Anda di halaman 1dari 24

BLOK VI

SKENARIO 4

KELOMPOK 5

Dosen Fasilitator : drg. Resti Iswani,Sp.RKG.

1. Mutiah Dwi Arini 2210070110005


2. Defi Indah Septia Ningsih 2210070110007
3. Sandryna Nazwa Aurel 2210070110040
4. Decra Fadla Afenda 2210070110053
5. Aflah Zayana Ssyifa 2210070110054
6. Vidia Ananda Ardila 2210070110062
7. Deva Apriana Sari 2210070110074
8. Izzah Andini Putri 2210070110088
9. Tri Rahmelia 2210070110089

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “GIGIKU DI CETAK”.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih ibuk drg. Resti Iswani, Sp.RKG. selaku
dosen pembimbing yang telah mempelancar dan membimbing kami dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari dosen pembimbing agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini Blok VI Skenario tentang “GIGIKUDI
CETAK” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada pembaca.

Padang, 11 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

2.1. Latar Belakang................................................................................................................1

2.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

2.3. Tujuan Pembelajaran.....................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.............................................................................................................................3

2.4. Klasifikasi Istilah.............................................................................................................3

2.5. Menetapkan Permasalah................................................................................................3

2.6. Curah Pendapat..............................................................................................................3

2.7. Analisis Masalah.............................................................................................................6

2.8. Tujuan Pembelajaran....................................................................................................6

2.9. Belajar Mandiri...............................................................................................................7

2.10. Laporan Hasil Belajar Mandiri.................................................................................7

BAB III.........................................................................................................................................15

PENUTUP....................................................................................................................................15

2.11. Kesimpulan................................................................................................................15

DAFTA PUSTAKA.....................................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang

Bu Rima usia 60 tahun datang ke klinik Gigi untuk membuat gigi palsu.
Pemeriksaan di rongga mulut pasien terlihat pasien kehilangan gigi keseluruhan. Dokter
menjelaskan akan dibuatkan gigi tiruan. Pada kunjungan awal dokter melakukan
pencetakan awal dengan bahan cetak elastis yang tidak dapat dipakai berulang.
Selanjutkan pada kunjungan kedua dokter melakukan pencetakan akhir dengan bahan
cetak yang berbeda dari sebelumnya meskipun sama-sama elastis tetapi lebih akurat dan
dimensi lebih stabil. Bu Rima sedikit heran kenapa bahan cetaknya berbeda dari
sebelumnya.

2.2. Rumusan Masalah


1. Apa nama bahan cetak yang tidak dapat dipakai berulang ?
2. Mengapa pencetakan elastic tidak dapat dipakai berulang ?
3. Apa saja yang termasuk bahan cetak elastic dan non elastis?
4. Apa perbedaan bahan cetak elastic dan non elastis ?
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari bahan cetak?
6. Apa syarat dan ketentuan suatu bahan cetak?
7. Apa karakteristik bahan cetak yang dapat dipakai berulang kali ?

2.3. Tujuan Pembelajaran


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan jenis dan fungsi bahan cetak elastis.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan jenis dan fungsi bahan cetak non
elastis.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan komposisi bahan cetak elastis.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan komposisi bahan cetak non elastis.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sifat bahan cetak elastis.
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sifat bahan cetak non elastis.
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan bahan
cetak.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.4. Klasifikasi Istilah

2.5. Menetapkan Permasalah


1. Apa nama bahan cetak yang tidak dapat dipakai berulang ?
2. Mengapa pencetakan elastic tidak dapat dipakai berulang ?
3. Apa saja yang termasuk bahan cetak elastic dan non elastis?
4. Apa perbedaan bahan cetak elastic dan non elastis ?
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari bahan cetak?
6. Apa syarat dan ketentuan suatu bahan cetak?
7. Apa karakteristik bahan cetak yang dapat dipakai berulang kali ?

2.6. Curah Pendapat


1. Apa nama bahan cetak yang tidak dapat dipakai berulang ?
 Hidrokoloid irrevesible (alginate)

2. Mengapa pencetakan elastic tidak dapat dipakai berulang ?


 Karena ada beberapa komposisi bahan cetak elastis ini nantinya akan memberikan
dampak negative dan akan menginfeksi rongga mulut

3. Apa saja yang termasuk bahan cetak elastic dan non elastis?
 Bahan cetak elastis :
1. Hirokoloid : Reversible (Agar) dan Irrevesible (Alginate)
2. Elastomer : Silikon, Polisulfid, Polieter
 Bahan cetak non elastis :
1. Impression Compound
2. Impression Wax
3. Impression Plaster

