Anda di halaman 1dari 5

Makalah tentang iman kepada kitab-kitab Allah 

SWT
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada penulis, sehingga makalah yang berjudul “iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt” dapat tersusun dengan
baik dan dapat disajikan dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan maupun pengkajiannya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifat-sifatnya membangun sangat
penulis harapkan, demi untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Demi kelancarannya mengerjakan tugas ini saya ucapkan terima kasih kepada semua teman – teman yang ikut
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua, dan akhirnya mudah-
mudahan makalah ini walaupun sederhana dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya. Amiin ya robbal ‘alamin.

Krui,27 Juli 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

Hal
JILID i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Alasan Memilih Judul 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Pembuatan Makalah 1
D. Metode Penulisan 2
E. Sistematika Pembahasan 2
BAB II IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT 3
A. Pengertian Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT 3
B. Macam-macam Kitab Allah 4
C. Kitab dan Suhuf 5
D. Fungsi Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt
E. Perilaku orang yang beriman kepada Kitab-kitab Allah Swt
F. Cara beriman kepada Kitab-Kitab Allah
BAB III PENUTUP 10

A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Alasan Memilih Judul


Makalah ini berjudul “Iman Kepada KitabKitab Allah Swt”. Adapun yang menjadi masalah penulis dalam memilih
judul ini adalah sudah ditentukan oleh Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

B. Rumusan Masalah
Sebagaimana kita ketahui, Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt berarti menyakini adanya kitab-kitab yang
diturunkan kepada Rasul dan Nabi untuk disampaikan kepada Umat Manusia. Maka dari itu kita harus wajib
berpedoman kepada kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah Swt kepada nabi dan rasul-Nya supaya untuk
mendapatakan kebahagiaan di dunia maupun diakhirat. Oleh karena itu di dalam pembahasan Makalah ini penulis
hanya akan membahas masalah “Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt”.

C. Tujuan Pembuatan Makalah


Adapun yang menjadi tujuan dari pada pembuatan makalah yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai bahan bukti bahwa kita wajib percaya kepada kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah Swt kepada
Nabi dan Rasulnya untuk umatnya di dunia.
2. Untuk menambah wawasan dan mengetahui betapa wajibnya kita percaya kepada kitab-kitab Allah.

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah melalui pendekatan keperpustakaan sebagai upaya
pemantapan naskah penulis makalah.

E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah :
Kata Pengantar Yang memuat ucapan terima kasih kepada pihak yang telah memberi motivasi
Daftar isi Yang meliputi rangkuman pokok bahasan yang diuraikan dalam makalah ini.
Bab I Pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, tujuan pembuatan makalah,
pembahasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan
Bab II Studi tentang Iman kepada Kitab-kitab Allah Swt yang meliputi : Pengertian Iman Kepada Kitab-Kitab
Allah SWT, Macam-macam Kitab Allah, Kitab dan Suhuf, Fungsi Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt, Perilaku
orang yang beriman kepada Kitab-kitab Allah Swt, dan Cara beriman kepada Kitab-Kitab Allah.
Bab III Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

BAB II
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.

Iman kepada kitab-kitab Allah SWT. Adalah mengakui, mempercayai dan meyakini bahwa Allah SWT telah
menurunkan kitab kepada para nabi dan Rasul-Nya yang berisi ajaran Allah SWT. Untuk di sampaikan kepada
umatnya masing-masing. Mengimani kitab Allah SWT, wajib hukumnya. Mengingkari salah satu kitab Allah SWT
sama saja mengingkari seluruh kitab-kitab Allah SWT dan mengingkari para Rasul-Nya, malaikat dan
mengingkari Allah SWT sendiri.

