Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PROJECT BIOREMEDIASI

Implementasi Teknik Bioremediasi Bioventing dan Air Sparging


Dengan Penambahan Filtrasi Untuk Menetralisir Tanah
Tercemar

KELOMPOK 3/A1
1. Ahsanul Husna W (J0313201067)
2. M. Ghinaya Pradityo (J0313201163)
3. Rais Abdillah Elvandi (J0313201036)
4. Yovi Herdian (J0313201016)

TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2022
Judul Laporan : Implementasi Teknik Bioremediasi Bioventing dan Air
Sparging Dengan Penambahan Filtrasi Untuk Menetralisir
Tanah Tercemar
Kelompok/Kelas : 3/A1
Nama Anggota : 1. Ahsanul Husna W (J0313201067)
2. M. Ghinaya Pradityo (J0313201163)
3. Rais Abdillah Elvandi (J0313201036)
4. Yovi Herdian (J0313201016)

Disetujui oleh
Dosen Bioremediasi :
Beata Ratnawati, S.T., M.Si
NIP. 201811198806252001 __________________

Asisten Dosen Bioremediasi : __________________


Hanifah Alifia Roza, A.Md

Asisten Dosen Bioremediasi : __________________


Kinanti Salsabila, A.Md

Asisten Dosen Bioremediasi : __________________


Susi Susanti, A.Md
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 2
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 3
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 4
2.1 Pengertian Bioventing dan Airsparging ................................................... 4
2.2 Efektivitas Bioventing dan Airsparging Terhadap Tanah Tercemar ....... 4
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Bioventing dan Airsparging .......................... 5
III. METODE PENELITIAN .................................................................................. 6
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 6
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 6
3.3 Cara Kerja................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 7
LAMPIRAN ............................................................................................................ 8
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri dan Perumahan akan terus memproduksi limbah. limbah yang
dihasilkan bermula dari kegiatan sehari-hari yang dilakukan dan dampak yang
ditimbulkan adalah pencemaran pada tanah dan air. Pencemaran lingkungan
adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi. Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan
kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan
air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Pencemaran air dan tanah telah menjadi fokus utama manusia, maka dari itu
ada teknik mengendalikan pencemaran ini yaitu dengan cara Bioremediasi,
lebih spesifik dengan cara bioventing dan air sparging.
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme yang telah dipilih
untuk ditumbuhkan pada polutan tertentu sebagai upaya untuk menurunkan
kadar polutan tersebut. Pada saat proses bioremediasi berlangsung, enzim-
enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi struktur polutan
beracun menjadi tidak kompleks sehingga menjadi metabolit yang tidak
beracun dan berbahaya (Priadie, 2012). Bioremediasi merupakan teknik
remediasi yang bertujuan untuk mendegradasi atau mendetoksifikasi baik itu
polutan organik maupun anorganik dengan menggunakan agen biologi seperti
ganggang, cendawan, bakteri dan tanaman. Bioremediasi dikenal sebagai
teknik remediasi yang ramah lingkungan dan lebih ekonomis dibanding teknik
lain seperti fisika dan kimia. Proses bioremediasi limbah atau didegradasi
secara lengkap dengan produk akhir senyawa anorganik seperti karbon
dioksida, air, dan metana. (Melati, 2020)
Bioventing adalah teknik yang menjadi cabang bioremediasi. Bioventing
adalah teknologi baru yang menjanjikan yang merangsang biodegradasi insitu
alami di tanah dengan menyediakan oksigen untuk mikroorganisme tanah yang
sudah ada. Berbeda dengan tanah uap vakum ekstraksi, bioventing
menggunakan laju aliran udara rendah untuk menyediakan hanya cukup
oksigen untuk mempertahankan aktivitas mikroba. Air sparging merupakan
teknologi in situ yang prinsipnya menyuntikkan udara ke media atau air yang
tercemar. Injeksi ini bertujuan untuk menghilangkan kontaminan yang
mengandung senyawa volatil melalui sumur injeksi (Sasongko, 2017).

2
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah agar mahasiswa dapat memahami dan
menguasai teknik bioremediasi dengan metode bioventing dan air sparging
untuk menetralisir tanah yang tercemar di lingkungan.

