Anda di halaman 1dari 2

Anggota:

A. Nama : Immanuel Caecilio Satrio Wibowo


NIM : 225150601111001
B. Nama : Muhammad Arif Ardiansyah
NIM : 225150601111003
C. Nama :
NIM :

QnA:
1. Mengapa/untuk apa kurikulum perlu dikembangkan?

Dari gambar diatas, terdapat beberapa alasan mengapa kurikulum perlu


dikembangkan, diantaranya:
1) Zaman yang Terus-Menerus Berkembang dan Mengalami Kemajuan.
Perubahan dan perkembangan zaman yang terjadi secara konstan tentunya
menjadi tuntutan pagi pendidikan di Indonesia untuk berubah menjadi lebih baik
lagi, termasuk penyempurnaan kurikulum sebagai alat yang sangat penting untuk
keberhasilan pendidikan suatu negara.
2) Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang berkembang
menyebabkan kurikulum berubah-rubah, karena ilmu pengetahuan selalu
mengalami perkembangan dalam berbagai cabang ilmu, menghasilkan teori-teori
baru, dan metode-metode baru dalam memenuhi standar proses belajar
mengajar.
3) Pertumbuhan Penduduk yang Sangat Cepat. Karena semakin banyaknya
pertumbuhan pendudukan, maka pendekatan, metode dalam pelajaran pun
harus bervariasi agar pembelajaran semakin efektif dan efisien.
2. Apa yang menjadi dasar/landasan pengembangannya?
Menurut Susilana, dkk. (2006) Secara umum, pengembangan kurikulum
dikelompokkan dalam empat jenis dasar/landasan, yaitu landasan filosofis, landasan
psikologis, landasan sosiologis, serta landasan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK).
3. Apakah pendapat/ komentar saudara tentang “Merdeka Belajar”? Jelaskan jawaban
saudara!
Kami setuju dengan konsep kurikulum Merdeka Belajar, karena metode
pembelajaran pada kurikulum ini dapat mendorong guru dan dosen agar lebih kreatif
dan inovatif, sehingga proses KBM dapat terlaksana dengan mudah dan lancar.
Selain itu kurikulum ini dinilai fleksibel dan mudah untuk diadaptasi oleh guru dan
dosen yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Kurikulum
ini memiliki keunggulan yang fokus pada materi esensial, sehingga pembelajaran
dapat dilakukan secraa mendalam untuk kompetensi dasar seperti literasi dan
numerisasi, kemudian model pembelajarannya pun berbasis proyek yang memiliki
tujuan untuk mengembangkan soft skill dan karakter yang sesuai dengan profil
pelajar Pancasila.

4. Bila “Ujian Nasional” ditiadakan apakah saudara setuju? Terangkan jawaban


saudara dengan jelas.
Kami bertiga sepakat untuk setuju akan penghapusan program Ujian Nasional,
mengapa? Berikut kami jelaskan beberapa diantaranya :
• Pemborosan dana dan tenaga yang mengurus mengenai program tersebut
Bayangkan berapa banyak biaya yang dikeluarkan program UN ini disetiap
tahunnya.
• Tidak valid bila dijadikan pengukur kualitas pendidikan se-Indonesia. Tanpa
dievaluasi pun ketimpangan pendidikan sudah terlihat. Mulai dari akses, infrastruktur,
sebaran tenaga pendidik yang tidak merata. Sebaiknya dana yang besar itu
digunakan untuk mengatasi ketimpangan yang masih sampai sekarang terjadi.
• Hasil UN sebagai? Apakah hanya sekadar evaluasi pendidikan? Seharusnya jika
iya maka sebaiknya bisa dengan menggunakan sampel beberapa sekolah di kota,
desa, dan pelosok. Apalah untuk "modal" siswa untuk masuk PTN? Nyatanya tidak
juga. Siswa tetap ikut ujian/seleksi masuk PTN.
• Evaluasi dapat dilakukan oleh guru karena guru yang lebih mengerti kondisi
peserta didiknya. Seharusnya guru diperlengkapi untuk melakukan evaluasi yang
baik dan benar.
• UN hanyalah penilaian kognitif siswa. Ini membuat kami tidak setuju. Apa kabar
dengan mereka yang memiliki kognitif rendah tapi mereka cerdas pada bidang di luar
ranah kognitif seperti olahraga, seni atau lain-lain. Apakah kecerdasan dinilai hanya
dari kemampuan siswa memecahkan soal-soal UN. Banyak orang dicap atau
dianggap bodoh hanya karena dia tidak memahami konsep matematika dan
penerapannya meskipun dia cerdas dalam atletik ataupun kesenian. UN memiliki
kecenderungan merendahkan mereka yang tidak mampu secara kognitif

Anda mungkin juga menyukai