Anda di halaman 1dari 26

PERBAIKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA

MATERI VOLUME BALOK DAN KUBUS MENGGUNAKAN


ALAT PERAGA KUBUS SATUAN DI KELAS V SDN 014656
AEK KORSIK KAB.ASAHAN TP 2019/2020

Wiki Wulandari
NIM. 855985832
E-Mail: wikiwulandari544@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian dan perbaikan pembelajaran adalah mengetahui


perbaikan pemahaman konsep matematika pada materi volume balok dan kubus
menggunakan alat peraga kubus satuan di kelas V SDN 014656 Aek Korsik.
Subjek penelitian ini adalah siswa di kelas V SDN 014656 Aek Korsik Kab
Asahan TP 2019/2020. Peneliti ini dilaksanakan dalam kelas meliputi kegiatan
pelaksanaan tindakan kelas (PTK). Adapun temuan perbaikan pembelajaran
adalah, Pada siklus I, ditemukan kelemahan yaitu: Tidak menyampaikan motivasi,
Video pembelajaran goyang, Media pembelajaran hendaknya melibatkan siswa,
Konsep yang disampaikan salah, Simpulan dilakukan guru, Tidak mengevaluasi
lisan dan memberikan pengayaan. Untuk kelebihan Sudah menggunakan media
pembelajaran, Suara jelas, Melaksanakan diskusi dan menugaskan siswa
presentasi. Pada siklus II, kelemahan tidak ditemukan lagi adapun kelebihan
pembelajarannya adalah Melakukan apersepsi materi yang telah lalu, tujuan
pembelajaran disampaikan, motivasi disampaikan, Menggunakan media
pembelajaran yang sudah melibatkan siswa, Pembuktian konsep volume balok
dan kubus, Membentuk kerja kelompok, Menugaskan siswa presentasi di depan
kelas hasil diskusinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Perbaikan
Pembelajaran Matematika Pada Materi Volume Balok Dan Kubus Menggunakan
Alat Peraga Kubus Satuan di Kelas V SDN 014656 Aek Korsik Kab Asahan TP
2019/2020 berjalan dengan baik.

Kata kunci: Perbaikan, Alat Peraga

1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran matematika yang dianggap bagi sebagian besar siswa adalah
mata pelajaran yang sulit, ini merupakan masalah utama yang dihadapi oleh para
guru. Rendahnya pemahaman konsep dasar matematika karena adanya berbagai
pemahaman negatif yang telah melekat pada siswa berkenaan pelajaran
matematika, yang bisa jadi itu semua dimunculkan dari guru, baik secara langsung
maupun tidak langsung, disadari atau tidak disadari. Handayani, H. (2015)
mengemukakan bahwa pembelajaran matematika di Indonesia memang masih
menekankan menghapal rumus-rumus dan menghitung, hal tersebut yang
menyebabkan kemampuan pemahaman peserta didik kurang berkembang.
Kurangnya kemampuan pemahaman konsep di Indonesia diindikasikan bahwa
terjadi permasalahan pada saat proses pembelajaran matematika.

Ruseffendi, dkk. (1992), mensinyalir kelemahan pelajaran matematika


pada siswa Indonesia, karena pelajaran matematika di sekolah ditakuti bahkan
dibenci siswa. Ketika siswa mengikuti proses pembelajaran matematika yang
berlangsung di sekolah, mereka merasa jenuh akan pelajaran matematika, sama
sekali tidak tertarik, malas belajar karena matematika dianggap ilmu yang kering,
yang hanya merupakan kumpulan angka-angka dan rumus yang tidak dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan. Mereka berpandangan belajar matematika di
sekolah hanya sekedar diajari bagaimana siswa dapat menyelesaikan soal dengan
baik yang kemudian menyebabkan munculnya sifat kebencian terhadap
matematika.

Hasil pengamatan video pembelajaran yang dilaksanakan pada tanggal 12


April 2020, di website http://www.gurupintar.ut.ac.id/content/micro-teaching-
online/siswa-tidak-menyukai-pelajaran-matematika. Hasil pengamatan siswa tidak
tertarik pada pembelajaran matematika, ditunjukkan ketika guru mengatakan kita
akan belajar matematika siswa langsung melakukan respon tidak senang, siswa
ribut dan bermain-main ketika guru memulai pembelajaran. Menurut pakar guru

2
ibu Ade Kaesih (Guru SDN Malangbong Cimalaka) mengatakan Alasan siswa
tidak menyukai pembelajaran matematika dalam tayangan tersebut “mungkin”
dikarenakan guru tidak menggunakan alat peraga dalam mengajar matematika.
Hal tersebut dimungkinkan karena mengajar matematika di kelas rendah harus
menggunakan alat peraga. Selain untuk menarik perhatian siswa, alat peraga juga
sangat berguna untuk membantu siswa dalam memahami konsep abstrak. Dengan
menghadirkan seorang arsitek dalam kelas tentunya menambah motivasi siswa
mempelajari matematika. Arsitek memang tepat dijadikan contoh profesi yang
berkaitan dengan bangun ruang. Profesi ini membutuhkan pemahaman yang baik
konsep bangun ruang serta ketelitian yang tinggi dalam menghitung luar volume
suatu bangun ruang pada saat merancang suatu bangunan.

