Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN

HASIL PRAKTEK KLINIK


Lokasi :

RSIA SITI KHADIJAH

Disusun Oleh

Nesya Putri Saud

NIS / NISN :

20210990 / 0066034913

BIDANG KEAHLIAN
KEPERAWATAN

SMK MENENGAH KEJURUAN


SMK NEGERI 1 BULANGO SELATAN
2023

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan limpahan karunia Nya ,sehingga laporan ini dapat disusun dengan
baik guna memenuhi syarat tugas praktik kerja industri yang dilaksanakan di
RSIA Sitti Khadijah.
Terdapat hambatan dan kesulitan dalam pembuatan laporan ini, namun berkat
kerja sama dari semua pihak, akhirnya laporan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, antara lain:

1. Bapak Drs.H. Moh. Rivai Engahu, MMPd. selaku kepala smk Negeri 1
Bulango Selatan
2. Ibu Rusni Rahman S.pd, selaku ketua jurusan keperawatan SMK Negeri 1
Bulango Selatan
3. Ibu Rahmawati Agustin E. Panu A.md Keb selaku guru pembimbing praktek
4. Kakak Sry Icha Sompie S.Kep Ns. Dan Lutfia Alamri A.md Keb selaku
pembimbing CI Rumah sakit
5. H.Dr. Elson Djakaria S.Pog selaku direktur RSIA Sitti Khajdijah
6. Bapak Radinal S. Farm selaku pembimbing dudi
7. Para karyawan serta staf RSIA Sitti Khadijah yang telah sabar dalam
memberi pengarahan dan mengajarkan ilmu yang sangat bermanfaat
8. Kedua orang tua tercinta atas do’a dandukungannya
9. Teman – teman yang telah membantu dan bekerja sama selama praktik kerja
industri (PRAKERIN)

Semoga dengan disusunnya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.


Menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna diharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun agar menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Gorontalo,01 April 2023

NESYA PUTRY SAUD

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL..............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
Lembar persetujuan/pengesahan CI......................................................................iii
Lembar persetujuan/pengeshan bimbingan sekolah..............................................iv
KATA PENGANTAR.........................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Landasan Teori Kasus Penyakit........................................................3
1. Definisi Penyakit.........................................................................3
2. Etiologi/Penyebab.......................................................................3
3. Anatomi Fisiologi disertai gambar..............................................3
4. Patofisiologi/Patomekanisme penyakit.......................................5
5. Manifestasi klinik........................................................................5
6. Pemeriksaan................................................................................6
 Pemeriksaan Fisik...........................................................6
 Pemeriksaan Laboratorium.............................................6
7. Therapy........................................................................................7
 Pengobatan : Melalui peroral,suntik serta dosis.............7
 Farmakologi Obat............................................................7
8. Prognosis.....................................................................................7
9. Pencegahan penyakit...................................................................7
BAB III LAPORAN KASUS/BEDAH KASUS...............................................8
A. Hasilkegiatan yang di peroleh...........................................................8
B. Uraian prosedur keterampilan dasar keperawatan ...........................8
C. Kasus.................................................................................................32
a. Tanggal........................................................................................32
b. Lokasi Rumah Sakit....................................................................32

iii
c. Biodata........................................................................................32
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................33
BAB V PENUTUP.............................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................35
LAMPIRAN.........................................................................................................36
A. Jurnal Kegiatan Praktik
B. Lembar Kontrol Monitor Pembimbing Sekolah
C. Lebar Konsultan Pembimbing Penyusun Laporan
D. DokumentasiPraktik

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) didefinisikan sebagai
suatu kondisi dimana konten atau isi lambung mengalir kembali ke
esofagus, kemudian menyebabkan gejala yang mengganggu seperti mulas
dan regurgitasi asam.

Prevalensi GERD di negara barat sebesar 10-20%, lebih banyak


ditemukan pada laki-laki kulit putih dan usia yang relatif usia tua,
prevalensi GERD di Asia sekitar 2-5%, secara umum lebih rendah
dibandingkan dengan negara barat, termasuk Indonesia, namun data
terakhir menunjukan bahwa prevalensinya semakin meningkat

Angka kejadian gerd di Indonesia cukup tinggi dengan kasus


30.154 (4,9%). Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran
karakteristik penderita penyakit GERD yang berobat di Puskesmas
Kawatuna kelurahan Kawatuna, Kota Palu. berdasarkan umur, jenis
kelamin dan pendidikan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Penulis mampu menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih
mendalam tentang proses pelaksanaan Asuhan Keperawatan kasus
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus yang harus dikuasai oleh siswa yaitu tediri dari
1. Apa itu gerd
2. Cara menangani gerd
3. Obat obatan untuk pengidap gerd
4. Thyerapy gerd
5. Pemeriksaan untuk gerd

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan teori kasus penyakit
1) Definisi penyakit
GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease adalah kondisi refluk
isi lambung ke dalam esophagus, menyebabkan gejala dan kerusakan
jaringan esophagus berupa esophagitis, striktur esophagus dan barrett’s
esophagus. GERD terjadi ketika asam lambung naik kembali ke
kerongkongan yang dapat mengiritasi lapisan esophagus. GERD ini
bersifat kronis dan biasanya terjadi lebih dari 2 kali setiap minggunya serta
terjadi secara tiba-tiba. Setiap orang pernah mengalami kenaikan asam
lambung. Saat asam lambung meningkat, jaringan di sepanjang dinding
kerongkongan akan teriritasi oleh asam lambung. Inilah yang
menyebabkan sensasi panas atau nyeri di dada atau biasa disebut juga
dengan istilah heartburn. Hal ini disampaikan oleh dr.Yuliani Herawati
dari RSA UGM, saat mengisi program RE Medika, Kamis (23/3/2021)
dengan pemandu acara Rima Ariska. GERD disebabkan karena
kelemahan atau kegagalan relaksasi dari Lower Esophageal Sphincter
(LES) atau otot yang berbentuk cincin yang bertugas mengatur proses
buka-tutup pintu/klep saluran kerongkongan yang menghubungkan
esophagus bawah dengan lambung, klep ini normalnya akan menutup
saluran kerongkongan setelah makanan turun ke lambung, bila otot ini
lemah klep ini akan tetap terbuka sehingga asam lambung akan naik
kembali ke kerongkongan. Kelemahan sfingter ini bisa terjadi dengan
sendirinya pada wanita hamil atau obesitas. Selain itu, mengkonsumsi
makanan dan minuman seperti kopi, alkohol, cokelat, makanan yang
digoreng, dan saus tomat bisa memicu meningkatnya asam lambung.
Bahkan makan porsi banyak 3 jam menjelang tidur dan mengkonsumsi
obat-obatan tertentu seperti aspirin juga bisa menyebabkan meningkatnya
asam lambung. Pada acara ini dr. Yuliani juga menyebutkan faktor resiko
yang bisa terkena GERD, diantaranya wanita hamil, Obesitas, orang

