I Kadek Yudha Dwi Putra ( 2207011962 ) I Made Krisna Dwi Cahya Putra ( 2207011965 ) I Komang Sanjaya ( 2207011972 ) A.PENILAIAN HASIL BELAJAR DENGAN PENDEKATAN TRADISIONAL
ASESMEN HASIL BELAJAR DENGAN PENDEKATAN TRADISIONAL Hasil
belajar merupakan wujud pencapaian peserta didik , sekaligus merupakan Lambang keberhasilan pendidik dalam membelajarkan peserta didik .
Tes hasil belajar ( Achievement test ) , kadang - kadang disebut
juga tes prestasi belajar , merupakan salah satu alat yang dapat digunakan pendidik di sekolah atau pendidik di lembaga pendi dikan tinggi , untuk memahami tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajar . B. PRINSIP - PRINSIP ASESMEN HASIL BELAJAR
Hasil belajar akan dapat diungkapkan menurut fungsi yang
diharapkan apabila instrumen yang dipakai memenuhi syarat untuk hal tersebut . Tes hendaklah vulid da reliable , di samping syarat - syarat yang lain , seperti telah diutarakan dalam urai terdahulu . PRINSIP KHUSUS 1 . Tes yang disusun hendaklah betul - betul mengukur tujuan pendidikan Pada waktu penyusunan satuan pelajaran , seorang pendidik / guru di sekolah hen daklah membayangkan secara menyeluruh hubungan tujuan yang disusun de ngan jenis pengukuran dan asesmen sesuai dengan fungsinya. 2. Tes yang disusun merupakan sampel yang representatif dari semua materi pem belajaran . Dalam hal ini , pendidik / guru perlu terlebih dahulu membuat kisi - kisi ujian ( blue print ) atau table of specification yang akan memberikan gambaran lebih rinci ten tang kawasan dan materi pembelajaran . Dengan adanya kisi - kisi tersebut , bobot materi yang diberikan dapat dirinci menjadi lebih proporsional , dan tiap kelom pok terwakili dalam instrumen / tes yang disusun . Dengan demikian , jelas bahwa tes yang disusun sebenarnya merupakan sampel dari materi yang ingin diukur atau dinilai . 3 Bentuk / format tes yang dipilih hendaklah sesuai dengan tujuan yang akan di capai Banyak bentuk tes yang dapat digunakan , tetapi tiap - tiap bentuk tes mempunyai keterbatasan dan keuntungan sendiri - sendiri . Baik tes esai maupun tes objektif mempunyai peran yang berbeda dalam mengungkapkan sesuatu . Tes esai lebih diarahkan untuk mengungkapkan kemampuan menjelaskan , menerangkan dan mengorganisasikan pendapat sendiri terhadap sesuatu yang ditanyakan . Untuk tes esai dengan " jawaban pendek " maupun " isian " , peserta didik juga diharap kan menyuplai jawabannya , tetapi lebih bersifat fakta . 4. Tes proses dan hasil belajar hendaklah seterandal mungkin . Dalam hal ini , penyusun tes hasil belajar perlu : • Memperhatikan panjangnya tes yang disusun . Tes yang panjang lebih reliabel dari tes yang pendek . Namun tes yang terlalu panjang merusak konsentrasi peserta didik dan membosankan , sehingga menjadi tidak reliabel . • Memperbaiki butir demi butir soal yang kurang tepat , sehingga kualitas tes menjadi lebih baik . • Menyediakan butir soal yang dapat mewakili tingkah laku yang diukur . • Mengujicobakan tes yang telah disusun untuk mengetahui kesalahan ( error dan kemudian menyempurnakannya C.PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN TES HASIL BELAJAR
Tes yang baik bukanlah sekali jadi , melainkan membutuhkan
