Anda di halaman 1dari 3

Pengukuran dan pemetaan kadastral

MODUL PENDAHULUAN

Dalam pekerjaan pengukuran dan pemetaan, pemahaman teori yang mencakup


berbagai pengertian pengukuran dan pemetaan, tujuan diadakannya kegiatan,
metode-metode yang diperlukan dan diterapkan serta hasil akhir dan pelaporan
perlu dipahami oleh seorang surveyor. Terkait dengan pekerjaan pengukuran dan
pemetaan kadastral maka seorang surveyor kadastral atau pun juru ukur kadastral
harus mampu melaksanakan pekerjaan tersebut. Untuk dapat memahami hal ini
diperlukan berbagai penjelasan yang berhubungan dengan pengukuran dan
pemetaan kadastral.
Kompetensi dasar yang diharapkan adalah agar mahasiswa dapat
menjelaskan definisi pengukuran dan pemetaan kadastral. Dengan mempelajari
modul ini mahasiswa akan mengenal dan lebih mudah dalam mempelajari hal-hal
yang terkait dengan pengukuran dan pemetaan kadastral
Pada modul ini akan dipelajari tentang pengertian pengukuran kadastral
dan pengertian pemetaan kadastral serta beberapa penjelasan terkait dengan
pengertian pendaftaran tanah dan penetapan batas bidang tanah.

A. Pengertian Pengukuran dan Pemetaan Kadastral


Pengukuran kadastral adalah pekerjaan pengukuran dalam rangka proses
pendaftaran tanah. Pengukuran ini mempunyai aspek legalitas sehingga hasil
pengukuran merupakan dokumen penting bagi instansi terkait yaitu Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Mengingat pentingnya
pengukuran ini maka kaidah-kaidah pengukuran harus benar-benar diperhatikan,
apalagi dengan basis spasial berupa bidang-bidang tanah maka diperlukan
spesifikasi pengukuran yang semakin lengkap dan detil.

1
Pemetaan kadastral adalah pemetaan dalam rangka proses
pendaftaran tanah. Dalam pengertian yang spesifik merupakan kegiatan
menggambarkan hasil pengukuran bidang tanah secara sistematik maupun
sporadik dengan suatu metode tertentu pada media tertentu seperti
lembaran kertas, drafting film atau media lainnya sehingga letak dan
ukuran bidang tanahnya dapat diketahui dari media tempat pemetaan
bidang tanah tersebut.
Pada dasarnya hasil pemetaan ini sudah tertentu sebagaimana
kebutuhan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan
Nasional seperti Peta Dasar Teknik, Peta Dasar Pendaftaran, Peta Bidang
Tanah dan Peta Pendaftaran.
Pengukuran bidang tanah secara sistematik adalah proses pemastian
letak batas bidang-bidang tanah yang terletak dalam satu atau beberapa
desa/kelurahan atau bagian dari desa/kelurahan atau lebih dalam rangka
penyelenggaraan pendaftaran tanah secara sistematik.
Pengukuran bidang tanah secara sporadik adalah proses pemastian
letak batas satu atau beberapa bidang tanah berdasarkan permohonan
pemegang haknya atau calon pemegang hak baru yang letaknya saling
berbatasan atau terpencar- pencar dalam satu desa/kelurahan dalam rangka
penyelenggaraan pendaftaran tanah secara sporadik.

B. Pengertian Tanda Batas


Tanda-tanda batas dipasang pada setiap sudut batas tanah dan,
apabila dianggap perlu oleh petugas yang melaksanakan pengukuran juga
pada titik-titik tertentu sepanjang garis batas bidang tanah tersebut.
Untuk sudut-sudut batas yang sudah jelas letaknya karena ditandai
oleh benda-benda yang terpasang secara tetap seperti pagar beton, pagar
tembok atau tugu patok penguat pagar kawat, tidak harus dipasang tanda
batas. Bahan, bentuk, ukuran serta kontruksi tanda-tanda batas sesuai
pasal 22.
Spesifikasi patok tanda batas bidang tanah mengacu pada Peraturan
Menteri Negara Agraria No. 3 Tahun 1997, pasal 22 sebagai berikut :

2
Untuk bidang tanah yang luasnya kurang dari 10 ha, dipergunakan tanda batas

Anda mungkin juga menyukai