1.3 Manfaat
Manfaat dibuatnya proposal ini adalah untuk mengurangi terjadinya
pencemaran tanah yang terjadi di lingkungan dan sebagai bahan acuan kepada
para pembaca untuk mengenal teknik bioremediasi dengan metode bioventing
dan air sparging serta sebagai refrensi membuat project Karya Ilmiah.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bioventing dan Airsparging


Bioventing adalah suatu metode bioremediasi in situ dengan menggunakan
mikroba indigenous dalam mendegradasi kontaminan organik dengan
menambahkan nutrisi dan atau tingkat udara untuk menyediakan oksigen agar
proses biodegradasi meningkat. Bioventing dikenal sebagai teknik atau metode
remediasi yang low impact karena hanya menambahkan stimulan untuk
meningkatkan kemampuan biodegradasi mikroba indigenous. Bioventing
adalah teknologi remediasi in-situ yang menggunakan mikroorganisme lokal
untuk menguraikan kontaminan organik yang terabsorbsi ke tanah di zona tak
jenuh. Tanah di zona capillary fringe dan zona jenuh tidak terpengaruh oleh
proses ini. Dalam bioventing, aktivitas bakteri secara alami ditingkatkan
dengan injeksi udara (atau oksigen) ke zona tak jenuh (menggunakan sumur
ekstraksi atau injeksi) dan jika perlu dengan menambahkan nutrisi. Bioventing
adalah penggunaan induksi gerakan udara melalui tanah tak jenuh, dengan atau
tanpa nutrien. Definisi bioventing lainnya adalah proses penyuntikan dan
ekstraksi udara menuju daerah vadose untuk menyediakan O2 yang diperlukan
untuk biodegredasi aerobik (Nugroho, 2006). Selain itu metode ini bersifat
cost-effective dimana hanya membutuhkan teknologi minimal dan monitoring
setelah aplikasi sehingga metode ini sangat cocok untuk wilayah-wilayah yang
terkontaminasi dengan kontaminan yang bersifat low accessibility seperti
petroleum hidrokarbon (PH) dan Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs)
(Ho¨hener and Ponsin 2014).

2.2 Efektivitas Bioventing dan Airsparging Terhadap Tanah Tercemar


Hasil penelitian Frustos et al. (2010) menunjukan bahwa metode
bioventing terbukti efektif untuk remediasi tanah yang terkontaminasi
fenantrena. Hal ini terlihat dari tingginya tingkat reduksi yang diperoleh (93%),
yang mengurangi konsentrasi fenantrena dari 1026 mg / kg tanah menjadi 74
mg / kg dalam waktu 7 bulan perlakuan. Intensitas dan interval aliran tidak
menghasilkan hasil yang beda nyata dalam penghilangan diese dari tanah
lempung. Hal ini mengindikasikan bahwa interval injeksi udara yang lebih
lama dan intensitas injeksi yang rendah lebih ekonomis dalam bioventing tanah
lempung yang terkontainasi diesel. Marsya et al. (2013) melaporkan bioventing
telah terbukti secaara dramatis mengurangi bagian dari senyawa-senyawa yang
dikenal sebagai BTEX (benzene, toluene, etil benzene dan xilena), yang telah
terdeteksi dalam waktu satu tahun.
Keberhasilan bioremediasi berbasis bioventing bergantung pada jumlah
titik injeksi udara, yang membantu mencapai distribusi udara yang seragam.
Terlepas dari kenyataan bahwa desain bioventing adalah untuk mendorong
aerasi di zona tak jenuh, itu dapat digunakan untuk proses bioremediasi

4
anaerob terutama dalam mengobati zona vadose (zona tidak jenuh) yang
tercemar dengan senyawa terklorinasi, yang sangat susah didegradasi dalam
kondisi aerob (Azubuike et al., 2016).
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Bioventing dan Airsparging
Beberapa keuntungan menggunakan teknik bioventing yaitu peralatan
yang dibutuhkan sederhana dan mudah dipasang, menciptakan gangguan
minimal untuk operasi situs sehingga dapat digunakan untuk mengatasi area
yang tidak dapat diakses (misal di bawah bangunan), membutuhkan waktu
perawatan yang singkat, biasanya 6 bulan hingga 2 tahun dalam kondisi
optimal, mudah dikombinasikan dengan teknologi lain (misalnya air sparging,
groundwater extraction) dan tidak memerlukan perawatan gas yang mahal.
Meskipun demikian terdapat beberapa keterbatasan dalam teknik ini yaitu
konsentrasi konstituen yang tinggi pada proses awal dapat menjadi racun bagi
mikroorganisme, tidak cocok diterapkan untuk kondisi lokasi tertentu seperti
tanah yang mempunyai permeabilitas rendah dan mengandung tanah liat tinggi,
tidak dapat selalu mencapai standar pembersihan yang sangat rendah, dan
hanya bisa diterapkan untukmengolah tanah pada zona tak jenuh sehingga
metode lain mungkin juga diperlukan untuk mengolah tanah pada zona jenuh
dan air tanah (Melati, 2020).