A. Pengertian Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT


Pengertian iman menurut bahasa adalah percaya dan membenarkan.Iman menurut istilah adalah kepercayaan
yang diyakini kebenarannya dalam hati,diucapkan dengan lisan,dan diamalkan dengan perbuatan.
Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa kitab-kitab Allah itu
benar-benar wahyu yang diturunkan-Nya kepada para Rasul, tidak diragukan kebenarannya isinya agar menjadi
pedoman hidup bagi umatnya.
Iman kepada kitab-kitab Allah termasuk dalam rukun iman yang ke tiga.Dengan demikian orang yang tidak
mengimani kitab-kitab Allah tidak dapat dikatakan sebagai orang yang beriman, bahkan bisa dikatakan murtad.
Firman Allah swt :
Artinya :
“Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai
pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar,
untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.” (QS. Al-Baqarah : 213)

Ayat di atas mengandung penjelasan sebagai berikut :


1. Allah telah benar-benar menurunkan kitab-kitab kepada para nabi.
2. Dengan kitab-kitab itu Allah memberi kabar gembira dan peringatan
3. Tujuan diturunkannya kitab-kitab agar menjadi petunjuk dan pedoman hidup.

B. Macam-macam Kitab Allah


Menurut bahasa, kata kitab memiliki dua pengertian, pertama berarti perintah. Kedua berarti tulisan di atas
kertas. Yang dimaksud kitab Allah adalah wahyu yang diturunkan kepada para nabi dan rasul berisi pedoman
hidup bagi umatnya dan telah dibukukan.
Kitab-kitab Allah yang wajib kita imani ada empat, yaitu :
1. Kitab taurat, diturunkan kepada Nabi Musa As sebagai pedoman dan petunjuk bagi Bani Israil. Hal ini sesuai
dengan firman Allah Swt :

Artinya :
“Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israel
(dengan firman): “Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,” (QS. Al-Israa’ : 2)
2. Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud As untuk disampaikan dan dijadikan sebagai pedoman hidup bagi
umat Yahudi. Firman Allah :

Artinya :
“…. dan Kami berikan Zabur kepada Nabi Daud” (QS> Al-Israa’ : 55)
3. Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa As sebagai petunjuk dan tuntunan bagi Bani Israil. Allah berfirman :

Artinya :
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang
sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk
dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi
petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Al-Maidah : 46)
4. Kitab Al-Qur’an, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, untuk dijadikan petunjuk dan pedoman bagi seluruh
umat manusia, bukan hanya bangsa Arab. Allah berfirman :

Artinya :
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (Qs.
Yusuf : 2)

Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir isinya meliputi seluruh kitab-kitab terdahulu dan melengkapi aturan-
aturan yang belum ada. Pada dasarnya kitab-kitab Allah itu mengandung ajaran-ajaran yang sama, yaitu tentang
tauhid atau mengesakan Allah.
C. Kitab dan Suhuf
Yang dimaksud kitab ialah kumulan firman Allah Swt yang diwahyukan kepada rasul-Nya. Wahyu itu dicatat
dalam lembaran-lebaran kertas. Lembaran-lembaran itu kemudian disatukan menjado ancaman buku besar dan
disusun secara sistematis sesuai petunjuk rasul sendiri. Kumpulan lembaran-lembaran ang sudah berwujud buku
itu lazimnya disebut sebagai kitab.
Kitab yang diturunkan Allah Swt ada empat. Keempat kitab Allah Swt itu adalah Taurat, zabur, injil dan Al-
Qur’an. Kitab-kitab itu memiliki kesamaan dan perbedaan. Persamaannya ialah semua kitab itu menganjurkan
keesaan Allah Swt. Sehingga agama-agama sebelum islam lahir dikenal dengan sebutan agama tauhid, yakni
agama yang mengajarkan tentang keesaan Allah Swt. Perbedaannya terletak pada sifatnya. Kitab-kitab sebelum
al-qur’an bersifat local dan ajaran-ajarannya sederhana, sedangkan Al-Qur’an bersifat universal dan abadi
sepanjang masa serta lebih luas ajarannya.
Adapun yang dimaksud suhuf adalah lembaran-lembaran yang berisi kumpulan wahyu Allah Swt. Yang diberikan
kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia. Dengan demikian, juga kita bandingkan dengan kitab,
suhuf relatif lebih sedikit dari pada kitab. Beberapa suhuf dikumpulkan sehingga menjadio sebuah kitab.
Allah Swt berfirman sebagai berikut :

Artinya :
“Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.”
(QS. Al-A’laa : 18-19)