2
dengan sindrom hernia perut, orang lanjut usia, orang dengan Diabetes
mellitus, dan orang yang merokok dengan mengonsumsi alkohol dan kopi.
dr. Yuliani juga menjelaskan bahwa gejala GERD kadang mirip dengan
penyakti jantung, namun ada perbedaan

2) Etiologi /penyebab
Penyebab penyakit GERD Gastroesophageal reflux disease atau
yang lebih umum disingkat dengan GERD merupakan suatu kondisi yang
ditandai dengan naiknya asam lambung ke kerongkongan (esofagus).
Dalam kondisi normal, sfingter (katup) pada kerongkongan bagian bawah,
berfungsi sebagai jalan masuknya makanan dari mulut menuju ke sistem
pencernaan. Sfingter esofagus (kerongkongan) dilengkapi oleh otot-otot
yang akan terbuka secara otomatis ketika Anda menelan makanan, dan
kembali menutup setelahnya. Namun pada kasus GERD, otot sfringter
esofagus ini lemah hingga tidak bisa menutup dengan sempurna. Maka itu,
asam lambung bisa naik ke kerongkongan dan menjadi penyebab utama
dari penyakit GERD. Ketika asam lambung naik ke kerongkongan,
umumnya akan timbul gejala seperti nyeri dan sensasi panas di dada yang
disebut heartburn. Kenaikan asam lambung yang terbilang sering bisa
membuat menimbulkan iritasi lapisan kerongkongan. Alhasil, lapisan
kerongkongan pun meradang atau terluka. Meski kebanyakan orang yang
mengalami GERD mengalami peradangan pada lapisan kerongkongan,
tapi ternyata tidak selalu. Melansir International Foundation for
Gastrointestinal Disorders, GERD bisa muncul tanpa merusak saluran
kerongkongan. Sekali pun mengalami iritasi atau luka, biasanya tingkat
keparahan GERD dan peradangannya bergantung pada beberapa hal.
Mulai dari frekuensi atau seberapa sering terjadinya kenaikan asam
lambung, lama waktu asam lambung berada di kerongkongan, hingga
jumlah asam tersebut. Singkatnya, penyebab GERD yakni ketika otot
sfringter di bagian bawah kerongkongan melemah dan terbuka, ketika
seharusnya tertutup.

3
Faktor pemicu GERD
Sebenarnya penyebab GERD bukan hanya masalah pada otot
sfingter kerongkongan saja. National Institute of Diabetes and
Digestive and Kidney Diseases, menyebutkan beberapa hal yang bisa
turut menjadi penyebab GERD di bawah ini.
1. Minum obat-obatan
Jenis obat-obatan tertentu seperti aspirin, Motrin atau Advil
(Ibuprofen), dan Aleve (Naproxen), bisa menimbulkan efek samping
tersendiri. Misalnya, menimbulkan gangguan pada gastrointestinal
atau saluran pencernaan, termasuk masalah pada tukak lambung dan
iritasi kerongkongan. Tidak menutup kemungkinan, jenis obat-obatan
NSAID lain juga dapat semakin melemahkan otot sfringter
kerongkongan. Berbagai obat lain yang dipercaya bisa melemahkan
otot pada katup kerongkongan sehingga menjadi penyebab GERD,
meliputi: Obat untuk penyakit asma, Obat calcium channel blockers
untuk mengobati tekanan darah tinggi, Obat antihistamin untuk
mengatasi gejala alergi, Obat penenang, serta Obat antidepresan. Jika
Anda sudah mengalami GERD, jenis obat-obatan tersebut berisiko
meningkatkan keparahan gejalanya. Sementara bagi Anda yang tidak
memiliki GERD, konsumsi obat-obatan tersebut dalam jangka panjang
berisiko mengembangkan gejalanya.
2. Merokok
Orang yang memiliki GERD biasanya disarankan untuk tidak
merokok, karena dipercaya sebagai salah satu penyebab penyakit ini.
Pasalnya, ketika Anda merokok, kemampuan otot pada sfringter
kerongkongan bagian bawah akan melemah. Akibatnya, sfringter
kerongkongan yang harusnya tertutup, justru terbuka sehingga
memudahkan aliran asam lambung yang baik. Inilah yang kemudian
menyebabkan rasa nyeri pada dada alias heartburn. Selain itu,
merokok juga bisa mengurangi jumlah produksi air liur,
memperlambat waktu pengosongan perut, serta meningkatkan

4
produksi asam lambung. Kesemua hal tersebut nantinya akan semakin
memicu kenaikan asam lambung sebagai penyebab GERD.
3. Hiatal hernia
Hiatal hernia yaitu kondisi yang terjadi ketika perut bagian atas
menonjol hingga bersinggungan dengan diafragma. Diafragma yaitu
otot yang memisahkan antara perut dengan dada, yang mana
kerongkongan sebenarnya masuk ke area dada. Salah satu tugas
diafragma yakni mencegah agar asam lambung tidak bisa naik
kembali ke kerongkongan. Bila hiatal hernia terjadi, bagian diafragma
tidak menutup sempurna sebagai pemisah antara dada dan perut.
Kondisi ini tentu berpengaruh pada kemampuan otot sfringter
kerongkongan untuk membuka dan menutup. Akibatnya, asam
lambung pun jadi lebih mudah naik ke kerongkongan karena sfringter
terbuka, sehingga menjadi penyebab GERD.
4. Genetik
Berdasarkan beberapa studi, genetik memiliki kemungkinan
besar menjadi penyebab GERD. Nampaknya, variasi DNA yang
disebut GNB3 C825T merupakan gen berisiko membawa penyakit
GERD dan masalah kesehatan lainnya yang berhubungan dengan
organ kerongkongan. Namun, periset menyebutkan butuh penelitian
lebih lanjut mengenai gen ini. Selain itu, gen ini disebut bukan jadi
penyebab GERD tunggal. GERD sangat mungkin terjadi bila juga
dikombinasikan dengan faktor risiko lain.
5. Kehamilan
Kehamilan menjadi salah satu faktor yang bisa menjadi
penyebab risiko GERD semakin meningkat. Alasannya, karena
adanya peningkatan hormon estrogen dan progesteron dapat
berpengaruh pada otot-otot sfringter esofagus. Di samping itu, ukuran
perut yang semakin membesar akan memberikan tekanan kuat hingga
berpengaruh pada naiknya asam lambung sehingga bisa jadi penyebab
GERD.

