Anda di halaman 1dari 52

KATA PENGANTAR

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar Kolesterol.......................................................................................................7
2.1.1 Definisi..........................................................................................................................7
2.1.2 Etiologi..........................................................................................................................7
2.1.3 Klasifikasi......................................................................................................................8
2.1.4 Jenis-Jenis Kolesterol.....................................................................................................8
2.1.5 Manifestasi Klinis..........................................................................................................9
2.1.6 Patofisiologi.................................................................................................................11
2.1.7 Komplikasi...................................................................................................................11
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang................................................................................................11
2.1.9 Pencegahan..................................................................................................................13
2.2 Lansia..................................................................................................................................14
2.2.1 Pengertian Lansia.........................................................................................................14
2.2.2 Proses Penuaan pada Fisik...........................................................................................15
2.2.3 Perubahan - perubahan yang terjadi pada lansia...........................................................15
2.2.4 Kemampuan ADL........................................................................................................17
2.2.5 Aspek Kognitif.............................................................................................................18
2.2.6 Geriatric Depression Scale ( Skala Depresi )..............................................................20
2.2.7 APGAR Keluarga (Skrinning singkat mengkaji fungsi sosial Lansia).........................21
3.3 Konsep Asuhan Keperawatan Lansia..................................................................................22
3.3.1 Pengkajian....................................................................................................................22
3.3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................................28
3.3.3 Implementasi................................................................................................................31
3.3.4 Evaluasi........................................................................................................................32
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian.........................................................................................................................33

2
B. Analisa Data......................................................................................................................42
C. Rencana Asuhan Keperawatan Gerontik/Lansia...............................................................44
D. Implementasi Asuhan Keperawatan Gerontik/Lansia.......................................................46
BAB IV
PEMBAHASAN...........................................................................................................................48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................................49
B. Saran.................................................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................50

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kolesterol adalah senyawa lemak dalam tubuh manusia yang seperempatnya
diproduksi oleh hati. Kolesterol total mencakup kolesterol LDL (Low Density
Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein) serta trigliserida. Senyawa lemak ini
memiliki peran penting bagi tubuh manusia (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2018). Namun apabila terjadi peningkatan kolesterol secara berlebih maka
akan meningkatkan risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) karena kolesterol yang
berlebih menyebabkan terjadinya sumbatan pada pembuluh darah. Penyakit Jantung
Koroner atau sering disingkat PJK adalah penyakit yang salah satu pemicunya adalah
kadar kolesterol yang tinggi dalam darah, penyakit PJK ini menyerang organ jantung dan
mengganggu fungsi normal jantung karena disebabkan oleh adanya penyempitan pada
pembuluh darah koroner (Kemenkes RI, 2018).
Menurut data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2017 men
yebutkan jika kematian akibat PJK yaitu mencapai angka kematian 6,7 juta kasus.
Sedangkan untuk Indonesia sendiri kasus kematian akibat PJK adalah mencapai
1.017.290 kasus (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
Kolesterol banyak diderita oleh para lansia itu dikarenakan karena faktor usia
yang semakin lama badan akan semakin malas digerakkan, sehingga kolesterol didalam
tubuh akan menumpuk dihati, oleh sebab itu dibutuhkan gerak yang seimbang antara pola
makanan dan olahraga agar para lansia terhindar dari kolesterol berlebih, terutama
penyakit yang dapat membunuh manusia dalam sekejap yaitu penyakit jantung dan lain
lain.
Pada usia semakin tua aktifitas fisik cenderung berkurang atau kurangnya
olahraga, padahal untuk dapat mempertahankan kadar kolesterol normal pada wanita
sedikitnya dibutuhkan 1500-1700 kalori lemak yang dibakar sehari., sementara pada pria
dibutuhkan sampai 2000-2500 kalori lemak yang dibakar 3 sehari. Dengan aktifitas fisik
dan olahraga yang kurang dapat memungkinkan pada usia tua kolesterol yang ada tidak
4
dapat mengalami proses metabolisme dan pembakaran yang sempurna, dalam hal ini
kolesterol yang ada makin menumpuk dalam pembuluh darah.

5
Kolesterol sebenarnya dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan sebagai
bahan baku beberapa hormon, namun apabila kadar kolesterol dalam darah berlebih, akan
mengakibatkan PJK dan stroke. Kolesterol sendiri tidak larut dalam darah, untuk itu perlu
berikatan dengan pengangkutnya yaitu lipoprotein, yaitu Low Density Lipoprotein (LDL)
atau High Density Lipoprotein (HDL). Kolesterol total yang normal harus di bawah 200
mg/dl.
Apabila berada di atas nilai 200 mg/dl atau bahkan hingga melebihi 240 mg/dl,
maka dapat berisiko tinggi terkena serangan jantung atau stroke (Husein dkk, 2020).
Atas dasar latar belakang permasalahan diatas, maka dapat diangkat “Asuhan
Keperawatan Gerontik Pada Lansia Ny.S Dengan Masalah Kolesterol Di Desa Tuntungan
II Dusun II ”.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Asuhan Keperawatan Kolesterol Pada Ny.S Dengan Masalah
Keperawatan Nyeri Akut ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang diharapkan dalam pembuatan Makalah Laporan ini adalah
sebagai berikut:
Untuk mendapatkan gambaran umum tentang asuhan Keperawatan pada pasien dengan
masalah utama.
a. Tujuan umum
Untuk mendapatkan gambaran umum tentang asuhan Keperawatan pada
pasien dengan masalah utama.
b. Tujuan khusus
1. Dapat membuat pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga dengan masalah
kolesterol.
2. Dapat menegakkan diagnosa keperawatan pada Asuhan Keperawatan keluarga
dengan masalah kolesterol.
3. Dapat membuat rencana keperawatan pada Asuhan Keperawatan keluarga
dengan masalah kolesterol.
4. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada Asuhan Keperawatan
keluarga dengan masalah kolesterol.
6
5. Dapat melakukan evaluasi pada Asuhan Keperawatan keluarga dengan
masalah kolesterol.
6. Dapat mendokumentasikan proses keperawatan pada Asuhan Keperawatan
keluarga dengan masalah kolesterol.

