Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : ALAMSYAH

Nomor Induk Mahasiswa / NIM : 015775836

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4211 / LOGIKA

Kode / Nama UPBJJ : 16 / PEKANBARU

Masa Ujian : 2021/22.1(2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban

No. 1
Term sebagai subjek selalu berhubungan dengan sejauh mana term itu dapat dikenakan dan
merupakan kuantitas proposis. Term sebagai subjek biasa disingkat dengan S, yaitu diambil
dari huruf pertama kata “Subjek” subjek secara sederhana dibedakan antara subjek universal
dan subjek partikular.
a. Subjek universal
Subjek universal, mencangkup semua yang dimaksud oleh subjek, misalnya “semua
mahasiswa Indonesia”, “peserta kuliah logika”,”setiap rakyat Indonesia”, universal
berdasarkan bentuk logikanya cukup diabstraksikan dengan rumusan “semua S” dan
dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol :
x.Sx atau (x)Sx, dibaca: “untuk semua x dimana S berlaku untuk x” atau “semua x,x
bersifat S” atau secara singkat cukup dibaca “semua S’, setiap S”.

b. Subjek partikular
Subjek partikular, yaitu hanya mencangkup sebagian dari keseluruhan yang
disebutkan oleh subjek, misalnya “ada mahasiswa Indonesia”, “Sebagian peserta
kuliah logika”, “beberapa rakyat Indonesia” subjek partikular ini sering dirumuskan
secara abstrak dengan “sebagian S” atau “ada S” dan dinyatakan dengan simbol-
simbol:
x.Sx, dibaca: “ada x di mana S berlaku untuk x” atau “sebagian x,x bersifat S” atau
secara singkat cukup dibaca “sebagian S” atau juga “ada S”.

No. 2
Proposisi Universal afirmatif ialah pernyataan bersifat umum yang mengiyakan adanya
hubungan subjek dengan prediket, biasa disebut proposisi A (dari huruf pertama kata Latin
“Affirmo” yang berarti: mengiyakan).
Proposisi universal afirmatif jika dianalisis berdasarkan perbandingan atau hubungan luas ter,
dapat dibedakan 2 macam, yaitu universal afirmatif ekuivalen dan universal afirmatif
implikasi.
a. Proposisi Universal Afirmatif Ekuivalen
Proposisi Universal Afirmatif Ekuivalen ialah pernyataan umum mengiyakan yang
antara subjek dan prediket merupakan suatu persamaan, yakni semua anggota subjek
adalah anggota predikat dan semua anggota predikat adalah anggota subjek.
Misalnya “Semua warga negara Indonesia adalah rakyat Indonesia, semua manusia
berakal budi, semua rakyat Indonesia harus ber-pancasila.” Dalam pernyataan
pertama antara term “rakyat Indonesia” dan term “warga negara Indonesia”, apabila
diperbandingkan luasnya atau denotasinya adalah sama atau identik, yaitu “semua
rakyat Indonesia adalah warga negara Indonesia dan semua warga negara Indonesia
adalah rakyat Indonesia,” jadi keanggotaan adalah sama atau identik.

b. Proposisi Universal Afirmatif Implikasi


Proposisi Universal Afirmatif Implikasi ialah pernyataan umum mengiyakan yang
semua subjek merupakan bagian dari predikat, yakni semua anggota subjek menjadi
himpunan bagian dari predikat.
Misalnya

No. 3
a. Proposisi universal negatif ialah pernyataan bersifat umum yang mengingkari adanya
hubungan subjek dengan predikat, biasa disebut dengan proposisi E (dari huruf kedua
kata latin “nEgo” yang berati: mengingkari), misalnya “Rakyat Indonesia tidak boleh
mengikuti aliran komunis, Semua bukan keturunan kera, manusia bukanlah benda
mati. Badan benda mati tidak ada yang dapat bergerak. Benda hiduo bukanlah benda
mati.
Pada contoh diatas term yang sebagai subjek disingkat S dan term sebagai predikat
disingkat P, diabstraksikan menjadi semua S bukan P, dan dirumuskan secara
simbolik :
x(Sx Px)
Untuk semua x jika S berlaku untuk x maka non P berlaku untuk x, atau cukup dibaca
“semua S bukan P”
b. Penjelasan diagram himpunan dari proposisi universal negatif eklusif sebagai berikut,
Subjek (S) diluar himpunan Prekat (P), demikian juga P berada diluar himpunan S,
tiada satupun anggota S yang menjadi anggota P, semua S bukan P dan P bukan S,
disimbolkan (S  P), dibaca “S tidak ada hubungan P” atau “hubungan S dan P
adalah kosong”.
Contoh diagram :
(S  P)
S
X p
c. Proposisi universal negatif eklusif jika didefenisikan secara lengkap adalah
pernyataan umum mengingkari yang berarti antara subjek dan predikat tidak ada
hubungan. Dari defenisi ini dapat dijelaskan bahwa semua anggota subjek tidak ada
satupun yang menjadi anggota predikat, demikian sebaliknya tidak ada anggota
predikat yang menjadi anggota subjek.
Contoh :
Term “Rakyat Indonesia” dan term yang mengikuti aliran komunis” jika
diperbandingkan luasnya maka antara keduanya itu tidak ada hubungan sama sekali.

Anda mungkin juga menyukai