4. Apa perbedaan bahan cetak elastic dan non elastis ?


 Elastic
estetikanya tinggi, biasa digunakan untuk gigi anterior
 Non elastic
Bahan cetak untuk edentolus, biasa digunakan untuk gigi posterior

v
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari bahan cetak?
 Agar
Kelebihan : Akurat, Mudah memanipulasi, Digunakan untuk mencetak jaringan
lunak dan jaringan keras, Ekonomis, Tidak toksik, Non staining, dan Hidrofilik
Kekurangan : Membutuhkan waktu persiapan, Setting time panjang, Harus langsung
dicetak, Harga cukup mahal, Dimensi tidak stabil, Diklaim dapat dipakai berulang
tapi infeksi yang kurang terkontrol kadang tidak dapat diulang.
 Alginat
Kelebihan : mudah memanipulasi, murah, setting time cepat , bersifat elastis
sehingga cocok untuk derah undercut , hidrofilik
Kekurangan : stabilitas dimensi buruk, harus segera di cor , tidak tepat untuk
cetakan fisiologis/akhir, temperatur ruangan dan kelembaban dapat mempengaruhi
setting time dan working time
 Elastomer
Kelebihan : sangat akurat, working time panjang, harga murah
Kekurangan : material akan memberikan noda pada kain, baunya sangat tidak
menyenangkan, harus digunakan dengan custom tray, setting time panjang, harus
diisi dalam beberapa jam

6. Apa syarat dan ketentuan suatu bahan cetak?


 Mudah dimanipulasi dan harga terjangkau, setting time dan karakteristiknya sesuai,
kompetibel dengan semua gips, tidak berbau, tidak toxic, biocompatile, cukup kuat,
tidak mudah pecah, dan tidak ada perubahan dimensi ketika dikeluarkan dari mulut
dan tahan terhadap bahan kimia.

7. Apa karakteristik bahan cetak yang dapat dipakai berulang kali ?


 stabilitas dimensi yang baik, bersifat toxic, dan tidak kuat

2.7. Analisis Masalah

KEHILANGAN GIGI KESELURUHAN

GIGI TIRUAN

BAHAN CETAK ELASTIS BAHAN CETAK NON


ELASTIS

vi
2.8. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan jenis dan fungsi bahan cetak non
elastis.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan komposisi bahan cetak elastis.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan komposisi bahan cetak non
elastis.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sifat bahan cetak elastis.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sifat bahan cetak non elastis.
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan bahan
cetak.

2.9. Belajar Mandiri


Dalam step ini kami telah melakukan belajar mandiri, dengan mencari berbagai
macam sumber rujukan baik itu secara diskusi, bertanya pada pakar, literature searching
dan text books lainnya. Dan dalam step ini kami juga telah mencatat hasil diskusi kami
dengan menyertakan referensi yang berbeda beda.

2.10. Laporan Hasil Belajar Mandiri


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan jenis dan fungsi bahan cetak
elastis.
Bahan cetak elastis adalah bahan cetak yang dipergunakan dalam perawatan gigi
tiruan cekat yang terdiri dari dua kelompok yaitu hydrocolloid dan elastomer.

1. Hidrokoloid
Material cetak hidrokoloid pada kedokteran gigi adalah berdasarkan pada
suspensi koloidal dari polisakarida dalam air. Material ini tersedia dalam dua bentuk
yaitu bentuk sol dan bentuk gel. Bentuk sol material berbentuk cair dan memiliki
viskositas rendah sedangkan pada bentuk gel material lebih kental dan mempunyai
sifat elastis bila rantai polisakarida memanjang. Terdapat dua jenis bahan cetak
hidrokoloid yaitu hidrokoloid reversibel dan hidrokoloid ireversibel.
A. Hidrokoloid Reversibel (Agar)
Komponen dasar bahan cetak hydrocolloid adalah agar. Agar adalah koloid
hidrofilik organik (polisakarida) yang diekstrak dari rumput laut jenis tertentu.
Kandungan utama berdasarkan berat adalah air (>80%). Proses manipulasi terdiri atas
tiga tahap yaitu persiapan bahan, conditioning atau pendinginan, dan membuat
cetakan. Reversible hydrocolloid merupakan salah satu bahan cetak terakurat
(Anusavice, 2004).

vii
Bahan cetak ini sebagian besar telah diganti dengan bahan cetak berbahan dasar
karet, namun bahan ini masih digunakan untuk mencetak seluruh bagian dari gigi dan
mulut tanpa undercut yang dalam, dan juga dapat digunakan untuk mencetak bagian
gigi dan mulut berdasarkan kuadran tanpa undercut yang dalam. Reversible
hydrocolloid juga sering digunakan untuk mendapatkan hasil cetakan model pada
pembuatan gigi tiruan sebagaian cekat oleh karena bahan ini dapat secara akurat
mereproduksi baik struktur keras maupun lunak rongga mulut, termasuk undercut dan
celah interproksimal (Anusavice, 2003).

B. Hidrokoloid Ireversibel (Alginat)


Alginate merupakan bahan cetak yang penggunaanya paling luas dalam
kedokteran gigi klinis. Kata alginate berasal dari 'asam alginate' (asam anhydro-β-
dmannuronic) yang merupakan ekstrak lendir yang dihasilkan oleh spesies rumput
laut coklat (Phaeophyceae). Substansi alami ini kemudian diidentifikasi sebagai suatu
bentuk polimer linier dengan berbagai kelompok asam karboksil atau disebut asam
alginik. Bahan ini biasa dipakai sebagai cetakan pendahuluan untuk membuat studi
model (model diagnostik) pada perawatan konservasi, prostodonti dan
orthodonti .Manipulasi bahan ini sangat mudah dan tanpa menggunakan alat khusus
yaitu dengan cara mengaduk bahan cetak alginate dengan P/W ratio sesuai dengan
petunjuk pabrik. (Powers & Sakaguchi, 2006).

