Anda di halaman 1dari 3

Nama : Febrian Galuh Aria Atmaja

NIM : 048664609

1.
a) Ayat QS. Al- Baqarah (2) : 165 : Wa minan-nāsi may yattakhiżu min dụnillāhi
andāday yuḥibbụnahum kaḥubbillāh, wallażīna āmanū asyaddu ḥubbal lillāhi
walau yarallażīna ẓalamū iż yaraunal-'ażāba annal-quwwata lillāhi jamī'aw wa
annallāha syadīdul-'ażāb
Artinya: Dan di antara manusia ada yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah, dengan mengasihi mereka sebagaimana dia mencintai Allah.
Dan orang-orang yang beriman itu lebih cinta kepada Allah dari pada mereka
itu, dan sekiranya orang-orang yang zalim itu melihat azab, niscaya mereka
akan mengetahui bahwa kekuasaan itu sepenuhnya kepunyaan Allah dan
bahwa Allah Maha Berat azab-Nya.
I. Pengertian "hubban" dalam ayat tersebut merujuk pada cinta yang kuat
dan mendalam. Ayat ini menyatakan bahwa sebagian orang mengambil
tandingan-tandingan selain Allah sebagai objek cinta mereka dengan
tingkat cinta yang sama atau bahkan lebih besar dari cinta mereka kepada
Allah. Ini adalah kesalahan besar dan bertentangan dengan ajaran Islam
yang mengajarkan bahwa hanya Allah yang pantas disembah dan dicintai
dengan sepenuh hati.
II. Ayat ini menunjukkan bahwa iman kepada Allah SWT membutuhkan cinta
yang kuat dan mendalam kepada-Nya. Orang yang beriman dinyatakan
lebih cinta kepada Allah daripada mereka yang menyembah tandingan-
tandingan selain Allah. Iman yang benar membutuhkan kecintaan yang
tulus kepada Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak
disembah. Hal ini juga menunjukkan bahwa cinta kepada Allah adalah
salah satu pilar utama dalam agama Islam.
b) Ayat QS. Al-A’raaf (7) : 179 : Wa laqad żara`nā lijahannama kaṡīram minal-
jinni wal-insi lahum qulụbul lā yafqahụna bihā wa lahum a'yunul lā yubṣirụna
bihā wa lahum āżānul lā yasma'ụna bihā, ulā`ika kal-an'āmi bal hum aḍall,
ulā`ika humul-gāfilụn
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan untuk neraka
Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia; mereka mempunyai hati, tetapi
tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mempunyai
mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kebesaran
Allah) dan mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan
lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
c) Ayat QS. Al-A'raaf (7):179 menyatakan bahwa Allah SWT menciptakan
kebanyakan dari jin dan manusia untuk neraka Jahannam karena mereka
tidak menggunakan akal, penglihatan, dan pendengaran mereka untuk
memahami dan mengikuti ayat-ayat Allah. Ini menunjukkan bahwa iman
kepada Allah SWT membutuhkan penggunaan akal dan pengetahuan, serta
kemauan untuk mematuhi ajaran-Nya.
d) Dari kedua ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa iman kepada Allah SWT
adalah keyakinan yang kuat dan cinta yang mendalam kepada-Nya, sehingga
membuat seseorang mencintai-Nya lebih dari segalanya dan menghindari
menyekutukan-Nya dengan apapun. Selain itu, iman kepada Allah SWT juga
harus membawa seseorang untuk memahami dan mengamalkan ajaran-Nya,
serta menggunakan akal, mata, telinga, dan hati yang diberikan Allah SWT
untuk mengenal-Nya dan memahami ayat-ayat-Nya. Jika seseorang tidak
memiliki iman yang kuat dan tidak mengamalkan ajaran-Nya, maka akan
menjadi orang yang lalai dan sesat, bahkan seperti binatang ternak yang
tidak memiliki pengertian.

