Anda di halaman 1dari 11

“PENGARUH E-LEARNING TERHADAP PERKEMBANGAN

KARAKTER ANAK USIA DINI”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

DISUSUN OLEH:
AURELLIA CITRA MELATI
048638019

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA FAKULTAS EKONOMI


JURUSAN ILMU MANAJEMEN
UNIVERSITAS TERBUKA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PENGARUH E-LEARNING TERHADAP
PERKEMBANGAN KARAKTER ANAK USIA DINI” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang e-learning program bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ardi Wina Saputra, M.Pd., selaku dosen
Matakuliah Bahasa Indonesia. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun di harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Blitar, 10 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………… i

KATA PENGANTAR ……………………………………………. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………….. 1

● A. Latar Belakang …………………………………………… 2

● B. Rumusan Masalah ……………………………………… 3

● C. Tujuan Penulisan ……………………………………….. 3

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………..…. 4

● 1. Definisi dari e-learning. …………………………………………………………………………….… 4

● 2. Perkembangan karakter pada anak usia dini …………………………………………...…... 5

● 3. Faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter anak usia dini…………….…… 5

● 4. Pengaruh positif e-learning terhadap perkembangan karakter anak usia dini.….. 6

● 5. Pengaruh negatif e-learning terhadap perkembangan karakter anak usia dini.…. 7

BAB III PENUTUP ……………………………………………… 8

● A. Kesimpulan …………………………………………………… 8

● B. Saran ………………………………………………………..…… 8

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………. 9

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi Covid-19 telah banyak membawa perubahan di berbagai bidang kehidupan


manusia. Segala rutinitas normal yang telah kita jalankan selama bertahun-tahun harus
berubah secara mendadak tanpa adanya persiapan yang matang. Hal ini menyebabkan
munculnya isu-isu baru terkait dampak dari adanya perubahan tersebut. Salah satunya di
bidang pendidikan, proses pembelajaran telah berubah dari yang semula dilakukan tatap
muka secara langsung, menjadi dilakukan dari rumah dengan sistem pembelajaran e-learning.
Bagi murid-murid yang tergolong usia anak beranjak remaja, remaja, dan beranjak
dewasa tentu sudah tidak asing lagi dengan perkembangan teknologi, walaupun tetap saja
dalam penerapannya ada hambatan, isu, atau dampak negatif. Namun bagaimana jadinya
apabila e-learning ini diterapkan pada anak usia dini seperti yang masih duduk dibangku
PAUD dan taman kanak-kanak? Ketika mereka seharusnya mulai belajar sambil bermain dan
bersosialisasi dengan temannya di sekolah, namun akibat pandemi mereka harus belajar dari
rumah melalui sistem e-learning dengan bimbingan orang tua yang memiliki pola asuh
berbeda-beda.
Orang tua yang sibuk dan tak punya waktu untuk mendampingi anak cenderung
membiarkan anak menggunakan gadget sebagai media belajar tanpa pengawasan khusus.
Menurut data statistik Indonesia, sebanyak 29% anak usia dini menggunakan gadget dalam
tiga bulan terakhir dalam suatu survey di tahun 2020. Rinciannya, bayi yang berusia kurang
dari satu tahun sebesar 3,5%, anak balita 1-4 tahun sebesar 25,9%, dan anak prasekolah 5-6
tahun sebesar 47,7%. Selain itu, sebanyak 12% anak-anak pada usia dini mengakses internet.
Anak prasekolah memiliki proporsi paling besar, yakni 20,1%, dibandingkan anak balita yang
sebesar 10,7% dan bayi 0,9%. Dengan adanya perubahan sistem belajar selama pandemi
berlangsung, tentu akan berdampak pada perkembangan karakter dan kognitif rata-rata pada
anak usia dini, baik secara positif maupun negatif. Hal tersebut bergantung kepada
faktor-faktor yang mempengaruhinya.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari e-learning?


2. Apa yang dimaksud dengan perkembangan karakter pada anak usia dini dalam ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter anak usia dini?
4. Bagaimana pengaruh positif e-learning terhadap perkembangan karakter anak usia
dini?
5. Bagaimana pengaruh negatif e-learning terhadap perkembangan karakter anak usia
dini?