5
III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di sekolah vokasi IPB University Cilibende Jl.
Kumbang No.14, RT.02/RW.06, Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota
Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada rentang waktu 1 - 16 september
2022.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan alat Bioventing antara lain:
Alat :
1. Aerator Aquarium
2. Mesin Pompa dan Selang
3. Kawat ram
4. Busa filter aquarium
5. Tabung mika
6. Pipa
7. Keran
8. Box/Kotak Transparan
Bahan :
1. Nutrien EM 4
2. Air lindi
3. Tanah tercemar
4. Pasir aktif
5. Batu apung
3.3 Cara Kerja
Cara kerja pada alat bioventing dan filtrasi sebagai berikut :
1. Cairan nutrien berupa EM4 akan dipompa dan menyebar kedalam
box/kotak yang telah berisikan tanah tercemar.
2. Kemudian, cairan lindi yang berumber dari tanah tercemar akan
ditampung di dalam bak dan selanjutnya akan dipompa keatas untuk
melalui proses penyaringan atau filtrasi.
3. Didalam box tersebut terdapat injeksi oksigen yang diproduksi oleh
aerator dan disebarkan kedalam box.
4. Air lindi yang telah dipompa sebelumnya akan melalui proses 2 lapis
penyaringan. Penyaringan batu dan penyaringan pasir menggunakan
pasir aktif.
5. Output yang akan dihasilkan berupa air sesuai baku mutu yang akan
keluar dari keran hasil filtrasi.

6
DAFTAR PUSTAKA
Azubuike CC, Chikere CB, Okpokwasii GC. 2016. Bioremediation Techniques
Classification Based On Site Of Application: Principles, Advantages,
Limitations And Prospects. World J Microbiol Biotechnol. 32:180.
Frutos FJG, Escolano O, Garcia S, Babin M, Fernandez MM. 2010. Bioventing
Remediation And Ecotoxicity Evaluation Of Phenanthrene-Contaminated
Soil. Journal Of Hazardous Materials. 183 : 806-813.
Ho¨Hener P, Ponsin V. 2014. In Situ Vadose Zone Bioremediation. Curr Opin
Biotechnol. 27:1-7.
Melati, I. 2020. Teknik Bioremediasi: Keuntungan, Keterbatasan dan Prospek
Riset. 8(2): 272-286
Nugroho A. 2006. Biodegradasi Sludge Minyak Bumi Dalam Skala Mikrokosmos:
Simulasi Sederhana Sebagai Kajian Bioremediasi Land Treatment. Makara
Teknologi. 10(2): 82-89.
Marsya DP, Firdaus A, Dan Zulkifliani. 2013. Bioremediasi Tanah Yang
Terkontaminasi Minyak Bumi Dengan Metode Bioventing Terhadap
Penurunan Kadar Totl Petroleum Hydrocarbon Dan BTEX. Universitas
Indonesia. 1-20.
Priadie, B. 2012. Teknik Bioremediasi Sebagai Alternatif Dalam Upaya
Pengendalian Pencemaran Air. Jurnal Ilmu Lingkungan.
Sasongko, N. A. 2017. Analisis Biaya Manfaat Berbagai Teknik Remediasi Air
Terproduksi Dari Kegiatan Industri Minyak Dan Gas Bumi. Nugroho Adi
Sasongko.

7
LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Kerja Penelitian Project Bioremediasi


No Kegiatan Minggu ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pengenalan dan mempelajari
teknik bioremediasi
2 Persiapan alat dan bahan

3 Membuat desain alat


4 Membuat kerangka alat
5 Melakukan trial and error
6 Melakukan Tahapan Finishing

Lampiran 2. Sketsa Alat

Anda mungkin juga menyukai