Penggunaan alat peraga di sekolah belum membudaya, dalam arti tidak


semua guru matematika menggunakan alat peraga dalam mengajar. Hal ini
disebabkan belum timbul kesadaran akan pentingnya penggunaan alat peraga serta
pengaruhnya dalam kegiatan proses belajar mengajar terutama pada pembelajaran
Matematika.

Alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran. Alat peraga


matematika adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun
atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau
mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Dengan
alat peraga, hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk model-model yang
berupa benda konkret yang dapat dilihat, dipegang, diputar balikkan sehingga
dapat lebih mudah dipahami (Kusrini, dkk, 2014).

Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan alat peraga,


antara lain adalah (1) lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa, (2) lebih
mudah dipahami karena dibantu oleh visualisasi yang dapat memperjelas uraian,
(3) lebih bertahan lama untuk diingat karena mereka lebih terkesan terhadap
tayangan atau tampilan. Pendapat ini mendung pernyataan Heruman (2014).
Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan berupa media,
dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru

3
sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses pembelajaran
pada fase konkret dapat melalui tahapan konkret, semi konkret, semi abstrak, dan
selanjutnya abstrak.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka saya melakukan


penelitian perbaikan pembelajaran dengan judul “Perbaikan Pembelajaran
Matematika Pada Materi Volume Balok Dan Kubus Menggunakan Alat Peraga
Kubus Satuan di Kelas V SDN 014656 Aek Korsik Kab Asahan TP 2019/2020”.

1. Identifikasi Masalah
a. Guru tidak menggunakan alat peraga ketika mengajar matematika, terlihat
dalam video guru hanya menggunakan papan tulis saja.
b. Siswa tidak tertarik pada mata pelajaran matematika, ditunjukkan ketika
guru mengatakan akan kita memulai pelajaran matematika siswa langsung
merespon negatif.
c. Siswa terlihat bermain-main ketika guru sudah memulai pelajaran
matematika.
2. Analisis Masalah
a. Guru tidak menelalah materi, sehingga media pembelajaran tidak dibuat
b. Tidak adanya media alat peraga yang membuat guru agar menarik
perhatian siswa untuk mengikuti mata pelajaran matematika.
c. Guru tidak melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Alternatif pemecahan masalah yang dipilih menggunakan alat peraga,
prioritas pemecahan masalah yaitu perbaikan pembelajaran matematika dalam
pemahaman konsep matematika pada materi volume balok dan kubus
menggunakan alat peraga kubus satuan di kelas V SDN 014656 Aek Korsik Kab
Asahan TP 2019/2020.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dilakukan


adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana cara perbaikan
dalam pemahaman konsep matematika pada materi volume balok dan kubus

4
menggunakan alat peraga kubus satuan di kelas V SDN 014656 Aek Korsik Kab.
Asahan TP 2019/2020.?”.

C. Tujuan Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran

Adapun tujuan penelitian dan perbaikan pembelajaran adalah: mengetahui


perbaikan pemahaman konsep matematika pada materi volume balok dan kubus
menggunakan alat peraga kubus satuan di kelas V SDN 014656 Aek Korsik Kab.
Asahan TP 2019/2020.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Adapun manfaat dari penelitian perbaikan pembelajaran yang dilakukan


yaitu:
1. Bagi Peserta Didik
a. Menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika
b. Menumbuhkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran matematika
khsusunya pada materi volume balok dan kubus.
2. Bagi guru
a. Melatih guru membuat alat peraga untuk mendukung mata pelajaran
matematika.
b. Memotivasi teman sejawat untuk memperbaiki pembelajaran matematika
di kelas masing-masing.
3. Bagi Sekolah
a. Menambah pemahaman guru, tentang pembuatan alat peraga.
b. Menumbuhkan kreativitas guru dalam mendesain pembelajaran yang baik.

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar

Pembelajaran matematika adalah belajar tentang konsep dan struktur


matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan
antara konsep dan struktur matematika di dalamnya. Menurut Bruner dalam
(Herman Budoyo, 1998) Menurut Cobb pembelajaran matematika sebagai proses

5
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan
matematika. Menurut rahayu (2007) pembelajaran matematika adalah proses yang
sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang
memungkinkan seseorang melaksanakan kegiatan belajar matematika dan
pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk
berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika. Jadi, Pembelajaran
matematika adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang melibatkan pola
berpikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang sengaja
diciptakan oleh guru dengan berbagai metode agar program belajar matematika
tumbuh dan berkembang secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan
belajar secara efektif dan efisien. Selain guru dan siswa, bahan ajar yang
digunakan dalam proses pembelajaran tersebut juga menentukan keberhasilan
pembelajaran matematika

Langka-langkah pembelajaran matematila di SD hendaknya mencakup 3


konsep (Heruman, 2014) diantaranya :
1. Penanaman konsep dasar;   Penanaman konsep dasar merupakan pembelajaran
suatu konsep baru matematika. Saat siswa belum pernah mempelajari konsep
tersebut. Pembelajaran penanaman konsep dasar adalah suatu perantara yang
dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret  dengan
konsep baru matematika yang abstrak. Sehingga dalam pembelajaran
matematika sangat diperlukan media atau alat peraga untuk membantu proses
berpikir siswa. Adanya konsep dasar ini dapat diketahui dari isi kurikulum
yang ditandai dengan kata mengenal.
2. Pemahaman konsep: Pemahaman konsep merupakan kelanjutan dari
pembelajaran penanaman konsep yang memiliki tujuan untuk memberikan
pemahaman yang lebih kepada siswa mengenai susatu konsep matematika.
Pemahaman konsep mengandung 2 pengertian yaitu a) merupakan kelanjutan
dari pembelajaran penanaman konsep dalam 1 pertemuan, dan b)
pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda,
tetapi masih merupakan kelanjutan dari penanaman konsep.

