Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Teori – teori Pembangunan Ekonomi

Disusun oleh :
Kelompok 5

1. Metha Anggareni Yuni Kartika (2020602112)


2. Muhammad Raihan (2020602113)
3. Ratu Fajar Ayu (2020602118)

Mata Kuliah : Ekonomi Pembangunan


Dosen Pengampu : Safira Elfadhilah, SE, SEI, ME

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada nabi agung, tauladan kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang
terang benderang seperti sekarang ini.

Dalam sebuah perjalanan menuju kesuksesan tidak sedikit hambatan dan cobaan yang di
hadapi, namun semua bisa terlalui asalkan ada kemauan. Alhamdulillah, berkat pertolongan
Nya segala hambatan dan cobaan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini dapat penulis atasi dengan penuh ketabahan dan kesabaran hati. Disamping itu,
penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya motivasi, bimbingan, do’a dan bantuan
senantiasa mengalir dari orang-orang sekeliling penulis. Melalui kesempatan ini dengan
segala kerendahan hati, penulis persembahkan untaian terimakasih kepada Safira Elfadhilah,
SE, SEI, ME sebagai dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Pembangunan, yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada kepada kami dalam menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Teori-teori Pembangunan Ekonommi”

Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi.
Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Palembang, Oktober 2022

Kelompok 5
PEMBAHASAN

1. Teori Ekonomi Linier

a Teori Pertumbuhan Adam Smith

Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi 5 tahap


pertumbuhan yang berurutan dimulai dari masa perburuan, masa beternak, masa
bercocok tanam, masa perdagangan, dan terakhir adalah tahap perindustrian.
Berdasarkan teori ini pertumbuhan masyarakat dimulai dari masyarakat tradisional
menuju tahap masyarakat modern yang kapitalis. Lewat analisa tersebut Adam Smith
beranggapan bahwa tenaga kerja adalah salah satu unsur yang berperan dalam suatu
kegiatan menghasilkan barang atau produksi. Pembagian kerja secara khusus menjadi
bahasan pokok dalam analisa tersebut dalam rangka meningkatkan output yang
dihasilkan oleh masing-masing pekerja. Teori ini yang kemudian dikenal sebagai
spesialisasi kerja menurut Adam Smith. Spesialisasi tersebut melibatkan faktor-faktor
lain yang ikut berperan dalam pencapaian target yaitu peningkatan keterampilan kerja
dan penemuan alat-alat produksi yang dapat mengurangi pemborosan energi para
pekerja.. Pengkhususan tugas yang dilakukan tersebut dapat terlaksana pada fase dimana
sistem perekonomian yang dilakukan adalah sistem kapitalis dan modern. Hasil yang
didapat akan terlihat signifikan dan terjadi secara serentak, dimana terdapat sinergi satu
sama lain menurut Adam Smith. Penambahan hasil yang terlihat pada satu bagian akan
mendorong terjadinya peningkatan investasi, meningkatkan spesialisasi, ditemukannya
teknologi yang lebih modern, dan ekspansi wilayah penjualan.

Proses pertumbuhan ekonomi merupakan tujuan dimana pada akhirnya


terkendala oleh sumber daya alam yang ada dan terbatas. Pada akhirnya proses
pertumbuhan itu sendiri akan mengalami perlambatan pada saat sumber daya alam tidak
lagi tersedia untuk suatu aktivitas ekonomi yang harus terus berjalan sementara sumber
daya yang ada sudah menipis bahkan lama kelamaan habis. Tahap-tahap pembangunan
tersebut terjadi dengan asumsi awal bahwa situasi pasar dimana tahapan tersebut
berlangsung adalah pasar dimana didalamnya berlangsung persaingan secara alami yang
dikenal dengan pasar persaingan sempurna.