2. Elastomer

Bahan cetak elastomer adalah bahan cetak yang meliputi polimer sintetis yang
secara kimia akan bertukar tempat saat setting serta dapat diregangkan dan dengan
cepat dapat kembali ke dimensi awal, seperti karet. Secara kimia terdapat 3 jenis
polimer berdasarakan rantai polimer nya, yaitu polisulfida, silikon (kondensasi dan
adisi), dan polieter. Bahan ini terdiri dari 2 komponen, pasta basis dan pasta katalis
yang dicampur sebelum digunakan untuk mencetak.

A. Polisulfida
Polysulfide adalah bahan cetak elastomer pertama yang diperkenalkan pada tahun
1950. Polisulfida juga dikenal dengan nama mercaptan, thiokot, dan rubber base.
Pasta basis nya adalah polimer polisulfida yang mengandung mercaptan fungsional
dan filler yang berupa lithopone atau titanium dioxide yang berfungsi untuk
memberikan kekuatan pada bahan ini. Pasta basis ini juga mengandung plasticizer
yaitu dibutyl phthalate untuk menambah viskositas bahan serta sedikit sulfur sebagai
akselerator. Pasta katalisnya juga mengandung bahan yang sama dengan pasta basis
namun ditambah dengan timbal dioxida serta asam oleic atau stearic yang berfungsi
sebagai penghambat pada proses setting. Timbal dioxida inilah yang memberikan
warna kecoklatan pada bahan cetak polisulfida . Polisulfida memiliki stabilitas
dimensi yang lebih baik dibanding bahan cetak hidrokoloid. Akan tetapi bahan ini
menghasilkan produk sampingan berupa air. Produk sampingan ini cenderung
mengalami penguapan dari permukaan cetak . Oleh karena itu, cetakan harus segera
dicor secepat mungkin dan tidak boleh lebih dari 30 menit agar didapatkan hasil yang
akurat. Polisulfida memiliki ketahan yang sangat baik terhadap robekan.

viii
Polysulfide merupakan bahan cetak elastomer yang paling murah. Bahan ini
tidak disukai oleh pasien karena mempunyai bau yang tidak menyenangkan, rasa yang
agak pahit dan lamanya waktu pengerasan bahan di dalam mulut (Rubel BS, 2007).

B. Polieter
Bahan cetak polyether diperkenalkan di Jerman pada akhir 1960- an. Polieter
memiliki properti yang mirip dengan silikon adisi. Polimer polieter bersifat hidrofilik.
Polieter terdiri dari dua pasta yaitu pasta basis dan pasta katalis. Pasta basisnya
mengandung etilen imin sedangkan pasta katalisnya mengandung asam sulfonik ester.
Polieter memiliki konsistensi yang sedang namun termasuk paling tinggi diantara
bahan elastomer lain yang memiliki viskositas sedang . Polieter memiliki kemampuan
merekam detil jaringan dengan sangat baik dan tidak mudah robek. Keuntungan lain
dari polieter ialah waktu pengerasannya yang cepat dalam rongga mulut yaitu sekitar
5 menit dan pengerasannya tidak terpengaruh bahan sarung tangan latex12,17. Pada
kondisi kelembapan relatif rendah, material polieter mempunyai stabilitas
dimensional yang sangat baik. Hal ini dikarenakan komposisinya yang tidak
mengandung konstituen yang dapat menguap dan mengeras melalui proses adisi yang
tidak menghasilkan produk sampingan yang dapat menguap. Karena sifatnya yang
hidrofilik, maka penggunaan semua material polieter harus dihindari pada iklim atau
keadaan kelembapan tinggi dan tidak tersedia pendingin ruangan yang efisien.
polieter memiliki rasa sedikit pahit sehingga kurang menyenangkan bagi pasien.

C. Silikon
Berdasarkan polimerisasinya sewaktu pengerasan, bahan cetak silikon dapat
dibagi menjadi dua yaitu silikon kondensasi, dan silikon adisi.
a) Silikon Kondensasi
silicone mulai dipergunakan pada tahun 1960-an, Silikon
kondensasi sering disebut juga silikon rubber. bahan ini tidak berbau dan
memiliki waktu pengerasan yang lebih cepat ±6-5 menit sehingga lebih
menyenangkan bagi pasien dari pada polysulfide. Bahan ini memiliki
elastic recovery yang lebih baik dibanding polisulfida namun memiliki
resistensi terhadap gaya robek yang buruk sehingga mudah robek saat
pencetakan margin gingiva. Silikon kondensasi memiliki stabilitas
dimensional yang kurang baik. Akurasi yang adekuat hanya bisa didapat
apabila pengecoran dilakukan sesegera mungkin. Selain itu bahan ini
mempunya shelf life yang kurang baik dan harganya relatif mahal.

b) Silikon Adisi
Bahan cetak adisi atau yang lebih dikenal dengan polyvinyl
siloxane sudah mulai diperkenalkan sejak tahun 1970 dan hingga
sekarang menjadi bahan cetak yang paling sering digunakan dalam
pembuatan restorasi indirek. Perbedaan yang bermakna antara silikon
kondensasi dan silikon adisi terletak pada sifat stabilitas dimensional
relatif. Produk hasil sampingan yang sedikit atau sama sekali tidak ada
pada silikon adisi menghasilkan cetakan yang sangat stabil. Silikon adisi
memiliki waktu kerja yaitu dua sampai tiga menit dan waktu setting kira-

ix
kira enam sampai sepuluh menit. Reaksi setting bahan ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti temperatur dan perubahan rasio pasta basis
dan reaktor. Apabila bahan dicampur pada suhu dingin maka waktu kerja
dan waktu setting nya akan berkurang. Polyvinyl siloxane memiliki detil
produksi dan elastic recovery yang paling baik diantara material cetak
lain. Bahan ini dapat disimpan sampai satu minggu sebelum dicor
dengan dental stone tanpa adanya perubahan dimensi. Hasil cetakan
bahan ini juga dapat dicor beberapa kali tanpa adanya perubahan akurasi
yang berarti.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan jenis dan fungsi bahan


cetak non elastis.
Bahan cetak non elastis memiliki sifat keras dan tidak dapat dikeluarkan
melalui undercut tanpa mematahkan atau mengubah bentuk cetakan. Bahan cetak
tidak elastis ini digunakan untuk semua cetakan sebelum ditemukannya cetakan
agar. Meskipun bahan tersebut sudah tidak dipakai lagi untuk pasien bergigi,
bahan tidak elastis ini memiliki keunggulan dalam pembuatan cetakan untuk
pasien tak bergigi. Sebenarnya bahan cetak zinc oxide eugenol dan plaster of paris
disebut bahan cetak mukostatik karena bahan tersebut tidak menekan jaringan
selama perlekatan cetakan (Anusavice, 2004).

1. Impression Plaster

Impression plaster atau yang lebih dikenal dengan gips cetak merupakan
bahan cetak yang berbahan dasar dari gipsum. Gipsum adalah mineral yang
ditambang dari berbagai belahan dunia. Secara kimiawi gipsum yang dihasilkan
untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO4. 2H2O)
murni. Sekarang bahan cetak gips jarang digunakan sebagai bahan cetak sejak
bahan elastomer telah tersedia, karena gips cetak bersifat rigid dan lebih mudah
patah. Produk gipsum dalam kedokteran gigi digunakan untuk membuat model
studi dari rongga mulut serta struktur maksilo fasial dan sebagai piranti penting
untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa
gigi (Anusavice, 2004).
Klasifikasi gipsum dan aplikasinya yaitu lima produk jenis gipsum yang
terdaftar oleh spesifikasi ADA (American Dental Asosiation) No.25 yaitu :

1. Impression plaster (tipe I)


Bahan cetak ini terdiri dari plaster of paris yang ditambahkan zat
tambahan untuk mengatur waktu pengerasan dan ekspansi pengerasan.
Aplikasinya digunakan akhir percetakan pada rahang tak bergigi.
2. Model plaster (tipe II)
Plaster model ini biasanya disebut juga plaster laboratorium tipe II. Sering
di gunakan untuk cetakan diagnostik karena sifat fisik dan mudah di
manipulasi. Aplikasinya untuk menanam model dalam artikulator.
3. Dental stone (tipe III)

x
Bahan ini ditujukan untuk pengecoran dalam membentuk gigi tiruan
penuh cocok dengan jaringan lunak. Karena katahanan dan kekuatannya
tinggi. Berwarna kuning atau putih. Aplikasinya untuk membuat model
kerja seperti gigi tiruan sebagian, gigi tiruan penuh, model ortodontik.
4. Dental stone high strength low expantion (tipe IV)
Memiliki kekuatan dan ketahanan terhadap abrasi permukaan dari
peralatan yang tajam. Kekuatanya hampir dua kali dibandingkan tipe III.
Aplikasinya digunakan sebagai die stone untuk pembuatan model
restorasi.
5. dental stone high strength high expantion (tipe V)
Merupakan produk gipsum yang dibuat akhir-akhir ini. Dan memiliki
kekuatan kompresi yang lebih tinggi dibandingkan stone gigi tipe
IV.berwarna hijau dan harga paling mahal di antara jenis gipsum lain.
Aplikasinya untuk mengkompensasi besar pengerutan logam untuk dental
casting.

2. Impression Compound

Impression compound adalah bahan cetak yang bersifat rigid, reversible


dengan perubahan fisikal. bahan cetak ini terdiri dari campuran malam, resin
termoplastik, bahan pengisi dan bahan pewarna. Ada dua bentuk dasar bahan
cetak compound yaitu bentuk kue dan bentuk stick (batang). Dengan pemanasan
compound menjadi melunak dan kondisi dingin akan mengeras. Bahan cetak ini
digunakan untuk mencetak edentolus pasien, juga bisa digunakan dalam
konservasi gigi untuk mencetak single tooth (Anusavice, 2004)

Klasifikasi menurut spesifikasi ADA membagi compound menjadi 2 tipe :


(Manapallil, 2002)

a. Tipe I : Impression Compound/ High fusion compound (60-65o)

Tipe ini mempunyai viskositas yang tinggi. Biasanya digunakan sebagai


bahan cetak pada edentolus pasien. Cetakan dibuat pada sendok cetak
individual untuk membuat cetakan fungsional/akhir. Bisa juga digunakan
untuk mencetak single tooth.

b. Tipe II : Tray Compound/ Low fusion compound (50-55o)

Tipe ini mempunyai viskositas yang rendah.