1.3 Tujuan

1. Memaparkan definisi dari e-learning.


2. Mendeskripsikan yang dimaksud dengan perkembangan karakter pada anak usia dini.
3. Menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter anak usia
dini.
4. Menjelaskan pengaruh positif e-learning terhadap perkembangan karakter anak usia
dini.
5. Menjelaskan pengaruh positif dan negatif e-learning terhadap perkembangan kognitif
anak usia dini.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi dari E-learning


E-learning didefinisikan sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran
yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk
menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan (Jaya Kumar C. Koran,
2002). Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai
kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang
memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Asynchronous berarti
tidak pada waktu bersamaan. Peserta didik dapat mengambil waktu pembelajaran
berbeda dengan pendidik memberikan materi. Asynchronous training popular dalam
e-learning karena peserta didik dapat mengakses materi pembelajaran dimanapun dan
kapanpun. Peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran dan menyelesaikannya
setiap saat sesuai rentang jadwal yang sudah ditentukan. Pembelajaran dapat
berbentuk bacaan, animasi, simulasi, permainan edukatif, tes, quis dan pengumpulan
tugas. Sedangkan, kebalikannya, synchronous training merupakan gambaran dari
kelas nyata, namun bersifat maya (virtual) dan semua peserta didik terhubung melalui
internet. Synchronous training sering juga disebut sebagai virtual classroom. Dalam
pengertian lebih luas, e-learning dapat didefinisikan sebagai berikut : a generic term
for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools
as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and
the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly
referred to as online courses (Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002).

2. Perkembangan Karakter pada Anak Usia Dini.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai perkembangan karakte pada anak usia
dini, perlu dikaji terlebih dahulu pengertian atau definisi secara menyeluruh. Menurut
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) “anak usia dini merupakan individu
penduduk yang berusia antara 0-6 tahun”. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20/2003 ayat 1, menyebutkan bahwa “ yang termasuk anak usia dini
adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun. Sedangkan Hurlock (1999)
dalam Aziz, Syarifudin (2017:2), mengemukakan bahwa “ kategori anak usia dini
atau taman kanak-kanak awal adalah prasekolah yang tercangkup pada kelompok usia
antara 2 hingga 6 tahun. Karakter sendiri secara umum diartikan sebagai kualitas
mental dan moral (watak, sifat, kepribadian) yang khas di dalam diri seorang individu
yang membedakannya dengan individu lainnya. Sehingga bila diartikan secara garis
besar, Perkembangan karakter anak usia dini merupakan proses berkembangnya
nilai-nilai moral yang membentuk kualitas kepribadian anak-anak usia prasekolah,
dalam hal ini anak-anak paud dan taman kanak-kanak. Pada fase usia inilah anak-anak

6
akan dengan sangat mudah menangkap pendidikan karakter yang diberikan oleh
orang-tua, pendidik, dan orang-orang disekitarnya, yang kemudian diaplikasikan pada
bagaimana ia bertindak, berperilaku, berpikir, dan bertutur kata.
Sejalan dengan perkembangan anak usia dini, maka pembelajaran di sekolah
paud dan taman kanak-kanak – tempat pertama kali anak-anak mempersiapkan diri
sebelum memasuki sekolah berjenjang – menjadi sangat signifikan. Sekolah
menekankan pada penanaman nilai-nilai moral, perilaku baik sebagai individu,
sebagai anggota masyarakat, maupun sebagai seorang yang beriman sesuasi dengan
nilai-nilai keagamaan. Pendidik juga memperhatikan metode serta strategi dalam
melaksanakan pengajaran di sekolah. Tentang cara yang yang paling efektif agar
murid belajar bagaimana belajar, belajar bagaimana ber­pikir, belajar bagaimana
mela­kukan, dan belajar bagaimana bekerja sama dan hidup bersama. Hal tersebut
menjadi faktor yang kritis dalam perkembangan anak yang bersangkutan. Kegiatan
bermain sambil belajar di sekolah pun mengambil peran penting bagi anak-anak usia
dini untuk mulai belajar bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman-teman
sebayanya dengan pengawasan dan perhatian penuh dari para pendidik.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Karakter Anak


Usia Dini.

Menurut Zubaedi (2012:177-183) faktor yang mempengaruhi pembentukan


dan perkembangan karakter adalah sebagai berikut:

1. Faktor insting (naluri)


Insting adalah sikap/ tabiat yang sudah ada sejak manusia dilahirkan.
2. Adat (kebiasaan)
Kebiasaan adalah suatu perilaku yang sama yang dilakukan secara
terus menerus sdan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.
3. Keturunan (wirotsah/heredity)
Sifat-sifat anak sebagian besar merupakan pantulan dari sifat-sifat
orang tua mereka, baik dalam sifat jasmaniah dan sifat rohaniah.
4. Lingkungan
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang melingkupi hidup manusia
di sekitarnya/ yang mengelilinginya, bisa berupa lingkungan alam dan
lingkungan pergaulan.

Seperti yang dijelaskan oleh Maharani dan Mustika (2016:25) melalui jurnal
bimbingan dan konseling, faktor yang mempengaruhi pendidikan karater dapat
berasal dari diri sendiri atau dari luar diri sendiri. Bisa dari lingkungan sekolah,
keluarga, dan lingkungan pergaulan seseorang di masyarakat.

7
4. Pengaruh Positif E-learning terhadap Perkembangan Karakter Anak
Usia Dini.

Dengan adanya e-learning didunia pendidikan anak usia dini, ada beberapa hal
positif yang berpengaruh pada perkembangan karakter anak usia dini. Dimana
anak-anak bersentuhan langsung dengan teknologi dan menempatkannya sebagai
media bermain serta belajar. Dalam hal ini, anak-anak usia dini mulai dikenalkan dan
mengenal gadget. Menurut (Sundus, 2017) penggunaan gadget pada anak-anak
memberikan dampak positif terhadap motorik dan kognitif anak selain itu juga bisa
digunakan sebagai sarana hiburan dan melatih jiwa kompetisi pada anak-anak.
Manfaat atau dampak positif dari gadget dapat dirasakan jika penggunaannya
dilakukan dengan disertai kontrol, tidak berlebihan, pemilihan konten yang ditonton
merupakan konten yang bersifat positif seperti berisikan informasi-informasi yang
dapat memberikan pengetahuan baru, untuk anak-anak konten yang di lihatnya bisa
berupa pembelajaran menarik mengenai cara berhitung, membaca, atau berisikan
cerita dan lainya.
Bertatapan langsung dengan media pembelajaran berupa video gambar, musik,
dan konten pembelajaran, dapat meningkatkan daya imajinasi dan kreatifitas anak,
terutama di dunia yang berbasis digital saat ini. Sehingga pengenalan akan dunia
digital pun dirasa perlu, khususnya dalam kegiatan belajar dan mengajar. Banyaknya
aplikasi atau video yang dapat memberikan edukasi dan tantangan bagi anak dapat
membantu anak untuk semangat belajar, gadget lebih menarik bagi anak sehingga
gadget dapat membangkitkan gairah belajar anak. Sebagai sarana hiburan bagi
anak-anak. Selain itu, e-learning juga dapat melatih keberanian dan jiwa berkompetisi
anak. Kemampuan berkompetisi anak terlatih melalui game-game pembelajaran di
dalam gadget. Ketika mereka bermain game yang sifatnya kompetisi dan melibatkan
lebih dari satu orang maka dia akan merasakan seperti apa itu kompetisi dan
membiasakan dirinya untuk menyukai tantangan.

8
5. Pengaruh Negatif E-learning terhadap Perkembangan Karakter
Anak Usia Dini.