b Teori Pembangunan Karl Marx


Dalam teorinya beliau membagi 5 tahap perkembangan masyarakat:
1. Masyarakat primitive communal
Tahap ini masyarakat masih menggunakan alat yang sifatnya masih
sederhana dan bukan milik perorangan tapi milik bersama (communal). Dalam
masyarkat ini tidak ada surplus produksi karena orang-orang membuat sendiri barang
kebutuhannya. tetapi semakin lama, orang sedikit demi sedikit mengetahui alat-alat
produksi yang lebih baik. Perbaikan dalam alat-alat produksi menyebabkan adanya
perubahan-perubahan sosial dan kemudian terjadi pembagian kerja dalam produksi.
2. Masyarakat Perbudakan (slavery)
Hubungan produksi antara orang-orang yang memiliki alat produksi dengan
orang-orang yang hanya bekerja merupakan dasar terbentuknya masyarakat
perbudakan. Dengan cara kerja seperti ini keuntungan pemilik alat produksi akan
semakin besar karena budak hanya diberi upah yang sangat rendah namun lama-
kelamaan para budak semakin sadar sehingga terjadi perselisihan antar kedua
kelompok masyarakat.
3. Masyarakat feudal
Karena adanya pertentangan tersebut terbentuklah masyarakat feudal dimana
kaum bangsawan memiliki alat produksi yang paling utama yaitu tanah. Hubungan
produksi dan system feudal ini akan mengubah cara kehidupan social, sehingga ada
dua golongan kelas yaitu kelas feudal yang terdiri dari tuan tanah yang lebih berkuasa
dalam hubungan social dan kelas buruh.
4. Masyarakat capital
Hubungan produksi dalam system kapitalis didasarkan pada pemilikan
individu, masing-masing kapitalis terhadap alat-alat produksi. Hubungan produksi ini
memungkinkan perkembangan yang sangat pesat akan alat produksi karena adanya
keuntungan yang besar. Kelas kapitalis dan buruh memiliki kepentingan yang saling
bertentangan sehingga perbedaan kepentingan ini makin lama makin menjadi yang
akhirnya timbul perjuangan kelas sehingga terbentuk masyarakat baru yang mana
terdapat pemilikan yang bersifat social terhadap alat produksi. Hal ini merupakan
unsur penting dalam masyarakat kapitalis.
5. Masyarakat sosialis
Dalam masyarakat ini kepemilikan alat produksi didasarkan atas hak milik
social(social ownership). Hubungan produksi merupakan kerjasama dan saling
membantu diantara buruh bebas dari unsure eksploitasi sehingga dalam masyarakat
sosialis ini tidak ada lagi kelas-kelas masyarakat.

c Teori Tahap-tahap Pertumbuhan Rostow


Rostow berpendapat bahwa setiap negara akan melalui tahap-tahap berikut
sesuai dengan proses pembagunan ekonomi yang sedang berlangsung, yaitu:
1. Masyarakat Tradisional
Rostow mengertikan masyarakat tradisional sebagai suatu masyarakat yang
strukturnya berkembang di dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas, didasarkan
pada teknologi, ilmu pengetahuan dan sikap masyarakat seperti sebelum masa Newton,
yaitu masyarakat yang masih menggunakan cara-cara produksi yang relatif primitif.
Cara hidup masyarakat tersebut masih sangat dipengaruhi oleh nilainilai pemikiran
yang tidak rasional dan didasarkan atas kebiasaan yang telah berlaku secara turun
menurun.
2. Prasyarat lepas landas (the precondition for take off)
Pada tahap ini masyarakat mempersiapkan dirinya atau dipersiapkan dari luar
untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk terus berkembang
(self sustained growth). Mereka dapat mencapai tahap prasyarat untuk lepas landas
tanpa harus merombak sistem masyarakat yang tradisional. Tahap prasyarat lepas
landas merupakan masa peralihan sebelum lepas landas.
3. Tahap lepas landas (the take off)
Tahap lepas landas merupakan suatu tahap yang ditandai adanya
pembaharuan-pembaharuan (inventions) dan peningkatan penanaman modal. Adanya
tingkat penanaman modal yang makin tinggi akan mengakibatkan bertambahnya
tingkat pendapatan nasional dan akan melebihi tingkat pertambahan penduduk.
Dengan demikian tingkat pendapatan perkapita makin lama makin bertambah besar.
4. Tahap gerak menuju kematangan (the drive to maturity)
Tahap gerak menuju kematang merupakan suatu tahap dimana suatu
perekonomian memperlihatkan kemampuannya untuk melampaui industri-industri
permulaan yang menggerakkan take-off-nya dan menyerap hasil-hasil teknologi
modern yang paling maju, serta menerapkannya dengan efesien pada sebagian besar
dari sumber-sumber yang dimilikinya.
5 Tahap konsumsi masa tinggi (the age of high mass consumption)
Pada tahap konsumsi masa tinggi ini pendapatan riil perkapita meningkat
sampai pada titik dimana sejumlah besar orang dapat membeli barang-barang
konsumsi yang melebihi kebutuhankebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, dan
perumahan. Struktur tenaga kerja juga terjadi perubahan sedemikian rupa sehingga
tidak hanya memperbesar perbandingan antara penduduk kota dan seluruh jumlah
penduduk, tetapi juga presentase penduduk yang bekerja di kantor-kantor atau dalam
pekerjaan-pekerjaan pabrik yang membutuhan keahlian tertentu.