3. Impression Wax (Malam)

Malam atau wax merupakan salah satu bahan yang memegang peranan

penting di ilmu bidang kedokteran gigi. Malam atau wax dipergunakan pertama

xi
kali di dunia kedokteran gigi sekitar abad 18, untuk tujuan pencatatan cetakan

rahang yang tidak bergigi. Meskipun telah ditemukan bahan baru yang lainnya,

malam masih digunakan dalam jumlah yang besar untuk keperluan klinik dan

pekerjaan laboratorium. Wax dental adalah campuran dua atau lebih bahan

sintetis dan alami seperti lilin, damar, zat pewarna dan bahan tambahan lainnya

bahan ini digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk membuat cetakan,

membuat konstruksi gigi palsu non logam, membuat catatan tentang hubungan

rahang, sebagai bahan penolong kerja laboratorium.

4. Zinc oxide-eugenol (ZOE)


ZOE merupakan tumpatan sementara berupa bubuk (zinc oxide) dan cairan
(eugenol), yang memerlukan pengadukan dalam manipulasinya (Feronika,2010).
Semen zinc oxide eugenol adalah suatu semen tipe sedatip yang lembut. Biasanya
disediakan dalam bentuk powder dan liquid seperti halnya semen zinc fosfat. Bahan
Inibiasanya dapat digunakan sebagai bahan balutan sementara. Bahan ini juga dapat
bergunasebagai bahan insulatif (Brannstrom, 1976).

Zinc oxide eugenol telah diformulasikan untuk berbagai kegunaan dalam


kedokteran gigi, dan memiliki kelebihan obat tertentu. Zinc oxide eugenol biasa
diaplikasikan sebagai bahan cetak, periodontal surgical dressing, bite registration
paste, temporary filling material dan root canal filling cementing medium
(William, 2002). Zinc oxide eugenol sebagai bahan cetak  tersedia dalam bentuk
dua pasta dengan warna yang berbeda, yaitu base paste dan reactor paste
(accelerator) (William, 2002).

xii
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan komposisi bahan cetak
elastis.

A. Komposisi Reversible Hidrokoloid (agar) Menurut Madhavan & Abirami


(2019); Istikharoh (2018) terdiri dari :

a. Boraks 0,2%-0,5% berfungsi untuk meningkatkan kekuatan gel.


Keberadaan boraks dalam bahan cetak reversible hydrocolloid bersifat
merugikan karena memperlambat pengerasan plaster atau stone

b. Air 85,5% berfungsi untuk mengatur sifat sol-gel pada agar (bahan
pendispersi),

c. Agar 13- 17% berfungsi untuk bahan koloid yang terurai dalam air
(bahan terdispersi),

d. Sulfate 1-2% berfungsi untuk penetralisir efek samping boraks pada


gypsum,

e. Pewarna dan perasa (timol dan gliserin) berfungsi untuk menambah rasa
dan warna pada agar,

f. Alkyl benzoate 0,1-0,2% berfungsi untuk mencegah pertumbuhan jamur


selama penyimpanan,

g. Wax 0,5-1% berfungsi sebagai filler atau bahan pengisi.

B. Komposisi Irreversible Hidrokoloid (alginat) terdiri dari (Power &


Sakaguchi 2006, p. 275):

a. Sodium atau potassium alginate (18%) Berfungsi sebagai pelarut dan


bereaksi dengan ion kalsium

b. Calsium sulfate dihydrate (14%) Bereaksi dengan potassium alginate


untuk membentuk gel calsium alginate

c. Potassium sulfate, potassium zink fluor, silikat atau borak (10%)

Berfungsi untuk mengimbangi efek inhibisi dari hydrocolloid pada sat


setting dari bahan pengisi cetakan (gips keras) dan membuat permukaan
die halus

d. Sodium phosphate (2%) Bahan ini akan bereaksi dengan ion kalsium
untuk memperpanjang working time sebelum proses gelasi

xiii
e. Diatomaceous earth atau bubuk silikat (56%) Berfungsi untuk
mengontrol konsistensi pencampuran dan fleksibilitas bahan cetak saat
bahan cetak setting

f. Organic glycols (sedikit) Berfungsi agar bubuk tidak berdebu

g. Wintergreen, peppermint, anise (sedikit) Menghasilkan rasa yang


menyenangkan

h. Pigments (sedikit) Berfungsi sebagai pewarna

i. Quaternary ammonium salts atau klorheksidin (1-2%) Berfungsi sebagai


desinfektan

C. Komposisi Elastomer Polisulfida

a. Pasta basis nya adalah polimer polisulfida yang mengandung


mercaptan fungsional dan filler yang berupa lithopone atau titanium
dioxide yang berfungsi untuk memberikan kekuatan pada bahan ini. Pasta
basis ini juga mengandung plasticizer yaitu dibutyl phthalate untuk
menambah viskositas bahan serta sedikit sulfur sebagai akselerator.

b. Pasta katalisnya juga mengandung bahan yang sama dengan pasta basis
namun ditambah dengan timbal dioxida serta asam oleic atau stearic yang
berfungsi sebagai penghambat pada proses setting. Timbal dioxida inilah
yang memberikan warna kecoklatan pada bahan cetak polisulfida.