waktu yang cukup lama, dengan tenaga yang ahli di bidangnya serta memahami konsep - konsep tes hasil belajar . Ketekunan dan ketelitian sangat diperlukan dalam mendisiplinkan diri pada waktu penyusunan instrumen . Tes belajar perlu dirancang secara baik dan mempunyai hubungan erat dengan tujuan pendidikan . Tujuan merupakan titik awal dari perencanaan dan penyusunan tes hasil belajar . DALAM PENYUSUNAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR MULAI DARI PENYUSUNAN KISI - KISI UJIAN DAN PEMILIHAN TIPE INSTRUMEN , HINGGA DALAM PENYUSUNAN BUTIR - BUTIR INSTRUMEN . 1. Penentuan Tujuan Pembelajaran Tujuan kegiatan pendidikan / pembelajaran berbeda - beda dalam perwujudan aya , sesuai dengan apa yang diharapkan pendidik dan peserta didik dengan kegiatan tu . Dalam merumuskan tujuan pembelajaran , pendidik hendaklah bertitik tolak dari bermacam - macam pertimbangan , antara lain , bahwa tujuan itu : Berorientasi dan terfokus pada membelajarkan peserta didik . Sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pendidikan . Berpusat pada perubahan wawasan , pengetahuan , sikap , nilai dan perubahan tingkah laku peserta didik . Bersifat menguraikan belajar . Khusus dalam aspek tertentu , dapat diobservasi dan diukur , dan / atau dinilai Jelas dan dapat dimengerti oleh peserta didik . 2. Blueprint atau Kisi - kisi Ujian Perencanaan suatu tes yang akan dilaksanakan pada prinsipnya sangat diper lukan , agar apa yang diharapkan dapat dicapai . Rencana yang teliti dan konseptual akan memberikan jaminan bahwa pendidik akan dapat mengukur belajar yang relevan dengan tujuan , serta mewakili ( representative ) materi / konten dalam kurikulum sesuai dengan mata pelajaran dan kelompok dalam bidangnya . Perencanaan tes dalam pro ses pendidikan , sama fungsinya dengan perencanaan rumah dalam mendirikan suatu bangunan rumah Kalau gambar rumah itu dirancang secara benar dan baik , dengan memperhatikan keadaan lingkungan , luas tanah , dan kemampuan yang mendirikan mantap . 3. Langkah - langkah Penyusunan Tes Hasil Belajar Pendidik ( di sekolah ) selalu berusaha untuk memahami , seberapa jauh belaja peserta didik terhadap kegiatan pendidikan yang telah dilaksanakan . Untuk maked tersebut , pendidik , dalam menyusun tes belajar , hendaklah betul - betul memperha kan kegiatan pendidikan yang telah dilaksanakan sebelumnya . Langkah - langkah dalam penyusunan tes sebagai berikut : 1 ) Menetapkan tujuan penilaian / asesmen , 2 ) Mengembangkan spesifikasi / blueprint . 3 ) Mengembangkan ruang lingkup ujian , 4 ) Memilih tipe item / butir soal , 5 ) Mempersiapkan penyusunan item / butir soal , 6 ) Menyusun item / butir soal , 7 ) Me - review item , 8 ) Mengadministrasikan tes 9 ) Menskor dan mengolah tes . 10 ) Menginterpretasikan tes . 11 ) Menggunakan tes untuk perbaikan kegiatan pembelajaran dan " grading " AKOMPONEN - KOMPONEN TES DAN PERSIAPAN PENYUSUNAN A.Komponen Tes Tes belajar susunan pendidik sangat terkait dengan tujuan yang telah dirumuikas sebelumnya . Banyak tes yang dapat dipakai dalam membantu pendidik , tetapi tida semuanya dapat digunakan untuk tujuan yang sama . Tes objektif , baik yang berben tuk Betul - Salah , Pilihan Jamak , Menjodohkan maupun Analisis Hubungan , dape mengumpulkan berbagai informasi , tetapi tidak dapat digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menyatakan , menerangkan atau menyusun kemba pendapatnya . Tes esai , baik yang bebas maupun yang terstruktur , hanya dapat me umpulkan