2. Teori Perubahan Struktural


a. Teori Dualisme Sosial Oleh Boeke
Dalam suatu masyarakat mungkin terdapat dua sistem sosial yang sangat
berbeda. Keduamya terwujud secara berdampingan dimana yang satu tidak dapat
sepenuhnya menguasai yang lainnya. Sistem sosial yang lebih modern terutama berasal
dari negara-negara barat, dan berkembang di satu negara sebagai akibat dari
perkembangan penjajahan dan perdagangan luar negeri sejak berabad-abab. Penetrasi
dari sistem sosial yang baru ini menyebabkan kegiatan cara berfikir segolongan
masyarakat adalah sama dengan yang terdapat di negara-negara yang sudah lebih maju.
Akan tetapi di sebagian besar masyarakat lainnya dengan sistem sosialnya mengalami
perubahan yang sangat minimal sekali, sehingga keadaan yang terwujud setelah penetrasi
tersebut tidak banyak berubah jika dibandingkan dengan keadaan pada masa
sebelumnya. Berdasarkan pada keadaan yang demikian Boeke mengemukakan teorinya
dualisme sosial di negara-negara berkembang dan pengertian tersebut didefinisikan
sebagai suatu pertentangan dari suatu sistem sosial yang dari luar (asing) dengan sistem
sosial pribumi yang memiliki corak yang berbeda.
b. Teori Pembangunan Dualisme Ekonomi Oleh Arthur Lewis
Teori ini membahas proses pembangunan yang terjadi antara daerah
perkotaan dan pedesaan, yang mengikutsertakan proses uranisasi yang terjadi di sektor
modern dan termasuk juga sistem penetapan upah yang berlaku di sektor modern, yang
akhirnya akan berpengaruh besar terhadap arus urbanisasi yang ada.
c. Teori Pola Pembangunan Oleh Hollis Chenery
Teori ini memfokuskan pada perubahan struktur dalam tahapan proses
perubahan ekonomi, industri dan struktur institusi dari perekonomia negara sedang
berkembang, yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional beralih ke sektor
industri. Peningkatan sektor industri dalam perekonomian sejalan dengan peningkatan
pendapatan perkapita di suatu negara, berhubungan erat dengan akumulasi modal dan
peningkatan sumber daya manusia (human capital). Sejalan dengan proses perubahan
struktural, pada suatu tingkat tertentu terjadi penurunan konsumsi terhadap bahan
makanan, khususnya dilihat dari permintaan domestik.
d. Teori Akumulasi Modal Oleh Horrod-Domar
Teori Harrod-Domar merupakan teori ahli ekonomi yang berbeda, tetapi inti
teori yang dikembangkan memiliki kesamaan. Teori Harrod-Domar merupakan
perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah
tenaga kerja. Teori Harrod-
Domar memberikan peranan kunci kepada investasi dalam pertumbuhan
ekonomi. Investasi berpengaruh terhadap permintaan agregat, yaitu melalui penciptaan
pendapatan dan terhadap penawaran agregat melalui peningkatan kapasitas produksi.
Selama investasi neto tetap berlangsung pendapatan nyata dan output terus meningkat.
Namun demikian untuk mempertahankan tingkat equlibrium pendapatan nyata maupun
output keduanya harus meningkat pada laju pertumbuhan yang sama pada saat kapasitas
produksi meningkat.

3. Teori Dependensia
Teori Dependensia berusaha menjelaskan penyebab keterbelakangan ekonomi
yang dialami oleh negara-negara berkembang. Asumsi dasar teori ini adalah pembagian
perekonomian dunia menjadi dua golongan, yang pertama adalah perekonomian negara
maju dan kedua adalah perekonomian negara-negara sedang berkembang. Andre Gunder
Frank (Kuncoro, 2000) mengelompokkan negara maju kedalam negara-negara metropolis
maju (developed metropolitan countries) dan negara sedang berkembang dikelompokkan
kedalam negara satelit yang terbelakang (satelite underdeveloped countries). Hubungan
antara negara metropolis dengan satelit ini menyentuh keseluruhan sektor di negara - negara
miskin, dan keterbelakangan sektor tradisional ini justru diakibatkan adanya kontak dengan
sitem kapitalis dunia yang masuk ke negara mesikin melalui sektor modern.