7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Kolesterol


2.1.1 Definisi
Kolesterol merupakan salah satu komponen lemak atau lipid. Lemak
adalah salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita selain zat
gizi lain, seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Lemak
merupakan salah satu sumber energy yang memberikan kalori paling tinggi.
Selain sebagai salah satu sumber energy, sebenarnya lemak atau khususnya
kolesterol memang zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita dan memiliki
peranan penting dalam kehidupan manusia (Anies, 2015).
Hiperkolestrol adalah suatu kondisi jumlah kolesterol darah melebihi
batas normal. Kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh, tetapi
kolesterol dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan terjadinya aterosklerosis
yang akhirnya akan berdampak pada penyakit jantung coroner (Mumpuni,Y
dan Wulandari A, 2011).

2.1.2 Etiologi
Kolesterol secara terus menerus di bentuk atau disintetis di dalam hati
(liver). Bahkan , sekitar 70 % kolestrol dalam darah merupakan hasil sintesis
di dalam hati, sedangkan sisanya berasal dari asupan makanan. Oleh karena
itu tidak benar anggapan bahwa sumber utama kolestrol justru berasal dari
makanan.
Kolestrol juga merupakan salah satu bahan dasar pembentukan
hormon-hormon steroid. Kolestrol yang kita butuhkan tersebut, secara
normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat, namun
kolestrol bisa meningkat jumlahnya karena asupan makanan yang berasal
dari lemak hewani, telur dan junkfood atau biasa di sebut dengan makanan
sampah (Sasongko, 2013).
Pola makan yang sehat harus memperhatikan keseimbangan nutrisi
yang dibutuhkan oleh tubuh, dengan porsi yang tepat atau tidak berlebihan
dan bersumber dari bahan-bahan alami (Noviyanti, 2015).
Adapun antara lain :
8
a. Berat badan (kegemukan )
b. Makanan yang mengandung lemak jenuh seperti ; mentega, biscuit, junkfood.
c. Aktivitas berat maupun ringan.

2.1.3 Klasifikasi
Klasifikasi hiperkolestrol yaitu :
a. Hiperkolestrol ringan, ditandai dengan nilai kolestrol antara 140-159 mg/dl.
b. Hiperkolestrol sedang, apabila kadar kolestrol lebih spesifik bila kadar kolestrol
berkisar antara 160-189 mg/dl.
Hiperkolestrol berat, dengan kolestrol >190 mg/dl. Kolestrol LDL merupakan
kolestrol yang paling aterogenik yang artinya kadar kolestrol dalam darah yang paling
tinggi akan memicu terbentuknya atheroma (plaque lemak) pada pembuluh darah,
sehingga meningkatkan resiko terjadinya jantung coroner (Aurora dkk, 2012).

2.1.4 Jenis-Jenis Kolesterol


Kolesterol yang ada di dalam tubuh sebenarnya terdiri dari beberapa kompenen
dan masing – masing komponen tersebut memiliki sebuah peran, karakreristik dan
jumlah masing – masing mengindikasikan kondisi tubuh secara spesifik (Sarlito,
2014).
1) Kolesterol LDL (low Density Lipoprotein)
LDL disebut sebagai kolesterol jahat, yang membawa kolesterol dari hati
ke sel-sel tubuh lainnya, dan menyimpan kolesterol sepanjang dinding pembuluh
arteri. Jika terlalu banyak yang di bawa, maka biasanya terjadi penumpukan yang
membentuk plak, sehingga menyebabkan pembuluh darah arteri menjadi keras dan
sempit. Semakin tinggi kadar LDL maka semakin tinggi pula resiko terkena
penyakit jantung (Anies, 2015). Timbunan lemak di dalam lapisan pembuluh darah
(plak kolesterol) membuat saluran pembuluh darah menjadi sempit sehingga aliran
darah kurang lancar.
Plak kolesterol pada pembuluh darah bersifat rapuh dan mudah pecah,
meninggalkan “luka” pada dinding pembuluh darah yang dapat mengaktifkan
pembentukan bekuan darah. Karena pembuluh darah sudah mengalami
penyempitan dan pengerasan oleh plak kolesterol, maka bekuan darah ini mudah

9
menyumbat pembuluh darah secara total dan dapat berpeluang besar menjadi factor
resiko terjadinya stroke.

2) Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein)


Kolesterol HDL mengangkut kolesrerol lebih sedikit dari LDL dan sering
disebut kolesterol baik karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di
pembuluh darah arteri kembali ke hati, untuk di proses dan di buang. HDL
mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi pembuluh darah dari
proses Aterosklerosis (terbentuknya plak pada pembuluh darah). Dari hati
kolesterol diangkut oleh LDL untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan,
termasuk otot jantung, otak dan lain-lain agar berfungsi sebagaimana mestinya.
Kelebihan kolesterol akan di angkut kembali oleh lipoprotein untuk dibawa
kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung
empedu sebagai asam (cairan) empedu. Protein utama yang membentuk HDL
adalah Apo-A (Apoliprotein) yang mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan
mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat. Kadar dari HDL menunjukkan
seberapa besar kolesterol baik yang dimiliki di dalam darah. Semakin tinggi angka
dari HDL semakin baik (Anies, 2015).

3) Trigliserida
Selain LDL dan HDL terdapat juga Trigliserida, yaitu satu jenis lemak yang
diserap oleh usus setelah mengalami hidrolisis, kemudian masuk ke dalam plasma.
Trigliserida terdapat di dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh.
Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah juga dapat dapat meningkatkan kadar
kolesterol. Ketika tubuh membutuhkan energy dan tidak ada makanan sebagai
sumber energy, trigliserida maka akan melepaskan dari sel-sel lemak dan akan
digunakan sebagai energy (proses ini dikendalikan oleh hormon). Trigliserida yang
tinggi biasanya diikuti oleh kolesterol total dan LDL yang tinggi serta HDL yang
rendah (Anies, 2015).

