Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL PENELITIAN

“PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP


PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR”

DISUSUN OLEH

NAMA : SULISTIAWATI
NIM : PO7124320062
PRODI : S.Tr.KEBIDANAN/3B

1
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEBIDANAN PRODI S.Tr
KEBIDANAN
2023

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipotermia merupakan kondisi saat suhu tubuh bayi dibawah normal.

Hipotermia sendiri menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian bayi baru lahir

di negara berkembang. Proses metabolic dan fisiologis melambat diakibatkan oleh

suhu bayi yang rendah, jika tidak ditangani dengan cepat dapat menimbulkan

kematian. Sehingga WHO merekomendasikan asuhan untuk mempertahankan

panas dalam asuhan bayi baru lahir. Bayi baru lahir kehilangan panas 4x lebih

besar daripada orang dewasa, penurunan suhu tubuh tersebut disebabkan oleh

kehilangan panas yang ada pada tubuh bayi baru lahir.

Hipotermia merupakan hal berbahaya yang perlu penanganan segera,

sehingga pengenalan kondisi hipotermia secara dini dan segera melakukan tindakan

2
yang memadai sangatlah penting. Hipotermia dibagi menjadi 3 jenis yaitu stres

dingin, hipotermia sedang, dan hipotermia berat. Batasan stres dingin antara 35,5-

36,4 derajat celcius, hipotermia sedang suhu antara 32-35,4 derajat celcius, dan

hipotermia berat apabila suhu kurang dari 32 derajat celcius. Pada bayi yang

mengalami stres dingin perlu dicari penyebabnya apakah popok yang basah, suhu

pendingin ruangan yang terlalu rendah, atau ada hal lain. Perlunya melakukan

kontak skin to skin pada ibu dan bayi dan mengukur ulang suhu bayi setiap jam

merupakan salah satu alternatif yang digunakan untuk mendapatkan kembali

kehangatan pada tubuh bayi. Bayi dengan suhu kurang dari 35 derajat celcius harus

segera mendapatkan penanganan dari dokter. Tindakan yang perlu dilakukan oleh

ibu selama perjalanan ke fasilitas kesehatan adalah dengan terus memberikan Air

Susu Ibu (ASI) guna menjaga kehangatan pada tubuh bayi. Hal-hal yang bisa

dilakukan untuk mencegah hipotermia adalah menutup kepala bayi dengan topi,

memakaikan pakaian yang bersih dan kering, menyelimuti bayi, tetap berada

diruangan yang hangat, serta tidak menempatkan bayi berada dekat dengan

hembusan angin/pendingin ruangan.

IMD merupakan intervensi sederhana yang mampu meningkatkan neonatal

outcome secara signifikan yaitu dengan mengurangi resiko kematian neonatal. IMD

merupakan kunci kesuksesan menyusui yang dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan

dan motivasi dari bidan atau dokter yang didukung oleh suami atau keluarga serta

3
masyarakat luas. Informasi ini sangat diperlukan bagi ibu dan keluarga yang

dimulai sejak kehamilan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka di rumuskan masalah

tentang Pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap pencegahan hipotermia pada

bayi baru lahir yang diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. bagaimana pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap pencegahan hipotermia


pada bayi baru lahir?
2. Bagaimana perbedaan suhu tubuh bayi sebelum dan sesudah dilakukan nya
inisiasi menyusu dini?
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap pencegahan

hipotermia pada bayi baru lahir dan untuk mengetahui perbedaan suhu

tubuh bayi sebelum dan sesudah dilakukan nya Inisiasi menyusu dini.

D. Manfaat Penelitian

1. Memberi informasi dan pengetahuan kepada para

pembaca tentang pentingnya Inisiasi menyusu dini terhadap pencegahan

hipotermia pada bayi baru lahir.

4
2. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan

dan ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan inisiasi

menyusu dini terhadap bayi baru lahir

3. Sebagai pengalaman untuk menambah pengembangan

kemampuan, ilmu pengetahuan serta wawasan bagi peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes. Buku saku pelayanan kesehatan neonatal esensial [Internet]. 2010.

Xviii.

Farhadi R. rezai mohammad s, hypotermia at birth in hospital of islamic republic of

indonesia

Anda mungkin juga menyukai