D. Komposisi Elastomer Polieter

a. Pasta basisnya mengandung etilen imin.

b. pasta katalisnya mengandung asam sulfonik ester.

E. Komposisi Elastomer Silikon Adisi

a. Pasta basisnya mengandung kopomer polymethyl hydrogen siloxane .

b. Pasta katalisnya berupa vinyl terminated polymethyl siloxane.

xiv
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan komposisi bahan cetak
non elastis.

A. Komposisi Impression Plaster

Komposisi Secara umum komposisi material cetak gips plaster sama


dengan gips plaster yang digunakan untuk mengisi cetakan (gips untuk
model) hanyaditambahkan beberapa bahan lain untuk mendapatkan sifat
yang diperlukan sebagai material cetak.

Komponen utama -> kalsium sulfat beta hemihidrat.

Komponen tambahan -> potasium sulfat (mengurangi espansi) borax


(mengatur waktu setting) starch (pemisah dengan stone model)

B. Komposisi Impression Compound

Komposisi compound terdiri dari : (Anusavice, 2004)

1. Resin dan wax,

Malam atau resin dalam compound cetak adalah kandungan utama dan
membentuk matriks.

2. Plasticisers.

Karena malam tersebut rapuh, substansi seperti shellac, asam stearic, dan
gutta percha ditambahkan untuk meningkatkan plastisitas dan kemampuan
kerja

3. Fillers

Banyak bahan diperkuat atau sebaliknya, diubah sifat fisknya dengan


penambahan partikel kecil bahan lembam, biasanya dikenal sebagai bahan
pengisi, yang secara kimia berbeda dengan kandungan utama atau
kandungan lainnya

4. Colouring

Struktur ini terlalu cair untuk ditangani dan memberikan kekuatan yang
rendah meskipun pada temperature ruangan. Karena itu, bahan pengisi
harus ditambahkan. Bahan pengisi meningkatkan viskositas pada
temperature di atas temperature mulut dan meningkatkan kekerasan
compound pada temperature ruang.Struktur compound cetak agak seperti
suatu komposit. Konsep komposit digunakan secara luas dalam produksi
bahan kedokteran gigi. (Anusavice, Kenneth J;150).

xv
C. Komposisi Zink Oksida Eugenol (ZOE)

a. Fixed vegetable or mineral oil, yaitu bahan pembuat plastis dan


membantu menghilangkan aksi eugenol sebagai iritan.

b. Oil of cloves or eugenol, yaitu bahan pengganti eugenol yang


digunakan untuk mengurangi rasa terbakar.

c. Gum or polymerised rosin, yaitu bahan untuk mempercepat reaksi.

d. Resinous balsam, yaitu bahan untuk meningkatkan flow.

e. Accelerator solution (CaCl2), yaitu bahan untuk mempercepat setting


time(William, 2002).

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sifat bahan cetak elastis.

A. Reversible Hidrokoloid (agar)

Sifat-sifat Reologi: cukup cair, sehingga bias mencetak cukup detail


permukaan. Dapat Mudah terjadi sineresis dan imbibisi, sehingga harus segera di
isi gips. Kompatibilitas tergantung komposisi. Tear resistance jelek. Dapat dipakai
ulang dan disterilisasi. Melewati undercut.

B. Irreversible Hidrokoloid (alginat)

Sifat-sifat Akurasi Bahan cetak alginate cukup cair sehingga dapat


mencetak detail permukaan. Selama waktu kerja tidak ada perubahan viskositas.
Selama setting sebaiknya cetakan alginate tidak digerakkan. Elastisitas cukup baik
maka dapat melewati undercut. Alginat dapat robe bila undercut terlalu besar.
Stabilitas dimensi kurang baik, karena terjadi evaporasi. Kompatibilitas dengan
gips baik sifat lain tidak toksis, tidak iritan, baud an rasanya dapat diterima Waktu
setting tergantung komposisi dan suhu pencampuran Bahan cetak alginate tidak
stabil, dalam penyimpanan bila kondisinya lembab atau suhu tinggi Sulit
disterilisasi semprotan disinfektan mempengaruhi detil permukaan, sedangkan
rendaman mempengaruhi ketepatan dimensi. bahan cetak hidrokoloid mempunyai
sifat bahan yang relative hidrofilik, sehingga memiliki stabilitas dimensi yang
buruk dalam mempertahankan keakuratan hasil pencetakan.

xvi
C. Elastomer Silikon Kondensasi

Bersifat hidrofobik sehingga saat pencetakan harus dipastikan gigi yang


terpreparasi tidak lembab, agar dapat dihasilkan 13 cetakan yang akurat,
kekurangan lainnya adalah pada pengerjaan sering terdapat gelembung udara
yang terperangkap.

D. Elastomer Silikon Adisi

Bahan cetak silikon adisi, mempunyai sifat- sifat fisik dan mekanis yang
sangat baik, seperti perubahan dimensi yang rendah, elastic recovery yang baik,
tidak membentuk produk sampingan pada reaksi polimerisasi, tidak terjadi
shringkage pada bahan cetak, dan mempunyai stabilitas dimensi yang baik.

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sifat bahan cetak non


elastis.

A. Impression Plaster (Gispum)

 Menurut Craig (2004), sifat kimia gips adalah sebagi berikut:


1.Solubility (daya larut) adalah banyaknya bagian dari suatu zat yang
dilarutkan dengan 100 bagian pelarut pada temperatur dan tekanan tertentu
yang dinyatakan dalam persen berat/volume.