10
2.1.5 Manifestasi Klinis
Pada permulaan biasanya belum terlihat gejala. Apabila lama, bisa
ditemukan, antara lain :
a. Pengendapan lemak pada tendon dan kulit atau yang disebut xanthoma.
b. Hati dan limpa membesar yang dapat ditemukan pada pemeriksaan palpasi.
c. Nyeri perut yang berat akibat adanya radang pancreas (pancreastitis).
d. Nyeri dada (Yatim, 2011).
Namun apabila kadar kolesterol dirasakan sudah memasuki stadium yang
cukup parah atau semakin tinggi kadar kolesterolnya baru akan memperlihatkan
gejala-gejala sebagai berikut :
1. Sakit kepala pada bagian tengkuk dan kepala bagian belakang sekitar tulag
leher bagian belakang.
2. Merasa pegal pada bagian pundak.
3. Merasa cepat lelah dan capek.
4. Sendi terasa sakit.
5. Kaki terkadang bengkak.
6. Mudah mengantuk.
7. Merasakan vertigo atau migraine.

11
 Pathway Hyperkolesterol

12
2.1.6 Patofisiologi
Hiperkolesterol merupakan tingginya fraksi lemak darah, yaitu berupa
peningkatan kadar kolesterol total, peningkatan kadar LDL kolesterol dan
penurunan kadar HDL kolesterol. Kolesterol dimetabolisme di hati, jika kadar
kolesterol berlebih maka akan dapat mengganggu proses matabolisme sehingga
kolesterol tersebut menumpuk di hati. Kolesterol yang masuk ke dalam hati
tidak dapat diangkut seluruhnya oleh lipoprotein menuju ke hati dari aliran
darah diseluruh tubuh. Apabila keadaan ini dibiarkan untuk waktu yang cukup
lama, maka kolestrol berlebih tersebut akan menempel di dinding pembuluh
darah yang semula elastis (mudah berkerut dan mudah melebar) akan menjadi
tidak elastis lagi (Notoatmodjo, Soekidjo, 2013).
Kolesterol di dalam jaringan meningkat akibat dari : lipoprotein yang
mengandung kolesterol oleh reseptor, misalnya reseptor LDL. Kolesterol bebas
dan lipoprotein yang kaya akan kolesterol akan menembus membran sel.
Sintesis kolestrol. Hidrolisis ester kolestteril oleh enzim ester kolesteril hidrlase.

2.1.7 Komplikasi
Menurut (Anies, 2015) penyakit-penyakit berbahaya diakibatkan oleh
kolesterol tinggi antara lain :
a) Stroke.
b) Hipertensi.
c) Jantung coroner.
d) Angina (Nyeri dada).

2.1.8 Pemeriksaan Penunjang


Untuk mendapatkan hasil kolesterol yang akurat, disarankan sebelum
melakukan pemeriksaan untuk menghindari olahraga berat selama 24 jam
sebelum tes, tidak makan atau minum apapun kecuali air selama 12 jam
sebelum dan jika hasil tes normal, tes kedua harus dilakukan antara 1 minggu
dan 2 bulan setelah tes pertama.
1. Pemeriksaan lengkap di laburatorium
Pengambilan sampel darah kemudian hasilnya dikirim ke laboratorium untuk
13
dianalisis. Pemeriksaan lemak darah meliputi pemeriksaan kadar kolesterol total,
trigliserida, HDL dan LDL kolesterol. Untuk pemeriksaan lemak darah sebaiknya
berpuasa selama kurang lebih 12 jam. (Mulyanto, 2012).
2. Pemeriksaan menggunakan alat portable
Test kolesterol biasanya dilakukan dirumah umumnya untuk mengukur kadar
lemak total dalam darah saja, meskipun ada juga beberapa alat tes yang sudah
dilengkapi untuk mengukur kadar kolesterol HDL dan kadar kolestrol LDL. Untuk
menggunakan tes kolestrol dirumah seseorang hanya perlu menusuk jari dengan jarum
khusus dan menaruh setetes darah diselembar kertas menggunakan bahan kimia
diatasnya, setelah itu dimasukkan kedalam alat hingga muncul hasilnya (Mulyanto,
2012).
3. Terapi non-farmakologi
 Mengurangi asupan lemak jenuh
Diet tinggi kolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol dan LDL dalam
darah. Makanan tinggi kolesterol dapat ditemukan pada makanan yang berasal
dari hewan, seperti daging dan produk susu. Memilih sumber makanan yang
dapat menurunkan kolesterol Merekomendasikan untuk memilih buah-
buahan, sayur, gandum dan makanan yang rendah lemak untuk menurunkan
kadar kolesterol total dalam darah. Diet serat larut seperti oatmeal, kacang-
kacangan, apel jeruk dan strawberry.
 Menurunkan berat badan
Obesitas berkaitan dengan peningkatan resiko terjadinya hyperlipidemia,
CHD, sindrom metabolic, hipertensi, diabetes mellitus, dan stroke.
Menekankan penurunan berat badan pada pasien obesitas sebagai bagian dari
intervensi dan penurunan berat badan.
 Meningkatkan aktivitas fisik yang teratur
Aktivitas fisik diketahui dapat menurunkan factor resiko penyakit pembukuh
perifer dan arteri koroner, termasuk obesitas, stress fisiologi, control glikemik
yang lemah dan hipertensi. Latihan fisik juga dapat meningkatkan sirkulasi
HDL dan fungsi jantung serta pembukuh darah (Stapleton dkk, 2010).
4. Terapi farmakologi
Terapi menggunakan obat-obatan bertujuan untuk mengurangi kadar

