Anda di halaman 1dari 14

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)


Jl. Arjuna Utara No.6 Kebun Jeruk – Jakarta Barat

KEPANITERAAN DASAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN

Nama Mahasiswa : Alfredo Lailossa Tanda Tangan

NIM : 102016238

Dokter Pembimbing : dr. Rudi Ciulianto, Sp.A ……………..

IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap : Anna. T Jenis kelamin : perempuan

Tempat / tanggal lahir : Jakarta/ 18 Agustus Umur : 3 tahun


2019

Suku bangsa: Jawa Agama : Islam

Pendidikan : belum sekolah Alamat : Jl. Melati no.3

Hubungan dengan orang tua : anak kandung/ Tanggal masuk : 29 Agustus 2022
angkat/ tiri/ asuh
Jam Masuk: 02.00 WIB

Anamnesis

Diambil dari : Alloanamnesis (ibu/ayah/saudara/pengasuh), tanggal: 29 Agustus 2022 Jam: 02.00


WIB
Orang Tua
Ayah
Nama lengkap : Tn. N
Tanggal lahir (umur) : 32 tahun
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Melati, No. 3
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan
Pendidikan : SMA
Ibu
Nama lengkap : Ibu A
Tanggal lahir (umur) : 30 tahun
Suku bangsa : Sunda
Alamat : Jl. Melati, No. 3
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA

I. Riwayat Penyakit
● Keluhan Utama
Pasien kejang beberapa menit SMRS
● Keluhan Tambahan
Demam

● Riwayat Perjalanan Penyakit

3 hari smrs, pasien batuk dan pilek. Batuk tidak berdahak, pilek encer
bening. Anak masih aktif dan nafsu makan masih baik..
2 hari smrs, pasien mengalami demam cukup tinggi. Batuk dan pilek
masih ada. Anak menjadi rewel. Ibu memberikan obat flu sirup yang dibeli di
apotik.
1 hari smrs, pasien demam, batuk menjadi berdahak, pilek masih dialami
oleh pasien.
Hari masuk RS, demam bertambah tinggi kemudian anak mengalami
kejang kelojotan seluruh tubuh selama 3 menit. Karena khawatir, orangtua
membawa pasien ke RS. Ibu pasien mengatakan bahwa suaminya pernah
mengalami kejang disertai demam saat masih kecil. Riwayat lain- lain normal.

II. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran (penulis menentukan sendiri)


Pasien lahir di rumah sakit ditolong dokter spesialis kandungan secara sectio
caesar dengan indikasi panggul sempit. Pasien lahir dengan berat badan lahir 3,5 kg,
dengan panjang badan lahir 48 cm, warna kulit kemerahan, menangis, aktif bergerak, dan
denyut jantung normal.

III. Riwayat Perkembangan (penulis menentukan sendiri)

Pasien tumbuh sesuai dengan umur, pada umur 3 bulan pasien kepala sudah tegak
dan mampu mengangkatnya hingga 90 derajat. Pada umur 6 bulan pasien mampu duduk
tanpa ditumpu. Pada umur 2 tahun pasien mampu memakai baju sendiri, menyuapi
boneka, dan membuka pakaian sendiri. Sehingga dapat dikatakan riwayat perkembangan
pasien baik atau sesuai dengan umurnya.

IV. Riwayat Imunisasi

(v) BCG, pada waktu lahir (v) DPT,3 kali (pada umur 2,4,6 bulan)

(v) Polio,5 kali (pada lahir, umur 2,4,6,18 bulan) (v) Campak (pada umur 9 bulan)
(v) Hep B, 4 kali (pada umur 2, 4, 6, 18 bulan)
Kesan : Imunisasi anak baik dan lengkap

V. Riwayat Personal Sosial (penulis menentukan sendiri)

Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk, ventilasi rumah kurang baik dengan
sumber air minum menggunakan air sumur yang dimasak sampai mendidih. Di rumah
terdapat kamar mandi disertai jamban. Rumah pasien berukuran 7x3 meter persegi,
ditempati oleh 5 anggota keluarga. Sampah rumah tangga selalu dikeluarkan atau dibuang
ke pembuangan sampah setiap hari.

