Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Kemiskinan merupakan masalah sosial yang tidak dapat terelakkan diberbagai
belahan dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Selain
keberadaannya yang cenderung relatif kemiskinan seperti menjadi sebuah keharusan
yang tak disengaja oleh manusia. Hal tersebut diperkuat dengan adanya perintah
disetiap agama, bahwa kita harus berderma kepada yang miskin, dengan demikian
kemiskinan mungkin akan selalu ada di muka bumi ini. Oleh karena itu, yang harus
diperhatikan adalah bagaimana cara meminimalis kemiskinan dan memeberikan
perlakuan adil dan sewajarnya kepada masyarakat miskin.
Berbicara mengenai kemiskinan, tidaklah mudah dalam mendefinisikannya karena
kemiskinan bersifat relatif, sehingga sulit untuk menjabar kemiskinan itu sendiri.
Berangkat dari masalah tersebut, maka ada lembaga dan banyak pakar yang mencoba
untuk merumuskan dan menjabarkan defenisi kemiskinan. Menurut Suparlan (1993),
kemiskinan didefenisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu
adanya suatu tingakt kekurangan materi atau sejumlah orang dibandingkan dengan
standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
Defenisi kemiskinan tersebut hanyalah salah satu dari pendefenisian kemiskinan,
masih banyak lagi pendefenisian kemiskinan yang terus berkembang.
Sejak awal kemerdekaan, bangsa Indonesia telah mempunyai perhatian besar
terhadap terciptanya masyarakat adil dan makmur, sebagaimana termuat dalam alinea
keempat UUD 1945. Program-program yang selama ini juga memberikan perhatian
besra juga terhadap upaya dalam pengatasan kemiskinan, karena pada dasarnya
pembangunan yang dilakukan bertujun untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Berbagai macam program dilakukan dalam upaya pengatasan kemiskinan, baik
yang merupa materialmaupun non material. Salah satu program bantuan yang masih
dicanangkan pemerintah yang masih berjalan hingga saat ini adalah beras miskin
(RASKIN). Mengingat tingginya anggka jumlah penduduk miskin dan diperparah
oleh sulitnya penduduk miskin akan akses terhadap pangan karena rendahnya daya
beli sebagai akibat krisi. Tingginya harga BBM berimplikasi pada harga bahan pokok
yang melonjak tinggi terutama beras, dengan demikian daya beli masyarakat miskin
rendah karena mengingat harga yang tidak terjangkau. Program ini dibentuk agar
keluarga miskin mempunyai akses yang baik terhadap pangan dalam harga dan
kesediaan. Beras miskin (RASKIN) diberikan dengan harga yang sangat murah
kepada masyarakat miskin, sehingga dapat mengurangi beban kebutuhan penerima
Beras Miskin (RASKIN), dengan jumlah yang sudah ditentukan dan diberikan satu
kali per bulan.
Dalam sebuah program, bahkan program yang dilakukan dalam upaya pengentasan
kemiskinan, terutama program bantuan beras miskin (RASKIN) ini. Tidak jarang
menuai permasalahan, baik pada pelaku penyalur bantuan beras miskin (RASKIN)
maupu pada pemerima itu sendiri. Persoalan seperti itu terjadi di daerah penerima
beras miskin (RASKIN), tanpa kecuali di Kecamatan Gandang Batusillanan.
Rendahnya tingkat pemahaman seseorang dengan rendahnya kesadaran masyarakat
akan apa yang menjadi haknya atau bukan, menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan program ini tidak berjalan dengan baik. Selain itu, faktor kekeluargaan
dan kedekatan masih dominan terjadi dalam penetuan penerimaan RASKIN tersebut.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah ada, maka dapat disimpulkan rumusan
masalah sebagai berikut:
2.1. Apakah penyaluran program Beras Miskin (RASKIN) di Kecamatan
Mengkendek dapat berjalan dengan efektif?
2.2. Bagaimana mekanisme penyaluran bantuan Beras Miskin (RASKIN) di
Kecamatan Mengkendek ?
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian tersebut yaitu:
3.1. Untuk mengetahui dan menganalisis tepat gunakah penyaluran program
bantuan beras miskin pada masyarakat di Kecamatan Mengkendek
3.2. Untuk mengetahui mekanisme penyaluran program bantuan beras miskin
(RASKIN)
4. Manfaat Penulisan
4.1. Memberikan manfaat teoristis bagi berbagai pengambil kebijakan terkait
penyaluran program bantuan beras miskin di Kecamatan Mengkendek.
4.2. Sebagai sumbangan pemikiran kepada stagholders dalam merumuskan dan
mengimplementasikan program bantuan beras miskin (RASKIN) di kemudian
hari, khusunya di kecamatan Mengkendek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kemiskinan
Secara etimologis kemiskinan berasal dari kata miskin dalam kamus besar bahasa
Indonesia yang berarti tidak berharta benda. BAPPENAS (1993) mendefenisikan
kemiskinan sebagai situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena kehendak oleh
si miskin, melainkan karena keadaan yang tidak adapat dihindari dengan kekuatan
yang ada padanya. Para ilmuan mendefenisikan kemiskinan dengan cara yang berbeda
antara ilmuan yang satu dengan yang lainnya. Levitan (1980) mengemukakan
kemiskinan adalah kekurangan benda-benda dan pelayanan-pelayanan yang
dibutuhkan untuk mencapai standar hidup yang layak.

Anda mungkin juga menyukai