retensi indeks
rancangan ini dapat digeneralisasi, artinya (PRI) sehingga mutu karet yang dihasilkan lebih
metode-metode yang digunakan dapat baik (Soewarti, 1975).
diaplikasikan dalam cakupan latar
permasalahan yang luas. Keempat, rancangan III.PENUTUP
ini dan kerangka teori lainnya telah divalidasi Pandangan-pandangan konvensional
secara berulang-ulang melalui yang secara dikotomis memilah metode
implementasi yang terus menerus. Walaupun penelitian ke dalam penelitian kuantitif dan
demikian, bukan berarti penelitian “grounded kualitatif, atau penelitian dasar atau murni dan
leraning design” ini tidak memiliki keterbasan- terapan sudah saatnya diakhiri. Kita perlu segera
keterbasan. Hannafin, Kim & Kim (2004) menoleh bagaimana mengisi sisi-sisi diantara
mengidentifikasi ada tiga kelemahan utama. keduanya. Karena perkembangan ke depan
Ketiganya adalah: (1) kebanyakan perlu mengakomodasikannya kedalam suatu
penelitian yang telah dipublikasikan dan praktek cakupan yang mampu menjangkau kedua
aktualnya bukanlah grounded design sehingga parameter di atas. Pandangan Stokes dan
ini terbatas generalisasinya, (2) aplikasi teori Reeves tentang metode penelitian perlu
jarang sekali diimplementasikan sesuai dengan memperoleh perhatian serius para peneliti saat
praktek, dan (3) keputusan rancangan lebih ini.
sering didasarkan pada intuisi dan pemahaman Kecenderungan penelitian Teknologi
bukan pada bukti empirik. Pendidikan tidak lagi berkiblat hanya pada
Berkenaan dengan bidang penelitian domain-domain yang telah terumuskan dan
ke depan, diperlukan sebuah legalitas paradigma 1994. Definisi Teknologi Pendidikan
kebijakan yang mampu mendorong ke arah 2004 telah memberikan peluang lebih luas lagi
terintegrasikannya teknologi pembelajaran. cakup penelitian yang bisa dilakukan oleh para
Hannafin (dalam Oswald, 2002) menyatakan, peneliti. Itulah sebabnya, kajian demi kajian
bahwa pentingnya menempatkan atau perlu adanya keterkaitan satu sama lain
mengintegrasikan teknologi di sekolah dan supaya ada sintesis yang lebih kokoh dengan
dalam persiapan guru. Selanjutnya, ia demikian Teknologi Pendidikan bukan lagi
menyimpulkan bahwa teknologi dan model- sebagai ilmu yang berdiri sendiri, melainkan
model belajar yang muncul - dalam arti sebagai “metafield (bidang kajian)”.
bagaimana mulai mengkaitkan pandangan-
pandangan yang berbeda-beda tentang
bagaimana seseorang belajar, melakukan kajian

JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 78 Tahun XX Desember 2014 20


PENERAPAN IPTEKS

Daftar Pustaka Oswald, D.F. (2002). A conversation with


Association for Educational Communications Michael J. Hannafin. Educational
and Technology. (1977). Educational Technology, 42(6), 60-63.
technology: Definition and glossary of
terms. Washington, DC: Author. Reeves, T. C. (1995). Questioning the questions
of instructional technology research. In
Brown, A. L. (1992). Design experiments: M. R. Simonson & M. Anderson (Eds.),
Theoretical and methodological Proceedings of the Annual Conference of
challenges increating complex the Association for Educational
interventions in classroom settings. The Communications and Technology,
Journal of the LearningSciences, 2(2), Research and Theory Division (pp. 459-
141-178. 470), Anaheim, CA.

Clark, R. E. (1983). Reconsidering research on Reeves, T.C. (2000). Enhancing the worth of
learning with media. Review of instructional technology research
Educational Research, 53(4), 445-459. through “design experiments” and other
development research strategies. Paper
Collins, A. (1992). Towards a design science of presented at the annual meeting of the
education. In E. Scanlon & T. O’Shea American Educational Research
(Eds.), New directions in educational Association, New Orleans, LA.
technology (pp. 15-22). Berlin: Springer.
Roblyer, M.D. & Knezek, G.A. (2003). New
Hannafin, M.J., Hannafin, K.M., Land, S.M. & millennium research for educational
Oliver, K. (1997). Grounded practice and technology: A call for a national research
the design of constructivist learning agenda. Journal of Research on
environments. Educational Technology Technology in Education, 36(1), 60-71.
Research and Development, 45(3), 101-
117. Seels, B.B. & Richey, R.C. (1994). Instructional
technology: The definition and domains
Hannafin, M.J. & Kim, M.C. (2003). In search of a of the field. Washington, DC: Association
future: A critical analysis of research on for Educational Communications and
web-based teaching and learning. Technology.
Instructional Science, 31(4-5), 347-351.
Stokes, D. E. (1997). Pasteur’s quadrant: Basic
Hannafin, M.J., Kim, M.C. & Kim, H. (2004). science and technological innovation.
Reconciling research, theory, and Washington, DC: Brookings Institution
practice In web-based teaching and Press.
learning: The case for grounded design.
Journal of Computing in Higher Van den Akker, J. (1999). Principles and methods
Education, 15(2), 3-20. of development research. In J. van den
Akker, N. Nieveen, R. M. Branch, K. L.
Newman, D. (1990). Opportunities for research Gustafson, & T. Plomp, (Eds.), Design
on the organizational impact of school methodology and developmental
computers. Educational Researcher, research in education and training (pp. 1-
19(3), 8-13. 14). The Netherlands: Kluwer Academic
Publishers

JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 20 Nomor 78 Tahun XX Desember 2014 21

Anda mungkin juga menyukai