4. Teori Neo-Klasik Penentang Revolusi


Sebelum teori Neo-klasik terdapat teori yang dikemukakan oleh John Maynard
Keynes yang dikenal dengan teori ekonomi makro sebagai Keynessian Revolution
(Revolusi Keynesian). Teori Keynes difokuskan atas pemintaan agregat yang efektif di
dalam negeri sebagai variabel strategis dalam mengatasi stagnasi faktor-faktor produksi.
Permintaan agregat efektif di dalam negeri membentuk pengeluaran untuk konsumsi,
pengeluaran untuk investasi, dan pengeluaran pemerintah untuk menimbulkan dampak
positif terhadap kegiatan ekonomi dan mengurangi pengangguran. Teori Keynes
dilatarbelakangi oleh situasi depresi pada tahun 1929/1930 sehingga dianggap relevan
untuk tujuan stabilisasi jangka pendek dan bukan untuk memecahkan persoalan jangka
panjang dalam pembangunan (Arif, 1998: 28).
a. Neo-Klasik
Golongan pemikir ini mengemukakan pemikiran agar sistem ekonomi suatu
negara kembali ke sistem ekonomi kapitalis abad ke-19 di mana kebebasan individu
berjalan sepenuhnya, dan campur tangan pemerintah dalam kehidupan ekonomi
hendaklah seminimum mungkin. Tugas utama pemerintah adalah mempertahankan
keamanan dan ketertiban. Sistem ekonomi, menurut pemikiran ini, hendaklah
didasarkan sepenuhnya pada pemilikan individu atas faktor-faktor produksi, mekanisme
pasar dan persaingan bebas.
Regulator utama dalam kehidupan ekonomi adalah mekanisme pasar.
Mekanisme pasarlah yang akan menentukan optimalisasi alokasi sumber-sumber
ekonomi, memecahkan kompleksitas permasalahan ekonomi dan menghadapi
ketidakpastian karena fluktuasi ekonomi. Sistem mekanisme pasar yang akan diatur
oleh persepsi individu mengenai gejala-gejala dan pengetahuan para individu dengan
sendirinya akan dapat memecahkan kompleksitas dan ketidakpastian ekonomi sehingga
mekanisme pasar dapat menjadi alat untuk memecahkan masalah sosial. Pengetahuan
para individu untuk memecahkan persoalan masyarakat tidak perlu ditransmisikan dan
dipecahkan melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan (Arif, 1998: 3637). Pemikiran
ini menganggap bahwa masyarakat terdiri dari penjumlahan bagian-bagian masyarakat
itu. Atau dengan perkataan lain, masyarakat terdiri dari para individu sehingga segala
sesuatu yang terbaik, menurut pendapat individu, merupakan segala sesuatu yang
terbaik untuk masyarakat secara keseluruhan. Sebagai akibat dari penitikberatan kepada
kebebasan memilih (freedom of choice) maka pendukung pemikiran ini tidak
mempersoalkan masalah ketimpangan distribusi pendapatan dalam masyarakat.
b. Kritik atas Pemikiran Neo-Klasik
Pemikiran neoklasik mengundang berbagai reaksi dan kritik dari para ahli
ekonomi. Kritik atas pemikiran neoklasik kuno dapat diuraikan dalam dua bentuk
pokok. Pertama, pendekatan atomistik mengenai masyarakat yang menganggap bahwa
sistem terdiri dari para individu sehingga yang terbaik untuk individu menjadi yang
terbaik untuk masyarakat jelas tidak didasarkan pada konsep masyarakat sebagai suatu
sistem sosial. Kedua, kebebasan memilih oleh para individu di masyarakat negara
berkembang dalam situasi kelembagaan masyarakat yang pincang tidak dapat dilakukan
oleh pihak-pihak yang lemah.
Berikut akan diuraikan tokoh-tokoh yang memberikan kritik atas pemikiran Neo-
Klasik ini.
1. Nicholas Kaldor
Menurut Kaldor, pemikiran neo-klasik secara berlebihan menekankan
betapa pentingnya peranan harga yang terbentuk di pasar bebas, sebagai petunjuk
dalam penentuan tingkat output dalam pengertian alokasi sumbersumber ekonomi.
Secara makro, Kaldor membuat proposisi bahwa perusahaan mempunyai tujuan lain
selain tujuan untuk memaksimumkan keuntungan, yang mana penentunya dalam
proses produksi ditunjukkan oleh adanya kesamaan antara biaya batas (marginal
cost) dengan penghasilan batas (marginal revenue), seperti yang diformulasikan
dalam pemikiran neoklasik.
2. Ian Livingstone
Livingstone menunjukkan berbagai bentuk di mana logika dinamis yang
melatarbelakangi skala ekonomi akan menimbulkan implikasi bagi formulasi
kebijakan pembangunan. Implikasi kebijakan pembangunan ini berkaitan dengan
kekuatan monopoli yang muncul dan penetrasi perusahaan-perusahaan multinasional
dalam ekonomi negara-negara berkembang, memanfaatkan skala ekonomi di pasar
internasional.
3. Amartya Sen
Sen berpendapat bahwa definisi perkembangan ekonomi tidak hanya
mengandung pengertian peningkatan pendapatan per kapita, tetapi juga
meningkatnya kapabilitas rakyat yang ditunjukkan oleh meluasnya pemilikan harta
atau sumbersumber ekonomi di kalangan rakyat.
4. Chakravarty
Chakravarty memformulasikan pertumbuhan pendapatan per kapita,
distribusi pendapatan yang adil, dan peningkatan kemampuan rakyat untuk berkreasi
sebagai unsur-unsur pokok dalam definisi perkembangan ekonomi. Terjadinya
peningkatan kualitas keseluruhan sistem sosial yang mencakup ekonomi, politik dan
struktur sosial yang merefleksikan keadilan sosial dan partisipasi rakyat secara
demokratis merupakan ciri-ciri pokok dalam definisi perkembangan ekonomi.
5. Dennis Goulet
Goulet mengemukakan dua nilai inti emansipasi kemanusiaan (corevalues
of human development) yaitu harga diri dan kebebasan, di mana dua nilai inti ini
harus ada dalam definisi perkembangan ekonomi.