5
6. Asupan makanan harian
Jika gejala GERD terasa sering muncul, coba perhatikan dengan
seksama. Sebab bisa jadi, beberapa jenis makanan dan minuman
tertentu bertindak sebagai penyebab kemunculan gejala GERD.
Sebenarnya, pantangan makanan dan minuman untuk orang dengan
GERD tidak jauh berbeda dengan orang dengan masalah asam
lambung. Pantangan makanan ini tentunya harus dihindari karena bisa
memicu munculnya gejala. Berikut berbagai daftar makanan dan
minuman yang jadi penyebab seseorang berisiko GERD, antara lain:
Makanan berminyak, seperti kentang goreng atau makanan cepat saji
Makanan manis, seperti cokelat, permen, atau kue bergula Makanan
asin, contohnya makanan kemasan Makanan pedas, baik cabai maupun
lada Minuman yang asam, seperti air jeruk nipis Minuman berkafein,
seperti kopi, teh, minuman bersoda, dan cokelat panas atau dingin
Minuman beralkohol

7. Faktor lain
Di luar dari penyebab serta faktor risiko GERD yang disebutkan
di atas, masih ada beberapa hal lain yang bisa menimbulkan GERD.
Penting untuk memerhatikan beberapa hal berikut ini bila tidak ingin
gejala GERD mudah kambuh. Obesitas Efek kondisi obesitas sama
seperti kehamilan, yakni lemak yang berlebihan memberikan tekanan
lebih besar pada perut. Akibatnya, asam lambung akan diproduksi lebih
banyak dan meningkatkan peluang untuk naik ke kerongkongan.
Kebiasaan makan yang buruk GERD erat dengan pola makan. Selain
pilihan makanan tidak tepat, penyebab GERD terus-menerus kumat
yakni kebiasaan makan yang buruk, contohnya makan dalam porsi
besar sekaligus, makan terburu-buru, atau langsung tidur setelah makan.
Masalah medis tertentu Penyebab meningkatkan risiko GERD bisa jadi
karena adanya masalah pada jaringan ikat. Kondisi ini bisa

6
mengeraskan kulit dan jaringan kulit. Seiring waktu, penyakit ini bisa
merusak struktur kulit, pembuluh darah, organ dalam, dan sistem
pencernaan. Jika Anda merasa memiliki satu atau lebih dari faktor
risiko tersebut, penanganan dan perubahan gaya hidup sedini mungkin
bisa membantu mencegah GERD. Selain penyakit ini, ada juga
penyakit lainnya yang bisa meningkatkan risiko terjadinya GERD,
seperti penyakit celiac, diabetes, dan PPOK (penyakit paru obstruktif
kronis).
3) Anatomi fisiologi

Anatomi dan Fungsi Lambung Manusia dalam Sistem Pencernaan


1. Lambung
Lambung adalah salah satu organ yang penting dalam
sistem pencernaan. Namun, ada banyak hal yang perlu Anda
ketahui mengenai anatomi dan fungsi lambung. Fungsi utama
lambung Lambung adalah bagian terpenting dalam proses
pencernaan. Organ pencernaan yang berbentuk menyerupai huruf J
ini memiliki sejumlah fungsi penting. Ada pun sejumlah fungsi
utama lambung dalam sistem pencernaan, yakni: tempat
penyimpanan makanan sementara, memecah asam dari makanan
yang dikonsumsi, dan mengirimkan makanan ke fase berikutnya
menuju usus kecil. Pada saat makanan sampai di lambung,

7
makanan mengalami proses pencernaan, baik secara mekanik
maupun kimiawi. Pencernaan mekanik adalah proses yang
melibatkan lapisan otot lambung guna menghancurkan makanan
menjadi lebih kecil dan halus. Sementara itu, proses pencernaan
kimiawi memanfaatkan asam lambung, enzim pencernaan, serta
hormon pencernaan lainnya. Proses ini bertujuan untuk memecah
zat gizi, terutama protein, menjadi molekul kecil yang mudah
diolah oleh usus halus.

2. Struktur lambung
Letak lambung manusia berada pada rongga sebelah kiri
perut. Organ ini terhubung dengan dua saluran pada tiap ujungnya.
Ujung atas lambung terhubung dengan esofagus (kerongkongan)
alias saluran yang berfungsi sebagai jalur masuk makanan dari
mulut. Sementara itu, bagian bawah lambung terhubung dengan
usus halus, yaitu organ berbentuk selang panjang yang
menghubungkan lambung dengan usus besar. Bagian usus pertama
berbatasan dengan lambung yaitu duodenum (usus dua belas jari).
Berikut ini struktur lambung yang telah dibagi menjadi lima
bagian.

3. Kardiak
Kardiak adalah bagian teratas lambung yang berbatasan
langsung dengan esofagus. Makanan yang sudah dihaluskan di
dalam mulut dan disalurkan melalui kerongkongan akan melewati
area ini sebelum dicerna oleh bagian tengah lambung. Di lain sisi,
area pertemuan antara kerongkongan dengan lambung lebih dikenal
sebagai persimpangan gastroesofageal (GE). Pada ujung kardiak
terdapat sfingter kardiak, yaitu otot-otot berbentuk cincin yang
mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.

8
4, Fundus
Lapisan pada dinding lambung Setelah mengenal fungsi
dan bagian dari lambung, jangan lupa untuk mengetahui anatomi
dari dinding lambung. Lambung tersusun dari beberapa lapisan
otot polos berbentuk pipih. Berbeda dengan otot anggota gerak
yang bekerja sesuai kendali, otot lambung perlu bergerak secara
otomatis. Hal ini yang memungkinkan otot lambung tidak berhenti
bekerja meski Anda tidak sadar. Dilansir dari University of
Rochester Medical Center, ada empat lapisan jaringan yang
menyusun lambung serta fungsi setiap bagiannya.

4. Patofisiologis /patomekanisme penyakit

GERD disebabkan akibat melemahnya sfingter esofagus atau otot-


otot pembatas antara kerongkongan dan lambung sehingga menyebabkan
refluks (aliran balik) atau naiknya isi dan asam lambung ke saluran
esofagus (kerongkongan). PENYEBAB GERD GERD disebabkan akibat
melemahnya sfingter esofagus atau otot-otot pembatas antara
kerongkongan dan lambung sehingga menyebabkan refluks (aliran balik)
atau naiknya isi dan asam lambung ke saluran esofagus (kerongkongan).
Paparan asam lambung yang berulang-ulang naik ke esofagus akan

9
mengakibatkan iritasi pada lapisan esofagus atau kerongkongan.
Sfingter esofagus merupakan semacam otot yang berfungsi untuk
mencegah isi lambung mengalir ke esofagus. Dalam keadaan normal, otot
tersebut berkontraksi sehingga makanan dan isi lambung tidak mengalir ke
esofagus. Sebaliknya, otot tersebut akan berelaksasi saat makanan akan
masuk ke dalam lambung. Refluks asam dapat terjadi ketika sfingter
melemah sehingga tidak dapat menutup dengan benar. Inilah yang
menyebabkan cairan dan isi lambung Anda bisa naik kembali ke
kerongkongan. Selain itu, GERD juga dapat dipicu oleh beberapa
makanan dan minuman tertentu seperti: Makanan dan minuman dengan
rasa yang kuat Salah satu pemicu GERD adalah terkait dengan jenis
makanan yang asam, pedas, dan berminyak. Terlalu sering mengonsumsi
makanan ini akan meningkatkan produksi asam lambung dan
melumpuhkan otot sfingter esofagus bawah serta memperlambat
pengosongan lambung. Tidak hanya itu, Anda juga sebaiknya menghindari
alkohol dan minuman yang mengandung kafein yang dapat memicu
terjadinya GERD. Kebiasaan makan yang kurang baik Beberapa
kebiasaan makan yang kurang baik yang memperberat gejala ini antara
lain makan terburu-buru, sering makan dalam porsi banyak sekaligus, dan
langsung tidur setelah makan. Kondisi tersebut akan meningkatkan
tekanan pada rongga perut.

4) Manifestasi klinis
Biasanya dapat didiagnosis sendiri Gejalanya meliputi nyeri panas di dada
yang biasanya terjadi setelah makan dan memburuk ketika berbaring.
Orang mungkin mengalami: Jenis nyeri: panas di dada Gastrointestinal:
bersendawa, mual atau regurgitasi Juga umum: batuk kering, rasa pahit
atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas KegemukanSuatu gangguan
yang melibatkan lemak tubuh berlebihan yang meningkatkan risiko
masalah kesehatan. Obesitas sering kali terjadi karena kalori yang masuk
lebih banyak daripada yang dibakar melalui olahraga dan kegiatan normal

10
sehari-hari. Esofagitis. Radang yang merusak saluran dari tenggorokan ke
lambung (esofagus). Penyebab termasuk asam lambung naik ke saluran
pencernaan, infeksi, beberapa obat, dan alergi. Obesitas anak... Kondisi
ketika anak kecil mengalami obesitas dilihat dari usia dan tinggi badannya.
Anak obesitas dapat menyebabkan diabetes, tekanan darah tinggi, dan
kolesterol tinggi. Esofagus barrett..Kerusakan pada bagian bawah saluran
yang menghubungkan mulut dan lambung (esofagus). Esofagus Barrett
biasanya akibat dari paparan berulang terhadap asam lambung. Kondisi ini
paling sering didiagnosis pada penderita penyakit refluks gastroesofageal
(GERD) jangka panjang. Maag..Kelompok kondisi apa pun yang
melibatkan peradangan lapisan dalam perut. Penyebabnya antara lain
infeksi, cedera, konsumsi rutin pil pereda nyeri yang disebut sebagai
NSAID, dan terlalu banyak alkohol. Batu empedu..Endapan yang
mengeras di dalam cairan di kandung empedu, yaitu organ kecil di bawah
hati. Batu empedu adalah timbunan cairan pencernaan yang mengeras.
Asma.Kondisi ketika saluran udara meradang, sempit dan membengkak,
dan menghasilkan lendir berlebih sehingga menyulitkan bernapas. Asma
bisa ringan atau bisa juga mengganggu aktivitas sehari-hari. Dalam
beberapa kasus, kondisi ini dapat menyebabkan serangan yang
mengancam jiwa.Bulimia nervosa.Suatu gangguan makan yang serius
ditandai dengan makan berlebihan, diikuti dengan metode untuk
menghindari kenaikan berat badan. Bulimia adalah gangguan makan yang
berpotensi mengancam nyawa. Gejala Bahaya (Alarm Symptoms) Saat
anamnesis perlu ditanyakan terkait gejala bahaya yang menyertai gejala
GERD karena adanya gejala bahaya mengindikasikan keganasan yang
mendasari. Gejala bahaya yang perlu ditanyakan antara lain: Kesulitan
menelan (disfagia) Nyeri saat menelan (odinofagia) Kanker
gastrointestinal pada kerabat tingkat pertama Gejala perdarahan saluran
pencernaan (melena, hematemesis, hematochezia, dan perdarahan samar
pada feses) Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas atau anoreaksia
Defisiensi anemia Rasa cepat kenyang Muntah persisten

11
5) Pemeriksaan
 Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Bentuk kepala simetris, bersin, tidak ada lesi, tidak ada
pembengkakan, penonjolan, rambut tampak hitam
b) Wajah
Warna kulit tampak merata dengan kulit lain, wajah simetris,
tidak ada nyeri tekan dari adema
c) Mata
Kedua bola mata simetris , warna kongjuktiva membaik
d) Telinga
Bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri , tidak ada masalah
pada pendengaran , tidak ada infeksi , telinga tampak bersih ,
dan tidak menggunakan alat bantu pendengaran
e) Hidung
Hidung simetris kiri dan kanan , tidak ada lesi , tidak ada
sumbatan atau pendarahan
f) Mulut
Murkosa bibir pucat dan kering , gigi lengkap , tidak berlubang ,
tidak ada pendarahan
g) Leher
Bentuk simetris , tidak ada pembengkakan , tidak terdapat nyeri
h) Dada
Bentuk dada tidak simetris antara kiri dan kanan saat bernafas
tidak ada massa , tidak terdapat nyeri tekan , terdengar bunyi
ronchi
i) Ekstremitas atas
Tampak normal dan tidak terdapat nyeri tekan
Ekstremitas bawah tampak normal dan tidak terdapat nyeri
tekan

12
j) Abdomen
Tidak terdapat lesi, tidak ada nyeri tekan , tidak ada kesulitan
menelan
k) Paru-paru
Gerak dada simetris , tidak ada pembengkakan di area dada ,
tidak ada jejas di area dada dan RR: 20x/menit

6) Theraphy /penatalaksanaan atau tindakan


 Pengobatan : melalui peroral, suntikan : IC,IM,IV beserta dosis
*Inf PCT 3x1 gr IV *Ranitidin
*Katerolac 2x50 gr IV *Ondansentron
*Kutoin 3x100 mg Oral *Sucralfat
 Farmakologi obat
*Antasida
*Promaag
*Mylanta
7) Prognosis
Prognosis gastroesophageal reflux disease atau GERD sebetulnya
baik karena penyakit ini tidak bersifat mengancam nyawa. Meski
demikian, inflamasi kronis akibat GERD dapat menyebabkan komplikasi
serius yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas, termasuk risiko
kanker esofagus. Prognosis pada pasien dengan GERD cukup baik
karena sebagian besar kasus GERD dapat ditangani dengan modifikasi
gaya hidup dan terapi farmakologis. GERD juga tidak berkaitan langsung
dengan kematian. Meski demikian, relaps sering terjadi dan pasien akan
mengalami peningkatan risiko keganasan esofagus yang akan
mempengaruhi kesintasan secara bermakna. Selain itu, karena GERD
umumnya berlangsung dalam waktu yang lama, pasien bisa mengalami
penurunan produktivitas, kualitas hidup, dan harus mengeluarkan biaya
yang lebih banyak dibandingkan individu tanpa GERD.