14
kolesterol total, namun potensi dari masing-masing obat sangat bervariasi. Berikut
adalah golongan obat yang biasanya digunakan dalam terapi untuk menurunkan kadar
kolesterol LDL :
a. Bile acid sequestrant (Resin)
Obat ini menurunkan kadar kolesterol dengan mengikat asam empedu dalam
saluran cerna yang dapat mengganggu sirkulasi enterohepatik sehingga eksresi
steroid yang bersifat asam dalam tinja meningkat. Terdapat tiga jenisnya yaitu
kolestiramin, kolestipol, dan kolesevelam. Terapi menggunakan resin dapat
menimbulkan beberapa gejala gastrointestinal seperti, mual perut kembung dan
nyeri abdomen.
b. Hydroxymethylglutaryl-Coenzime A Reductase (Statin)
Obat yang sangat efektif dalam menurunkan kolesterol total dan LDL didalam
darah statin dan telah terbukti mengurangi kejadian jantung coroner bahkan
juga mengurangi kematian total akibat jantung coroner. Ada 5 jenis statin yang
tesedia, dua diantaranya dalam generic yaitu simvastatin (generik), ravastatin
(generik), atorvastatin (ipitor), fluvastatin (lescol), rosuvastatin (cretor).
c. Derivat Asam Fibrat
Terdapat empat jenis derivat asam fibrat yaitu gemfibrozil, bezafibrat,
siprofibrat, dan fenofibrat. Obat ini dapat menurunkan sintesis trigliserida
dihati, obat ini juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Obat ini dapat
menyebabkan pusing, dan keluhan gastrointestinal.
d. Ezetimibe
Terdapat empat jenis derivat asam fibrat yaitu gemfibrozil, bezafibrat,
siprofibrat, dan fenofibrat. Obat ini dapat menurunkan sintesis trigliserida
dihati, obat ini juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Obat ini dapat
menyebabkan pusing, dan keluhan gastrointestinal.

2.1.9 Pencegahan
Cara mencegah agar terhinadar dari kolestrol yaitu, menerapakan gaya
hidup sehat merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah hiperkolestrol.
Caranya adalah mengatur pola makan (tinggi serat, batasi lemak), berolahraga
dengan teratur, tidak merokok, dan menghindari obesitas (Nurrahmani, Ulfah,

15
2012).

2.2 Lansia
2.2.1 Pengertian Lansia
Definisi lansia adalah usia kronologis lebih atau atau sama dengan 65
tahun di negara maju, tetapi untuk negara sedang berkembang
disepakati bahwa kelompok manusia usia lanjut adalah usia sesudah melewati
atau sama dengan 60 tahun (Oenzil, 2012).
Lanjut Usia adalah suatu proses menjadi tua yang terjadi secara alamiah,
terus-menerus dan berkesinambungan yang selanjutnya akan menyebabkan
perubahan anatomis, fisiologis dan biokemis pada jaringan tubuh dan akhirnya
fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan. Lansia merupakan
kelompok penduduk berumur tua yang mendapat perhatian atau pengelompokan
tersendiri lebih dari 60 20 tahun. WHO mengelompokan lanjut usia atas tiga
kelompok, yaitu :
1. Kelompok middle age (45-59 tahun).
2. Kelompok elderly age (60-74 tahun).
3. Kelompok old age (75-90 tahun).
Menurut UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia, lansia adalah seseorang
yang mencapai usia 60 tahun keatas. Tua dapat dipandang dari tiga segi yaitu segi
kronologis (umur sama atau telah melampaui 65 tahun), biologis (berdasarkan
perkembangan biologis yang umumnya tampak pada penampilan fisik), dan psikologis
(perilaku yang tampak pada diri seseorang). Klasifikasi Lanjut Usia (Lansia), yaitu :
1. Pralansia (Prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
2. Lansia (Lanjut Usia).
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
3. Lansia Resiko Tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun
atau lebih dengan masalah kesehatan. (Depkes RI, 2003).

16
4. Lansia Potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat
mengahasilkan barang/jasa. (Depkes RI, 2003).
5. Lansia Tidak Potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada
bantuan orang lain.

2.2.2 Proses Penuaan pada Fisik


Menurut Roe D.A 1992 perubahan proses penuaan pada kulit
meliputi pengeringan kulit, keriput, pigmentasi setempat, berkurangnya
elastisitas dilatasi kapiler, purpura senil (perdarahan kulit karena trauma
ringan), kutil seborrhoic (whats seboroic). Fungsi imun seluler akan
meningkatkan infeksi jamur dan keganasan. Rambut berubah menjadi uban
dan lepas pada laki-laki sehingga terjadi gundul terutama kulit kepala
daerah frontal (dahi) dengan menipis dan lepasnya rambut dan terjadi rambut
kasar pada hidung dan telinga pada rambut wanita menjadi jarang dan tipis pada
keseluruhan kulit kepala. Rambut pada daerah seks skunder juga berkurang
baik pada laki-laki maupun pada wanita, khususnya pada wanita rambut ini
menurun segera sesudah menopouse (Oenzil, 2012).

2.2.3 Perubahan - perubahan yang terjadi pada lansia


Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara
degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia
seperti perubahan fisik yaitu :
A. Sistem indera
Perubahan sistem penglihatan pada lansia serta kaitannya dengan presbiopi. Lensa
kehilangan elastisitas dan kaku. Otot penyangga lensa lemah, ketajaman
penglihatan dan daya akodomasi dari jarak jauh atau dekat berkurang, penggunaan
kacamata dan sistem penerangan yang baik dapat digunakan (Azizah, 2011).
B. Sistem pendengaran
Presbiakus (gangguan pada pendengaran) oleh karena hilangnya kemampuan
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang

17
tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia di atas
60 tahun (Azizah, 2011).
C. Sistem integument
Sistem integument pada lansia mengalami atrofi, kendur, tidak elastis, kering, dan
berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan berbercak.
Kekeringan kulit disebabkan atrofi glandula sebasea dan glandula sudoritera, timbul
pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal dengan liver spot. Perubahan
kulit lebih banyak dipengaruhi oleh
faktor lingkungan antara lain, angin dan matahari, terutama sinar ultra violet
(Azizah, 2011).

D. Sistem musculoskeletal
Tulang kehilangan cairan dan makin rapuh sehingga menyebabkan pergerakan
pinggang, lutut, dan jari-jari terbatas, begitupun dengan persendian yang menjadi
kaku dan membesar. Tendon mengerut dan mengalami sklerosis, juga adanya atrofi
serabut otot sehingga menyebabkan seseorang bergerak menjadi lambat, otot-otot
dapat menjadi mudah kram, dan tremor, tetapi pada otot polos tidak begitu
berpengaruh (Azizah, 2011).
E. Sistem perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan. Banyak yang
mengalami kemunduran contohnya laju filtrasi, ekskresi dan reabsorbsi oleh ginjal.,
hilangnya protein terus menerus dari ginjal, penurunan kapasitas kandung kemih,
nokturia, peningkatan inkontinensia urgensi dan stress pada wanita terjadi akibat
penurunan tonus otot perineal. Pada pria sering terjadi retensi urin dan sering
berkemih akibat pembesaran prostat (Azizah, 2011).
F. Sistem kardiovaskuler
Massa jantung bertambah, vertikel kiri mengalami hipertropi dan kemampuan
peregangan jantung berkurang karena perubahan pada jaringan ikat dan penumpukan
lipofusin dan klasifikasi SA node dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan
ikat. Konsumsi oksigen (O2) pada tingkat maksimal berkurang sehingga kapasitas
paru menurun. Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan seperti arteri yang
kehilangan elastisitasnya. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan nadi dan tekanan

18
sistolik darah. Latihan fisik berguna untuk meningkatkan volume O2 maksimum,
mengurangi tekanan darah, dan berat badan (Azizah, 2011). Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Indriawati dan Rambisa (2007) yang
menunjukkan terdapat penurunan tekanan darah secara statistik pada lanjut usia yang
rutin senam pagi baik dalam tekanan sistolik dan diastolik.
G. Sistem saraf
Susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atrofi yang progresif pada serabut
saraf lansia. Lansia mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam
melakukan aktifitas sehari-hari. Penuaan menyebabkan penurunan persepsi sensori
dan respon motorik pada susunan saraf pusat dan penurunan reseptor proprioseptif,
hal ini terjadi karena susunan saraf pusat pada lansia mengalami perubahan
morfologis dan biokimia, perubahan tersebut mengakibatkan penurunan fungsi
kognitif (Azizah, 2011).
Koordinasi keseimbangan, kekuatan otot, reflek, perubahan postur dan peningkatan
waktu reaksi. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian latihan koordinasi dan
keseimbangan serta latihan untuk menjaga mobilitas dan postur (Azizah, 2011).

2.2.4 Kemampuan ADL


Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari Indeks Barthel:

NO AKTIVITAS NILAI
BANTUAN MANDIRI
1. Makan 5 10
2. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan
sebaliknya, termasuk duduk di tempat tidur 5 -10 15

3. Kebersian diri, mencuci muka, menyisir,


mencukur dan mengosok gigi 0 5

4. Aktivitas toilet 5 10
5. Mandi 0 5
6. Berjalan di jalan yang datar ( jika tidak mampu
berjalan lakukan dengan kursi roda ) 10 15

7. Naik turun tangga 5 10


19
8. Berpakaian termasuk mengenakan sepatu 5 10

9. Mengontrol defekasi 5 10
10. Mengontrol berkemih 5 10

Interprestasi Hasil :
0 – 20 : Ketergantungan penuh.
21 – 61 : Ketergantungan berat / sangat tergantung.
62 – 90 : Ketergantungan sedang.
91 – 99 :Ketergantungan ringan.
100 : Mandiri

2.2.5 Aspek Kognitif


Mini Mental Status Exam ( MMSE )

No Aspek Kognitif Nilai Maksimal Nilai Klien Kriteria

Menyebutkan dengan benar : Tahun :


Musim :
1 Orientasi 5 Tanggal :
Hari :
Bulan :
Dimana sekarang kita berada ? Negara :
Propinsi : Kabupaten/Kota :
2 Orientasi 5 Panti/Wisma :
Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja,
3 Registrasi 3 kertas), kemudian
ditanyakan kepada klien, menjawab :
1.
2.
3.
Meminta klien berhitung mulai dari 100
kemudian kurangi 7 sampai 5 tingkat.
Perhatian dan Jawaban : 93
Kalkulasi
20
4 5 86
79
72
65
Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek
5 Mengingat 3 pada poin ke- 2
(tiap poin nilai 1)
Menanyakan pada klien tentang benda
(sambil menunjukan benda tersebut).
Minta klien untuk mengulangi kata berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi ) Klien
menjawab :tidak ada, jika dan tetapi.
Minta klien untuk mengikuti perintah berikut
yang terdiri 3 langkah.
Ambil kertas ditangan anda
6 Bahasa 9 lipat dua
dan taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal berikut
(bila aktifitas sesuai perintah nilai satu poin.
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada klien untuk
menulis kalimat dan menyalin gambar.
Total 30
Nilai

Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 – 17 : gangguan kognitif berat

21
2.2.6 Geriatric Depression Scale ( Skala Depresi )

NO PERTANYAAN
1 APAKAH ANDA SEBENARNYA PUAS DENGAN TIDAK
KEHIDUPAN ANDA?
2 APAKAH ANDA TELAH MENINGGALKAN BANYAK YA
KEGIATAN DAN MINAT/KESENANGAN ANDA
3 APAKAH ANDA MERASA KEHIDUPAN ANDA YA
KOSONG?
4 APAKAH ANDA SERING MERASA BOSAN? YA
5 APAKAH ANADA MEMPUNYAI SEMANGAT YANG TIDAK
BAIK SETIAP SAAT?
6 APAKAH ANDA MERASA TAKUT SESUATU YANG YA
BURUK AKAN TERJADI PADA ANDA?
7 APAKAH ANDA MERASA BAHAGIA UNTUK TIDAK
SEBAGIAN
BESAR HIDUP ANDA?
8 APAKAH ANDA MERASA SERING TIDAK BERDAYA? YA
9 APAKAH ANDA LEBIH SERING DIRUMAH DARIPADA YA
PERGI KELUAR DAN MENGERJAKAN SESUATU HAL
YANG BARU?
APAKAH ANDA MERASA MEMPUNYAI BANYAK
10 MASALAH DENGAN DAYA INGAT ANDA YA
DIBANDINGKAN KEBANYAKAN ORANG ?
11 APAKAH ANDA PIKIR BAHWA KEHIDUPAN ANDA TIDAK
SEKARANG MENYENANGKAN?
12 APAKAH ANDA MERASA TIDAK BERHARGA SEPERTI YA
PERASAAN ANDA SAAT INI?
13 APAKAH ANDA MERASA PENUH SEMANGAT? TIDAK
14 APAKAH ANDA MERASA BAHWA KEADAAN ANDA YA
TIDAK ADA HARAPAN?
15 APAKAH ANDA PIKIR BAHWA ORANG LAIN, LEBIH YA
BAIK KEADAANNYA DARIPADA ANDA?
Jumlah Skor

