SKENARIO 4
KELOMPOK 5
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “GIGIKU DI CETAK”.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih ibuk drg. Resti Iswani, Sp.RKG. selaku
dosen pembimbing yang telah mempelancar dan membimbing kami dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari dosen pembimbing agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini Blok VI Skenario tentang “GIGIKUDI
CETAK” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
BAB III.........................................................................................................................................15
PENUTUP....................................................................................................................................15
2.11. Kesimpulan................................................................................................................15
DAFTA PUSTAKA.....................................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bu Rima usia 60 tahun datang ke klinik Gigi untuk membuat gigi palsu.
Pemeriksaan di rongga mulut pasien terlihat pasien kehilangan gigi keseluruhan. Dokter
menjelaskan akan dibuatkan gigi tiruan. Pada kunjungan awal dokter melakukan
pencetakan awal dengan bahan cetak elastis yang tidak dapat dipakai berulang.
Selanjutkan pada kunjungan kedua dokter melakukan pencetakan akhir dengan bahan
cetak yang berbeda dari sebelumnya meskipun sama-sama elastis tetapi lebih akurat dan
dimensi lebih stabil. Bu Rima sedikit heran kenapa bahan cetaknya berbeda dari
sebelumnya.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
3. Apa saja yang termasuk bahan cetak elastic dan non elastis?
Bahan cetak elastis :
1. Hirokoloid : Reversible (Agar) dan Irrevesible (Alginate)
2. Elastomer : Silikon, Polisulfid, Polieter
Bahan cetak non elastis :
1. Impression Compound
2. Impression Wax
3. Impression Plaster
v
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari bahan cetak?
Agar
Kelebihan : Akurat, Mudah memanipulasi, Digunakan untuk mencetak jaringan
lunak dan jaringan keras, Ekonomis, Tidak toksik, Non staining, dan Hidrofilik
Kekurangan : Membutuhkan waktu persiapan, Setting time panjang, Harus langsung
dicetak, Harga cukup mahal, Dimensi tidak stabil, Diklaim dapat dipakai berulang
tapi infeksi yang kurang terkontrol kadang tidak dapat diulang.
Alginat
Kelebihan : mudah memanipulasi, murah, setting time cepat , bersifat elastis
sehingga cocok untuk derah undercut , hidrofilik
Kekurangan : stabilitas dimensi buruk, harus segera di cor , tidak tepat untuk
cetakan fisiologis/akhir, temperatur ruangan dan kelembaban dapat mempengaruhi
setting time dan working time
Elastomer
Kelebihan : sangat akurat, working time panjang, harga murah
Kekurangan : material akan memberikan noda pada kain, baunya sangat tidak
menyenangkan, harus digunakan dengan custom tray, setting time panjang, harus
diisi dalam beberapa jam
GIGI TIRUAN
vi
2.8. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan jenis dan fungsi bahan cetak non
elastis.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan komposisi bahan cetak elastis.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan komposisi bahan cetak non
elastis.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sifat bahan cetak elastis.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sifat bahan cetak non elastis.
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan bahan
cetak.
1. Hidrokoloid
Material cetak hidrokoloid pada kedokteran gigi adalah berdasarkan pada
suspensi koloidal dari polisakarida dalam air. Material ini tersedia dalam dua bentuk
yaitu bentuk sol dan bentuk gel. Bentuk sol material berbentuk cair dan memiliki
viskositas rendah sedangkan pada bentuk gel material lebih kental dan mempunyai
sifat elastis bila rantai polisakarida memanjang. Terdapat dua jenis bahan cetak
hidrokoloid yaitu hidrokoloid reversibel dan hidrokoloid ireversibel.
A. Hidrokoloid Reversibel (Agar)
Komponen dasar bahan cetak hydrocolloid adalah agar. Agar adalah koloid
hidrofilik organik (polisakarida) yang diekstrak dari rumput laut jenis tertentu.
Kandungan utama berdasarkan berat adalah air (>80%). Proses manipulasi terdiri atas
tiga tahap yaitu persiapan bahan, conditioning atau pendinginan, dan membuat
cetakan. Reversible hydrocolloid merupakan salah satu bahan cetak terakurat
(Anusavice, 2004).
vii
Bahan cetak ini sebagian besar telah diganti dengan bahan cetak berbahan dasar
karet, namun bahan ini masih digunakan untuk mencetak seluruh bagian dari gigi dan
mulut tanpa undercut yang dalam, dan juga dapat digunakan untuk mencetak bagian
gigi dan mulut berdasarkan kuadran tanpa undercut yang dalam. Reversible
hydrocolloid juga sering digunakan untuk mendapatkan hasil cetakan model pada
pembuatan gigi tiruan sebagaian cekat oleh karena bahan ini dapat secara akurat
mereproduksi baik struktur keras maupun lunak rongga mulut, termasuk undercut dan
celah interproksimal (Anusavice, 2003).