2.Setting time adalah waktu yang diperlukan gips untuk menjadi keras dan
dihitung sejak gips kontak dengan air. Setting time terdapat dua tahap, yaitu:

a) Initial setting time, yaitu permulaan setting time dimana pada waktu itu
campuran gips dengan air sudah sudah tidak dapat lagi mengalir ke dalam
cetakan. secara visual ditandai dengan loss of gloss (hilangnya
kemengkilatan/timbulnya kemuraman). Keadaan dimana gips tidak dapat
hancur tapi masih dapat dipotong dengan pisau.

b) Final setting time, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh gips keras untuk
bereaksi secara lengkap dari kalsium sulfat dihidrat, meskipun reaksi
dehidrasinya belum selesai. Tandanya antara lain adalah kekerasan belum
maksimum, kekuatannya belum maksimum dan dapat dilepas dari cetakan
tanpa distorsi atau patah.

 Menurut Craig dkk (1987) gips keras mempunyai sifat mekanis, antara
lain:
1. Compressive strength (kekuatan tekan hancur)

xvii
Kekuatan gips berhubungan langsung dengan kepadatan atau masa gips.
Partikel dental stone lenih halus, maka air air yang diperlukan untuk
mencampur lebih sedikit jika dibanding dengan air yang dibutuhkan untuk
pencampuran plaster of paris.

2. Tensile strength (daya rentang)

Daya rentang dari gips sangat penting pada saat gips dikeluarkan dari bahan
cetak. Karena tidak adanya sifat lentur pada gips, model akan cenderung
patah. Daya rentang gips keras dua kali lebih besar dari pada gips lunak baik
dalam keadaan basah maupun kering.

3. Surface hardness and abrassive ressistance (kekerasan permukaan dan


daya tahan abrasi).

Kekerasan permukaan gips berhubungan dengan kekuatan tekan hancur. Daya


tahan abrsai meningkat dan meningkatnya kekuatan tekan hancur. Daya tahan
terhadap abrasi maksimal didapat ada saat gips mencapai daya strength. Gips
keras merupakan gips yang memiliki daya tahan abrasi tinggi.

B. Impression Compound

Sifat termal compound yaitu Pelunakan dengan panas adalah suatu


persyaratan dalam penggunaan compound. Kegunaannya ditentukan oleh respon
terhadap perubahan temperature dalam lingkungan sekitarnya (Anusavice, 2004).

C. Zinc Oxide Eugenol

Sifat Zinc Oxide Eugenol (William, 2002):

1. Flow

Aliran pasta setelah pengadukan memungkinkan (cukup) untuk mengaliri


dan membentuk/mencatat detail cetakan jaringan, dan aliran akan
berkurang dengan bertambahnya waktu seiring dengan setting time.

2. Kestabilan Dimensi

Tidak terdapat perubahan dimensional selama proses setting, atau kalau


pun ada hanya sedikit (<0,1%).

3. Rigidity dan Strength

Bahan cetak ini tidak boleh fraktur atau rusak ketika dikeluarkan dari
dalam mulut. Compressive strength 7 Mpa selama 2 jam setelah
pengadukan.

xviii
4. Pertimbangan Biologi

Pasta yang mengandung eugenol dapat mengiritasi, memberi rasa gatal,


atau rasa seperti terbakar dan rasanya tetap lengket sehingga banyak
pasien menganggapnya tidak menyenangkan, sehingga bibir pasien
biasanya diolesi vaselin (petroleum jelly) terlebih dulu. Bila sensasi
berlebihan pada pasien bisa digunakanzinc oxide non eugenol.

5. Detail Reproduksi

Dapat mencatat detail permukaan dengan akurat karena flow yang baik.

D. Impression Wax

1. Suhu transisi padat-padat

Suhu transisi padat-padat ini dapat diperoleh dengan memanaskan malam


secara merata hingga massa malam lunak dan merupakan saat yang tepat
untuk memanipulasi malam. Keadaan ini disebabkan karena kisi kristal
yang stabil (orthorhombic) berubah menjadi bentuk hexagonal yang terjadi
di bawah titik cair malam. Malam yang tetap kaku pada suhu mulut
mempunyai suhu transisi padat-padat di atas suhu 370C (Combe, 1992).

2. Ekspansi dan kontraksi termis

Koefisien ekspansi termis malam lebih tinggi dari bahan kedokteran gigi
lainnya. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan pada pola atau desain
sewaktu didinginkan dari suhu cairnya ke suhu kamar. Ekspansi dan
kontraksi sewaktu pemanasan ini dapat menyebabkan hasil yang diperoleh
sedikit berbeda dari dimensi ukuran yang sebenarnya (Combe, 1992).

3. Aliran (flow)

Sifat aliran suatu malam sangat menentukan dalam menghasilkan detail


cetakan yang sempurna. Sifat aliran pada tiap tipe malam berbeda-beda
sesuai dengan penggunaannya di kedokteran gigi. Sifat aliran malam dan
campuran malam meningkat apabila suhu naik sampai di atas suhu transisi
padat-padat. Pengukuran aliran pada malam tergantung dari pergeseran
molekul-molekul malam selama pergerakannya (Combe, 1992).