13
Striktur Esofagus
Striktur esofagus dapat terjadi akibat paparan asam pada esofagus
yang menimbulkan skar fibrosis.
1. Barrett Esofagus
Barrett esofagus terjadi akibat paparan asam persisten yang
menimbulkan metaplasia intestinal pada esofagus. Sel epitel skuamosa
normal pada esofagus berubah menjadi sel epitel kolumner dengan sel
goblet. Barrett esofagus dapat berkembang menjadi adenokarsinoma
esofagus.
2. Komplikasi Pulmonal
GERD dapat menyebabkan komplikasi pada paru, seperti batuk
kronis, penyakit paru obstruksi kronis, pneumonia, aspergillosis, dan
fibrosis pulmonal. Namun, hubungan kausal belum dapat ditentukan
secara pasti.

8) Pencegahan penyakit
1. Konsumsi makanan yang mengandung serat
Bagi penderita asam lambung, mengonsumsi makanan yang berserat
dapat membantu mencegah hal tersebut. 4 sehat 5 sempurna
merupakan makanan yang cocok untuk mengurangi asam lambung,
hal ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi buah, sayuran, dan
olahan susu. Salah satu buah yang disarankan menurut halodoc.com
untuk dapat mencegah naiknya asam lambung adalah pisang. Pisang
memiliki kandungan serat tinggi yang dapat mencegah gangguan
pencernaan karena dalam pisang ditemukan pektin yang dapat
membantu memperlancar pencernaan. Yogurt juga dapat membantu
mencegah rasa tidak nyaman pada perut, hal ini dikarenakan yogurt
mengandung probiotik yaitu bakteri baik yang dapat meningkatkan
sistem kekebalan tubuh.

14
2. Konsumsi makanan yang mengandung serat
Refluks adalah kondisi naiknya asam lambung secara ringan
yang mana keadaan ini dapat menjadi lebih kronis atau disebut dengan
GERD. Maka dari itu sangat penting menghindari makanan yang
memicu refluks antara lain kopi, cokelat, soda, alkohol, cabai,
makanan asam dan makanan berlemak tinggi seperti jeroan dan
daging olahan. Makanan yang mengandung lemak tinggi dapat
membuat sfingter esofagus melemah dan membuat asam lambung
naik dari perut menuju kerongkongan
3. Mengunyah makanan secara perlahan
Bagi Anda penderita asam lambung, sangat disarankan untuk
makan secara perlahan. Ketika makanan dikunyah secara perlahan
makanan akan menjadi lunak dan lebih mudah dicerna. Pencernaan
yang lancar akan mencegah timbulnya asam lambung. Selain itu,
makan secara perlahan juga akan mengurangi resiko sakit maag atau
rasa panas di dada karena biasanya sakit maag sering terjadi jika kita
makan secara buru-buru tanpa dikunyah.
4. Tidak makan sebelum tidur
Bagi penderita asam lambung sangat disarankan untuk tidak makan
maupun ngemil sebelum tidur. Tidurlah saat lambung telah
dikosongkan ke usus halus kurang lebih 2 sampai 3 jam setelah
makan. Kebiasaan makan sebelum tidur akan merugikan gejala asam
lambung seperti suka bersendawa, mulas, dan sesak napas. Ketika
kamu tidur setelah makan, gravitasi akan menarik isi perut ke arah
kerongkongan sehingga akan memicu gejala asam lambung.
5. Menghindari rokok
Menurut hellosehat.com rokok mengandung nikotin yang dapat
mengendurkan otot polos di dalam tubuh. Secara tidak langsung asam
lambung yang diproduksi organ lambung tertusuk naik kerongkongan
menjadi lebih banyak sehingga tertusuk menaikan asam lambung.

15
Selain itu, merokok dapat mengurangi produksi air liur yang dapat
memicu efek refluks asam lambung. Jika air liur lebih sedikit, asam
yang naik ke kerongkongan sulit dinetralkan sehingga rentan terkena
asam lambung.
6. Minum air putih
Mengonsumsi air putih dapat menurunkan dan mencegah asam
lambung. Hal ini dikarenakan air memiliki PH netral yang dapat
meningkatkan PH makanan yang bersifat asam. Selain itu,
mengonsumsi air putih dengan cukup setiap harinya akan
memperlancar kinerja pencernaan sehingga mencegah naiknya asam
lambung. Udara putih juga baik untuk membuat tubuhmu tetap
terhidrasi.
7. Menerapkan gaya hidup sehat
Pola hidup sehat dapat membantu mencegah naiknya asam lambung.
Dengan menerapkan makan teratur, tidur teratur, dan rajin berolahraga
dapat membantu Anda menjadi lebih sehat dan terhindar dari
penyakit. porsi porsi makan yang baik dapat menghindari dari asam
lambung,

16
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Hasil kegiatan yang diperoleh
B. Uraian prosedur keterampilan dasar keperawatan
C. Kasus
a. Tanggal :
b. Di : RSIA SITI KHADIJAH
c. Biodata
 Identitas
Nama pasien : Nn. Marshanda Djudin
Nama ibu : Hartati B. Arbie Nama Ayah : Roy Djudin
Umur : 16 Tahun No HP : 0878-6341-0808
Agama : Islam
Alamat : Desa Bongo, Kec.Batuda’a pante
 Riwayat kesehatan
Keluhan utama : Nyeri uluh hati dari 1 hari yang lalu
Riwayat keluhan/ penyakit/ operasi yang telah dialami sebelumnya : Kram
badan dan Nyeri uluh hati
 Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : composmentis
a) Kepala
Bentuk kepala simetris, bersin, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan,
penonjolan, rambut tampak hitam
b) Wajah
Warna kulit tampak merata dengan kulit lain, wajah simetris, tidak ada
nyeri tekan dari adema
c) Mata
Kedua bola mata simetris , warna kongjuktiva membaik

17
d) Telinga
Bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri , tidak ada masalah pada
pendengaran , tidak ada infeksi , telinga tampak bersih , dan tidak
menggunakan alat bantu pendengaran
e) Hidung
Hidung simetris kiri dan kanan , tidak ada lesi , tidak ada sumbatan atau
pendarahan
f) Mulut
Murkosa bibir pucat dan kering , gigi lengkap , tidak berlubang , tidak ada
pendarahan
g) Leher
Bentuk simetris , tidak ada pembengkakan , tidak terdapat nyeri
h) Dada
Bentuk dada tidak simetris antara kiri dan kanan saat bernafas tidak ada
massa , tidak terdapat nyeri tekan , terdengar bunyi ronchi
i) Ekstremitas atas
Tampak normal dan tidak terdapat nyeri tekan
Ekstremitas bawah tampak normal dan tidak terdapat nyeri tekan
j) Abdomen
Tidak terdapat lesi, tidak ada nyeri tekan , tidak ada kesulitan menelan
k) Paru-paru
Gerak dada simetris , tidak ada pembengkakan di area dada , tidak ada
jejas di area dada dan RR: 20x/menit