informasi dalam jumlah terbatas , tetapi sangat efektif untuk mengembang kan penalaran dan kemampuan peserta didik dalam menyatakan pendapatnya B. Persiapan tes Pada prinsipnya , tes yang baik bersumber dari persiapan yang matang , baik ditin jau dari kelengkapan fasilitas maupun bahan yang akan diujikan . Persiapan - persiapan itu mencakup beberapa hal berikut : 1.penyusunan tabel spesifikasi / bluepinrt 2.penyediaan kartu soal (itemcard) 3. Kesiapan penulis soal dalam bidang materi yang akan diujikan serta pemahaman nya dalam penyusunan soal yang baik . 4. Fasilitas penunjang lainnya , seperti ruangan yang pantas , pena , dan pensil serta buku - buku referensi yang mungkin dibutuhkan . D.TES ESAI DAN TES OBJEKTIF Kedua tipe tes ini telah lama digunakan dalam evaluasi hasil belajar . Perbedaan tes ini yaitu : A. TES ESAI Tes esai lebih banyak digunakan untuk mengukur kemampuan yang lebih tinggi dalam kawasan kognitif , seperti menggunakan , menganalisis , menilai dan berpikir kreatif , sebab melalui tes tipe ini peserta didik diajak untuk dapat menerangkan , mengungkapkan , menciptakan , membandingkan , maupun menilai suatu objek evalu asi . B. Tes objektif Tes objektif terdiri beberapa bentuk . Tiap bentuk mempunyai karaktersitik ter sendiri . Secara umum , karaktersitik tes objektif sebagai berikut : 1. Tes tipe ini , dalam pemeriksaannya dapat dilakukan dengan objektif , sebab sub jektivitas dari pemeriksa dapat dihilangkan dengan melakukan pemeriksaan lang dan kunci jawaban yang telah disiapkan untuk masing - masing butir . 2. Tes ini lebih terstruktur dengan pola - pola yang lebih mengikat menurut tipe digunakan . Pada setiap butir soal telah disediakan jawaban dan peserta ujian ha nya memilih atau mempertimbangkan jawaban yang telah ada dengan tepat . 3. Peserta didik tidak didesain untuk mengorganisasikan jawabannya secara bebas seperti dalam tes esai ; tetapi harus mengerjakan sejumlah soal yang cukup ba nyak dalam waktu yang memadai 4. Soal - soal yang disusun , ditata sedemikian rupa sehingga mewakili materi dan tujuan yang ingin diujikan . 5. Prosedur penskoran ditentukan setelah tes itu selesai disusun , bukan setelah siap diujikan . Ini berarti , aturan - aturan tersebut sudah ada sebelum tes dimulai . 6. Reliabilitas tes objektif dipengaruhi oleh panjang pendeknya tes yang disusun Makin pendek tes , makin tidak objektif ; tetapi kalau terlalu panjang menyebabkan kelelahan dan kebosanan peserta didik , yang pada gilirannya akan memengaruhi stabilitas dan konsistensi tes tersebut . Perkirakanlah dengan baik karakteristik testee , sehingga faktor - faktor yang akan mengganggu validitas dan reliabilitas dapat diminimalkan , kalau tidak dapat dihapus . E.PENGADMINISTRASIAN TES
Pengadministrasian tes dalam asessmen hasil belajar merupakan bagian integral
dari proses pembelajaran , yang akan menentukan prestasi yang dicapai peserta didik . Persiapan dan pengadminitsradi Persiapan Pengadministrasian tes akan berjalan dengan baik kalau diawali dengan persiap an yang matang . Persiapan itu menyangkut : 1 ) Perbanyakan / reproduksi tes . 