*) SETIAP JAWABAN YANG SESUAI MEMPUNYAI SKOR “1 ( SATU ) :

SKOR 5-9 : KEMUNGKINAN DEPRESI


SKOR 10 ATAU LEBIH : DEPRESI

22
2.2.7 APGAR Keluarga (Skrinning singkat mengkaji fungsi sosial Lansia)
No Fungsi URAIAN Selalu Kadang2 Tdk
pernah
1. Adaptation Saya merasa puas karena saya
dapat meminta bantuan keluarga
(teman-teman) saya saat ada
sesuatu yang mengganggu saya.
2. Partnership Saya merasa puas karena keluarga
(teman-teman) saya membicarakan
setiap hal dan berbagai masalah
dengan saya.
3. Growth Saya merasa puas karena keluarga
(teman-teman) saya menerima dan
mendukung keinginan saya untuk
terlibat dalam aktivitas atau
kegiatan baru.
4. Affection Saya merasa puas karena keluarga
(teman-teman) saya
memperlihatkan kasih sayang dan
berespons terhadap emosi saya,
seperti rasa marah, penderitaan,
dan kasih sayang.
5. Resolve Saya merasa puas dengan cara
keluarga (teman-teman) saya dan
saya meluangkan waktu bersama-
sama.

INTERPRETASI HASIL :
< 3 = Disfungsi berat.
4 - 6 = Disfungsi sedang.
> 6 = Fungsi baik.

23
3.3 Konsep Asuhan Keperawatan Lansia
3.3.1 Pengkajian
Format pengkajian pada lansia yaitu format yang terdiri atas nama, usia,
alamat,pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa, dsb. Format pengkajian menggunakan
Teori Model Callor A.Miller yaitu teori yang dipernalkan oleh Carol atau teori
konsekuensi fungsional untuk promosi kesehatan bagi lansia (Functional Consequences
Theory for Promoting Wellnes in older Adults). Teori ini bertujuan untuk promosi
kesehatan bagi lansia. (Miller,2012).
1. Data Klien

Pada data diri klien terdapat data diantaranya nama klien (hanya inisial),

usia, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa, tempat tanggal

lahir, dsb. (Kurniadi dan Nurrahmani, 2015)

2. Data Keluarga

Pada data keluarga pasien ini, yang diambil datanya adalah seseorang yang

memiliki hubungan darah baik anak, ibu, ayah. Dan didalam data meliputi

nama, hubungan dengan klien, pekerjaan, alamat, serta nomor telpon.

 Status Kesehatan

a) Keluhan Utama

1. Tanyakan keluhan nyeri yang terjadi biasanya pada nyeri betis, kaki

dan tangan mudah kesemutan, nyeri dada, nyeri tengkuk

2. Bagaimana gejala awalnya dan bagaimana klien menanggulanginya.

3. Tentukan apakah ada nyeri tekan atau nyeri saat digerakkan.

Gunakan metode PORST sebagai pengkajian nyeri :

 Provoking Incident : Faktor precipitasi nyeri yaitu adanya

gangguan plak di arteri, plak dapat mempersempit arteri sehingga lebih

sedikit darah yang dapat melewatinya. Saat terjadi pengendapan pada

dinding arteri karena kadar kolesterol yang berlebihan, hambatan ada aliran

darah di jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya bisa terjadi.


24
 Quality of Pain : Nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk,

diremas, menekan, membakar,.

 Ragion: nyeri pada kaki dan tangan atau sebagainya.


 Severity (Scale) of Pain : nyeri yang dirasakan dari skala 1-10

 Time : Lama nyeri dan kapan terjadi bertambah buruknya.

4. Apakah terdapat bengkak dan kemerahan.

5. Adanya deman sub febris.

b) Riwayat Penyakit Sekarang

Pengumpulan data saat kapan gejala itu muncul dan bagaimana gejala

berkembang. Apakah terdapat penggunaan obat analgestik dan berapa lama

pemakaian.

c) Riwayat Penyakit Dahulu

Apakah terdapat penyebab pendukung (penyakit penyerta) seperti

Hipertensi, Diabetes Mellitus, Gagal Ginjal Kronis. Apakah klien pernah

dirawat sebelumnya serta kaji penggunaan Alkohol berlebihan, obat

deuretik.

d) Riwayat Alergi

Kaji Apakah terdapat riwayat alergi baik terhadap makanan maupun obat

yang dapat menimbulkan reaksi terhadap sistem kekebalan tubuh klien.

e) Pengetahuan, usaha untuk mengatasi keluhan

Pengetahuan klien maupun keluarga untuk membantu mengatasi keluhan

nyeri yang dialami klien, baik penggunaan obat-obatan, ramuan herbal dan

sebagainya.
25
f)Obat-obatan

Jenis obat-obatan yang dikonsumsi klien untuk mengatasi nyeri karena

Hyperkolestrol

 Fungsi Fisiologis

b) Age Related Changes (perubahan terkait proses menua)

Fungsi Fisiologis Perubahan fungsi fisiologis pada lansia yang

dialami pada usia 50 tahun keatas dengan perubahan fungsi-fugsi organ

yang menurun akibat bertambahnya usia. Beberapa kondisi lansia yang

dialami

pada perubahan fisiologisnya. Dalam pengisian aspek fisik terdapat

pilihan YA atau TIDAK, perawat dapat memilih sesuai dengan kondisi

klien dengan menggunakan tanda centang “√” dan diikuti penjelasan

dibawahnya terkait penjelasan kondisi klien.

a) Kondisi Umun

 Kelelahan

Kondisi klien yang ditandai dengan penurunan aktivitas disertai perusaan

yang terlihat letih, lesuh, maupun lemah, Kelelahan dapat datang secara

mendadak.

 Perubahan Berat Badan

Penurunan maupun kenaikan secara drastis yang dialami oleh klien, baik

berat badan sebelumnya maupun sekarang (sebelum dan sesudah

dilakukan pengkajian).

 Perubahan Nafsu Makan

Tingkat perubahan nafsu makan yang dialami klien, sehingga nafsu


26
makan menjadi menaik atau menurun terhadap makanan yang akan

dikonsumsi.

 Masalah Tidur

Suatu kondisi dimana terdapat perubahan waktu, kualitas, maupun jumlah

tidur lansia/individu dengan kebutuhan antara 6-7 jam/hari.

 Kemampuan ADL

Kemampuan umum lansia dalam melakukan kegiatan baik mobilisasi,

makan, berhias apakah memerlukan bantuan atau tidak.

b) Muskuloskeletal

 Nyeri betis

Terdapat nyeri pada bagian betis, kaji wilayah dan kualitas nyeri

menggunakan metode PORST

 Kesemutan

Pada penderita Hyperkolestrol biasanya sering terjadi kesemutan

pada daerah tangan dan kaki dan tremor.

 Spasme

Spasme adalah kontraksi otot tanpa disadari sehingga otot tidak

dapat berelaksasi. Biasanya bersifat sementara dan tidak berbahaya,

namun dapat menimbulkan nyeri.

 Kelemahan Otot

Pada lansia yang mengalami hiperkolesterol akan mengalami

suplai darah ke otak sehingga mengakibatkan massa otot dan

kekuatannya menurun.

27
 Tulang kehilangan cairan dan rapuh , kifosis, penipisan dan

pemendekan tulang

 Tendon mengkerut dan mengalami sclerosis atropi serabut otot

sehingga gerakan menjadi lamban,

 Pola Latihan

Jenis latihan yang dilakukan oleh lansia, jelaskan kapan dan lama

saat beraktivitas, seperti berolahraga, senam, dll

 Dampak ADL

Jelaskan keadaan lansia yang berdampak pada sistem

muskuloskeletal pada saat beraktivitas. Seperti kesulitan berjalan,

dll.

 Fungsi Psikososial dan Spiritual

1. Sosial

a) Cemas

Merupakan bentuk respon adaptif seseorang dengan rasa ketakutan

yang belum diketahui secara pasti. Ditandai dengan muka pucat,

jantung berdebar-debar.

b) Depresi

Depresi adalah kondisi kesehatan mental yang terjadi karena

ketidak mampuan untuk meredakan dari kegelisahan dan suasana —

suasana yang tertekan.

c) Ketakutan

Persepsi emosi seseorang terhadap sesuatu hal yang berbeda

sehingga menimbulkan persepsi yang negatif, bahaya maupun nyata.


28
Insomnia

Permasalahan dalam kesulitan untuk tidur.

d) Kesulitan dalam mengambil keputusan

Kesulitan dalam mengambil suatu kebijakan.

e) Kesulitan konsentrasi

Ketidakmampuan dalam menyelesaikan tugas biasanya kerap

melamun.

f) Mekanisme koping

Jelaskan mekanisme koping klien dalam menyelesaikan masalah.

g) Persepsi tentang kematian

Jelaskan persepsi klien terhadap kematian dalam menerima dan

mengintepretasikan mengenai kematian.

h) Dampak ADL

Jelaskan dampak kondisi sosial dalam kegiatan sehari — hari.

Jelaskan persepsi klien terhadap kematian dalam menerima dan

mengintepretasikan mengenai kematian.

2. Psikososial

a) Aktivitas Ibadah

Jelaskan aktivitas ibadah klien, dimana maupun kapan dilakukan,

dan jelaskan apakah klien dapat melakukan aktivitas sesuai ketentuan

agama.

29
b) Hambatan

Jelaskan kondisi klien mengenai hambatan yang terjadi pada saat

ibadah, baik tempat, alat ataupun diri klien sendiri, misal klien sulit dalam

ibadah berdiri.

 Lingkungan

a) Kamar

Jelaskan mengenai penataan, lantai, pencahayaan, ventilasi, jarak

kamar dan kamar mandi, pegangan dinding.

b) Kamar mandi

Jelaskan jenis WC, bak mandi, lantai, keset dan pencahayaan.

c) Dalam rumah Jelaskan pemanfaatan ruang, jenis fasilitas lansia,


pencahayaan dan jenis lantai.

d) Luar rumah

Jelaskan apakah terdapat tangga, pegangan lansia, pagar

3.3.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman
atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan pada resiko
masalah kesehatan atau pada proses kehidupan. (Tim pokja SDKI DPP PPNI,
2017). Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
4. Defesiensi tingkat pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi.

30
3.3.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi Keperawatan menurut (PPNI, 2018) dan (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019)
sebagai berikut :