2. Elastomer
Bahan cetak elastomer adalah bahan cetak yang meliputi polimer sintetis yang
secara kimia akan bertukar tempat saat setting serta dapat diregangkan dan dengan
cepat dapat kembali ke dimensi awal, seperti karet. Secara kimia terdapat 3 jenis
polimer berdasarakan rantai polimer nya, yaitu polisulfida, silikon (kondensasi dan
adisi), dan polieter. Bahan ini terdiri dari 2 komponen, pasta basis dan pasta katalis
yang dicampur sebelum digunakan untuk mencetak.
A. Polisulfida
Polysulfide adalah bahan cetak elastomer pertama yang diperkenalkan pada tahun
1950. Polisulfida juga dikenal dengan nama mercaptan, thiokot, dan rubber base.
Pasta basis nya adalah polimer polisulfida yang mengandung mercaptan fungsional
dan filler yang berupa lithopone atau titanium dioxide yang berfungsi untuk
memberikan kekuatan pada bahan ini. Pasta basis ini juga mengandung plasticizer
yaitu dibutyl phthalate untuk menambah viskositas bahan serta sedikit sulfur sebagai
akselerator. Pasta katalisnya juga mengandung bahan yang sama dengan pasta basis
namun ditambah dengan timbal dioxida serta asam oleic atau stearic yang berfungsi
sebagai penghambat pada proses setting. Timbal dioxida inilah yang memberikan
warna kecoklatan pada bahan cetak polisulfida . Polisulfida memiliki stabilitas
dimensi yang lebih baik dibanding bahan cetak hidrokoloid. Akan tetapi bahan ini
menghasilkan produk sampingan berupa air. Produk sampingan ini cenderung
mengalami penguapan dari permukaan cetak . Oleh karena itu, cetakan harus segera
dicor secepat mungkin dan tidak boleh lebih dari 30 menit agar didapatkan hasil yang
akurat. Polisulfida memiliki ketahan yang sangat baik terhadap robekan.
viii
Polysulfide merupakan bahan cetak elastomer yang paling murah. Bahan ini
tidak disukai oleh pasien karena mempunyai bau yang tidak menyenangkan, rasa yang
agak pahit dan lamanya waktu pengerasan bahan di dalam mulut (Rubel BS, 2007).
B. Polieter
Bahan cetak polyether diperkenalkan di Jerman pada akhir 1960- an. Polieter
memiliki properti yang mirip dengan silikon adisi. Polimer polieter bersifat hidrofilik.
Polieter terdiri dari dua pasta yaitu pasta basis dan pasta katalis. Pasta basisnya
mengandung etilen imin sedangkan pasta katalisnya mengandung asam sulfonik ester.
Polieter memiliki konsistensi yang sedang namun termasuk paling tinggi diantara
bahan elastomer lain yang memiliki viskositas sedang . Polieter memiliki kemampuan
merekam detil jaringan dengan sangat baik dan tidak mudah robek. Keuntungan lain
dari polieter ialah waktu pengerasannya yang cepat dalam rongga mulut yaitu sekitar
5 menit dan pengerasannya tidak terpengaruh bahan sarung tangan latex12,17. Pada
kondisi kelembapan relatif rendah, material polieter mempunyai stabilitas
dimensional yang sangat baik. Hal ini dikarenakan komposisinya yang tidak
mengandung konstituen yang dapat menguap dan mengeras melalui proses adisi yang
tidak menghasilkan produk sampingan yang dapat menguap. Karena sifatnya yang
hidrofilik, maka penggunaan semua material polieter harus dihindari pada iklim atau
keadaan kelembapan tinggi dan tidak tersedia pendingin ruangan yang efisien.
polieter memiliki rasa sedikit pahit sehingga kurang menyenangkan bagi pasien.
