Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh Kolonial Eropa dan Jepang pada Seni Pertunjukkan serta

Perkembangan Seni Media Rekam dan Seni Pertunjukan di Masa


Kemerdekaan

Nama: Rhamadhan Ardhi Wiranata


NIM: 22407141034
Kelas: A
Seni pertunjukan merupakan bagian penting dari kebudayaan manusia dan
berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Seni pertunjukan memainkan
peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat di seluruh dunia. Dalam
sejarah seni pertunjukan di Indonesia terdapat pengaruh kolonialisme Eropa dan Jepang yang
mempengaruhi perkembangan seni pertunjukan dan seni rekaman pada masa kemerdekaan.
Pada awal abad ke-16, bangsa Eropa mulai menjajah Nusantara. Pada masa
penjajahan ini, bangsa Eropa membawa kebudayaan dan keseniannya ke Indonesia, termasuk
seni pertunjukan. Pengaruh seni pertunjukan Eropa mulai terasa pada seni tari dan musik di
Indonesia. Seni pertunjukan Eropa ini kemudian berkembang pesat di Indonesia, terutama
pada abad ke-19, ketika Belanda menguasai wilayah Indonesia.Dalam perkembangannya,
seni pertunjukan Eropa di Indonesia mengalami perubahan sesuai dengan selera masyarakat
Indonesia. Seni pertunjukan Eropa ini telah diadaptasi dan dipadukan dengan seni tradisional
Indonesia sehingga melahirkan seni pertunjukan baru seperti Opera Betawi dan Opera Jawa.
Opera Betawi dan Opera Jawa kemudian menjadi sangat populer di kalangan masyarakat
Indonesia dan mempengaruhi perkembangan seni pertunjukan di Indonesia ke depan. 
Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, pengaruh seni pertunjukkan Jepang juga
terlihat dalam seni pertunjukkan di Indonesia. Seni pertunjukkan Jepang yang paling populer
pada masa itu adalah Kabuki dan Bunraku. Kabuki dan Bunraku kemudian digabungkan
dengan seni pertunjukkan Indonesia, menghasilkan seni pertunjukkan baru yang disebut
dengan Wayang Orang. Wayang Orang kemudian menjadi sangat populer di kalangan
masyarakat Indonesia dan masih dipentaskan hingga saat ini. Pengaruh seni pertunjukkan
Jepang juga terlihat dalam seni pertunjukkan tradisional Indonesia lainnya seperti Topeng
Jawa dan Randai. Pengaruh Jepang juga terlihat dalam seni tari Jawa. Di mana, tarian yang
tadinya hanya dijadikan sebagai ritual keagamaan kemudian diubah oleh Jepang menjadi
hiburan bagi para tentara Jepang dan juga masyarakat Indonesia. Tarian-tarian Jawa
kemudian diubah penampilannya menjadi lebih modern dengan tambahan gerakan-gerakan
baru yang terinspirasi dari tari Jepang.
Seni media rekam dan seni pertunjukan merupakan bagian penting dari budaya
Indonesia. Masa kemerdekaan Indonesia menjadi momen penting dalam perkembangan
kedua seni ini. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, perkembangan seni media rekam
mengalami kemajuan pesat. Sebagai negara yang baru merdeka, Indonesia memiliki banyak
kesulitan dalam mengembangkan seni rupa yang modern. Namun, perkembangan teknologi dalam
bidang fotografi dan film menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Pada tahun 1950-an,
berbagai film Indonesia mulai diproduksi. Film-film ini mencerminkan identitas Indonesia
dan cerita-cerita yang relevan dengan kehidupan masyarakat Indonesia pada waktu itu. Salah
satu film yang terkenal adalah "Serangan Fajar" (1951) yang menggambarkan perjuangan
kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1960-an, seni media rekam semakin berkembang di
Indonesia. Karya-karya seni media rekam yang diproduksi pada masa ini lebih beragam dan
mengambil inspirasi dari berbagai aliran seni di dunia. Di antara karya seni media rekam
yang terkenal pada masa ini adalah film "Lewat Djam Malam" (1954) karya Usmar Ismail
dan "Kisah Sedih di Hari Minggu" (1973) karya Arifin C. Noer.
Seni pertunjukan juga mengalami perkembangan pesat di masa kemerdekaan
Indonesia. Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman budaya, seni pertunjukan di
Indonesia sangatlah beragam. Beberapa seni pertunjukan yang terkenal di Indonesia antara
lain wayang kulit, tari tradisional, dan musik tradisional. Pada awal kemerdekaan, seni
pertunjukan di Indonesia didominasi oleh tari tradisional dan wayang kulit. Namun, pada
tahun 1960-an, seni pertunjukan di Indonesia semakin beragam dan mengambil inspirasi dari
berbagai aliran seni di dunia. Beberapa seni pertunjukan modern yang terkenal pada masa ini
antara lain teater, tari modern, dan seni musik modern. Perkembangan seni pertunjukan di
Indonesia pada masa kemerdekaan juga didukung oleh pemerintah. Pemerintah Indonesia
mendirikan beberapa lembaga untuk mendukung perkembangan seni pertunjukan di
Indonesia, seperti Dewan Kesenian Jakarta dan Institut Kesenian Jakarta.

Pertanyaan: bagaimana saja respons nyata pemerintah saat itu terkait kritik melalui karya seni
yang dilayangkan oleh seorang seniman? Dapatkah kelompok kalian memberikan contoh
kasus yang menggambarkan perihal tersebut?

DAFTAR PUSTAKA

PaEni, M. (2009). Sejarah Kebudayaan Indonesia: Seni Pertunjukan Dan Seni Media. Jakarta: Rajawali
Pers.

Anda mungkin juga menyukai