Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : NEFAL FEBRIAN

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042717648

Kode/Nama Mata Kuliah : PERBANDINGAN SISTEM KOMUNIKASI / SKOM4434

Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ – UT JAKARTA

Masa Ujian : JUM’AT, 18 - NOVEMBER - 2022


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Soal

1. Ambillah salah satu negara atau wilayah yang menerapkan sistem komunikasi
tanggung jawab sosial. Kemudian lakukan analisis berikut:
(a) bagaimana penerapan sistem komunikasi tanggung jawab sosial di negara /
wilayah itu;
(b) bagaimana kehidupan pers di dalam sistem tersebut? Berikan contohnya!
2. Mengapa sistem komunikasi pancasila lebih cocok diterapkan di Indonesia daripada
sistem komunikasi libertarian atau autoritarian! Jelaskan masing-masing
perbandingannya!
3. Jelaskan kendala-kendala yang dihadapi jika suatu negara menjalankan sistem
komunikasi berbasis agama dan jelaskan solusinya!

Jawaban

1. Negara yang menerapkan sistem tanggung jawab sosial diantaranya adalah Amerika Serikat
a) Penerapan Sistem Komunikasi tanggung jawab sosial di negara tersebut
Teori tanggung jawab sosial berpegang pada pengetahuan manusia. Dengan rasionya, manusia
dapat membedakan mana hal-hal yang bermanfaat, yang baik dan mana yang tidak baik dan
tidak bermanfaat dan tidak baik. Jika manusia tersebut bekerja dalam wilayah pers maka ia dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, sehingga semua pesan-pesan
komunikasi dan informasi yang dikeluarkan oleh pers dapat dipertanggungjawabkan dengan
sepenuhnya.
b) Teori tanggung jawab sosial berasal dari inisiatif orang Amerika
- Komisi Kebebasan Pers atau the Commission of Freedom of the Press. Pendorong utamanya
adalah tumbuhnya kesadaran bahwa dalam hal-hal tertentu yang penting, pasar bebas telah
gagal untuk memenuhi janji akan kebebasan pers dan untuk menyampaikan maslahat yang
diharapkan bagi masyarakat.
- Teori tanggung jawab sosial mempunyai inti pemikiran: siapa yang menikmati kebebasan juga
memiliki tanggung jawab tertentu kepada masyarakat. Teori ini muncul karena teori libertarian
dinilai terlalu mementingkan kebebasan.

2. Penerapan Sistem Komunikasi Pancasila di Indonesia


Menurut saya , Penerapan Sistem komunikasi pancasila di Indonesia berbilang sangat baik
contoh pada saat peristiwa yang menjerat mantan gubernur jakarta Ahok sehingga semua jelas

3. Keanekaragaman budaya lokal merupakan potensi sosial yang dapat membentuk karakter dan
citra budaya tersendiri pada masing-masing daerah, serta merupakan bagian penting bagi
pembentukan citra dan identitas budaya suatu daerah.
Keanekaragaman merupakan kekayaan intelektual dan kultural sebagai bagian dari warisan
budaya yang perlu dilestarikan. Seiring dengan peningkatan teknologi dan transformasi budaya
ke arah kehidupan modern serta pengaruh globalisasi, warisan budaya dan nilai-nilai
tradisional masyarakat adat tersebut menghadapi tantangan terhadap eksistensinya.
Budaya lokal ini muncul saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan
sosial yang sama sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan
penduduk yang lain. Berpijak pada keragaman budaya di sejumlah daerah tersebut maka
munculah kesatuan budaya yang disebut budaya nasional, yang pada dasarnya digali dari
kekayaan budaya lokal. Budaya lokal merupakan nilai-nilai lokal hasil budi daya masyarakat
suatu daerah yang terbantuk secara alami dan diperoleh melalui proses belajar dari waktu ke
waktu.
Budaya lokal tersebut bisa berupa hasil seni, tradisi, pola pikir, atau hukum adat. Karena itu,
pada dasarnya setiap komunitas masyarakat memiliki budaya lokal (local wisdom), ini terdapat
dalam masyarakat tradisional sekalipun terdapat suatu proses untuk menjadi pintar dan
berpengetahuan (being smart and knowledgeable). Budaya lokal berisi berbagai macam
kearifan lokal (pengetahuan lokal) yang digunakan oleh kelompok manusia menyelenggarakan
penghidupannya.
Disinilah makna dan peran penting studi keagamaan di Perguruan Tinggi Islam khususnya
untuk melakukan progressif untuk menata ulang perannya sebagai kekuatan studi Islam. Tidak
hanya dalam tataran simbolistik belaka, tetapi yang sangat urgen harus menjadi agen
terdepan mengawal segala bentuk arus perubahan budaya lokal masyarakat dalam berbagai
dimensinya. Lebih dari pada itu, harus terjewantahkan ke dalam pola pemikiran yang ingklusif
dan eksklusif dalam memandang realita\s empiris yang mengitari kehidupan sosial-
keagamaan.

Sumber Referensi
1. http://studentsrepo.um.edu.my/2659/5/BAB_2.pdf
2. https://media.neliti.com/media/publications/41666-none-e391cd62.pdf
3.http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/3776/komunikasisakhyan.pdf?seq
uence=2&isAllowed=y
4. https://pr2media.or.id/wp-content/uploads/2021/07/Membangun-sistem-komunikasi-
indonesia-.pdf

Anda mungkin juga menyukai