6
3. Pembinaan keterampilan;  Pembinaan keterampilan merupakan kelanjutan dari
pembelajaran penanaman dan pemahaman konsep yang memiliki tujuan untuk
memberikan keterampilan yang lebih kepada siswa dalam menggunakan
berbagai konsep matematika. Pembinana keterampilan memiliki 2 pengertian
yaitu a) merupakan kelanjutan dari pembelajarn penanaman dan pemahaman
konsep dalam 1 pertemuan, dan b) pembelajaran pembinaan keterampilan
dilakukan pada pertemuan yag berbeda, tetapi masih merupakan kelanjutan
dari penanaman dan pemahaman konsep.
B. Alat Peraga

Alat peraga dapat dimasukkan sebagai bahan pembelajaran apabila alat


peraga tersebut merupakan desain materi pelajaran yang diperuntukkan sebagai
bahan pembelajaran. Misalnya, dalam pembelajaran klasikal, guru menggunakan
alat sebagai peraga yang berisi materi yang akan dijelaskan. Jadi alat peraga yang
digunakan guru tersebut memang berbentuk desain materi yang akan disajikan
dalam pelajaran. Dengan alat pembelajaran matematika, materi matematika yang
abstrak disajikan kedalam pendekatan yang lebih konkret, ada visualisasinya, serta
manfaat dalam mempelajari materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara menurut Murwani (1999), untuk membelajarkan matematika secara
benar pada siswa mutlak harus menggunakan alat peraga untuk memudahkan
siswa mengenal konsep-konsep matematika.

1. Pengertian Alat Peraga

Alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyatakan
pesan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong proses belajar mengajar menjadi lebih baik (Sudaya Rostina, 2013).
Sedagkan Ruseffendi (1992) menyatakan, “Alat peraga adalah alat yang
menerangkan atau mewujudkan konsep matematika”, pendapat Pramudjono
(dalam Sundayana, 2014), “Alat peraga adalah benda konkret yang dibuat,
dihimpun atau disusun secara sengaja digunakan untuk membantu menanamkan
atau mengembangkan konsep matematika.

7
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah
media pengajaran yang diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara
untuk membantu menanamkan dan memperjelas konsep dalam proses
pembelajaran seuai dengan tujuan yang diharapkan.

2. Fungsi dan Jenis Alat Peraga

Alat peraga merupakan media pengajaran yang diartikan sebagai semua


benda yang menjadi perantara untuk membantu menanamkan dan memperjelas
Konsep. Menurut Ruseffendi (dalam Ramlan, 2012) ada beberapa fungsi
penggunaan alat peraga dalam pengajaran matematika, diantaranya sebagai
berikut:

a. Proses belajar mengajar termotivasi.


b. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret.
c. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam
sekitar akan lebih dapat dipahami.
d. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam
bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai obyek penelitian
maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru.

Dengan adanya alat peraga, siswa akan senang, terangsang, tertarik dan
bersikap positif terhadap pengajaran matematika Menurut Sudjana Nana dan
Ahmad Rivai, (2002). Banyak ragam jenis alat peraga matematika yang dapat
dipergunakan dalam pembelajaran Matematika di SD. alat peraga dilihat dari jenis
indera dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:

1) Media audio, yaitu alat perga yang didengar.


2) Media visual, yaitu alat peraga yang dapat dilihat.
3) Media audio visual, yaitu alat peraga yang dapat didengar dan dilihat Selain
itu alat peraga berdasarkan dilihat dari sumbernya dapat digolongkan
menjadi dua yaitu: (a) Alat peraga alamiah (Natural), yaitu alat peraga yang
sesuai dengan benda aslinya di alam. (b) Alat peraga buatan (Artificial),
yaitu alat peraga hasil modifikasi atau meniru benda aslinya.

8
3. Langkah-langkah Penggunaan Alat Peraga

Pembuatan dan penggunaan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar


perlu dilandasi oleh jalan pikiran yang sistematis agar alat peraga itu berperan
dalam kegiatan belajar mengajar, terpadu dengan proses belajar mengajar lainnya.
Menurut Hermawan (2007) langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan
alat peraga yaitu:

a. Mempelajari silabus yang akan dipelajari;


b. Mengidentifikasi kemampuan-kemampuan yang hendak dikembangkan dalam
kegiatan belajar mengajar untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran;
c. Menentukan kedalaman dan keluasan materi pokok yang akan diajarkan;
d. Menetapkan strategi belajar mengajar yang efektif;
e. Menentukan jumlah dan jelis alat dalam kegiatan belajar mengajar;
f. Pembuatan alat peraga dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan barang
bekas atau bahan lain yang ada di lingkungan sekolah yang mudah didapat dan
dibuat sendiri oleh guru;
g. Mencoba alat peraga yang dibuat;
h. Melakukan kegiatan belajar mengajar dengan alat peraga yang dibuat.
4. Kelebihan dan Kelemahan Alat Peraga