2 ) Pengaturan tempat duduk dan fasilitas lainnya yang Dibutuhkan 3 ) Kerapian tes . Pengadministrasian Apabila persiapan telah dilakukan dengan baik , maka pada hari ujum pendidik tinggal melaksanakan ujian saja . Seandainya keadaan ruang dan tempat duduk se sal dengan yang disiapkan sebelumnya , maka tidak perlu lagi diadakan perbaikan Apabila sudah jauh menyimpang , maka perlu ditata kembali . Setelah keadaan cukup memuaskan , maka kegiatan yang dilakukan selanjutnya: Memberikan penjelasan atau pengantar tentang ujian ( kalau periu ) Membagikan naskah ujian dan lembaran jawaban . Melakukan pengawasan dengan baik . F. ANALISIS SOAL Pengembangan alat asesmen pendidikan merupakan salah satu usaha untuk men dapatkan alat asesmen yang valid dan reliabel , sehingga betul - betul dapat menggam . A.Tingkat kesurakan soal Kebaikan suatu tes juga akan ditentukan oleh tingkat kesukaran masing - masing item . Item yang terlalu mudah atau item yang terlalu sukar merupakan hal yang tidak baik . Langkah - langkah dalam analisis soal : 1 ) Susun lembaran jawaban yang telah diskor dengan menempatkan skor paling tinggi di atas , kemudian diikuti lembaran jawaban berikutnya , dan paling bawah adalah skor yang paling rendah . 2 ) Ambil 27 % jawaban dari kelompok yang mendapatkan skor tinggi ( kelompok pintar ) dan 27 % dari kelompok yang mendapatkan skor kurang atau paling rendah . Pengambilan 27 % dari kelompok atas , mulai dari atas sekali merupa kan kelompok pintar dan pengambilan 27 % dari bawah ; mulai dari yang paling bawah , merupakan kelompok kurang . 3 ) Ambil lembaran jawaban mereka yang termasuk 27 % pintar dan 27 % kurang . Masukan isi jawaban mereka ke dalam lembaran jawaban analisis soal . 4 ) Tentukan peserta didik yang menjawab benar dalam setiap item , baik dalam ke lompok pintar maupun kelompok kurang . B. Daya pembeda Item yang baik adalah jika item - item itu tidak terlalu sukar dan juga tidak ter lalu mudah . Di samping itu , item tersebut hendaklah mampu membedakan orang yang pintar dari orang yang kurang pintar . Untuk mengetahui hal yang demikian , tiap - tiap item harus dianalisis dengan menggunakan tabel analisis soal , dengan mem perhitungkan jawaban dari 27 % peserta ujian yang termasuk pintar dan 27 % yang kurang pintar ( Flanagan ) . Pengambilan angka 27 % dari peserta kelompok pintar dan 27 % dari kelompok kurang pintar dapat dimodifikasi menjadi 25 % , kalau kelompok peserta ujian besar ; atau menjadi 50 % atau 100 % apabila kelompok peserta ujian kecil . Usahakan untuk menggunakan sebesar mungkin kelompok pintar dan kelom pok kurang pintar . Daya pembeda dari suatu item dinyatakan dalam bilangan desimal dan berkisar antara 0.00 sampai 1,00 . Apabila suatu soal dapat dijawab dengan benar oleh kelom . pok pintar dan kelompok kurang pintar , maka soal itu dikatakan tidak baik , sebab tidak dapat membedakan kelompok pintar dari kelompok kurang pintar . Seandainya suatu soal hanya dapat dijawab oleh kelompok kurang pintar , sedangkan kelompok pintar tidak dapat menjawab sama sekali , atau tidak dapat dijawab oleh kelompok pintar maupun kelompok kurang pintar ; maka soal itu dikatakan tidak baik , karena tidak mempunyai daya pembeda mempunyai daya pembeda negatif . Soal dika takan baik , apabila soal itu hanya dapat dijawab oleh kelompok pintar saja . Ini berarti daya pembeda soal itu adalah 1,00 . Daya pembeda tiap butir soal adalah 0,00 ( nol ) . apabila jumlah peserta didik yang menjawab benar dari kelompok pintar dan kurang pintar adalah sama . SESI DISKUSI KESIMPULAN OM SHANTI, SHANTI, SHANTI OM