4. Tegangan dalam (internal stress)

Tegangan dalam adalah tegangan yang timbul pada malam yang


diakibatkan adanya pemanasan malam yang tidak merata. Malam yang

xix
mengalami internal stress akan mengalami distorsi apabila dilakukan
pemanasan ulang (Combe, 1992).

6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kelebihan dan


kekurangan bahan cetak.

1. Bahan Cetak Elastis


 agar
kelebihan
- akurat
- mudah manipulasi
- digunakan untuk mencetak jaringan lunak dan jaringan keras
- ekonomis
- tidak toksik
- non staining
- hidrofilik

kekurangan
- membutuhkan waktu persiapa setting time panjang
- harus langsung dicetak
- harga cukup mahal
- dimensi tidak stabil
- diklaim dapat dipakai berulang tapi infeksi yang kurang terkontrol kadang
tidak dapa diulang.

 alginat
kelebihan
- mudah memanipulasi
- murah
- setting time cepat
- bersifat elastis sehingga cocok untuk derah undercut
- hidrofilik

kekurangan
- stabilitas dimensi buruk
- harus segera di cor
- tidak tepat untuk cetakan fisiologis/akhir
- temperatur ruangan dan kelembaban dapat mempengaruhi setting time dan
working time

 elestomer
kelebihan
- sangat akurat
- working time panjang
- harga murah

xx
kekurangan
- material akan memberikan noda pada kain
- baunya sangat tidak menyenangkan
- harus digunakan dengan custom tray
- setting time panjang
- harus diisi dalam bbrp jam

2. Bahan Cetak Non Elastis


 impression compound
kelebihan
- bisa digunakan beberapa kali pada pasien yang sama
- bagian yang tidak akurat dapat diulang tanpa mengulang keseluruhan.
- keakuratan dengan dapat permukaan meningkat yang dipanaskan

Kekurangan

- bisa digunakan beberapa kali pada pasien yang sama


- bagian yang tidak akurat dapat diulang tanpa mengulang keseluruhan.
- keakuratan dengan dapat permukaan meningkat yang dipanaskan
- kurang detail karena viskositas tinggi
- menekan jaringan lunak selama pencetakan distorsi karena stabilitas
dimensi yang buruk
- sulit dibuka jika ada undercut
- selalu ada kemungkinan overextention terutama pada daerah pinggir

 zinc oxide eugenol


kelebihan
- mempunyai working time yang cukup untuk muscle trimming
dapat di cek dalam mulut secara berulang tapa menyebabkan deformasi
- menghasilkan permukaan detail yang akurat
- dimensi stabil
- tidak membutuhkan bahan separating medium karena tidak menempel pada
bahan model
- hasil yang kurang dapat diperbaiki tapa harus mengulang keseluruhan.
- mudah memanipulasi dan tidak mahal

kekurangan
- membutuhkan sendok cetak khusus untuk membuat cetakan
- secara alami lengket dan melekat pada jaringan
- eugenol dapat menyebabakan sensasi terbakar dan iritasi jaringan
- tidak dapat digunakan untuk membuat cetakan gigi atau daerah undercut
- instrument sulit untuk dibersihkan

xxi
BAB III

PENUTUP

2.11. Kesimpulan

xxii
Bahan cetak digunakan untuk menghasilkan replika bentuk gigi dan jaringan
lunak dalam rongga mulut secara detail. Syarat bahan cetak dalam kedokteran gigi adalah
mudah digunakan dan harga terjangkau, kekuatan aliran adekuat, memiliki setting time
dan karakteristik yang wajar dan memiliki kekuatan tarik yang cukup baik.

Secara umum, bahan cetak dibedakan menjadi dua, bahan cetak non elastik dan
bahan cetak elastik. Bahan cetak non elastik setelah mengeras akan bersifat kaku dan
cenderung patah jika diberi tekanan yang melebihi batas kekuatan tekannya. Karena
sifatnya yang kaku, bahan cetak non elastik tidak dapat digunakan untuk mencetak area
undercut. Bahan cetak ini contohnya gips cetak, compound, wax, dan ZOE. Bahan cetak
elastik memiliki sifat seperti karet dan dapat mencetak area undercut sehingga
pengunaannya lebih luas dari pada bahan cetak non elastik.

Bahan cetak elastik terdiri dari bahan cetak elastomer dan bahan cetak
hidrokoloid. Bahan cetak elastomer memiliki akurasi cetakan yang baik dan stabilitas
dimensi yang tinggi, namun harganya relatif lebih mahal dibanding bahan cetak
hidrokoloid. Bahan cetak elastomer yang umum ditemukan terdiri dari 4 yaitu polisulfida,
polieter, silikon kondensasi, dan silikon adisi, sedangkan bahan cetak hidrokoloid terdiri
dari agar dan alginat.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber

https://text-id.123dok.com/document/ky6lp0joy-bahan-cetak-non-elastis-komponen-alginat.html

https://123dok.com/document/q23eov2z-dental-material-bahan-cetak.html

xxiii
https://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/1768/6/BAB%202.pdf

http://repository.trisakti.ac.id/usaktiana/digital/
00000000000000103598/2017_TA_KG_040001300067_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf

xxiv

Anda mungkin juga menyukai