 Pemeriksaan laboratorium
 Diagnosa dokter : GERD ( gastroesofagus )
 Terapi
* Infuse RL 20 TPM * Ranitidin
* Infuse PCT 3x1 gr IV * Ondansentron

18
* Keterolac 2x50 gr IV * Sucralfat
* Kutoin 3x100 mg oral

BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Nn.M.D , DENGAN DIAGNOSA


MEDIS GERD

A) Tanggal : 20-02-2023 / 16:50

B) Di : Rumah sakit Ibu dan Anak Sitti Khadidjah

C) Biodata :

 Identitas
Nama pasien : Nn. Marshanda Djudin
Nama ibu/ayah : Hartati B.Arbie / Roy Djudin
Umur : 16 Tahun No HP : 0878-6341-0808
Agama : Islam
Alamat : Desa Bongo Kec. Batuda’a pante
 Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : Pasien mengatakan nyeri pada uluh hati serta
mual , dan pusing , Pasien mengatakan nyeri terjadi sejak dua hari
yang lalu dan terjadi saat telat makan
Riwayat keluhan : Kram badan , Nyeri uluh hati
 Pemeriksaan fisik : Kel. Lemah
 Umum
Tingkat kesadaran : Compos metis
Tinggi badan : 152
Berat badan : 44 Kg
Pemeriksaan Tanda tanda vital
TD : 100/60 mmHg

19
SB : 36,5 derajat celcius
N : 86 x/m
Rr : 20 x/m
 Pemeriksaan fisik ( head to toe )
a) Kepala
Bentuk kepala simetris, bersin, tidak ada lesi, tidak ada
pembengkakan, penonjolan, rambut tampak hitam
b) Wajah
Warna kulit tampak merata dengan kulit lain, wajah simetris,
tidak ada nyeri tekan dari adema
c) Mata
Kedua bola mata simetris , warna kongjuktiva membaik
d) Telinga
Bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri , tidak ada masalah
pada pendengaran , tidak ada infeksi , telinga tampak bersih ,
dan tidak menggunakan alat bantu pendengaran
e) Hidung
Hidung simetris kiri dan kanan , tidak ada lesi , tidak ada
sumbatan atau pendarahan
f) Mulut
Murkosa bibir pucat dan kering , gigi lengkap , tidak berlubang ,
tidak ada pendarahan
g) Leher
Bentuk simetris , tidak ada pembengkakan , tidak terdapat nyeri
h) Dada
Bentuk dada tidak simetris antara kiri dan kanan saat bernafas
tidak ada massa , tidak terdapat nyeri tekan , terdengar bunyi
ronchi
i) Ekstremitas atas
Tampak normal dan tidak terdapat nyeri tekan Ekstremitas
bawah tampak normal dan tidak terdapat nyeri tekan

20
j) Abdomen
Tidak terdapat lesi, tidak ada nyeri tekan , tidak ada kesulitan
menelan
k) Paru-paru
Gerak dada simetris , tidak ada pembengkakan di area dada ,
tidak ada jejas di area dada dan RR: 20x/menit
 Diagnosa dokter : GERD ( GASTROESOPHEIGEAL REFLUX
DISEASE ) Asam lambung
 Terapi
*Inf PCT 3x1 gr IV *Ranitidin *Cimetidine
*Katerolac 2x50 gr IV *Ondansentron
*Kutoin 3x100 mg Oral *Sucralfat
 Pengelompokan data

Data subjektif Data Objektif

1. Pasien mengatakan nyeri pada 1. Pasien tampak meringis


perut atas bagian tengah 2. Pasien tampak lemah
2. Pasien mengatakan mual dan 3. Pasien tampak cemas
muntah setiap terlambat makan 4. Porsi makan tidak dihabiskan
3. Pasien mengatakan badan (1/2 porsi)
lemas 5. Pasien tampak pucat
4. Skala nyeri : 6 (Nyeri sedang) 6. TTV
5. Pasien mengatakan minumnya TD : 100/60 mmHg
sedikit 3-4 gelas perhari SB : 36,5 derajat celcius
N : 86 x/m
6. Pasien bertanya tanya tentang
Rr : 20 x/m
penyakitnya 7. Terpasang infus RL 20 TPM
7. Pasien khawatir penyakitnya 8. Porsi makan tidak dihabiskan
sering kambuh

TD: 100/60 mmHg

21
RR: 20 x/m
N : 86 x/m
SB : 36,5 derajat celcius
Masalah keperawatan utama : NYERI AKUT

22
1
 PERENCANAA INTERVENSI

No Diagnosa Intervensi Rasional


Keperawatan

1 Nyeri (Akut) 1.Puasakan pasien 1.Mengurangi inflamasi pada mukosa lambung


Berhubungan dengan inflamasi di 6 jam pertama 2. Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makanan
mukosa lambung. 2. Berikan setelah puasa terlalu cepat
Tujuan: Setelah dilakukan makanan lunak 3. Posisi yang tepat dan dirasa nyaman oleh pasien
tindakan keperawatan selama sedikit demi sedikit dapat mengurangi resiko pasien terhadap nyeri
1x24 jam 3. Berikan 4. Dapat membuat pasien jadi lebih baik dan
- nyeri pasien berkurang atau minuman hangat melupakan nyeri
hilang . 4. Atur posisi yang 5. Analgetik dapat memblok reseptor nyeri pada
- skala nyeri 0. nyaman bagi susunan saraf pusat.
- pasien dapat relaks. pasien
- keadaan umum pasien baik 5. Ajarkan tekhnik
distraksi dan
relaksasi
6. Kolaborasi

2
dalam
7. Pemberian
analgetik.