2.
a) Terjemah Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 : "Sesungguhnya pada ciptaan langit
dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi orang-orang yang berakal, yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 'Ya Tuhan kami, tidaklah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa neraka.'"
Dari kedua ayat Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 dan Q.S. Qaaf (50) : 16, dapat
dipahami bahwa hakikat manusia adalah sebagai makhluk ciptaan Allah SWT
yang memiliki akal dan hati. Manusia diciptakan dengan tujuan untuk
mengenal Allah SWT dan mengabdikan diri kepada-Nya, serta menghormati
tanda-tanda kebesaran-Nya yang terlihat dalam alam semesta. Manusia juga
memiliki kecenderungan untuk melakukan kesalahan dan dosa, namun Allah
SWT mengetahui isi hati manusia dan lebih dekat daripada urat lehernya,
sehingga manusia harus senantiasa merenungkan kebesaran Allah SWT dan
memohon perlindungan dari siksa neraka. Dalam ringkasan, manusia adalah
makhluk ciptaan Allah yang memiliki akal dan hati, dan bertanggung jawab
untuk mengenal dan mengabdi kepada-Nya.
b) Terjemah Q.S. Qaaf (50) : 16 : "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dan Kami mengetahui apa yang diselimuti oleh hatinya, dan Kami
lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya."
Dari ayat ini, dapat dipahami bahwa hakikat manusia adalah sebagai
makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki hati dan kesadaran. Allah SWT
mengetahui segala hal yang tersembunyi dalam hati manusia, baik itu
kebaikan maupun keburukan. Allah SWT juga lebih dekat dengan manusia
daripada urat lehernya, yang menunjukkan bahwa kehadiran dan keberadaan
Allah SWT sangatlah dekat dan memperhatikan manusia. Dalam ringkasan,
manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang diberi hati dan kesadaran, serta
bertanggung jawab untuk beribadah dan berbuat baik kepada sesama
makhluk lainnya.
c) Dalam ayat-ayat yang dimaksudkan, tidak secara khusus disebutkan
mengenai kesempurnaan manusia. Namun, dapat dipahami bahwa manusia
diciptakan oleh Allah SWT dengan akal, hati, dan kesadaran untuk mengenal-
Nya dan mengabdi kepada-Nya. Allah SWT juga mengetahui segala hal yang
tersembunyi dalam hati manusia, baik itu kebaikan maupun keburukan. Selain
itu, Allah SWT mengajarkan manusia untuk merenungkan tanda-tanda
kebesaran-Nya yang terdapat dalam alam semesta. Dengan mengetahui
hakikat diri dan menghormati tanda-tanda kebesaran Allah SWT, manusia
dapat mencapai kesempurnaan diri dan meraih kebahagiaan di dunia maupun
akhirat. Oleh karena itu, manusia perlu senantiasa beribadah dan berbuat
baik kepada sesama makhluk Allah SWT untuk mencapai kesempurnaan
yang dicita-citakan
3.
a) Terminologi "masyarakat" dapat diartikan sebagai sekumpulan individu yang
hidup bersama dalam lingkungan yang sama, memiliki adat istiadat, norma,
dan nilai yang sama serta berinteraksi dalam kegiatan sosial, ekonomi, dan
politik.
b) QS. Al-Hujuraat: 13 menyatakan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari
satu pasang dan menjadikan manusia berbagai bangsa dan suku agar saling
mengenal dan belajar dari satu sama lain. QS. Az-Zukhruf: 32 juga
menyatakan bahwa Allah SWT menciptakan bumi beserta isinya untuk
ditempati dan dimanfaatkan oleh manusia. Dari kedua ayat tersebut, dapat
dipahami bahwa asal-usul masyarakat berasal dari fitrah manusia yang
ditujukan untuk hidup bersama dalam lingkungan yang sama. Manusia
ditakdirkan hidup dalam bermacam-macam bangsa dan suku untuk saling
mengenal dan memperkaya kebudayaan serta kearifan lokalnya.
c) Masyarakat madani memiliki kriteria sebagai berikut:
 Menghormati hak asasi manusia dan kesetaraan gender.
 Memiliki sistem hukum yang adil dan efektif.
 Menerapkan kebebasan berpendapat dan demokrasi dalam
pengambilan keputusan.
 Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
kemajuan umat manusia secara keseluruhan.
 Memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahan sosial, ekonomi,
dan politik yang kompleks.
d) Prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera antara lain:
 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
 Menghargai perbedaan dan keragaman manusia.
 Menjaga keberlangsungan lingkungan dan sumber daya alam.
 Menerapkan prinsip keadilan dan kesetaraan dalam segala aspek
kehidupan.
 Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan
dan pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai