Anda di halaman 1dari 2

HISTORIOGRAFI ABAD 18

Nama: Rhamadhan Ardhi Wiranata


NIM: 22407141034
Kelas A

Perkembangan historiografi pada abad ke-18 di dunia Barat diwarnai oleh semangat
Pencerahan (Enlightenment), yaitu gerakan intelektual yang menekankan pada rasionalitas dan ilmu
pengetahuan. Pada masa ini, para sejarawan mulai menekankan pada penggunaan sumber-sumber
primer dan menolak metode sejarah yang bersifat spekulatif atau mitologis. Pada awal abad ke-18,
sejarah dipandang sebagai disiplin ilmu yang terpisah dari sastra dan filsafat. Sejarah
dianggap sebagai kajian tentang peristiwa dan tokoh-tokoh penting yang pernah ada dalam
sejarah manusia. Pada masa ini, sejarah mulai dipandang sebagai alat untuk memahami dunia
dan mengungkapkan hakikat dari manusia. Tokoh-tokoh penting pada masa ini adalah
Voltaire, Gibbon, dan Montesquieu. Pada pertengahan abad ke-18, sejarah mulai dipengaruhi
oleh romantisme. Tokoh-tokoh romantik menekankan pada emosi dan perasaan dalam
menulis sejarah. Mereka memandang sejarah sebagai suatu bentuk sastra dan menolak
pendekatan yang berorientasi pada fakta dan logika.
Historiografi pada abad ke-18 ditandai oleh beberapa ciri-ciri penting:
1. Fokus pada narasi: Sebelum abad ke-18, sejarah lebih banyak dipahami sebagai
catatan kronologis dari peristiwa penting. Namun pada abad ke-18, historiografi
mulai mengembangkan narasi yang lebih menarik dan terstruktur, menggabungkan
peristiwa, tokoh, dan ide-ide untuk menciptakan kisah yang koheren dan mudah
diikuti.
2. Penggunaan sumber yang lebih luas: Seiring dengan berkembangnya perdagangan
dan eksplorasi, para sejarawan abad ke-18 memiliki akses yang lebih besar ke
sumber-sumber sejarah dari berbagai belahan dunia. Ini memungkinkan mereka untuk
memperluas bidang penelitian mereka dan menulis sejarah yang lebih komprehensif
dan akurat.
3. Fokus pada bangsa dan kebudayaan: Sejarawan abad ke-18 seringkali menulis
tentang bangsa dan kebudayaan mereka sendiri. Mereka tertarik untuk memahami dan
menjelaskan asal-usul bangsa mereka, dan juga mempelajari tradisi, bahasa, dan
kebiasaan mereka dengan lebih mendalam.
4. Tafsir rasional terhadap sejarah: Dalam abad ke-18, terjadi pergeseran paradigma
dalam memahami sejarah. Sebelumnya, sejarah sering dilihat sebagai takdir atau
kehendak Tuhan. Namun sekarang sejarah dipahami sebagai hasil dari kekuatan-
kekuatan yang dapat dipahami dan dijelaskan secara rasional, seperti politik,
ekonomi, dan kebudayaan.
5. Perhatian pada metode: Sejarawan abad ke-18 memperkenalkan metode baru untuk
menulis sejarah yang lebih objektif dan akurat. Mereka memperkenalkan konsep
seperti kritik sumber dan akurasi faktual yang penting untuk menjamin integritas
sejarah.
6. Peningkatan kualitas penulisan: Para sejarawan abad ke-18 sering kali menulis dalam
bahasa yang lebih jelas dan ringkas daripada sejarawan sebelumnya. Mereka
mengembangkan gaya penulisan yang lebih terstruktur dan menarik, yang membuat
sejarah menjadi lebih mudah diikuti dan dipahami.

Pertanyaan: Bagaimana perkembangan historiografi pada abad ke-18 memengaruhi cara kita
memahami sejarah dan bagaimana perbedaannya dengan pandangan sejarah pada masa sebelumnya?

DAFTAR PUSTAKA

Supriyono, Agus. Diktat Historiografi Eropa Barat Kuno, Abad Tengah dan Modern (Jurusan
Sejarah, fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang).

Anda mungkin juga menyukai