E-learning juga memiliki dampak negatif bagi penggunanya terutama bagi


anak usia dini yang masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. E-learning
menghambat proses belajar bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya. Ketika
e-learning tidak diimbangi dengan pendampingan dan pengawasan orang tua, maka
yang terjadi adalah anak-anak menjadi kecanduan gadget. Hal ini membentuk
karakter anak yang tidak peka dan tidak peduli dengan lingkungan di sekitarnya
karena apa yang mereka fokus amati ada didalam gadget. Pengawasan yang kurang
terhadap penggunaan gadget untuk belajar sehingga anak mencoba untuk melihat
konten-konten lain yang mungkin tidak wajar untuk dilihat anak seusianya, akan
berpengaruh pada pola pikir dan bagaimana anak memasukkan nilai-nilai yang
mereka dapatkan bahkan yang tidak baik sekalipun dalam perilaku dan cara berbicara
mereka. Sebab anak-anak usia dini mudah sekali untuk meniru apa yang ia lihat dan
amati. (Sundus, 2017) juga mengungkapkan bahwa gadget dapat berpengaruh
terhadap kemampuan berbicara anak, karakter, kualitas belajar anak, gangguan
pemusatan, bahkan dapat menyebabkan depresi.
Adapun anak yang mengalami gangguan keterlambatan berbahasa mungkin
hanya akan mampu menyambungkan satu dua kata saja, anak dengan keterlambatan
bicara dapat menggunakan kata-kata atau frasa tetapi sulit untuk dimengerti, anak
akan belajar berbicara dan berbahasa ketika bersosialisasi, berinteraksi dengan orang
lain akan tetapi karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar
gadget mereka menjadi jarang berinterkasi dengan orang lain berakibat pada
kurangnya kemampuan bicara dan bahasa anak. Orang tua harus paham akan besarnya
dampak negatif penggunaan gadget dalam kegiatan e-learning dengan tidak adanya
kontrol dari orang tua. Kesadaran orang tua akan pentingnya peran orang tua dapat
membantu untuk mencegah timbulnya dampak negatif e-learning oleh anak-anak.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem e-learning yang diterapkan bagi anak usia dini memiliki dampak secara
positif dan negatif dalam perkembangan karakter anak. Dengan e-learning anak dapat
mengenal teknologi, terutama dijaman digitalisasi ini dimana semua berbasis teknologi.
Sehingga dalam perkembangannya nanti, anak akan tumbuh rasa percaya diri dalam
menghadapi kemajuan dunia yang semakin pesat. Selain itu e-learning juga dapat
menumbuhkan kreatifitas dan imajinasi anak melalui fitur-fitur pembelajaran yang beragam
dan menarik, melalui video gambar, animasi, musik, dan semua yang memiliki unsur kreasi
digital. Belajar sambil bermain game pun akan melatih anak untuk berani berkompetisi dan
mengambil tantangan baru. Namun demikian, sistem e-learning ini juga tak lepas dari
banyaknya dampak negatif yang berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak.
Terutama jika tidak diimbangi dengan bimbingan dan pengawasan orang tua. Hal yang paling
signifikan adalah ketika anak-anak sudah kecanduan gadget, maka motivasi awal yang adalah
untuk belajar, lama-kelamaan akan beralih ke hiburan-hiburan lain yang jika berlebihan tidak
akan baik dampaknya. Oleh karena itu, peran orang tua dalam mendampingi anak-anak usia
dini dalam berjalannya e-learning sangat diperlukan. Agar anak-anak dapat beradaptasi
dengan kemanjuan jaman tanpa menurunkan kualitas karakter pada diri masing-masing.

3.2 Saran

Saya berharap, makalah ini dapat berguna bagi para pembaca, terutama dalam
menjaga bibit generasi, anak-anak usia dini dari pengaruh negatif sistem e-learning karena
kurangnya pengawasan orang yang lebih dewasa. Demi kesempurnaan makalah ini, saya
mohon kritik, saran, dan masukan dari para pembaca yang sifatnya membangun, agar
makalah ini semakin baik kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alia, T., & Irwansyah. (2018). Pendampingan Orang Tua pada Anak Usia Dini
dalam Penggunaan Teknologi Digital. A Journal of Language, Literature, Culture, and
Education POLYGLOT, 14(1), 65–78.
https://doi.org/10.19166/pji.v14i1.639.
Aubrey, C., & Dahl, S. (2014). The confidence and competence in information and
communication technologies of practitioners, parents and young children in the Early
Years Foundation Stage. Early Years, 34(1), 94-108.
https://doi.org/10.1080/09575146.2013.792789
Informasi, S. D. S. K. dan T. (2018). Statistik Telekomunikasi Indonesia.
http://library1.nida.ac.th/termpaper6/sd/2 554/19755.pdf
Asmuni. (2020). Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 dan Solusi
Pemecahannya. Jurnal Paedagogy: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan,
7(4), 281–288
Chusna, P. A. (2017b). Pengaruh Media Gadget pada Perkembangan Karakter Anak.
Dinamika Penelitian: Media Komunikasi Sosial Keagamaan, 17(2), 317.
https://doi.org/10.21274/dinamika.2017.17.2.315-330.
Ayu, P., Lestari, S., & Gunawan, D. (2020). The Impact of Covid-19 Pandemic on Learning
Implementation of Primary and Secondary School Levels. In Indonesian Journal of
Elementary and Childhood Education (Vol. 1, Issue 2).
https://journal.publication-center.com/index.php/ijece/article/view/141
Damayanti, E., Ahmad, A., & Bara, A. (2020). Dampak Negatif Penggunaan Gadget
Berdasarkan Aspek Perkembangan Anak di Sorowako. Martabat J. Peremp. Dan
Anak, 4(1), 1–22.
http://ejournal.iaintulungagung.ac.id/index.php/martabat/article/view/2948.
Daniel, S. J. (2020). Education and the COVID-19 pandemic. Prospects, 49(12), 9196.
https://doi.org/10.1007/s11125-020-09464-3
Dharma, K., dkk. (2011). Pendidikan Karakter : Kajian Teori dan Praktik disekolah. Bandung
: Rosda Karya

11

Anda mungkin juga menyukai