Anda di halaman 1dari 7

KAIDAH TENTANG

KEMUDHARATAN
1. Dyah Ayu kartikawati 22001011230
2. Mohammad Robit Al Islamy 22001011003
3. Iham El Zam Zami 22001011110
Pengertian Kaidah ‫ ( َالَّض َرُر ُيَز اُل‬Kemudharatan Dihilangkan )

Mudharat secara etimologi adalah berasal dari kalimat "al Dharar" yang berarti

sesuatu yang turun tanpa ada yang dapat menahannya. Al-dharar adalah

membahayakan orang lain secara mutlak, sedangkan al-dhirar adalah

membahayakan orang lain dengan cara yang tidak disyariatkan.


Sedangkan Dharar secara terminologi ialah posisi seseorang pada suatu batas

dimana kalau tidak mau melanggar sesuatu yang dilarang maka bisa mati atau

nyaris mati.
Macam-macam Kemudharatan

01 02 03 04

Berikan keterangan Untuk mengatasi darurat


Keadaan darurat itu

Darurat singkat disini. itu tidak ada jalan keluar


hanya boleh diatasi

kecuali melakukan
dengan mengambil

perbuatan
seperlunya saja
pelanggaran/kejahatan.
Landasan Kaidah ‫َالَّض َرُر ُيَز اُل‬
(Kemudharatn Dihilangkan)

Kaidah Fiqh “Adh-Dhararu Yuzalu” menunjukkan bahwa kemadharatan


itu telah terjadi atau akan terjadi, dengan demikian setiap
kemadharatan memang harus dihilangkan. Dasar dari kaidah ini
adalah firman Allah dalam surat al-A’raf ayat 56:

‫َو اَل ُتْف ِس ُد ْو ا ِفى اَاْلْر ِض َبْع َد ِاْص اَل ِح َه ا َو اْدُع ْو ُه َخْو ًف ا َّو َط َم ًع ۗا ِاَّن َرْحَم َت ِهّٰللا َق ِرْيٌب ِّم َن‬
‫اْلُم ْحِس ِنْي َن‬

Artinya: dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,


sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan
rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik.

Hukum pencegahan (Hajr)

Melanjutkan kontrak bagi hasil

sampai masa panen tiba


Penerapan
‫َز‬ ‫َّض‬
Kaidah ‫ل َرُر ُي ا‬ ‫َا‬ Kebijakan penetapan harga

(Tas’ir)
(Kemudharatan
Dihilangkan)
Dharibah (Pajak)

Syuf’ah (Penggabungan)
Kaidah Cabang
Menghilangkan mudharat yang berat
dengan mudharat yang ringan
‫اذا تعارض مفسدتان روعى اعظمهما ضررا‬
‫بارتكاب اخِّف هما‬
“Apabila dua mafsadah bertentangan,
maka perhatikan mana yang lebih besar
madharatnya dengan memilih yang lebih
ringan madharatnya” (Abdul Hamid
Hakim, 1956:82

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai