Anda di halaman 1dari 4

Nama Nama : Ni Nyoman Astiti

NIM NIM : 048077888


Fakulta Fakultas : Ekonomi
Prodi Prodi : Manajemen
UPBJJ UPBJJ : Denpasar

LEMBAR JAWABAN TUGAS


MK: MANAJEMEN ( TUGAS I)

Pertanyaan;

1. Dalam menghadapi perubahan dan kompleksitas struktur organisasi perusahaan semakin


membutuhkan manajemen ilmiah,menurut anda bagaimana proses perkembangan dari
manajemen ilmiah?
2. Manajer memiliki keistimewaan yaitu dapat memerintah karyawan karena memiliki
wewenang tertentu,menurut anda bagaimana sudut pandang wewenang berdasarkan
pandangan penerimaan?berikan contoh dari wewenang berdasarkan pandangan
penerimaan?

Jawaban;

1. Perkembangan Manajemen Ilmiah terdiri dari 5 Fungsi:


➢ Perencanaan (Planing)
Artinya kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan memilih cara yang terbaik untuk
mencapai tujuan tersebut dan merupakan bagian dari perencanaan yang berarti
menentukan atau memilih alternative pencapaian tujuan dari beberapa alternative yang
ada;
➢ Pengorganisasian (Organizing dan Staffing)
dapat diartikan sebagai kegiatan mengkoordinir sumber daya,tugas dan otoritas diantara
anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan cara yang efisien dan
efektif.
➢ Pengarahan (Leading)
Kegiatan member pengarahan,memengaruhi orang lain dan memotivasi orang lain untuk
bekerja,pengarahan biasanya dikatakan sebagai kegiatan manajemen yang paling
menantang dan paling penting karena langsung berhadapan dengan manusia.
➢ Pengendalian (Controling)
Bertujuan untuk melihat apakah kegiatan organisasi sesuai dengan rencana seperti
menentukan standar prestasi,mengukur prestasi yang telah dicapai selama
ini,membandingkan prestasi yang telah dicapaidengan standar prestasi dan melakukan
perbaikan jika ada penyimpangan dari standar profesi yang telah ditentukan kemudian
kembali lagi ke fungsi perencanaan untuk periode berikutnya.

Proses perkembangan dari manajemen ilmiah dimulai pada awal abad ke-20 dengan
kontribusi penting dari Frederick Winslow Taylor, yang dikenal sebagai "bapak
manajemen ilmiah." Berikut adalah tahapan-tahapan utama dalam perkembangan
manajemen ilmiah:

➢ Pengamatan dan Pengukuran: Pada tahap ini, manajer melakukan pengamatan terhadap
pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan, mencatat waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas, dan mengumpulkan data terkait produktivitas. Pengukuran yang akurat dilakukan untuk
memahami proses kerja secara rinci.
➢ Analisis dan Penguraian Tugas: Selanjutnya, tugas-tugas yang kompleks diuraikan menjadi
langkah-langkah yang lebih kecil dan terdefinisi dengan jelas. Setiap langkah dianalisis untuk
mencari cara yang paling efisien dalam melaksanakannya.
➢ Pengembangan Metode Kerja: Dalam tahap ini, metode kerja yang optimal dikembangkan
berdasarkan analisis langkah-langkah tugas. Metode ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi
dan produktivitas, mengurangi waktu dan usaha yang tidak perlu, serta memaksimalkan hasil
yang diinginkan.
➢ Seleksi dan Pelatihan Karyawan: Proses manajemen ilmiah juga melibatkan pemilihan
karyawan yang tepat untuk setiap tugas dan pelatihan mereka dalam metode kerja yang baru.
Pelatihan yang sesuai diberikan agar karyawan dapat menguasai metode kerja yang diterapkan
dengan baik.
➢ Penerapan dan Pengawasan: Langkah terakhir adalah penerapan metode kerja yang baru dan
pengawasan yang cermat terhadap pelaksanaannya. Manajer memantau kinerja karyawan,
memberikan umpan balik, dan membuat perbaikan jika diperlukan.
Perkembangan manajemen ilmiah terus berlanjut seiring waktu. Kontribusi-kontribusi dari tokoh
seperti Henry Gantt, Frank and Lillian Gilbreth, dan Elton Mayo memperluas konsep dan prinsip-
prinsip manajemen ilmiah. Selain itu, perkembangan teknologi dan perubahan dalam lingkungan
bisnis telah mempengaruhi cara manajemen ilmiah diterapkan, termasuk penerapan teknologi
informasi dan sistem manajemen yang lebih kompleks.
Penting untuk dicatat bahwa manajemen ilmiah juga telah mendapatkan kritik, terutama terkait
dengan aspek kemanusiaan dan motivasi karyawan. Beberapa pendekatan manajemen lainnya,
seperti manajemen partisipatif dan manajemen berbasis nilai, telah muncul sebagai alternatif yang
mengakui pentingnya keterlibatan dan motivasi karyawan dalam mencapai kesuksesan organisasi.

1. Dalam pandangan penerimaan (acceptance view), wewenang manajerial tidak hanya dilihat
sebagai kekuasaan untuk memerintah karyawan, tetapi lebih sebagai hak yang diterima oleh
karyawan karena adanya kesepakatan dan pemahaman bersama antara manajer dan karyawan.
Sudut pandang ini menekankan pentingnya hubungan yang saling menguntungkan antara manajer
dan karyawan serta pentingnya penerimaan dan persetujuan karyawan terhadap wewenang yang
dimiliki oleh manajer.

Dalam hal sudut pandang wewenang berdasarkan pandangan penerimaan dimana


wewenang tersebut adalah kemampuan atau hak yang diberikan oleh orang lain atau
kelompok orang lain kepada indivisu tertentu untuk melakukan tindakan atau mengambil
keputusan. Adapun contoh wewenang berdasarkan pandangan penerimaan adalah ketika
seorang kepala departemen memberikan sebuah wewenang kepada salah satu staf atau
karyawan untuk membuat keputusan dalam suatu proyek tertentu, setelah staf tersebut
diberi wewenang untuk membuat keputusan tentang penggunaan anggaran proyek dan
memilih vendor untuk membeli bahan proyek namun wewenang tersebut masih dibatasi
oleh aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan terhadap wewenang
yang tidak memiliki dasar yang jelas dapat menimbulkan sebuah ketidakpastian dan
konflik diantara sesama karyawan.

Pandangan penerimaan ini menekankan pentingnya transparansi, komunikasi yang efektif, dan
hubungan saling menguntungkan antara manajer dan karyawan. Dengan memahami dan
menerima wewenang manajerial, karyawan dapat bekerja dalam kerangka yang jelas dan saling
mendukung untuk mencapai tujuan organisasi secara bersama-sama

Sumber Literasi/Daftar Pustaka


• BMP EKMA 4116
• https://www.asean.biz.id/pandangan-penerimaan-terhadap-wewenang-dalam-
manajemen-karyawan/

Anda mungkin juga menyukai