5. Teori Schumpeter
Teori Schumpeter menggambaran tentang proses pembangunan dan faktor
utama yang menentukan pembangunan ditulis dalam buknya Business Cycle pada tahun
1939. Teori Schumpeter yang menjadi landasan teori pembangunan adalah keyakinannya
bahwa sistem ekonomi kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang paling baik untuk
menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Namun Schumpeter juga meramalkan
bahwa sistem kapitalisme akan mengalami kemandekan (staknasi) sama seperti pendapat
kaum klasik.
Kunci utama dalam teori Schumpeter dalam perkembangan ekonomi adalah
proses inovasi dan pelakunya adalah para inovator atau wiraswasta (entrepeneur).
Kemajuan ekonmi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi oleh
para entrepeneur. Entrepeneur disamping mampu meningkatkan keuntungan dan
menaikkan standar hidup masyarakat (total output), juga mampu memenangkan dalam
persaingan untuk memperoleh kedudukan monopoli.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pemikiran para ekonom dalam teori-teorinya maka dapat dikemukakan
sebagai berikut.
Klasik; Adam Smith menunjukkan pentingnya faktor Pembagian kerja atau
spesialisasi dalam pengembangan ekonomi. D.Ricardo, menunjukkan pentingnya faktor
tanah. Thomas Robert Malthus menunjukkan pentingnya faktor pertambahan penduduk, dan
pengaruh terhadap penambahan jumlah permintaan. Sedangkan Karl Marx, menunjukkan
pentingnya tersedianya nilai lebih (surplus value) bagi perkembangan ekonomi. Post
Keynesia, khususnya Roy Harrod dan Evsey Domar mengemukakan pentingnya kapital di
mana investasi lebih penting untuk perkembangan ekonomi.
Sedangkan Neo Klasik melihat peranan dari teknologi. Schumpeter, dalam masalah
perkembangan ekonomi ini melihat pentingnya para entrepreneur . Bila pengusaha banyak
tersedia, maka perkembangan ekonomi akan tercapai dengan pesat.
DAFTAR PUSTAKA
Desbud.id. 2021. Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi.
https://www.desbud.id/2021/04//teori-pertumbuhan-dan-pembangunan.html?m=1.
Diakses pada 10 Oktober 2022, 15.44

Purnamasari Sulfi. (2019). Ekonomi Pembangunan. Cetakan pertama. Tangerang : Unpam


press.

Anda mungkin juga menyukai