Anda di halaman 1dari 2

Menjadi Guru yang Penuh "KASIH"

Sebuah Refleksi Diri di Tahun Veritas

Pembelajaran di Tahun Veritas ini memberikan kami pengalaman pembelajaran yang unik. Setelah
melalui situasi Pandemi Covid 19 yang cukup berat, kami harus bertransisi dari Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) menjadi Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Kami sadari, Pembelajaran Jarak Jauh menimbulkan
tantangan tersendiri bagi Peserta Didik maupun Guru selama proses pembelajaran. Adapun
permasalahan yang sering muncul adalah Peserta Didik merasa bosan yang berlebihan karena terlalu
lama di rumah, malas mengerjakan tugas karena lebih senang bermain game, facebook, instagram dan
Aplikasi lain yang ada di HP, kesulitan dalam memahami materi pelajaran, kurang maksimal dalam
mengerjakan tugas.

Sebagai Guru Bimbingan Konseling, dengan dimulainya PTM 100% pada tahun 2022 saya terpanggil
untuk dapat membangkitkan semangat Peserta Didik dan mengatasi hambatan belajar yang sempat
dirasakan mereka saat PJJ. Berlandaskan semangat Veritas, saya memiliki niat dan harapan memberikan
layanan bimbingan konseling yang tepat untuk mendukung perkembangan optimal Peserta Didik pasca
PJJ.

Dalam memberikan layanan BK sebagai sarana memberikan penguatan kepada Peserta Didik saya
melakukannya dengan penuh "KASIH" yaitu dengan cara yang Kreatif, Aktif, Semangat, Inovatif, dan
Hidup. Hal ini bertujuan membantu siswa agar tidak takut atau cemas dalam menjalani transisi dari PJJ
ke PTM, serta memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan lainnya.

Kreatif

Melalui semangat Veritas, kami sebagai Guru Yayasan Santo Dominikus diharapkan semakin hari
semakin mampu menyelaraskan ide-ide dengan realita yang ada. Hal itu pun saya maknai dimana
sebagai Guru BK kreatif, saya harus memiliki banyak ide, memiliki jiwa yang suka tantangan, berani
mencoba sesuatu yang baru, dan memiliki jiwa profesional. Adapun sebagai salah satu bentuk kreatifitas
yang dapat saya lakukan sebagai Guru BK yaitu melakukan layanan konseling atau pun bimbingan
klasikal tanpa terbatas tempat dan waktu. Saya bisa berkreasi dengan menggunakan berbagai media
yang ada yang saya olah dari materi-materi digital baik melalui offline ataupun online di internet.
Kemudia saya juga terbuka melalui aplikasi yg familiar seperti WA, FB, IG, Googleform, Youtube, dll.

Aktif

Salah satu peran penting sebagai Guru BK yaitu dapat aktif memantau dan memonitoring para Peserta
Didik dalam mengikuti proses pembelajarannya. Apa yang menjadi masalah dan tantangan siswa selama
proses pembelajaran l bisa diberikan solusi yang baik. Sebagai Guru BK saya juga memberikan layanan
informasi kepada orang tua Peserta Didik lewat telepon atau WA untuk membantu permasalahan
Peserta Didik sehingga orang tua dapat memfasilitasi dan menciptakan iklim dirumah yang mendukung
belajar anak.
Semangat

Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab saya sebagai seorang Guru BK untuk menjaga semangat
Peserta Didik terus menyala dalam proses pembelajarannya. Tentu saya pun harus memiliki jiwa yang
Semangat pula dalam melakukan hal itu. Semangat dan Disiplin adalah hal yang sering saya sampaikan
kepada Peserta Didik, baik saat pertemuan konseling pribadi atau kelompok.

Inovatif

Usia anak SMP adalah usia dimana anak sedang memperkuat untuk membentuk jati diri nya. Hal ini
menuntut saya sebagai Guru BK melakukan berbagai inovasi dalam pemberian layanan BK yaitu
menyajikan layanan BK dengan sesuatu yang baru. Dengan semangat Veritas, dalam pembelajaran
sangat lah penting untuk menjadi Guru BK yang inovatif. Saya selalu berusaha belajar akan hal baru,
bekerja dengan totalitas dengan berorietasi kedepan, serta mengembangkan potensi siswa melalui ide-
ide yang ada. Selan itu saya juga dengan gembira melakukan eksperimen sederhana untuk
mengembangkan layanan BK yang sesuai dengan kebutuhan siswa, termasuk melakukan inovasi layanan
BK yang sesuai dengan trend pertumbuhan remaja.

Hidup

Tugas seorang Guru BK adalah memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap Peserta Didik.
Bimbingan dan pengarahan yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dari Peserta Didik atau
masalah yang dihadapinya. Namun apa jadinya jika Peserta Didik / konseli enggan bercerita tentang
keluh kesahnya kepada Guru BK? Disini lah tugas saya sebagai Guru BK untuk menciptakan suasana yang
hidup di antara konselor dan konseli. Selama pandemi banyak hambatan dan kendala yang dialami
Peserta Didik, sehingga membangun relasi yang Hidup perlu dilakukan sedari awal pertemuan. Saya
sering menyampaikan bahwa Guru BK akan menjaga kerahasiaan cerita yang diberikan, menjadi
pendengar yang baik saat Peserta Didik menceritakan masalahnya, tidak menjudge atau menyudutkan
siswa, sehingga hadirnya Guru BK menjadi teman cerita ternyaman bagi siswa. Di sinilah saya selalu
berusaha untuk semakin terus membangun relasi yang Hidup kepada Peserta Didik.

Banyak tantangan yang terjadi di dunia pendidikan saat ini, namun bukan menjadi penghalang Peserta
Didik untuk tetap maju dan berprestasi. Maka dari itu dengan menyelaraskan dasar semangat di Tahun
Veritas ini yaitu "Akulah Jalan, dan Kebenaran, dan Hidup" (Yoh. 14:6), saya semakin tersadarkan akan
peran sebagai Guru BK senantiasa harus lebih ditingkatkan lagi dalam membimbing dan memberi
motivasi agar Peserta Didik tetap merasa nyaman dalam proses opembelajarannya. Kehadiran Guru
yang penuh “KASIH” akan membawa warna baru bagi penyelenggaraan proses belajar Peserta Didik
karena Guru yang Kreatif, Aktif, Semangat, Inovatif, dan Hidup akan membangun energi positif civitas
akademika di Yayasan Santo Dominikus agar mampu manjadi pribadi yang selalu bersemangat dalam
pembelajarannya dari hari ke hari.

Caritas Agnes Delta Winda D.

Anda mungkin juga menyukai