2 Volume cairan kurang dari 1. Penuhi 1. Intake cairan yang adekuat akan mengurangi resiko
kebutuhan tubuh berhubungan kebutuhan dehidrasi pasien
dengan intake yang tidak individual.
2. menunjukkanstatus dehidrasi
adekuat dan output cair yang Anjurkan klien
ataukemungkinanpeningkatan
berlebih untuk minum
( mual dan muntah ) ( Dewasa: 40-60 kebutuhan
c/kg/jam )
Tujuan : Setelah dilakukan penggantian cairan.
2. Awasi tanda
tindakan keperawatan 1x24
tanda vital, 3. Aktivitas/muntah
jam , masalah kekurangan
evaluasi turgor
volume cairan pasien dapat meningkatkan
kulit, pengisian
teratasi.
kapiler dan tekanan intra
Kriteria Hasil : membran mukosa
abdominal dan dapatmencetuskan
3. Pertahankan
Mempertahankan volume
tirah baring , perdarahan lanjut.
cairan adekuat dengan

3
dibuktikan oleh mukosa bibir mencegah muntah 4.Mengganti
lembab , turgor kulit baik , dan tegangan pada
Kehilangancairan
pengisian kapiler bewarna defakasi
merah mudah , input 4. Berikan terapi yang hilang dan
IV line sesuai
memperbaiki
indikasi
5. Kolaborasi keseimbanngan cairansegera.
pemberian
5. Cimetidine dan Ranitidine berfungsi untuk
cimetidine dam
menghambat sekresi asam lambung
ranitidine

3 Nutrisi kurang dari 1. Anjurkan 1. Menjaga nutrisi

kebutuhan tubuh pasien untuk tetap terpenuhi dan

b/d anorexia makan sedikit mencegah terjadinya

Tujuan : demisedikit mual dan muntah

Setelah dilakukan dengan porsi kecil yang berlanjut.

4
tindakan namunsering. 2. Untukmempermudah pasien

keperawatan 3x24 2. Berikan dalam mengunyah

jam kebutuhannutrisi pasien makanan yang makanan.


dapat
lunak dan 3. kebersihan mulut
terpenuhi
makanan yang di akan merangsang
Kriteria hasil :
sukai pasien/di nafsu makan pasien
- Keadaan umumcukup
gemari. 4. Mengetahui statusnutrisi pasien.
-Turgor kulit baik
3. lakukan oral 5. Mempercepat
- BB meningkat
higyne 2xsehari pemenuhan
- Kesulitan
4. timbang BB kebutuhan nutrisi
menelan berkurang
pasien setiap dengan pemberian

hari dan pantau menu yang tepat

5
turgor sasaran.

kulit,mukosa bibir

dll

5. Konsultasi

dengan tim

ahli gizi dalam

pemberianmenu

4 Intoleransi aktifitas 1. Observasi 1.Mengetahui

b/d kelemahan fisik sejauh manaklien aktivitas yang dapat


dapatmelakukan
Tujuan : Kliendapat dilakukan klien.
beraktivitas. aktivitas.
2. Menigkatkan
Kriteria hasil : 2. Berikan
istirahat klien.
lingkungan
- Klien dapat beraktivitas tanpa
bantuan

6
yangtenang. 3. Membantu bila

3. Berikanbantuan perlu, harga diri


dalamaktivitas.
ditingkatkan bila
4.
Skala aktivitas 0-1
Jelaskanpentingnya
4. Klien tahu
beraktivitas bagi
Pentingnyaberaktivitas.
klien.
5.Tirah baring dapat
5. Tingkatkantirah
baring meningkatkan

atau duduk stamina tubuh pasien


danberikan obat
sehinggga pasien
sesuai
dapat beraktivitas
denganindikasi
kembali
klien melakukan

7
sesuatu sendiri

5 Ansietas b/dperubahan status 1. Awasi respon 1. Dapat menjadi

kesehatan,ancaman kematian Fisiologimisalnya: indikator derajat takutyang dialami pasien,tetapi dapat


dan nyeri. takipnea,palpitasi, juga berhubungan dengan kondisi fisik atau status syok.
pusing,Sakit
Tujuan :Setelah dilakukan 2.Membuat hubungan terapeutik
kepala,
Tindakankeperwatan sensasi ,kesemutan 3.Melibatkan pasien
.
1x24jam pasien dalam rencana asuhan dan menurunkan
2.Dorong
Kriteria hasil : ansietas yang tak
pernyataan takut
-Mengungkapkanperasaan dan ansietas, perlu tentang
danpikirannya secaraterbuka
berikan umpan ketidaktahuan.
-Melaporkanberkurangnya balik.
4.Memindahkan
cemas dan takut
pasien dari stresor
3. Berikan
-Mengungkapkan informasi yang
5.Membantu
akurat.

8
Mengertitentangpeosespenyakit menurunkan takut

4. Berikan
-Mengemukakanmenyadari melalui pengalaman
lingkungan yang
terhadapapa tenang untuk menakutkan menjadi
yangdiinginkannya yaitu
istirahat.
seorang diri.
menyesuaikan diri terhadap
perubahan fisiknya. 6.Belajar cara untuk
5. Dorong orang
Terdekat untuk rileks dapatmembantu menurunkan takut dan ansietas
tinggal

Denganpasien.

6. Tunjukan teknik
relaksasi. luar,

Meningkatkan
relaksasi, dapat

meningkatkan

keterampilan

9
koping.

 IMPLEMENTASI DAN CATATAN EVALUASI

Diagnosa Hari/tanggal Implementasi Evaluasi


keperawatan Jam

Nyeri akut b/d Senin 1.Mengkaji pasien dan skala nyeri S: pasien mengatakan masih
inflamasi mukosa 20 feb 23 Hasil : Pasien nyeri uluh hati nyeri pada uluh hati
lambung Skala nyeri : 5 O: KU tampak lemah
2. Memeriksa TTV, Hasil: A: Masalah belum teratasi
14.25 TD: 120/80 mmHg P: Lanjutkan semua intervensi
3. Anjurkan untuk menghindari makanan yang dapat
merangsang peningkatan asam lambung
4. Penatalaksanaan pemberian obat :
15.00
-Ranitidine
Hasil : Injeksi Ranitidine 1 amp/8 jam

10
16.25

Keletihan b/d tidak Senin 1. Memantau pemasukan S. pasien mengatakan


ada asupan gizi masihsering mual dan muntah
20 feb 23 dan pengeluaran cairan.
untuk metabolisme
O. KU nampak lemah
Hasil: tidak ada tandatanda dehidrasi.
A. Masalah belum teratasi
09.10 2. Mengkaji ulangkebutuhan cairan.
S. Intervensi dilanjutkan
Hasil:

pasien banyak minum air

putih

3. Menganjurkan pasien
10.10
untuk minum dan makan dengan sesuai indikasi

4. Penatalaksanaanpemberian cairan IV.

11
10.30 Hasil terpasang infus RL28 TPM

5. Penatalaksanaan terapi :

hasil ; injeksi ranitidine 1 amp/8 jam

12.30

13.45

Anxietas b/d Selasa 1. Memberikan penilaiantentang tingkatpengetahuan S. Klien mengatakan


perubahan status 21 feb 23 pasienterhadap proses penyakitnya mengertitentang
kesehatan penangananpenyakitnyaKlien
2. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul
10.20 mengatakan berharap ingin cepat
pada penyakitnya dengan cara yang tepat
sembuh dan bisapulang
11.25 3. Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara
O. Keadaan umum baik.
yang tepat.
Klienterlihat tenang.