VI. Riwayat Keluarga

Penyakit Ya Tidak Hubungan


Alergi V

Asma v

Tuberkolosis V

Hipertensi V Kakek kandung


Diabetes V Nenek kandung
Kejang Demam V

Epilepsi V

Silsilah Keluarga

60 58 58 55 Petunjuk:

35 tahun 32 tahun 30 tahun Perempuan

Laki-laki
5 Tahun 3 Tahun 1 bulan
Orang Sakit

VII. Riwayat Nutrisi (penulis menentukan sendiri)

Susu : ASI hingga umur 6 bulan. Dilanjutkan sampai saat ini


Makanan padat : Dimulai umur 7 bulan
Makanan sekarang : Nafsu makan : Berkurang
Variasi : lauk pauk dan sayur
Frekuensi : 2 kali makan besar/ kali makan
Jumlah : ½ mangkuk kecil/kali makan

VIII. Anamnesis Sistem

Kulit
( -) Bisul (- ) Rambut (-) Keringat malam
( -) Kuku ( -) Kuning/ikterus ( -) Sianosis
(+) demam

Kepala
(- ) Trauma ( -) Sakit Kepala (- ) Nyeri pada sinus

Mata
( -) Merah ( -) Nyeri (- ) Sekret
(-) Kuning/ikterus (- ) Trauma ( -) Ketajaman penglihatan
( -) Edema palpebra

Telinga
( -) Nyeri (- ) Gangguan pendengaran
(- ) Sekret

Hidung
( -) Rhinnorhea (+) Sekret (encer bening)
(-) Tersumbat (- ) Epistaksis
( -) Nyeri ( -) Trauma
( -) Gangguan penciuman ( -) Benda asing/foreign body

Mulut
( -) Bibir (-) Lidah (coated tongue)
(- ) Gusi (- ) Mukosa

Tenggorokan
( -) Nyeri tenggorokan ( -) Perubahan suara
Leher
( -) Benjolan (- ) Nyeri leher
Thorax (Jantung & Paruparu)
( -) Sesak napas (- ) Mengi
( +) Batuk (- ) Batuk berdarah
( -) Nyeri dada (- ) Berdebardebar

Abdomen (Lambung/ Usus)


( -) Mual (-) Benjolan
( - ) Diare (-) Muntah
(-) Nyeri epigastrium (-) Nyeri kolik
(-) Tinja berdarah (- ) Tinja berwarna dempul
(-) Konstipasi

Saluran kemih / Alat kelamin


(- ) Disuria (- ) Hematuria
( -) Enuresis (mengompol)

Saraf dan Otot


( -) Riwayat Trauma ( -) Nyeri
( -) Bengkak

Ektremitas
(-) Bengkak (-) Deformitas
(-) Nyeri (-) Sianosis

Berat Badan
Berat badan ratarata : 13 kg
Berat badan tertinggi : 14 kg
Berat badan sekarang
(V ) Tetap ( ) Naik () Turun 0,5 kg
IX. Pemeriksaan Fisik
● Umum
- Keadaan umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : compos mentis
- TTV : T : 39oC
RR : 28x/menit
HR : 110x/menit
TD : 105/70 (dilakukan pada anak 3 tahun)
- Antropometri

TB : 88 cm
BB : 13 kg
Lingkar Lengan atas : 15 cm
Gizi : baik
● Sistematis
Kulit : Tampak sedikit pucat, tidak sianosis
Kepala : Normosefalik (UUB sudah menutup)
Mata : tidak ada sklera ikterik, tidak ada konjungtiva anemis, tidak ada udem
palpebra, pupil isokor kiri dan kanan, reflex cahaya langsung dan tidak
langsung positif kiri dan kanan, mata cekung.
Telinga : Normotia, tidak ada fistula pre dan post aurikuler, membran timpani
intak
Hidung : Normosepta, simetris, kanan dan kiri tidak ada deviasi, sekret (+)
Tenggorokan : tonsil T1-T1, faring hiperemis (+)
Leher : Kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening tidak teraba membesar
Mulut : mukosa mulut kering, bibir kering, coated tongue (-)
Thorax
Paru
Inspeksi : Simetris pada statis dan dinamis, retraksi dinding dada (-)
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Palpasi : Vokal fremitus kanan kiri simetris
Auskultasi : Suara napas vesikuler, tidak ada ronki, tidak ada wheezing di kedua
lapangan paru

