0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang program bantuan beras miskin (RASKIN) di Kecamatan Mengkendek. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah kemiskinan dan program RASKIN, rumusan masalah mengenai penyaluran program RASKIN, tujuan penelitian untuk menganalisis pelaksanaan program RASKIN, serta manfaat penelitian bagi pengambil kebijakan dan perumusan program RASKIN di masa depan.
Dokumen tersebut membahas tentang program bantuan beras miskin (RASKIN) di Kecamatan Mengkendek. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah kemiskinan dan program RASKIN, rumusan masalah mengenai penyaluran program RASKIN, tujuan penelitian untuk menganalisis pelaksanaan program RASKIN, serta manfaat penelitian bagi pengambil kebijakan dan perumusan program RASKIN di masa depan.
Dokumen tersebut membahas tentang program bantuan beras miskin (RASKIN) di Kecamatan Mengkendek. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah kemiskinan dan program RASKIN, rumusan masalah mengenai penyaluran program RASKIN, tujuan penelitian untuk menganalisis pelaksanaan program RASKIN, serta manfaat penelitian bagi pengambil kebijakan dan perumusan program RASKIN di masa depan.
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang tidak dapat terelakkan diberbagai belahan dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Selain keberadaannya yang cenderung relatif kemiskinan seperti menjadi sebuah keharusan yang tak disengaja oleh manusia. Hal tersebut diperkuat dengan adanya perintah disetiap agama, bahwa kita harus berderma kepada yang miskin, dengan demikian kemiskinan mungkin akan selalu ada di muka bumi ini. Oleh karena itu, yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara meminimalis kemiskinan dan memeberikan perlakuan adil dan sewajarnya kepada masyarakat miskin. Berbicara mengenai kemiskinan, tidaklah mudah dalam mendefinisikannya karena kemiskinan bersifat relatif, sehingga sulit untuk menjabar kemiskinan itu sendiri. Berangkat dari masalah tersebut, maka ada lembaga dan banyak pakar yang mencoba untuk merumuskan dan menjabarkan defenisi kemiskinan. Menurut Suparlan (1993), kemiskinan didefenisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingakt kekurangan materi atau sejumlah orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Defenisi kemiskinan tersebut hanyalah salah satu dari pendefenisian kemiskinan, masih banyak lagi pendefenisian kemiskinan yang terus berkembang. Sejak awal kemerdekaan, bangsa Indonesia telah mempunyai perhatian besar terhadap terciptanya masyarakat adil dan makmur, sebagaimana termuat dalam alinea keempat UUD 1945. Program-program yang selama ini juga memberikan perhatian besra juga terhadap upaya dalam pengatasan kemiskinan, karena pada dasarnya pembangunan yang dilakukan bertujun untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berbagai macam program dilakukan dalam upaya pengatasan kemiskinan, baik yang merupa materialmaupun non material. Salah satu program bantuan yang masih dicanangkan pemerintah yang masih berjalan hingga saat ini adalah beras miskin (RASKIN). Mengingat tingginya anggka jumlah penduduk miskin dan diperparah oleh sulitnya penduduk miskin akan akses terhadap pangan karena rendahnya daya beli sebagai akibat krisi. Tingginya harga BBM berimplikasi pada harga bahan pokok yang melonjak tinggi terutama beras, dengan demikian daya beli masyarakat miskin rendah karena mengingat harga yang tidak terjangkau. Program ini dibentuk agar keluarga miskin mempunyai akses yang baik terhadap pangan dalam harga dan kesediaan. Beras miskin (RASKIN) diberikan dengan harga yang sangat murah kepada masyarakat miskin, sehingga dapat mengurangi beban kebutuhan penerima Beras Miskin (RASKIN), dengan jumlah yang sudah ditentukan dan diberikan satu kali per bulan. Dalam sebuah program, bahkan program yang dilakukan dalam upaya pengentasan kemiskinan, terutama program bantuan beras miskin (RASKIN) ini. Tidak jarang menuai permasalahan, baik pada pelaku penyalur bantuan beras miskin (RASKIN) maupu pada pemerima itu sendiri. Persoalan seperti itu terjadi di daerah penerima beras miskin (RASKIN), tanpa kecuali di Kecamatan Gandang Batusillanan. Rendahnya tingkat pemahaman seseorang dengan rendahnya kesadaran masyarakat akan apa yang menjadi haknya atau bukan, menjadi salah satu faktor yang menyebabkan program ini tidak berjalan dengan baik. Selain itu, faktor kekeluargaan dan kedekatan masih dominan terjadi dalam penetuan penerimaan RASKIN tersebut. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah ada, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut: 2.1. Apakah penyaluran program Beras Miskin (RASKIN) di Kecamatan Mengkendek dapat berjalan dengan efektif? 2.2. Bagaimana mekanisme penyaluran bantuan Beras Miskin (RASKIN) di Kecamatan Mengkendek ? 3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penelitian tersebut yaitu: 3.1. Untuk mengetahui dan menganalisis tepat gunakah penyaluran program bantuan beras miskin pada masyarakat di Kecamatan Mengkendek 3.2. Untuk mengetahui mekanisme penyaluran program bantuan beras miskin (RASKIN) 4. Manfaat Penulisan 4.1. Memberikan manfaat teoristis bagi berbagai pengambil kebijakan terkait penyaluran program bantuan beras miskin di Kecamatan Mengkendek. 4.2. Sebagai sumbangan pemikiran kepada stagholders dalam merumuskan dan mengimplementasikan program bantuan beras miskin (RASKIN) di kemudian hari, khusunya di kecamatan Mengkendek. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Kemiskinan Secara etimologis kemiskinan berasal dari kata miskin dalam kamus besar bahasa Indonesia yang berarti tidak berharta benda. BAPPENAS (1993) mendefenisikan kemiskinan sebagai situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena kehendak oleh si miskin, melainkan karena keadaan yang tidak adapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya. Para ilmuan mendefenisikan kemiskinan dengan cara yang berbeda antara ilmuan yang satu dengan yang lainnya. Levitan (1980) mengemukakan kemiskinan adalah kekurangan benda-benda dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup yang layak.