Adapun kelebihan dan kelemahan dari alat peraga adalah menurut


Russeffendi, (2001) Kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga dalam
pengajaran antara lain sebagai berikut:

1) Kelebihan penggunaan alat peraga yaitu: a. Menumbuhkan minat belajar siswa


karena pelajaran menjadi lebih menarik b.Memperjelas makna bahan pelajaran
sehingga siswa lebih mudah memahaminya c. Metode mengajar akan lebih
bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan. d.Membuat lebih aktif
melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati, melakukan dan
mendemonstrasikan dan sebagainya.

9
2) Kekurangan alat peraga yaitu: a. Mengajar dengan memakai alat peraga lebih
banyak menuntuk guru. b. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan c.
Perlu kesediaan berkorban secara materil.

III. PELAKSANAAN PERBAIKAN

1. Informasi Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa di kelas V SDN 014656 Aek Korsik
Kab Asahan TP 2019/2020. Jln. Panjang Baru Dsn x Aek Korsik Kab Asahan
Adapun waktu penelitian dilaksanakan tanggal 24 April 2020 siklus I dan 29 April
2020 untuk siklus II.

B. Deskripsi Persiklus

Peneliti ini dilaksanakan dalam kelas meliputi kegiatan pelaksanaan


tindakan kelas (PTK) berupa kegiatan refleksi awal dengan menonton video
pembelajaran di laman gurupintar.ut.ac.id, perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Siklus pelaksanaan perbaikan
pembelajaran tersebut dapat digambarkan seperti bangan di bawah ini :

Refleksi Video
Pembelajaran GPO

Perencanaan

SIKLUS 1 Pelaksanaan
Pengamatan

Pengamatan

Perencanaan

Pengamatan SIKLUS 2 Pelaksanaan

10
Pengamatan

DST
Gambar 3.1 Alur Penelitian Perbaikan Setiap Siklus
Pelakanaan perbaikan pembelajaran matematika di kelas V SDN 014656
Aek Korsik Kab Asahan TP 2019/2020, sesuai refklesi dan altenatif pemecahan
masalah dan prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan alat peraga untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi volume balok dan kubus. Secara
rinci dapat dilihat di bawah ini:

1. Rencana Perbaikan Pembelajaran pada Siklus 1


a. Perencanaan
1.
Menton video pembelajaran di gurupintar.ut.ac.id. dengan judul “siswa tidak
menyukai pembelajaran matematika”
2.
Masuk ke forum diskusi dan menjawab pertanyaan 3 pertanyaan admin yaitu

1) Dari yang bapak/ibu tonton apakah hal hal tersebut terjadi di


lingkungan sekolah bapak/ibu?.
2) Jelaskan apa yang menyebabkan siswa tidak menyukai pelajaran
Matematika?
3) Kemudian bagaimana solusi yang bisa bapak/ibu lakukan untuk
mengatasi masalah tersebut?

3.
Mengidentifikasi masalah dari video pembelajaran yang di tonton.
4.
Menyampaikan judul penelitian ke tutor lewat whatsapp group.
5.
Merancang perbaikan pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan

11
Pembelajaran (RPP) ke satu dan mengirimnya ke tutor lewat whatsapp
group.

b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran, dilaksanakan dengan berpedoman
pada rencana pelaksanaan pembelajaran pertama dan direkam dengan durasi 3-5
menit, dengan rincian langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
1. Pendahuluan
a) Guru mengkondisikan kelas dengan mengabsensi, berdoa dan lain-lain
b) Guru melakukan apersepsi, Pembelajaran diawali dengan tanya jawab
anak-anak coba kalian perhatikan ruang kelas ini berbentuk apakah?
Mengapa kalian mengatakan bahwa ruangan ini berbentuk bangun
demikian? Bagaimanakah bentuk bak mandi kalian? Apakah kalian tau
volume bak mandi kalian?
c) Guru melakukan motivasi: Anak-anak kita akan mempelajari tentang
bagian-bagian balok dan kubus, serta menghitung volume balok dan kubus
d) Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan
kegiatan pembelajaran
e) Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
2. Kegiatan Inti
a) Guru menyediakan media berupa bangun ruang balok dan kubus sebagai
penunjang.
b) Guru menjelaskan persamaan dan perbedaan antara kubus dan balok
tersebut
c) Guru menjelaskan satuan volume kubus dan balok
d) Guru melakukan diskusi secara klasikal mengenai volume kubus dan
balok
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-
hal yang belum dipahami.