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Perkusi : Batas kanan : sela iga V linea sternalis kanan
Batas kiri : sela iga V, 1cm sebelah medial linea midklavikula kiri
Batas atas : sela iga II linea parasternal kiri
Auskultasi : BJ I,II reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop di kedua lapangan
jantung
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Abdomen
Inspeksi : tampak membuncit
Auskultasi : bising usus normal
Perkusi : timpani
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium(-), tidak ada nyeri tekan pada kuadran kanan
bawah (mcburney -) dan tidak ada nyeri lepas pada kuadran kanan bawah.
Hati : Permukaan rata, tepi tajam, tidak ada pembesaran
Limpa : Tidak ada pembesaran
Ginjal : Ballotement (- ),shifting dullness (-)

Alat kelamin (atas indikasi): Pemeriksaan tidak dilakukan

Colok dubur (atas indikasi): Pemeriksaan tidak dilakukan

Extremitas (lengan & tungkai):


Tonus: normotonus
Massa: normal

Sendi
Kekuatan: 5 5 Edema: - -
5 5 - -

Sensori : intake intake Sianosis: - -


intake intake - -

Pemeriksaan neurologis (Normal)


Pemeriksaan Refleks

Refleks Tendon Kanan Kiri


Bisep + +

Trisep + +

Patela + +

Achilles + +

Patologis - -

● Penunjang

Tanggal 29 Agustus 2022 jam 02.30


o Darah rutin : Trombosit: 350.000 sel/mm3
Hb : 14 g/dL
Leukosit : 18.000 sel/mcL
Neutrofil : 70%
Limfosit : 30%
o Lumbal Pungsi:
Eritrosit (-)
Leukosit(-)
Keruh (-)
Protein pada CSS meningkat(-)
Glukosa pada CSS Normal
X. Summary
Anamnesis : Seorang anak perempuan berusia 3 tahun 4 bulan, dibawa orangtuanya
dengan keluhan kejang pada beberapa menit sebelum masuk rumah sakit. 3 hari smrs,
pasien batuk dan pilek. Batuk tidak berdahak, pilek encer bening. Anak masih aktif
dan nafsu makan masih baik. 2 hari smrs, pasien mengalami demam cukup tinggi.
Batuk dan pilek masih ada. Anak menjadi rewel. Ibu memberikan obat flu sirup yang
dibeli di apotik. 1 hari smrs, pasien demam, batuk menjadi berdahak, pilek masih
dialami oleh pasien. Hari masuk RS, demam bertambah tinggi kemudian anak
mengalami kejang kelojotan seluruh tubuh selama 3 menit. Ibu pasien mengatakan
bahwa suaminya pernah mengalami kejang disertai demam saat masih kecil. Riwayat
lain- lain normal.

Pada pemeriksaan fisik suhu meningkat (39oC), frekuensi nafas meningkat


(28x/menit), denyut nadi meningkat (110X/menit) ditemukan, secret hidung (+),
batuk (+), kulit demam (+). Pada pemeriksaan laboratorium terdapat leukositosis dan
neutrofilia.

Diagnosis Kerja
Kejang Demam Sederhana
Dasar diagnosis: demam tinggi (39oc) sebelum masuk rumah sakit. Sejak 3 hari
SMRS, pasien batuk dan pilek, tetapi anak masih aktif dan nafsu makan masih
baik. demam mengalami peningkatan dari hari ke hari. Pada 1 hari SMRS, pasien
mengalami kejang kelojotan seluruh tubuh selama 3 menit. Ibu pasien
mengatakan bahwa suaminya pernah mengalami kejang disertai demam saat
masih kecil.
Pada pemeriksaan fisik suhu meningkat (39oC), frekuensi nafas meningkat
(28x/menit), denyut nadi meningkat (110X/menit) ditemukan, batuk (+), secret
(+), kulit demam. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat leukositosis dan
neutrofilia.

Diagnosis Banding
o Meningitis Bakterial
o Meningitis Viral
o Epilepsi
Dasar mendukung:
Pasien mengalami kejang, riwayat keluarga kejang.

Dasar tidak mendukung:

● Meningitis bacterial akut: pasien gelisah tidak aktif. Pemeriksaan penunjang berupa hasil
laboratorium darah rutin juga tidak mengarahkan adanya infeksi bakteri
● Meningitis viral: pemeriksaan pungsi lumbal tidak normal
● Epilepsi: kejang tidak diseratai demam

Tatalaksana

Medika mentosa:
▪ Diazepam intravena 0.3 – 0.5 mg/kgBB bolus pelan 1 – 2 mg/menit (3 – 5 menit),
dosis maksimal 20 mg.
▪ Bila belum terpasang akses intravena atau dilakukan di Rumah, bisa diberikan
diazepam rektal 0.5 – 0.75 mg/kgBB atau 5 mg untuk BB < 10 kg dan 10 mg
untuk BB > 10 kg
▪ Bila diazepam rektal diberikan oleh orang tua di Rumah, dengan 2 kali pemberian
diazepam rektal berselang 5 menit, kejang masih belum berhenti, anjurkan ke
Rumah Sakit dan diberikan diazepam intravena
▪ Bila kejang belum berhenti setelah tatalaksana awal, berikan Fenitoin intravena
dosis awal 10 – 20 mg/kgBB/pemberian (kecepatan 1 mg/kgBB/menit atau
kurang dari 50 mg/menit)
▪ Bila kejang berhenti, fenitoin diberikan kembali 4 – 8 mg/kgBB/hari 12 jam
setelah dosis awal.
▪ Bila kejang belum berhenti, rawat ruang intensif untuk diberikan obat-obatan
anestesi.

Antipiretik
Pemberian obat anti-piretik secara rutin tidak dianjurkan karena hasilnya tidak
berbeda bermakna dengan pemberiannya hanya pada saat kejadian demam dalam
menurunkan kejadian kejang demam berulang[12]. Obat anti-piretik yang dianjurkan
IDAI adalah:
▪ Paracetamol 10 – 15 mg/kgBB/kali, sampai 4 kali sehari
▪ Ibuprofen 5 – 10 mg/kgBB/kali, 3 – 4 kali sehari 

Antikonvulsan Rumatan
Pemberian obat anti-konvulsan yang terus menerus seperti fenobarbital dan asam
valproat serta terapi intermiten dengan diazepam ditemukan efektif untuk
mengurangi kejadian kejang demam. Pertimbangan efek samping dari obat-obatan ini
dianggap lebih berbahaya bila dibandingkan dengan risiko yang terjadi akibat kejang
demam sederhana. 
Non Medikamentosa: oksigen dan cairan melalui intravena
Edukasi:
Saat Kejang:

1. Tetap tenang, tidak panik


2. Kendorkan pakaian sekitar leher
3. Bila tidak sadar, posisi terlentang, kepala miring,
Bersihkan muntahan lendir dari mulut, hidung
Jangan memasukkan sesuatu dalam mulut
4. Ukur suhu, catat lama dan bentuk kejang
5. Tetap bersama pasien selama kejang
6. Berikan diazepam perektal, jangan berikan bila kejang sudah berhenti
7. Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit

▪ Kejang demam mungkin dapat terlihat mengkhawatirkan, tetapi memiliki


prognosis yang baik, terutama pada kejang demam sederhana.
▪ Informasi kepada orang tua mengenai bagaimana penanganan bila terjadi
kejang demam di Rumah karena kejang demam dapat berulang lagi
▪ Perjalanan penyakit dan komplikasi yang mungkin terjadi
▪ Terapi dan tindakan yang akan diberikan beserta keuntungan dan kerugian
▪ Tata cara perawatan dan dokter yang merawat
Prognosis
Ad vitam : bonam

Ad functionam : bonam

Ad sanationam : bonam

● Pemeriksaan yang Dianjurkan


- Pemeriksaan darah lengkap
- cek elektrolit juga penting untuk memastikan apakah ketidakseimbangan
elektrolit dalam tubuh yang menjadi pencetus kejang demam.
Lembar Penilaian Status PADAS

Nama : Alfredo Lailossa

NIM : 102017151

Kelompok :9

Bagian : Ilmu Kesehatan Anak

No Item Penilaian Bobot Nilai Total


(Bobot x Nilai)
1 Ketepatan Waktu 2
pengumpulan
status
2 Kesesuaian Format 4
Penulisan Status
dengan Format
Status yang
seharusnya
3 Kerapihan 3
Penulisan Status
4 Alur Berpikir 5
dalam penulisan
status
5 Tingkat 3
kompleksitas
kasus yang diambil
6 Ketepatan waktu 3
dalam melakukan
pengumpulan
revisi status
Total Nilai :
NIlai :
Total Nilai / 80

Saran untuk peserta PADAS :

Nilai :

4 : Sangat Baik

3 : Baik

2 : Kurang

1 : Sangat Kurang

0 : Tidak mengerjakan status

( dr. Rudi Ciulianto, Sp.A )

Anda mungkin juga menyukai