Anda di halaman 1dari 2

PERKEMBANGAN ALIRAN STRUKTURAL

Nama: Rhamadhan Ardhi Wiranata


NIM: 22407141034
Kelas A

Jika mendengar kata mengenai strukturalisme atau aliran pemikiran struktural, makan
tidak akan jauh pembahasannya dari Levi Strauss dan Annalles School. Pada
perkembangannya, strukturalisme dimulai sebagai kritik mengenai pendekatan narativisme
yang dinilai terlalu menitikberatkan kesan positif dan sebagainya kepada aktor. Aliran
struktural menitikberatkan bahwa seorang tokoh besar tidaklah lahir dan berkembang dalam
ruang kosong, tetapi ia ada dalam konteks struktur sosial tertentu. Strukturalisme mendorong
agar adanya benang yang menjadikan pengkajian sejarah memerlukan pendekatan
interdisipliner pada ilmu sosial lain. Adapun kelebihan dari adanya pendekatan
interdisipiliner dalam pengkajian sejarah ialah dengan bantuan teori-teori ilmu sosial yang
menunjukkan hubungan antara berbagai faktor, detail-detail mengenai masa lalu dapat dirinci
dan dihubungkan sebagai salah satu penyebab mengapa peristiwa dapat terjadi. Para
sejarawan dapat menelisik hubungan antara aspek-aspek di disiplin ilmu lain guna
mempertajam deduksi dalam memecahkan permasalahan yang dikaji. Klaim kerja
strukturalisme, mengatakan bahwa realitas harus dimaknai sebagai misteri yang harus dicari,
karena ia hanyalah fenomena/tampakan. Dengan demikian sebuah realitas adalah suatu yang
harus dilihat secara abstrak, dan dijelaskan sebagai sebuah fenomena. Levi Strauss,
berpendapat bahwa struktur adalah konsep cara berfikir manusia yang elementer, dan
karenanya bersifat universal.
Tren penulisan sejarah struktural pada masa ini tidak bisa dipisahkan dengan
pemahaman masalah masyarakat yang terikat pada struktur-struktur tersentu, sehingga perlu
penjelasan yang lebih komprehensif tentang struktur itu sendiri. Dengan adanya metodologi
baru layaknya pendekatan ilmu sosial, membuat studi sejarah menjadi semakin kritis dan
memperluas aspek kajiannya. Kelebihan yang dimiliki aliran strukturalisme dalam penulisan
sejarah ialah dapat mengungkapkan sesuatu faktor yang kasat mata, pendekatan dari
strukturalisme yang luas dapat jeli dalam melihat faktor yang mempengaruhi suatu peristiwa
dapat terjadi. Maka adapun kelemahan dari aliran strukturalisme dalam penulisan sejarah
ialah Kerja strukturalisme menjadi sesuatu yang spekulatif dan metafisik. Celakanya lagi,
apabila kecenderungan ini terlalu dipaksakan, akan mengakibatkan pembunuhan terhadap
fakta-fakta suatu peristiwa. Strukturalisme melihat manusia sebagai obyek pasif, yang tidak
berbuat apa-apa atau memiliki kreatifitas untuk berubah. Strukturalisme hanya beranggapan
bahwa struktur adalah sesuatu yang baku. Padahal realitasnya banyak perubahan yang
muncul justru karena manusia bersikap kreatif, yaitu ingin merombak struktur.
Historiografi aliran struktural adalah pendekatan dalam penulisan sejarah yang menekankan
pada struktur dan pola-pola dalam sejarah. Berikut adalah beberapa ciri-ciri historiografi aliran
struktural:
1. Fokus pada struktur: Historiografi aliran struktural menekankan pada struktur dan
pola-pola dalam sejarah. Hal ini terlihat dari cara penulisannya yang sering kali
memaparkan pola-pola yang berulang dan pengaruh yang saling terkait antara
berbagai faktor dalam sejarah.
2. Analisis bawah sadar: Salah satu ciri khas dari historiografi aliran struktural adalah
analisis bawah sadar atau yang sering disebut dengan "deep structure". Ini berarti
bahwa sejarah dipahami sebagai hasil dari faktor-faktor yang tidak selalu jelas atau
tampak, tetapi memiliki pengaruh yang signifikan.
3. Penggunaan metode strukturalis: Historiografi aliran struktural sering kali
menggunakan metode-metode strukturalis dalam analisisnya. Metode strukturalis
adalah sebuah pendekatan yang menekankan pada hubungan dan pola-pola dalam
sistem dan struktur.
4. Penekanan pada konteks sosial dan budaya: Historiografi aliran struktural
memandang sejarah sebagai bagian dari konteks sosial dan budaya yang lebih luas.
Oleh karena itu, penulis sejarah aliran struktural sering kali membahas faktor-faktor
sosial dan budaya yang mempengaruhi perkembangan sejarah.
5. Penggunaan konsep dan teori: Historiografi aliran struktural sering menggunakan
konsep dan teori dari disiplin ilmu lain, seperti antropologi, sosiologi, dan psikologi.
Hal ini dilakukan untuk membantu dalam analisis sejarah dan memahami pengaruh
faktor-faktor yang berperan dalam sejarah.

Pertanyaan: sampai tahun berapakah historiografi aliran struktural masih digunakan, serta
sebutkan kira-kira ditandai dengan karya apa yang alirannya struktural

DAFTAR PUSTAKA
Wijayasari, E. (t.thn.). Penerapan Analisis Struktural Terhadap Karya Sejarah Indonesia. Diambil
kembali dari academia.edu:
https://www.academia.edu/37540402/Filsafat_Sejarah_analisis_struktural_docx

Anda mungkin juga menyukai