Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : NELLA FERNANIA

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043824634

Tanggal Lahir : 15 AGUSTUS 1991

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA 4157 / ORGANISASI

Kode/Nama Program Studi : 54 / MANAJEMEN

Kode/Nama UPBJJ : 71 / SURABAYA

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa, 21 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS
TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : NELLA FERNANIA


NIM : 043824634
Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA 4157 / ORGANISASI
Fakultas : EKONOMI
Program Studi : MANAJEMEN
UPBJJ-UT : SURABAYA

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Madiun, 21 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

Nella Fenania
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Nomor 1

Efektivitas kegiatan dalam organisasi perlu diukur karena untuk mengetahui tingkat keberhasilan organisasi
dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasarannya.

Pendekatan- pendekatan dalam pengukuran efektivitas yaitu :


a) Pendekatan sasaran (goal approach)

Pendekatan sasaran dilakukan dengan mengidentifikasi sasaran organisasi dan mengukur tingkat
keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran tersebut. Pendekatan ini mencoba mengukur
sejauh mana organisasi berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapainya. Dalam
pengukuran efektivitas melalui pendekatan ini, sasaran yang penting diperhatikan adalah sasaran
yang sebenarnya (operative goal). Sebenarnya penggunaan sasaran sebagai acuan akan
memberikan hasil pengukuran efektivitas yang lebih realistik (karena merupakan gambaran dari
keinginan organisasi yang sebenarnya) dibandingkan pengukuran efektivitas dengan menggunakan
sasaran resmi (official goal). Pengukuran efektivitas organisasi menggunakan pendekatan sasaran
perlu dilakukan secara cermat, dengan memberikan perhatian terhadap beberapa permasalahan
yang ditimbulkan oleh beberapa hal berikut:
 Adanya berbagai Jenis Output Organisasi (Multiple Outcomes)
Hal ini menyebabkan pengukuran efektivitas dengan menggunakan pendekatan sasaran menjadi
sulit dilaksanakan. Timbul pertanyaan mengenai jenis output mana yang akan digunakan untuk
pengukuran efektivitas tersebut. Pengukuran juga menjadi semakin sulit jika sasaran tersebut
saling bertentangan satu sama lain sehingga efektivitas yang tinggi pada satu sasaran sering kali
disertai dengan efektivitas yang rendah pada sasaran lainnya. Masalah lain juga muncul jika
bagian-bagian organisasi mempunyai sasarannya sendiri, yang bisa berbeda dari sasaran
organisasi sebagai suatu kesatuan. Oleh karena itu, sering kali pengukuran efektivitas dilakukan
dengan memperhitungkan berbagai sasaran organisasi secara simultan. Dengan demikian, hasil
pengukuran efektivitas adalah berupa profil (bentuk) yang menggunakan lebih dari satu variabel,
untuk menunjukkan secara simultan tingkat atau ukuran efektivitas organisasi pada setiap
sasaran secara bersamaan.
 Adanya Subjektivitas dalam Penilaian
Pengukuran efektivitas organisasi menggunakan pendekatan sasaran, sering kali mengalami
hambatan karena sulit mengidentifikasikan sasaran organisasi yang sebenarnya, dan juga
karena keberhasilan organisasi dalam mencapai sasarannya tidak mudah diukur.
 Pengaruh Kontekstual
Performansi organisasi dipengaruhi lingkungan dan seluruh elemen kontekstual. Hal tersebut
dapat memberikan kesempatan berprestasi bagi organisasi ataupun sebaliknya. Sehingga,
perbedaan karakteristik berbagai faktor kontekstual perlu diperhatikan apabila kita ingin
mengukur efektivitas sejumlah organisasi yang terdapat pada lingkungan berbeda. Perbedaan itu
dapat dilihat, misalnya pada elemen tertentu dari lingkungan, seperti mutu tenaga kerja,
kemudahan mendapatkan berbagai sumber yang diperlukan, dan peraturan pemerintah.

b) Pendekatan sumber (system resource approach)