12
f) Guru meminta kepada siswa untuk menemukan volume balok dan kubus
dengan menggunakan kubus satuan.
g) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 4 siswa
h) Siswa berdiskusi untuk menentukan  volume balok dan kubus dengan
menggunakan kubus satuan
i) Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal
j) Perwakilan beberapa siswa melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas
dan siswa yang lain menanggapi.
k) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang telah berani tampil ke
didepan maupun yang menanggapinya.
l) Guru memancing kepekaan perasaan dan pengetahuan siswa tentang
jawaban yang telah ditemukan oleh siswa.
m) Guru memberi penguatan tetang konsep volume balok dan kubus.
n) Setelah siswa memahami cara-cara mencari volume balok dan kubus
dengan menggunakan kubus satuan maupun rumus, siswa diminta untuk
menungkapkan hal-hal apa yang perlu di bahas.
3. Penutup
a) Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
b) Guru mengevaluasi siswa sejauh mana mengenal bagian-bagian balok dan
kubus, serta menghitung volume balok dan kubus
c) Guru memberikan latihan kepada siswa menghitung volume balok dan
kubus
d) Menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya. Guru
menginformasikan materi selanjutnya, yaitu jaring-jaring bangun ruang
sederhana (balok dan kubus)
c. Pengamatan
1. Hasil perbaikan pembelajaran yang di rekam hasilnya dikirim dalam
bentuk video lewat whatshapp group kepada tutor untuk dilakukan
penilian dilihat dari kelebihdan dan kekurangan dengan menggunakan
instrument yang dilakukan oleh tutor.

13
2. Peneliti mereview hasil penilaian dan komentar dari tutor.

d. Refleksi

1. Mahasiswa melakukan rekleksi dari kelebihan dan kelemahan RPP-1 dan


video-1.
2. Mencari solusi perbaikan yang akan dirancang pada pertemuan kedua.
2. Rencana Perbaikan Pembelajaran pada Siklus II

a. Perencaan
1. Melakukan riview dari masukkan tutor terhadap perbaikan pembelajaran
pertama (RPP-1)
2. Menysusun perbaikan pembelajaran pertama (RPP-2)
3. Melakukan riview terhadap video pembelajaran kedua yang dibuat
4. Membuat scenario video kedua.

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran, dilaksanakan dengan
berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran pertama dan direkam dengan
durasi 3-5 menit, dengan rincian langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
1. Pendahuluan
a) Guru memulai pelajaran dengan salam dan do’a
b) Guru menanyakan kabar siswa
c) Apersepsi informasi materi yang akan diajarkan:
1) Pembelajaran dimulai dengan menggunakan alat peraga, yaitu dengan
menggunakan bangun balok dan kubus yang dibuat oleh guru dan
kemudian memberi masalah sebagai berikut:
2) Apakah nama dari bangun ruang tersebut dan sebutkan ada berapa
jumlah sisi dan rusuk dari masing-masing bangun?

14
d) Dari masalah ini siswa diharapkan dapat mengenal bagian balok dan
kubus. Karena itu guru meminta kepada siswa menjawab pertanyaan
dengan menunjukkkan alat peraga yang ada. Penunjukkan siswa
menggunakan alat peraga penting untuk mendeteksi pengenalan siswa
terhadap bangun ruang balok dan kubus.
e) Motivasi. Apabila materi ini dapat dikuasai dengan baik, maka peserta
didik diharapkan dapat menjelaskan tentang cara menghitung volume
balok dan kubus menggunakan kubus satuan.
f) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
2.
Kegiatan Inti
a) Peserta didik memperhatikan media balok dan kubus yang disediakan oleh
guru yang terbuat dari kaca dan beberapa kubus satuan terbuat dari kayu
dan diletakkan di atas meja, kemudian guru menjelaskan hubungannya
dengan volume
b) Peserta didik (dipilih satu orang) diminta untuk ke depan kelas
c) Peserta didik yang dipilih, dibimbing untuk memasukkan satu per satu
kubus-kubus satuan ke dalam balok dan kubus transparan sampai penuh
(terisi)
d) Peserta didik bersama guru menghitung banyak kubus satuan pada tiap-
tiap sisi balok dan kubus
e) Peserta didik dibimbing untuk menemukan rumus volume balok dan kubus
dengan menemukan hubungan antara ukuran panjang, lebar, tinggi kubus
satuan tersebut.
f) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 4 siswa
g) Peserta didik diberikan soal yang terdapat di buku paket menghitung
volume balok dan kubus menggunakan rumus
h) Peserta didik menghitung volume balok dan kubus dengan menuliskan:
1. Apa yang diketahui?
2. Apa yang ditanyakan?

15
3. Bagaimana cara menyelesaikannya?
i) Siswa berdiskusi untuk menentukan volume balok dan kubus
menggunakan rumus
Perwakilan beberapa siswa melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas
dan siswa yang lain menanggapi.
3. Penutup
a) Bersama-sama siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar
b) Guru bertanya pada peserta didik “ apa ada materi yang belum dimengerti,
atau ada pertanyaan?
c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapatnya tenntang pembelajaran yang telah diikuti
d) Melakukan penilaian hasil belajar
e) Menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya.
f) Guru menginformasikan materi selanjutnya, yaitu jaring-jaring bangun
ruang sederhana (balok dan kubus).
g) Menutup pelajaran dengan salam.

c. Pengamatan

1) Hasil perbaikan pembelajaran kedua yang di rekam hasilnya dikirim dalam


bentuk video lewat whatshapp group kepada tutor untuk dilakukan
penilian dilihat dari kelebihan dan kekurangan dengan menggunakan
instrument yang dilakukan oleh tutor.
2) Peneliti mereview hasil penilaian dan komentar dari tutor.

d. Refleksi

1) Mahasiswa melakukan rekleksi dari kelebihan dan kelemahan RPP-2 dan


video-2.
2) Melakukan analisis terhadap hasil review yang dilakukan untuk dianalisis
secara deskripsi untuk masuk ke pembahasan penelitian.

