Anda di halaman 1dari 9

lingkungan akuatik.

Lipid biologis berasal, seluruhnya atau sebagian, dari dua

jenis subunit biokimia atau "blokpembangun" yang berbeda yaitu: gugus ketoasil

dan isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi menjadi

delapan kategori: asam lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, spingolipid,

sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subunit ketoasil); dan lipid

sterol serta lipid prenol (berasal dari kondensasi subunit isoprena) (Astuti, 2009).

A. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan reaksi saponifikasi dalam pembuatan sabun?

B. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui definisi lipid.

2. Untuk mengetahui unsur penggolongan lipid.

3. Untuk mengetahui fungsi dari biologi lipid.

4. Untuk mengetahui unsur metabolisme lipid.


BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Dalam kegiatan praktikum 4 yaitu tentang hidrolisis minyak ada alat yang

digunakan pada proses kegiatan praktikum berlangsung yaitu seperti : Tabung

Erlenmeyer, Segitiga, Gelas Beaker, Gelas Ukur.

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum hidrolisis

minyak yaitu : Minyak Goreng, Alkohol, Aquades, NaOH.

B. Cara Kerja

Masukkan 5 mL minyak kelapa


kedalam tabung erlenmeyer

Tambahkan 1.5 gram NaOH dan 25


mL alcohol 95%

Panaskan sampai mendidih selama 15


menit
Untuk mengetahui apakah reaksi
penyabunan telah sempurna, maka 3
tetes larutan, kemudian larutkan dalam
aquades. Bila larut, maka reaksi telah
sempurna

Setelah sempurna, uapkan alcohol


yang tersisa sampai habis

Dinginkan, lalu tambahkan 75 mL


aquades dan panaskan sampai sabun
larut
BABA IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Uji cobaan Hasil

Hidrolisis minyak - Larutan berbusa,

(Saponifikasi) bergelembung.

- Ke menit 11 larutan mengeras.

- Menit ke 15, air mulai surut

dan larutan mengeras.

- Penambahan waktu selama 5

menit.

- (3 tetes larutan dimasukkan

kedalam aquades) larutan

terlarut dengan air.

- (Larutan ditambah 75 mL dan

dipanaskan) menjadi jernih dan

terdapat busa diatas larutan.

B. Pembahasan

Berdasarkan dari buku panduan dan percobaan yang telah dilakukan.

Pada percobaan ini , yaitu hidrolisis minyak (saponifikasi) saat bahan pertama,

yaitu 5 mL minyak dipanaskan hingga mendidih kemudian ditambah 1,5 gram


NaOH dan 25 mL alcohol 95% dan dipanaskan lagi, pada menit ke 7 larutan

menjadi berbusa dan bergelombang. Pada menit ke 10 larutannya mulai mengeras

di bagian pinggirannya. Pada menit ke 13 larutannya telah mengeluarkan asap,

kemudian larutannya menggumpal. Setelah itu, 3 sendok larutan yang telah

menjadi gumpalan tersebut dimasukkan kedalam air yang telah disiapkan dalam

gelas beker kemudian diaduk sampai larut. Setelah itu beberapa menit diaduk

terus larutannya kemudian berbusa karena efek dari gumpalan tadi (sabun)

sehingga warna larutannya menjadi putih keruh dan busa yang dihasilkan lebih

banyak karena sabunnya terus diaduk hingga larut. Kemudian melihat apakah

reaksi penyabunannya telah sempurna atau belum, maka aquades dimasukkan

dalam gelas ukur yang isinya larutan sabun dan air yang berbusa tadi. Kemudian

dipanaskan kembali, kemudian dipanaskan dalam waktu bebrapa menit larutan

sabun tersebut larut dalam bersama air aquades, tetapi berbusa karena pengaruh

dari sabunnya dan artinya percobaan reaksi penyabunan yang telah kita lakukan

telah sempurna.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang kami lakukan di labolatorium, dapat disimpulkan

bahwa :

1. Reaksi hidrolisis minyak goreng adalah reaksi pelepasan asam lemak

bebas (free falty aad) dari gliserol dalam struktur molekul minyak.

2. Reaksi hidrolisis minyak dapat terjadi apabila terdapat air dan pemanasan.

3. Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada

golongan lipid.

4. Hidrolisis ada dua jenis, yaitu hidrolisis kimia dan hidrolisis enzimatrs.

5. Dampak negatif yang timbul akibat mengkonsumsi minyak yang

mengalami kerusakan.

- Pengurangan nilai gizi pada makanan.

- Gangguan neuroqenescitif.

- Timbulnya peradangan.

- Meningkatnya resiko penyakit kangker dan jantung.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian, saya berharap mendapatkan kritik dan

saran dari asisten praktikum ataupun dosen pengampu untuk laporan selanjutnya

dapat semakin baik.


DAFTAR PUSTAKA

Anna Poedjiadi dan F.M. Titin Supriyanti. Dasar-Dasar Biokimia Edisi Revisi.

Jakarta: UI Press.

Estien Yazid dan Lisda Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk

Mahasiswa Analis.Yogyakarta: Andi Penerbit.

Fessenden dan Fessenden. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

H.M. Hawab. Pengantar Biokimia. Bogor: Bayu Media

Rini Nafsiati Astuti. 2009. Konsep Dasar Kimia. Malang: UIN Malang Press.

Wilbraham, C. Antony dan Matta, S. Michael. 1992. Pengantar Kimia Organik

dan Hayati. Bandung. ITB.


L

Anda mungkin juga menyukai