Anda di halaman 1dari 2

Nomor 1

a) Dintinjau dari persepsi pada kasus diatas terdapat indikasi hambatan komunikasi yang
efektif yaitu perbedaan persepsi. Pak Amir sebagai manajer memberikan pujian dan
bonus terhadap salah satu karyawannya yang rajin tetapi tidak mendapat simpati dari
karyawan satu tim lainnya dan mereka bersikap tidak peduli. Kasus tersebut memiliki
konsep yang sama dengan perbedaan persepsi karena pada konsep perbedaan persepsi
manajer memuji karyawan yang berprestasi baik dihadapan karyawan lainnya agar
menambah semangat karyawan namun bukannya bertambah semangat tetapi mebuat
karyawan lainnya semakin tidak senang dengan manajemen. Sehingga menambah
gangguan dalam proses komunikasi yang membuat perbedaan persepsi pada kasus
diatas.
b) Pada kasus tersebut manajer perlu meningkatkan komunikasi yang efektif dengan cara
meningkatkan kredibilitas pengirim, memahami karakteristik penerima, memperbaiki
hubungan antara pengirim dan penerima serta memahami faktor lingkungan.

Nomor 2

a) Pimpinan dapat mengatasi atau dipecahkan dengan cara dominasi atau penekanan,
kompromi dan pendekatan integratif.
Dominasi memiliki ciri-ciri menekan konflik dan menghasilkan situasi menang kalah.
Terdapat enam cara dominasi yaitu penekanan, penenangan, penghindaran, aturan
mayoritas, akomodasi, dan kompetisi.
Kompromi dilakukan untuk mencari jalan tangah atau solusi yang dapat diterima
kedua belah pilak yang bertentangan. Terdapat lima bentuk kompromi yaitu
pemisahan, arbitrasi, pemecahan secara random, kembali ke peraturan yang berlaku
dan kompensasi.
Pendekan intergratif merupakan teknik pemecahan masalah yang digunakan untuk
mengubah konflik antar kelompok menjadi situasi pemecahan masalah bersama.
Pihak-pihak yang terlibat konflik dikumpulkan untuk mencari solusi terbaik. Terdapat
tiga cara pendekatan integratif yaitu konsensus, konfrontasi, penetapan tujuan.
b) Strategi mengelola konflik yang berfokus pada organisasi yaitu strategi yang
memfokuskan penanganan pada level organisasi. Strategi ini dapat dilakukan dengan
cara mengubah struktur organisasi, mengubah budaya dan mengubah sumber konflik.

Nomor 3

Berdasarkan kasus diatas kepemimpinan pak Tono termasuk pada teori kepemimpinan
romantis. Anggota kelompok pak Tono mengembangkan pandangan “romantis” (ideal)
mengenai adanya seorang pemimpin yang dapat membantu mencapai tujuan mereka atau
memperbaiki kehidupan mereka. Pada kasus ini setelah kelompok menjadi terkenal dan besar
dibawah naungan pak Tono namun karena anggota sudah mampu mengorganisir kelompok
maka peran pak Tono menjadi berkurang. Hal tersebut sesuai dengan teori kepemimpinan
romantis dimana pada teori ini mencoba menyeimbangkan antara sisi atasan dengan sisi
bawahan sehingga porsi keduanya menjadi kurang lebih seimbang.

Anda mungkin juga menyukai