16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Siklus
1. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari jumat tanggal 24 April
2020, dimana perbaikan pembelajaran dilakukan pada mata pelajaran
matematika pada pokok bahasan volume balok dan kubus, di kelas V SDN
014656 Aek Korsik Kab. Asahan dengan menggunakan alat peraga kubus
satuan, adapun langkah-langkah perbaikan pembelajaran ialah:
a) Membuka pelajaran dengan doa
b) Guru melakukan metode tanya jawab tentang bentuk-bentuk bangun
ruang yang ada dilingkungan kelas
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d) Guru menggunakan media pembelajaran bagun ruang balok dan kubus
e) Guru menjelaskan dan menuliskan di papan tulis dengan menuliskan
volume balok dan kubus
f) Memberikan latihan kepada siswa, untuk mengetahui penguasan materi
g) Guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan
h) Guru memberikan Pekerjaan Rumah (PR)

Tabel 4.1 Riview dan Refleksi dari RPP Siklus I


Pengamatan Refleksi Mahasiswa
Aspek
Tutor (Perbaikan ke RPP-2)
Identitas sudah sesuai

KI, KD dan Indikator Indikator diperbaiki Memperbaiki indikaror


Pencapaian harus memenuhi pembelajaran sesuai komponen

Kompetensi komponen A, B, C, A, B, C, D
D

17
Pendekatan, Model, Buat metode Membuat metode pembelajaran
Metode (sesuai judul) yaitu metode latihan
Media dan sumber sudah sesuai
belajar
Kegiatan awal Motivasi perbaiki, Menambahkan motivasi
menyampaikan pembelajaran di kegiatan awal
tujuan
pembelajaran tidak
ada
Kegiatan Inti sudah sesuai

Kegiatan Penutup Evaluasi buat Memperbaiki kegiatan penutup


pertanyaan, dengan membaut pertanyaan
pengayaan tidak dan pengayaan
ada
Penilaian sudah sesuai

Riview Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan agar


pelaksanaan simulasi pembelajaran berjalan dengan baik, setelah RPP diperbaiki
maka dilakukan simulasi pembelajaran yang di rekam dalam durasi 3-5 menit,
kemudian hasilnya dikirim ke tutor untuk direview, adapun hasil riview dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2 Rivew dan Refleksi dari Video Pembelajaran Siklus I


Tutor
Mahasiswa (Refleksi)
(Observasi/pengamatan)
No Kelemahan yang
Kelemahan tersebut Solusi
ditemukan selama proses
terjadi karena Perbaikan
pembelajaran
1 Tidak menyampaikan Motivasi yang Memberikan
motivasi disampaikan masih motivasi
harus diperbaiki
2 Video pembelajaran goyang2 Pada saat pengambilan Lebih
video tidak tenang memperhatikan
agar video

18
terlihat
stabil/tenang
3 Media pembelajaran, bukan Siswa kurang Mengupayakan
guru yang menjelaskan berpartisipasi siswa agar
terlibat
4 Konsep yang disampaikan Media pembelajaran Menambahkan
salah kurang media yang lebih
membantu/mendukun baik
g
5 Simpulan dilakukan guru Siswa pasif Mengajak siswa
menyimpulkan
pelajaran
bersama guru
6 Tidak mengevaluasi lisan Waktu sangat terbatas Membuat
dan memberikan pengayaan evaluasi lisan
dan pengayan
Kelebihan yang ditemukan
No selama proses Kelebihan tersebut terjadi karena
pembelajaran
1 Sudah menggunakan media Agar siwa lebih mudah mengerti dan
pembelajaran memahami pelajaran yang disampaikan
guru
2 Suara jelas Kondisi kelas sangat kondusif
3 Melaksanakan diskusi dan Agar siswa lebih terampil dan percaya diri
menugaskan siswa presentasi dalam memberikan jawaban

2. Pelaksanaan Siklus II
Berdasarkan review dari hasil simulasi pembelajaran masih banyak
kelemahan yang terlihat untuk itu, peneliti memperbaiki rancangan pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan masukan dari tutor, adapun langkah-langkah
perbaikan pembelajaran siklus II dapat di lihat dibawah ini.
a) Membuka pelajaran dengan salam, berdo’a dan mengabsen siswa
b) Guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari
c) Memberi motivasi kepada siswa bahwa setelah mengikuti pelajaran hari ini
siswa dapat menghitung “volume bak mandi dirumahnya”

19
d) Menyampaikan tujuan pembelajaran “melalui peraga dapat menemukan
volume balok dan kubus”
e) Menjelaskan konsep volume balok dan kubus
f) Membentuk kelompok kerja siswa, untuk membuktikan volume balok dan
kubus
g) Siswa diminta mempresentasikan hasil kerjanya
h) Siswa diminta menyimpulkan hasil pembelajaran hai ini
i) Memberikan pengayaan kepada siswa