C. Silikon
Berdasarkan polimerisasinya sewaktu pengerasan, bahan cetak silikon dapat
dibagi menjadi dua yaitu silikon kondensasi, dan silikon adisi.
a) Silikon Kondensasi
silicone mulai dipergunakan pada tahun 1960-an, Silikon
kondensasi sering disebut juga silikon rubber. bahan ini tidak berbau dan
memiliki waktu pengerasan yang lebih cepat ±6-5 menit sehingga lebih
menyenangkan bagi pasien dari pada polysulfide. Bahan ini memiliki
elastic recovery yang lebih baik dibanding polisulfida namun memiliki
resistensi terhadap gaya robek yang buruk sehingga mudah robek saat
pencetakan margin gingiva. Silikon kondensasi memiliki stabilitas
dimensional yang kurang baik. Akurasi yang adekuat hanya bisa didapat
apabila pengecoran dilakukan sesegera mungkin. Selain itu bahan ini
mempunya shelf life yang kurang baik dan harganya relatif mahal.
b) Silikon Adisi
Bahan cetak adisi atau yang lebih dikenal dengan polyvinyl
siloxane sudah mulai diperkenalkan sejak tahun 1970 dan hingga
sekarang menjadi bahan cetak yang paling sering digunakan dalam
pembuatan restorasi indirek. Perbedaan yang bermakna antara silikon
kondensasi dan silikon adisi terletak pada sifat stabilitas dimensional
relatif. Produk hasil sampingan yang sedikit atau sama sekali tidak ada
pada silikon adisi menghasilkan cetakan yang sangat stabil. Silikon adisi
memiliki waktu kerja yaitu dua sampai tiga menit dan waktu setting kira-
ix
kira enam sampai sepuluh menit. Reaksi setting bahan ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti temperatur dan perubahan rasio pasta basis
dan reaktor. Apabila bahan dicampur pada suhu dingin maka waktu kerja
dan waktu setting nya akan berkurang. Polyvinyl siloxane memiliki detil
produksi dan elastic recovery yang paling baik diantara material cetak
lain. Bahan ini dapat disimpan sampai satu minggu sebelum dicor
dengan dental stone tanpa adanya perubahan dimensi. Hasil cetakan
bahan ini juga dapat dicor beberapa kali tanpa adanya perubahan akurasi
yang berarti.
1. Impression Plaster
Impression plaster atau yang lebih dikenal dengan gips cetak merupakan
bahan cetak yang berbahan dasar dari gipsum. Gipsum adalah mineral yang
ditambang dari berbagai belahan dunia. Secara kimiawi gipsum yang dihasilkan
untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO4. 2H2O)
murni. Sekarang bahan cetak gips jarang digunakan sebagai bahan cetak sejak
bahan elastomer telah tersedia, karena gips cetak bersifat rigid dan lebih mudah
patah. Produk gipsum dalam kedokteran gigi digunakan untuk membuat model
studi dari rongga mulut serta struktur maksilo fasial dan sebagai piranti penting
untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa
gigi (Anusavice, 2004).
Klasifikasi gipsum dan aplikasinya yaitu lima produk jenis gipsum yang
terdaftar oleh spesifikasi ADA (American Dental Asosiation) No.25 yaitu :
x
Bahan ini ditujukan untuk pengecoran dalam membentuk gigi tiruan
penuh cocok dengan jaringan lunak. Karena katahanan dan kekuatannya
tinggi. Berwarna kuning atau putih. Aplikasinya untuk membuat model
kerja seperti gigi tiruan sebagian, gigi tiruan penuh, model ortodontik.
4. Dental stone high strength low expantion (tipe IV)
Memiliki kekuatan dan ketahanan terhadap abrasi permukaan dari
peralatan yang tajam. Kekuatanya hampir dua kali dibandingkan tipe III.
Aplikasinya digunakan sebagai die stone untuk pembuatan model
restorasi.
5. dental stone high strength high expantion (tipe V)
Merupakan produk gipsum yang dibuat akhir-akhir ini. Dan memiliki
kekuatan kompresi yang lebih tinggi dibandingkan stone gigi tipe
IV.berwarna hijau dan harga paling mahal di antara jenis gipsum lain.
Aplikasinya untuk mengkompensasi besar pengerutan logam untuk dental
casting.
2. Impression Compound
Malam atau wax merupakan salah satu bahan yang memegang peranan
penting di ilmu bidang kedokteran gigi. Malam atau wax dipergunakan pertama
xi
kali di dunia kedokteran gigi sekitar abad 18, untuk tujuan pencatatan cetakan
rahang yang tidak bergigi. Meskipun telah ditemukan bahan baru yang lainnya,
malam masih digunakan dalam jumlah yang besar untuk keperluan klinik dan
pekerjaan laboratorium. Wax dental adalah campuran dua atau lebih bahan
sintetis dan alami seperti lilin, damar, zat pewarna dan bahan tambahan lainnya
bahan ini digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk membuat cetakan,
membuat konstruksi gigi palsu non logam, membuat catatan tentang hubungan
xii
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan komposisi bahan cetak
elastis.
b. Air 85,5% berfungsi untuk mengatur sifat sol-gel pada agar (bahan
pendispersi),
c. Agar 13- 17% berfungsi untuk bahan koloid yang terurai dalam air
(bahan terdispersi),
e. Pewarna dan perasa (timol dan gliserin) berfungsi untuk menambah rasa
dan warna pada agar,
d. Sodium phosphate (2%) Bahan ini akan bereaksi dengan ion kalsium
untuk memperpanjang working time sebelum proses gelasi
xiii
e. Diatomaceous earth atau bubuk silikat (56%) Berfungsi untuk
mengontrol konsistensi pencampuran dan fleksibilitas bahan cetak saat
bahan cetak setting
b. Pasta katalisnya juga mengandung bahan yang sama dengan pasta basis
namun ditambah dengan timbal dioxida serta asam oleic atau stearic yang
berfungsi sebagai penghambat pada proses setting. Timbal dioxida inilah
yang memberikan warna kecoklatan pada bahan cetak polisulfida.
xiv
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan komposisi bahan cetak
non elastis.
Malam atau resin dalam compound cetak adalah kandungan utama dan
membentuk matriks.
2. Plasticisers.
Karena malam tersebut rapuh, substansi seperti shellac, asam stearic, dan
gutta percha ditambahkan untuk meningkatkan plastisitas dan kemampuan
kerja
3. Fillers
4. Colouring
Struktur ini terlalu cair untuk ditangani dan memberikan kekuatan yang
rendah meskipun pada temperature ruangan. Karena itu, bahan pengisi
harus ditambahkan. Bahan pengisi meningkatkan viskositas pada
temperature di atas temperature mulut dan meningkatkan kekerasan
compound pada temperature ruang.Struktur compound cetak agak seperti
suatu komposit. Konsep komposit digunakan secara luas dalam produksi
bahan kedokteran gigi. (Anusavice, Kenneth J;150).
xv
C. Komposisi Zink Oksida Eugenol (ZOE)
xvi
C. Elastomer Silikon Kondensasi
Bahan cetak silikon adisi, mempunyai sifat- sifat fisik dan mekanis yang
sangat baik, seperti perubahan dimensi yang rendah, elastic recovery yang baik,
tidak membentuk produk sampingan pada reaksi polimerisasi, tidak terjadi
shringkage pada bahan cetak, dan mempunyai stabilitas dimensi yang baik.
2.Setting time adalah waktu yang diperlukan gips untuk menjadi keras dan
dihitung sejak gips kontak dengan air. Setting time terdapat dua tahap, yaitu:
a) Initial setting time, yaitu permulaan setting time dimana pada waktu itu
campuran gips dengan air sudah sudah tidak dapat lagi mengalir ke dalam
cetakan. secara visual ditandai dengan loss of gloss (hilangnya
kemengkilatan/timbulnya kemuraman). Keadaan dimana gips tidak dapat
hancur tapi masih dapat dipotong dengan pisau.
b) Final setting time, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh gips keras untuk
bereaksi secara lengkap dari kalsium sulfat dihidrat, meskipun reaksi
dehidrasinya belum selesai. Tandanya antara lain adalah kekerasan belum
maksimum, kekuatannya belum maksimum dan dapat dilepas dari cetakan
tanpa distorsi atau patah.
Menurut Craig dkk (1987) gips keras mempunyai sifat mekanis, antara
lain:
1. Compressive strength (kekuatan tekan hancur)
xvii
Kekuatan gips berhubungan langsung dengan kepadatan atau masa gips.
Partikel dental stone lenih halus, maka air air yang diperlukan untuk
mencampur lebih sedikit jika dibanding dengan air yang dibutuhkan untuk
pencampuran plaster of paris.
Daya rentang dari gips sangat penting pada saat gips dikeluarkan dari bahan
cetak. Karena tidak adanya sifat lentur pada gips, model akan cenderung
patah. Daya rentang gips keras dua kali lebih besar dari pada gips lunak baik
dalam keadaan basah maupun kering.