12.30 Hasil: klien mengatakan


Klien dapat menyebutkantentang
saat telat makan akan proses penyakitnya

12
merasakan nyeri pada A. Masalah teratasi sebagian

ulu hati. P. intervensi dilanjutkan


14.25
4. Sediakan bagi keluarga,

informasi tentangkemajuan pasien dengan cara yang


tepat.

Hasil : keluarga memahami

perkembangan kesehatan klien.

5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin


diperlukan untuk mencegah komplikasi dimasa yang

akan datang dan proses pengontrolan penyakit

Nyeri akut b/d Rabu 1. Mengkaji pasien dan skala nyeri S. Pasien mengatakan nyeri pada
inflamasi mukosa 22 feb 23 Hasil: Pasien nyeri uluh hati uluh hati mulai berkurang
lambung Skala nyeri : 4 O. KU tampak lemah pasien

13
09.45 2. Memeriksa TTV. Hasil: tampak tenang
A. Masalah belum teratasi
TD:120/80 mmHg
10.15 P. Lanjutkan semua intervensi
3. Menganjurkan untukmenghindari makananyang
10.30 dapat merangsang

peningkatan asamlambung

4. Penatalaksanaanpemberian obat:

Ranitidine. Hasil; injeksiranitidine 1 amp/8 jam

Kelebihan b/d tidak Rabu 1. Memantau pemasukandan pengeluaran cairan. S. pasien mengatakan
ada asupan gizi 23 feb 23 masihsering mual dan muntah
Hasil: tidak ada tandatanda dehidrasi.
untuk metabolisme
O. KU nampak lemah
2. Mengkaji ulangkebutuhan cairan. Buatjadwal 24
jam dan ruteyang digunakan pastikanmnuman yang A. Masalah belum teratasi
disukai.
S. Intervensi dilanjutkan
3. Menganjurkan pasienuntuk minum dan
makandengan perlahan sesuaiindikasi.

14
4. Penatalaksanaan pemberian cairan IV.

Hasil terpasang infus RL 28 TPM

5. Penatalaksanaan terapi :hasil ; injeksi ranitidine


1amp/8 jam

Anxietas b/d Kamis 1. Memberikan penilaiantentang tingkatpengetahuan S. Klien mengatakan


perubahan status 24 feb 23 pasienterhadap prosespenyakitnya sudahpaham dan mengerti
kesehatan tentang
2. Gambarkan tanda dangejala yang biasa munculpada
penyakitnya dengancara yang tepat penyakitnya

3. Sediakan bagi keluarga,informasi tentangkemajuan O. Keadaan umum baik.


pasien dengan Klienterlihat tenang.

cara yang tepat. Hasil : A. Masalah teratasi

keluarga memahami P. intervensi selesai. Pasien


pulang
perkembangan kesehatan

klien.

15
4. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi dimasa yang

akan datang dan proses pengontrolan penyakit

16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan umum dari hasil studi kasus ini adalah:
1. Pengkajian keperawatan pada pasien gastritis ditemukan data nyeri pada
perut bagian tengah lemah, gelisah, skala nyeri sedang, mual dan
muntah porsi makan tidak dihabiskan cemas, dan peningkatan tanda-
tanda vital.
2. Diagnosa keperawatan yang di ambil yaitu nyeri (akut) b.d inflamasi
mukosa lambung, keletihan berhubungan dengan tidak ada asupan gizi
untuk metabolisme dan Ansietas b.d perubahan status kesehatan.
3. Intervensi keperawatan direncakan selama 3 hari dengan menggunakan
teknik terapi non farmakologis, kolaboratif dan health education.
Sehingga membantu menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien
dan pemenuhan cairan dan nutrisi serta mengurangi kecemasan
4. Implementasi dilakukkan sejak hari pertama sejak dilakukan pengkajian
kepada pasien sampai hari ketiga dengan tindakan yang sesuai
perencanaan
5. Evaluasi pada hari ketiga semua masalah keperawatan pada pasien
gastritis dapat teratasi dan pasien diperbolehkan pulang.

B. Saran
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan pada pasien Gastritis penulis menyarankan :
1. Bagi Klien / MasyarakatUntuk klien agar berhati-hati terhadap makanan
maupun faktor lain yangmenyebabkan resiko infeksi pada lapisan
lambung, terutama minum obatsecara teratur sesuai dengan indikasi
yang di anjurkan serta chek up kerumah sakit / puskesmas terdekat di
lingkungan tempat tinggal serta menjalankan program perawatan lanjut
seperti istirahat, makan-makanan yang dianjurkan pada klien dengan

17
kasus gastritis, dan mengkonsumsi obat secara teratur untuk pemulihan
dan proses penyembuhan.
2. Bagi RSIA SITI KHADIDJAH
Petugas kesehatan baik itu perawat agar selalu menerapkan konsep
asuhan keperawatan yang komprehensif dan meningkatkan frekuensi
kontak dengan klien.
3. Bagi Peneliti
Dapat menjadi bacaan dan acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kreativitas serta dapat dijadikan sebagai referensi pembelajaran untuk
menambah pengalaman dan wawasan peneliti dalam melakukan asuhan
keperawatan pada pasien gastritis.

18
DAFTAR PUSTAKA

Bestari, MB 2011, ‘Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease


(GERD)’, Cdk, vol.38, no.7, hlm. 490–492, diakses 23 Februari 2017.
http://www.kalbemed.com/Portals/6/1_05_188Penatalaksanaan%20GERD. Pdf

Bhatia, V & Tandon, RK 2005, ‘Stress and the gastrointestinal tract.:


EBSCOhost’, Journal of Gastroenterology and Hepatology, vol.20, hlm. 332–339,
diakses 16 Juli 2017.

Chung, HC, Cheng, PW, Jung, DW, Shou, WL, Chi, SC, Hong, ZY, Chung,
WK, Han, CL 2017, ‘Alcohol and tea consumption are associated with
asymptomatic erosive esophagitis in Taiwanese men’, Plos On, vol.12, no.3,
Maret 2017, diakses 26 Juni 2018.

Jung, WC, Moon, KJ, Hyo, JK, Beom JL, Ji, HK, Jong, EY, Jong, JP, Jae,
SK, Kwan, SB, Young, TB 2017. ‘Foods Incuding Typical Gastroesophageal
Reflux Disease Symtoms in Korea’, J Neurogastroenterol Motil, vol.23, no.3, July
2017, hlm. 363-369, diakses 25 Oktober 2017.

Festi, D, Scaioli, E, Baldi, F, Vestito, A, Pasqui, F, Biase, AR, Colecchia, A


2009, ‘Body weight, lifestyle, dietary habits and gastroesophageal reflux disease’,
World Journal of Gastroenterology, vol.15, no.14, hlm. 1690–1701, diakses 21
September 2017.

19
LEMBAR DOKUMENTASI

20

Anda mungkin juga menyukai