Tabel 4.3 Riview dan Refleksi dari RPP Siklus II


Refleksi
Pengamatan
Aspek Mahasiswa
Tutor
Identitas sudah sesuai

KI, KD dan Indikator Pencapaian sudah sesuai


Kompetensi
Pendekatan, Model, Metode (sesuai sudah sesuai
judul)
Media dan sumber belajar sudah sesuai

Kegiatan awal sudah sesuai

Kegiatan Inti sudah sesuai

Kegiatan Penutup sudah sesuai

Penilaian sudah sesuai

Riview Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan agar


pelaksanaan simulasi pembelajaran siklus II berjalan dengan baik, setelah RPP
diperbaiki maka dilakukan simulasi pembelajaran yang di rekam dalam durasi 3-5
menit, kemudian hasilnya dikirim ke tutor untuk direview, adapun hasil riview
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

20
Tabel 4.4 Rivew dan Refleksi dari Video Pembelajaran Siklus II
Tutor
(Observasi/pengamatan Mahasiswa (Refleksi)
)
No
Kelemahan yang
Kelemahan tersebut Solusi
ditemukan selama
terjadi karena Perbaikan
proses pembelajaran
1 - - -
Kelebihan yang
No ditemukan selama Kelebihan tersebut terjadi karena
proses pembelajaran
1 Melakukan apersepsi Agar siswa lebih semangat untuk mengikuti
materi yang telah lalu, pembelajaran
tujuan pembelajaran
disampaikan, motivasi
disampaikan
2 Menggunakan media Agar siswa lebih tertarik dalam pada
pembelajaran pelajaran matematika
3 Melibatkan siswa dengan Agar siswa lebih percaya diri dalam
pembelajaran dengan memberikan jawaban mereka
maju ke depan
4 Pembuktian konsep Agar siswa memahami dari mana konsep
volume balok dan kubus volume balok dan kubus
5 Membentuk kerja Agar siswa saling berbagi dan bekerja sama
kelompok dalam kelompoknya mengerjakan tugas
6 Menugaskan siswa Agar siswa lebih percaya diri dalam
presentasi di depan kelas memberikan jawaban mereka
hasil diskusinya
7 Meminta siswaAgar siswa mampu mengungkapkan
menyimpulkan pendapatnya dalam menyimpulkan
pembelajaran hari ini pembelajaran
8 Memberika pengayaan Agar siswa dapat berlatih dalam mengerjakan
soal
9 Menyampaikan materi Agar siswa dapat membuka/mengulang buku
yang akan datang atau mempelajari materi yang akan datang
dengan belajar di rumah

21
B. Pembahasan Dari Setiap Siklus
Berdasarkan temuan saat simulasi siklus I dan siklus II ditabulasi
kelemahan dan kelebihan perbaikan pembelajaran mata pelajaran matematika
pada pokok bahasan volume balok dan kubus, di kelas V SDN 014656 Aek
Korsik Kab. Asahan dengan menggunakan alat peraga kubus satuan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5 Temuan penelitian simulasi pembelajaran siklus I dan Siklus II
Temuan
Siklus I Siklus II
Penelitian
Tidak menyampaikan -
motivasi
Video pembelajaran -
goyang
Media pembelajaran, -
Kelemaha bukan guru yang
menjelaskan
n Konsep yang -
disampaikan salah
Simpulan dilakukan guru -
Tidak mengevaluasi lisan -
dan memberikan
pengayaan
Kelebihan Sudah menggunakan Melakukan apersepsi materi yang
media pembelajaran telah lalu, tujuan pembelajaran
disampaikan, motivasi disampaikan
Suara jelas Menggunakan media pembelajaran
Melaksanakan diskusi Melibatkan siswa dengan
dan menugaskan siswa pembelajaran dengan maju ke depan
presentasi Pembuktian konsep volume balok dan
kubus
Membentuk kerja kelompok
Menugaskan siswa presentasi di depan
kelas hasil diskusinya
Meminta siswa menyimpulkan
pembelajaran hari ini
Memberikan pengayaan

22
Menyampaikan materi yang akan
datang
Tabel 4.5 Temuan penelitian simulasi pembelajaran siklus I dan Siklus II
di atas pada siklus I ditemukan 6 kelemahan dalam simulasi yang dilakukan
diantaranya yaitu: Tidak menyampaikan motivasi, Video pembelajaran goyang,
Media pembelajaran hendaknya melibatkan siswa, Konsep yang disampaikan
salah, Simpulan dilakukan guru, Tidak mengevaluasi lisan dan memberikan
pengayaan. Dari temuan kelemahan pertama yaitu guru tidak melakukan motivasi
pembelajaran padahal pemberian motivasi di awal pembelajaran itu sangat penting
untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar terutama pembelajaran
matematika. Motivasi sangat penting dalam kegiatan berajar mengajar, sebab
adanya motivasi mendorong semangat belajar dan sebalaiknya kurang adanya
motivasi akan melemahkan semangat belajar. seorang siswa yang belajar tanpa
motivasi atau kurang motivasi, tidak akan berhasil dengan maksimal. (Eka Fuji
Astuti, 2014). Dalam pemanfaat media pembelajaran hendaknya melibatkan siswa
didalamnya seperti pendapat Azhar Arsyad, (2011) Media berfungsi untuk tujuan
instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa
baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata
sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih
sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat
menyiapkan instruksi yang efektif.
Kelemahaan berikutnya adalah penyampaian konsep matematika yang
kurang tepat oleh guru tentang volume balok dan kubus, karena konsep ini
penting sesuai pendapat French (2004) menyatakan bahwa volume balok dan
kubus adalah konsep geometris penting yang mendasari banyak aspek
matematika, seperti untuk pembelajaran volume bangun ruang sisi datar lainnya
maupun bangun ruang sisi lengkung
Adapun kelebihan pembelajaran simulasi pada siklus II yang telah
dilakukan yaitu diperoleh Sembilan kelebihan diantaranya: Melakukan apersepsi
materi yang telah lalu, tujuan pembelajaran disampaikan, motivasi disampaikan,
Menggunakan media pembelajaran yagn sudah melibatkan siswa, Pembuktian