Pada pendekatan ini efektivitas diukur melalui keberhasilan organisasi dalam mendapatkan
berbagai macam sumber (input) yang dibutuhkannya. Pendekatan ini bertumpu pada pemikiran
bahwa organisasi harus dapat memperoleh berbagai macam sumber yang dibutuhkannya, dan
juga memelihara keandalan sistem organisasi agar bisa tetap atau menjadi lebih efektif.
Pendekatan ini dibuat berdasarkan mengenai keterbukaan suatu organisasi terhadap
lingkungannya. Keberhasilan menghasilkan berbagai jenis sumber untuk memelihara sistem
organisasi merupakan kriteria yang digunakan untuk mengukur efektivitas organisasi. Secara
sederhana, pendekatan ini mengukur efektivitas organisasi dengan menggunakan jumlah atau
kuantitas berbagai jenis sumber yang berhasil diperoleh organisasi dari lingkungan. Secara lebih
umum, pendekatan sumber mempergunakan beberapa dimensi berikut untuk mengukur
efektivitas organisasi :
 Kemampuan organisasi dalam memanfaatkan lingkungan untuk mendapatkan berbagai jenis
sumber yang sifatnya langka dan mahal.
 Kemampuan para pengambil keputusan dalam organisasi untuk menginterpretasikan sifat-sifat
lingkungan secara tepat.
 Kemampuan organisasi untuk menghasilkan output tertentu dengan menggunakan sumber-
sumber yang berhasil diperoleh.
 kemampuan organisasi dalam memelihara kegiatan operasionalnya sehari-hari.
 Kemampuan organisasi untuk bereaksi dengan menyesuaikan diri terhadap perubahan
lingkungan.

Pengukuran efektivitas dengan pendekatan ini mampu memberikan alat ukur yang sama untuk
mengukur efektivitas berbagai organisasi yang jenisnya berbeda, yang tidak dapat dilakukan
dengan menggunakan pendekatan sasaran.

c) Pendekatan proses (internal process approach)


Pendekatan ini memandang efektivitas sebagai tingkat efisiensi dan kondisi (kesehatan)
organisasi internal. Pendekatan ini berpandangan bahwa pada organisasi yang efektif, proses
internal berjalan dengan lancar, karyawan bekerja dengan gembira dan merasa puas, kegiatan
setiap bagian terkoordinasi secara baik dengan produktivitas yang tinggi. Pendekatan ini tidak
menunjukan lingkungan organisasi, dan memusatkan perhatian pada kegiatan internal yang
dilakukan terhadap sumber-sumber yang dimiliki oleh organisasi, yang dianggap dapat
menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan organisasi. Pendekatan proses umumnya
dipergunakan oleh penganut pendekatan Neoklasik (human relations), yang terutama
memusatkan perhatian pada hubungan antara efektivitas dengan suasana kerja yang terjadi pada
sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi.

d) Pendekatan Gabungan
Pendekatan ini adalah gabungan dari ketiga pendekatan diatas yang dilakukan secara bersamaan
untuk mengukur efektivitas. Pengukuran efektivitas organisasi dengan pendekatan ini mencakup
pengukuran pada sisi input, efisiensi proses transformasi, dan keberhasilan dalam mencapai
sasaran output. Sehingga dengan menggunakan cara tersebut diharapkan pengukuran yang
dilakukan dapat memberikan gambaran mengenai seluruh dimensi efektivitas organisasi
walaupun yang akan diperoleh bukanlah satu nilai efektivitas melainkan profil efektivitas
perusahaan secara keseluruhan.

Menurut saya pendekatan yang efektif adalah pendekatan gabungan karena kelemahan dari suatu
pendekatan dapat ditutup oleh kelebihan yang dimiliki oleh pendekatan lainnya. Pengukuran efektivitas
organisasi dengan pendekatan gabungan ini akan mencakup pengukuran pada sisi input, efisiensi proses
transformasi, dan keberhasilan dalam mencapai sasaran output. Dengan menggunakan cara tersebut
diharapkan pengukuran yang dilakukan dapat memberikan gambaran mengenai seluruh dimensi efektivitas
organisasi walaupun yang akan diperoleh bukanlah satu nilai efektivitas melainkan profil efektivitas
perusahaan secara keseluruhan.

Nomor 2

Terdapat tiga tahap pertumbuhan organisasi yaitu:

a) Periode Bayi
Pada periode ini organisasi baru berdiri, ukurannya kecil dan bersifat tidak birokratis. Organisasi
diarahkan oleh pimpinan tunggal, yang menetapkan struktur maupun sistem pengendalian
maupun pengawasan. Usaha organisasi dipusatkan pada kegiatan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup, yaitu dengan membuat satu jenis produk ataupun jasa.
b) Periode Remaja
Pada periode ini organisasi mulai bersifat birokratis, terjadi penambahan jumlah staf penunjang
dengan prosedur-prosedur yang bersifat lebih formal, dan adanya pembagian kerja yang lebih
jelas. Ukurannya lebih besar dari periode bayi. Pimpinan mulai mendelegasikan sebagian
wewenangnya, dan mengimbanginya dengan penggunaan sistem pengawasan yang formal.
Organisasi juga mulai mengembangkan produk atau jasa lain yang sejenis dengan produk atau
jasa semula sehingga membentuk satu rangkaian produk atau jasa sejenis (product line).
c) Periode Dewasa
Pada periode ini organisasi sudah dewasa (matang), ukurannya besar, bersifat birokratis, dan
menggunakan sistem pengawasan, sistem pengendalian maupun prosedur-prosedur kerja yang
baku pada semua bagiannya. Pimpinan organisasi sering membentuk berbagai tim, yang bekerja
melangkahi struktur formal untuk mencegah semakin birokratisnya organisasi. Pada periode ini
para pimpinan organisasi sudah merasa sangat terganggu oleh birokrasi, dan mereka juga
berusaha untuk berpikir dan bertindak dengan acuan kepentingan organisasi secara
keseluruhan. Selain itu, reputasi organisasi biasanya sudah merupakan permasalahan penting,
dan penemuan-penemuan baru dalam organisasi tidak lagi terjadi karena kreativitas seseorang
yang muncul tidak secara sporadis melainkan karena ada bagian Penelitian dan Pengembangan
yang secara resmi dibentuk untuk keperluan itu.

Nomor 3

Dalam kasus ini rumah sakit Pasar Rebo mempunyai banyak tenaga dokter spesialis yang telah mengalami
proses pelatihan ataupun pendidikan yang membuat mereka telah berperilaku tertentu sebelum mereka
mempraktikkan keahliannya dalam suatu organisasi, sehingga membuat mereka mampu
menginternalisasikan uraian dari jabatan yang akan dijalankan dan berbagai peraturan serta prosedur kerja
yang berlaku. Organisasi bisa mengendalikan secara langsung perilaku karyawan dengan menggunakan
peraturan dan prosedur atau melalui pengendalian secara tidak langsung dengan memanfaatkan tenaga
profesional. Oleh karena itu, jika tingkat profesionalisasi meningkat maka derajat formalisasi yang
dibutuhkan organisasi akan berkurang.

Nomor 4
A. Karena pada perusahaan-perusahaan besar menggunakan teknologi yang canggih dalam
kegaiatan organisasinya membuat pimpinan sanggup memimpin lebih banyak bawahan maka
jumlah total pimpinan menjadi relative kecil dibanding jumlah keseluruhan karyawan/anggota
organisasi. Maka dalam kegiatan produksi massal kegiatan produksi dipecah menjadi bagian-bagian
sangat sederhana, sering kali hanya terdiri dari satu langkah kegiatan sehingga bisa dilaksanakan
oleh beberapa pekerja. Oleh karena tugas setiap pekerja sangat sederhana maka kebutuhan
konsultasi dengan atasan juga menjadi sangat terbatas sehingga seorang pimpinan mampu
memimpin lebih banyak bawahan.

B. Terdapat 3 jenis pengelompokan teknologi menurut Thompson, yaitu :


1) Teknologi perantara (mediating technology)
Teknologi ini digunakan untuk menghubungkan beberapa klien yang satu sama lain tidak
dapat berhubungan secara langsung. Apabila hubungan langsung tersebut memerlukan
ongkos yang besar ataupun karena terlalu rumit dilaksanakan. Contohnya dari jenis teknologi
ini adalah bursa saham, yang menghubungkan penjual saham dengan pihak yang ingin
membeli saham.
2) Teknologi rangkaian panjang (long-linked technology)
Pada teknologi ini kegiatan organisasi terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan yang berurutan.
Hasil dari suatu kegiatan menjadi output bagi kegiatan berikutnya, berurutan hingga akhirnya
produk siap untuk digunakan oleh konsumen. Contohnya dari jenis teknologi ini adalah pabrik
mobil yang menghasilkan mobil melalui serangkaian kegiatan yang saling berurutan.
3) Teknologi intensif (intensive technology)
Teknologi intensif adalah kumpulan dari beberapa jenis pelayanan khusus, yang
keseluruhannya digabungkan untuk melayani klien. Teknologi intensif umumnya digunakan
pada kegiatan yang mempunyai akibat yang cukup berarti pada klien sehingga klien bisa
mengalami perubahan. Contohnya dari penggunaan teknologi intensif adalah pelayanan
pasien di Rumah Sakit. Beberapa jenis pelayanan khusus, seperti unit anestesi, kamar
bedah, unit X-ray, digunakan bersama-sama untuk melayani seorang pasien.

Anda mungkin juga menyukai