B. Impression Compound
1. Flow
2. Kestabilan Dimensi
Bahan cetak ini tidak boleh fraktur atau rusak ketika dikeluarkan dari
dalam mulut. Compressive strength 7 Mpa selama 2 jam setelah
pengadukan.
xviii
4. Pertimbangan Biologi
5. Detail Reproduksi
Dapat mencatat detail permukaan dengan akurat karena flow yang baik.
D. Impression Wax
Koefisien ekspansi termis malam lebih tinggi dari bahan kedokteran gigi
lainnya. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan pada pola atau desain
sewaktu didinginkan dari suhu cairnya ke suhu kamar. Ekspansi dan
kontraksi sewaktu pemanasan ini dapat menyebabkan hasil yang diperoleh
sedikit berbeda dari dimensi ukuran yang sebenarnya (Combe, 1992).
3. Aliran (flow)
xix
mengalami internal stress akan mengalami distorsi apabila dilakukan
pemanasan ulang (Combe, 1992).
kekurangan
- membutuhkan waktu persiapa setting time panjang
- harus langsung dicetak
- harga cukup mahal
- dimensi tidak stabil
- diklaim dapat dipakai berulang tapi infeksi yang kurang terkontrol kadang
tidak dapa diulang.
alginat
kelebihan
- mudah memanipulasi
- murah
- setting time cepat
- bersifat elastis sehingga cocok untuk derah undercut
- hidrofilik
kekurangan
- stabilitas dimensi buruk
- harus segera di cor
- tidak tepat untuk cetakan fisiologis/akhir
- temperatur ruangan dan kelembaban dapat mempengaruhi setting time dan
working time
elestomer
kelebihan
- sangat akurat
- working time panjang
- harga murah
xx
kekurangan
- material akan memberikan noda pada kain
- baunya sangat tidak menyenangkan
- harus digunakan dengan custom tray
- setting time panjang
- harus diisi dalam bbrp jam
Kekurangan
kekurangan
- membutuhkan sendok cetak khusus untuk membuat cetakan
- secara alami lengket dan melekat pada jaringan
- eugenol dapat menyebabakan sensasi terbakar dan iritasi jaringan
- tidak dapat digunakan untuk membuat cetakan gigi atau daerah undercut
- instrument sulit untuk dibersihkan
xxi
BAB III
PENUTUP
2.11. Kesimpulan
xxii
Bahan cetak digunakan untuk menghasilkan replika bentuk gigi dan jaringan
lunak dalam rongga mulut secara detail. Syarat bahan cetak dalam kedokteran gigi adalah
mudah digunakan dan harga terjangkau, kekuatan aliran adekuat, memiliki setting time
dan karakteristik yang wajar dan memiliki kekuatan tarik yang cukup baik.
Secara umum, bahan cetak dibedakan menjadi dua, bahan cetak non elastik dan
bahan cetak elastik. Bahan cetak non elastik setelah mengeras akan bersifat kaku dan
cenderung patah jika diberi tekanan yang melebihi batas kekuatan tekannya. Karena
sifatnya yang kaku, bahan cetak non elastik tidak dapat digunakan untuk mencetak area
undercut. Bahan cetak ini contohnya gips cetak, compound, wax, dan ZOE. Bahan cetak
elastik memiliki sifat seperti karet dan dapat mencetak area undercut sehingga
pengunaannya lebih luas dari pada bahan cetak non elastik.
Bahan cetak elastik terdiri dari bahan cetak elastomer dan bahan cetak
hidrokoloid. Bahan cetak elastomer memiliki akurasi cetakan yang baik dan stabilitas
dimensi yang tinggi, namun harganya relatif lebih mahal dibanding bahan cetak
hidrokoloid. Bahan cetak elastomer yang umum ditemukan terdiri dari 4 yaitu polisulfida,
polieter, silikon kondensasi, dan silikon adisi, sedangkan bahan cetak hidrokoloid terdiri
dari agar dan alginat.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber
https://text-id.123dok.com/document/ky6lp0joy-bahan-cetak-non-elastis-komponen-alginat.html
https://123dok.com/document/q23eov2z-dental-material-bahan-cetak.html
xxiii
https://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/1768/6/BAB%202.pdf
http://repository.trisakti.ac.id/usaktiana/digital/
00000000000000103598/2017_TA_KG_040001300067_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
xxiv