23
konsep volume balok dan kubus, Membentuk kerja kelompok, Menugaskan siswa
presentasi di depan kelas hasil diskusinya. Melakukan pembukaan pembelajaran
dengan baik dengan melakukan apersepsi, memotivasi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran adalah hal yang penting. Menurut Uno, Hamzah. (2009) Ada
beberapa cara yang dapat digunakan dalam kegiatan apersepsi di antaranya: 1)
Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari
sebelumnya; 2) Memberikan komentar terhadap jawaban siswa serta mengulas
materi pelajaran yang akan dibahas; 3) Membangkitkan motivasi dan perhatian
siswa.
Dalam kegiatan ini guru sudah melibatkan siswa, pembuktian volume
kubus dan baik, membentuk kelompok serta melibatkan siswa untuk
mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas keterlibatan siswa dikegiatan ini
merupakan hal yang sangat baik dilakukan siswa. menurut Suryosubroto, B.
(1997) Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses
pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang
dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. 
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Perbaikan Pembelajaran Matematika
Pada Materi Volume Balok Dan Kubus Menggunakan Alat Peraga Kubus Satuan
di Kelas V SDN 014656 Aek Korsik Kab Asahan TP 2019/2020 berjalan dengan
baik.

V. SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
Simpulan dari Perbaikan Pembelajaran Matematika Pada Materi Volume
Balok Dan Kubus Menggunakan Alat Peraga Kubus Satuan di Kelas V SDN
014656 Aek Korsik Kab Asahan TP 2019/2020 adalah:
1. Pada siklus I, ditemukan kelemahan dalam simulasi yang dilakukan
diantaranya yaitu: Tidak menyampaikan motivasi, Video pembelajaran
goyang, Media pembelajaran hendaknya melibatkan siswa, Konsep yang
disampaikan salah, Simpulan dilakukan guru, Tidak mengevaluasi lisan dan
memberikan pengayaan. Untuk kelebihan Sudah menggunakan media

24
pembelajaran, Suara jelas, Melaksanakan diskusi dan menugaskan siswa
presentasi.
2. Pada siklus II, kelemahan pada perbaikan pembelajaran di siklus ini tidak
ditemukan lagi adapun kelebihan pembelajarannya adalah Melakukan
apersepsi materi yang telah lalu, tujuan pembelajaran disampaikan, motivasi
disampaikan, Menggunakan media pembelajaran yagn sudah melibatkan
siswa, Pembuktian konsep volume balok dan kubus, Membentuk kerja
kelompok, Menugaskan siswa presentasi di depan kelas hasil diskusinya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Perbaikan Pembelajaran Matematika Pada
Materi Volume Balok Dan Kubus Menggunakan Alat Peraga Kubus Satuan
di Kelas V SDN 014656 Aek Korsik Kab Asahan TP 2019/2020 berjalan
dengan baik.

B. Saran
1. Kepada guru, untuk selalu senantiasa menggunakan media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar agar memudahkan siswa untuk mengerti
pelajaran, dan diharapkan guru dapat menciptakan media yang dalam
pembelajaran Matematika yang dianggap sukar.
2. Diharapkan guru dapat lebih memahami tugas seorang Guru Sekolah Dasar
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dasar, dapat mengatasi
permasalahanpermasalahan yang muncul disekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Gatot Muhsetyo. 2012. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Handayani, H. 2015. Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan


Pemahaman dan Representasi Matematika Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1 (1): 142-149.
Hermawan, dkk. 2007. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI PRESS.

Bandung.

25
Heruman. 2014. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
PT

Remaja Rosdakarya Offset

Hudoyo, Herman. 1998. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.

Kusrini, dkk, 2014. Strategi Pembelajaran Matematika. Tanggerang Selatan:

Universitas Terbuka.,

Rahayu.2007. Hakikat Pembelajaran Matematika. Tersedia pada

www.eprints.ung.ac.id diakses pada tanggal 20 April 2020

Ramlan. 2012. Bahan dan Media Pembelajaran Matematika. Bandung: FKIP

UNPAS.

Ruseffendi, E.T. 1988. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Untuk

Guru dan SPG, Bandung: Tarsito.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Sundayana, Rostina. 2013. Media Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta

Sundayana, Rostina. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit

Alfabeta.

26

Anda mungkin juga menyukai