D. Fungsi Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt.


Fungsi iman kepada Kitab-kitab Allah Swt adalah sebagai petunjuk hidup. Manusia hidup di dunia memerlukan
petunjuk agar hidupnya terarah. Petunjuk yang diperlukan harus mempunyai kualitas yang tinggi melebihi
petunjuk yang dapat membimbing manusia kearah tujuan hidup hanyalah kitab suci yang telah diwahyukan Allah
Swt kepada para rasul-Nya.
Di dalam Surat Az-Zirat ayat 56 ditegaskan bahwa jin dan manusia diciptakan oleh Allah Swt tidak lain hanyalah
agar menghambakan diri kepada-Nya. Sementara itu, di dalam Surat Al-Baqarah ayat 30 dinyatakan oleh Allah
Swt bahwa manusia diciptakan Allah sebagai khalifah di dunia dalam rangka menghambakan diri kepada-Nya.
Kehidupan manusia di bumi tidak lepas dari permasalahan yang sulit dipecahkan. Permasalahan hidup kian
bertambah banyak sehingga manusia sering lupa dari tugas hidupnya sebagai hamba Allah Swt. Yang harus selalu
menghambakan diri kepada-Nya.

E. Perilaku orang yang beriman kepada Kitab-kitab Allah Swt.


Perilaku orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah Swt adalah sebagai berikut :
1. Memiliki rasa hormat dan menghargai kitab suci sebagai kitab yang memiliki kedudukan di atas segala kitab
yang lain.
2. Berusaha menjaga kesucian kitab suci dan membelanya apabila ada pihak lain yang meremehkannya.
3. Mau mempelajari dengan sungguh-sungguh petunjuk yang ada di dalam, baik dengan membaca sendiri maupun
menhadiri majlis taklim.
4. Berusaha untuk mengamalkan petunjuk-petunjuknya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
5. Berusaha untuk menyebarluaskan petunjuk-petunjuknya kepada orang lain, baik di lingkungan keluarga
sendirimaupun masyarakat
6. Berusaha untuk memperbaiki bacaannya dengan mempelajari ilmu tajwid.
7. Tunduk kepada hukum yang ada di dalam kitab suci dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
F. Cara beriman kepada Kitab-Kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah ada dua cara, yaitu :
1. Beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Qur’an
a. Meyakini bahwa kitab-kitab itu benar-benar wahyu Allah, bukan karangan para rasul
b. Meyakini kebenaran isinya
2. Beriman kepada Al-Qur’an
a. Meyakini bahwa Al-Qur’an itu benar-benar wahyu Allah bukan karangan Nabi Muhammad Saw
b. Meyakini bahwa isi Al-Qur’an dijamin kebenarannya, tanpa ada keraguan sedikitpun
c. Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan Al-Qur’an
d. Mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Perbedaan cara beriman kepada kitab-kitab Allah selain Al-Qur’an dan kepada Al-Qur’an sendiri disebabkan :
1. Masa berlakunya kitab-kitab sebelum Al-Qur’an sudah selesai
2. Kitab-kitab sebelum Al-Qur’an terlalu terbatas pada satu umat saja
3. Kandungan pokok dari kitab-kitab sebelum Al-Quran telah termuat dalam Al-Qur’an

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut :
1. Kebersihan dan kesucian dari najis kita sucikan dengan mandi, wudhu dan bertayamum
2. Dengan mandi dapat menghilangkan kotoran – kotoran yang melekat pada tubuh manusia
3. Bersuci mendidik menusia berakhlak, sebab kebiasaan hidup akan mendorong seseorang menjauhi hal-hal yang
menimbulkan perbuatan kotor.

B. Saran
Dari sumber yang diperoleh akhirnya penulis ingin menyampaikan saran kepada pembaca bila akan
menyampaikan :
1. Kita harus memahami sumber terlebih dahulu agar saat menyampaikan tidak akan keliru
2. Saat menyampaikan kita harus tahu banyak tentang bersuci dalam ajaran islam.

DAFTAR PUSTAKA

 Departemen Agama RI. 2000. Fiqih. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai