Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TAT

PSIKODIAGNOSTIKA 9

Oleh Muhamad Rizky Didik Saputra (20190701075)


Anamnesa

Nama : Jessica Lona Pandey

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 25 Juni 1993

Alamat : Jakarta Garden City

Anak Ke : 1 (tunggal)

Agama : Kristen Protestan

Suku Bangsa : Manado, Belanda, Ambon

Status : Belum menikah

Profesi/Pekerjaan : Mahasiswa

Tempat, Tanggal tes : Universitas Esa Unggul, 15 April 2023

Tujuan Tes : Latihan Pengambilan Data TAT

Tester/Pemeriksa : Muhamad Rizky Didik Saputra (20190701075)

Kartu 14

Instruksi

Didik : “Ini adalah sebuah tes imajinatif di sini anda diminta untuk melihat eee… gambar tersebut,
merenungkannya. Dan anda ceritakan dari tokoh pada gambar tersebut dari mulai awal sedang sampai
akhirnya nanti seperti apa. Waktu anda cukup banyak di sini jadi bisa cerita dengan detail sedetail-detailnya.
Oke dimulai dari sekarang.”

Subjek Bercerita

Jessica : “Jadi ada seorang pria, ada seorang pria. (Berpikir, diam lama menggerakan jari telunjuk). Dia
menghadapi begitu banyak masalah dalam hidupnya, pertama dia ditinggal oleh sahabatnya, ditinggal
meninggal oleh sahabatnya. Tapi juga di saat yang bersamaan dia banyak sekali tugas-tugas dalam
keseharian dia yang harus dia selesaikan. Dia ini merasa bahwa (diam lama) kalau bukan dia yang
mengerjakan orang lain tidak akan mungkin mampu mengerjakannya dengan baik. Suatu ketika ada orang
yang (diam lama) ya temennya, temennya konflik dengan dia. Temannya berkonflik dengan ini, dengan
pemuda ini yang… Dan pemuda ini merasa sangat eee ditekan dan sangat dipaksa, dia itu hidup di bawah
tekanan luar biasa. Tidak ada orang yang mampu memahami dia. Dia orang penceria, aslinya orang
penceria, di hadapan orang lain dia ceria. Namun sebenarnya diri aslinya dia adalah emm maksudnya
gimana ya.. Sorry emm gimana ya jadi.. Dia ini aslinya ceria, cuma masalah ini masalah kumpulan masalah-
masalah yang ada membuat dia menjadi orang yang berbeda. Hanya saja, yang mengetahui hal ini hanya
dirinya sendiri. Dia mere.. Dia di sini sedang berada di ruangan gelap. Dia tidak mau menyalakan lampu
karena dia ingin ketenangan. Jauh dari orang-orang yang membuat dia pusing. Lalu dia membuka jendela
dia melihat langit lalu dia berpikir, emangnya apa apa dosa saya selama ini, sampai harus menerima sekian
banyak cobaan dan masalah dalam hidup, padahal saya sudah berusaha yang terbaik? Dia terus merenung,
selama kurang lebih dua sampai tiga jam. Setelah dia merasa agak lebih tenang, dia keluar ruangan ee dan
kembali bersikap ceria di hadapan orang lain. Hanya saja, hanya saja, kekecewaan dan kesunyian dalam
hatinya masih tetap sama.”

Inquiry

Didik: “Berarti dia masih belum selesai dengan kekecewaannya dia ya?”

Jessica: “Belum, dia hanya berusaha, dia berusaha memahami kenapa? Tapi sebenarnya eee sebenernya dia
ingin agar, dia ingin agar emm orang lain bisa lebih mengerti dia. Tapi itu tidak didapatkan.”

Didik: “Kira-kira eee ada gak sesuatu yang bisa bikin, dia tu bisa kembali untuk tidak merasa kecewa atau
tidak merasa bersedih lagi?”

Jessica: “Emm dia butuh sebuah jaminan. Jaminan yang dimana orang, orang yang dimana dia sedang
berkonflik itu, dapat membuat.. apa ya.. dapat membuat dia jaminan yang pasti bahwa itu tidak akan terjadi
lagi, dia butuh jaminan.”

Didik: “Intinya ee ini pemuda ini mau apa dalam keinginannya dia? Apa yang dia butuhkan saat ini?”

Jessica: “Teman yang mengerti dia, karna pemuda ini sangat sekali identik dengan kesepian. Padahal
hidupnya dikelilingi oleh banyak orang, kayak sepi dalam keramaian.”

Didik: “Oke, oke sekarang dilanjut ke sesi kartu berikutnya.”

Observasi

Subjek terkadang mengetuk-ngetuk jari ke meja saat sedang memikirkan sesuatu. Sesekali melihat ke
langit-langit. Secara keseluruhan subjek terlihat fokus dan mendalami cerita yang dia bawakan.
Kartu 9GF

Instruksi

Didik: “Oke dilanjut ke kartu berikutnya!”

Subjek Bercerita

Jessica: “Ada seorang ibu dan seorang anak wanita. Jadi, si anak ini.. ee dia orangnya selalu ingin tahu
akan hal-hal baru. Jadi orangnya senang explore, bahkan hal-hal sepele pun ditanyakan ke ibunya. Ee, jadi
anak ini tuh sebenarnya sangat dekat dengan ibunya. Ibunya itu yang sehari-hari selama ini tuh selalu
membimbing dia. Selalu menjawab ketidaktahuan dia dan mengkoreksi apabila anak itu salah, apabila anak
itu mau dalam bahaya selalu dipantau sama ibunya. Nah, dalam gambar ini, anak ini sedang pergi ke suatu
tempat, tempat alam-alam bebas. Dia ngajak dia mengajak ibunya, di situ ada ibunya. Ibunya itu sedang
membawa keperluan anaknya jadi, jadi anak itu tuh kalau sudah datang ke tempat yang itu dia maen
langsung ngacir aja gitu dia enggak, jadi, ibunya tuh yang bawa perlengkapan dia gitu. Anak ini tuh terlihat
ee anaknya tuh terlihat sangat, sangat apa ya, sangat, excited gitu loh, sangat excited. Ingin maksudnya,
ingin mengetahui kayak ini apa mah? Ini apa ma? Terus ibunya bilang e ibunya belum jawab tapi ya ibunya
cuma bilang entar dulu ya hati-hati, hati-hati! Jangan keluar itu, jangan buru-buru! Em jadi, apa ya
akhirnya, mereka menghabiskan satu hari penuh sampai matahari terbenam di tempat itu dan mereka berdua
saling bersenda gurau membicarakan, membicarakan eh apa ya, membicarakan tentang kehidupan.
Bagaimana sebetulnya tuh kayak, misalnya kayak, tanya kehidupan itu sebenarnya ya indah seperti ini tidak
sesuram, sesuram seperti yang kamu lihat biasa di ibukota tempat kita tinggal. Udah gitu doang.”

Inquiry

Didik: “Emm berarti toko utamanya dalam gelas tersebut anak itu ya?”

Jessica: “Anak, betul.”

Didik: “Ee apa sih yang jadi keinginan dari si anak ini? Mungkin terhadap ibunya atau terhadap kehidupan
mungkin?”

Jessica: “Pertama anak itu, dia ini kan berjiwa bebas ya. Dia tuh ingin, ee ingin selalu mendapatkan
kebebasan untuk mengeksplorasi apapun yang dia ingin explore dan tidak dibatasi. Itu keinginan anaknya.”

Didik: “Kenapa dia ingin seperti itu? ingin merasa bebas?”


Jessica: “Karna dia merasa ter… apa ya, seperti ada terdorong untuk bahwa gua ini musti berkembang. jadi
seperti ada dorongan itu yang mengatakan bahwa dia ini, saya ini musti berkembang. kalau saya enggak
diberi kebebasan, kalau saya enggak bebas gitu, ya saya enggak akan pernah bisa berkembang.”

Didik: “Dorongan tersebut muncul dari mana kira-kira?”

Jessica: “Dalam diri dia sendiri. Tidak ada yang memberi dia tuntutan apapun. Tapi itu datang dari dia
sendiri sebenarnya. Dia merasakan seperti itu.”

Didik: “Tujuannya, tujuan dia ingin berkembang hanya untuk meraih cita-cita kah?”

Jessica: “Bukan! Agar dia bisa berarti untuk orang lain. Karena buat dia ya.. Hidup kalau cuma untuk diri
sendiri itu sia-sia.”

Didik: “Kenapa dia ingin berarti hidupnya untuk orang lain ? Kenapa gak untuk dirinya sendiri ? Ada alasan
khusus kah ? Dia ingin punya teman?”

Jessica: “Dia hanya ingin menjadi sosok yang membantu orang lain, karna dia menemukan arti dari
kehidupan, dia bisa menemukan arti dari keberadaan dia. Jadi kenapa saya ada disini, kenapa saya itu musti
ada di dunia ini. Dia tu selalu ingin menjawab, kenapa sih saya hidup? Jadi dia ingin berarti dalam hidup
orang lain. Itu dorongan.”

Didik: “Oke, Terimakasih. Tes sudah selesai.”

Observasi

Subjek terkadang mengetuk-ngetuk jari ke meja saat sedang memikirkan sesuatu. Sesekali melihat ke
langit-langit. Terkadang juga menggetarkan kaki di beberapa waktu.

Anda mungkin juga menyukai