No Dx keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Bina


dengan agen cedera biologis keperawatan 3x kunjungan hubungan
rumah diharapkan nyeri saling percaya
yang dirasakan berkurang dengan pasien
atau hilang dengan kriteria 2. Jelaskan
hasil : penyebab
1. Pasien mampu nyeri pada
menjelaskan pasien
penyebab nyeri 3. Observasi ttv
2. Pasien dengan dan tingkat
keadaan nyaman dan nyeri pasien
rileks 4. Ajarkan teknik
3. Pasien mengatakan distraksi dan
nyerinya berkurang relaksasi
dari skala 4-2 5. Berikan posisi
4. Pasien tidak yang nyaman
mengeluh kesakitan pada pasien
6. Berikan
pengobatan
tradisional
pada pasien.
2. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor vital
berhubungan dengan nyeri keperawatan 3x kunjungan sign sebelum
persendian rumah diharapkan pasien dan sesudah
mampu melakukan rentan latihan
gerak aktif dengan kriteria 2. Kaji tingkat
hasil : mobilisasi
31
1. Pasien meningkatkan pasien
dalam aktivitas fisik 3. Bantu pasien
2. Mengerti tujuan dari untuk
peningkatan melakukan
mobilisasi rentan gerak
3. Memperagaan dalam aktif maupun
menggunakan alat pasif
bantu. 4. Latih pasien
dalam
pemenuhan
kebutuhan
ADLs secara
mandiri sesuai
dengan
kemampuan.
3. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor dan
berhubungan dengan nyeri asuhan keperawatan 3x catat
pada persendian kunjungan rumah kebutuhan
diharapkan jumlah jam tidur tidur pasien
pasien dalam batas normal setiap hati dan
dengan kriteria hasil : jam
1. Jumlah jam tidur 2. Jelaskan
dalam batas normal pentingnya
6-8 jam / hari tidur yang
2. Pola tidur dan adekuat
kualitas tidur dalam 3. Ciptakan
batas normal lingkungan
3. Perasaan segar yang nyaman
setelah tidur dan 4. Diskusikan
istirahat dengan pasien
4. Mampu tentang teknik
mengidentifikasi hal- tidur pasien
hal yang 5. Ajarkan teknik
meningkatkan tidur. relaksasi.
4. Defisiensi tingkat Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan
pengetahuan berhubungan keperawatan 3x kunjungan tentang
32
dengan kurangnya informasi diharapkan pengetahuan kolesterol
pasien meningkat dengan 2. Jelaskan
kriteria hasil : penyebab
1. Pasien mampu tanda dan
mengenal apa itu gejala
kolesterol kolesterol
2. Pasien mengetahui pada pasien
tanda dan gejala 3. Anjurkan
kolesterol pasien untuk
3. Tidak ada penurunan menghindari
BB makanan yang
4. Nafsu makan dihindari
meningkat 4. Berikan menu
5. Pasien mampu makanan yang
mendemonstrasikan baik untuk
makanan yang harus kolesterol
dihindari 5. Mampu
memahami
pemahaman
kolesterol.

3.3.4 Implementasi
Terdapat berbagai tindakan yang dapat dilakukan seorang perawat
untuk mengurangi rasa nyeri yang di derita. Tindakan-tindakan tersebut
mencakup tindakan non farmakalogis dan farmakologis. Dalam beberapa
kasus nyeri yang di dapatkan ringan, tindakan non farmakologis adalah
intervensi yang paling utama, sedangkan tidakan farmakologis
dipersiapkan untuk mengantisipasi perkembangan nyeri. Pada kasus
nyeri sedang sampai berat, tindakan non farmakalogis menjadi suatu
pelengkap yang efektif untuk mengatasi nyeri di samping tindakan
farmakologis yang utama.

3.3.5 Evaluasi
Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri kornsi
33
dilakukan dengan melihat kemampuan dalam merespon rangsangan
nyeri berdasarkan (Tim pokja SLKI DPP PPNI, 2019).
 Kemampuan menuntaskan aktifitas meningkat.
 Keluhan nyeri menurun.
 Meringis menurun
 Gelisah menurun
 Kesulitan tidur menurun
 Nafsu makan membaik
 Sikap protektif menurun.

34
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Identitas Klien :
Nama/Initial : Ny.S
Umur : 63 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Janda
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : IRT
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Jln.Tunas Mekar No.277 Dusun II
Tuntungan II
Riwayat Pekerjaan : Ny.S Pernah Bekerja Di Pabrik Kripik

Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn.M
Umur : 29 Tahun
Alamat : Jln.Tunas Mekar No.261 A Dusun II
Hub. dgn klien : Anak Kandung

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama : Ny.S mengatakan sering mengalami kebas- kebas/


nyeri di sekitar punggung kaki bagian kanan dan mengalami nyeri
tekuk/kaku leher, mudah lelah saat berjalan jauh

b. Riwayat Penyakit Sekarang : Ny.S mengatakan memiliki riwayat


hipertensi yang sering dialami saat nyeri tekuk ketika tekanan darah naik,
riwayat asam urat yang pernah dialami dan sering mengeluh kebas dikaki
bagian kanan / punggung kaki, serta nyeri kaku leher dan terasa kebas
akibat kolesterol tinggi yang sedang dialami sekarang. P : pasien
mengatakan nyeri timbul akibat kolesterol tinggi, Q : nyeri seperti ditusuk
– tusuk,kebas –kebas, R : nyeri dibagian punggung kaki, S : skala (4), T :
hilang timbul.

c. Riwayat Penyakit Dahulu : Ny.S mengatakan memiliki riwayat


hipertensi yang dialami sejak 3 tahun yang lalu, riwayat asam urat yang
dialami sejak 8 tahun yang lalu, dan riwayat kolesterol yang sering dialami
akhir – akhir ini.

35
d. Riwayat Kesehatan Keluarga : Setelah dikaji keluarga pihak bapak dan
ibu tidak memiliki riwayat penyakit yang serius.

3. Status Fisiologis
a. K.U : Ny. S mengatakan saat ini sedang mengalami nyeri sendi atau
kebas – kebas dibagian punggung kaki kanan dan nyeri kaku leher.
Kesadaran : composmentis (GCS : 15 ).

b. Tanda-Tanda Vital :
1) Tekanan Darah : 150/90 mmHg
2) Nadi : 92 x/menit
3) Suhu : 36,2 ˚C
4) Pernafasan : 20 x/menit
5) Berat Badan : 54 Kg.
6) Hasil kadar asam urat : 4,8 mg/dL
7) Hasil kadar kolesterol : 270 mg/dL

c. Pengkajian Head to Toe


1) Kepala : Bentuk simetris, bersih, kerontokan dan
tidak ada benjolan.
2) Telinga :Bersih, tidak ada peradangan,
pendengaran tidak terganggu.
3) Mata/Penglihatan : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, penglihatan sedikit kabur, tidak
ada riwayat katarak.
4) Hidung : Bentuk simetris, tidak ada peradangan,
penciuman normal.
5) Mulut dan Tenggorokan : Bersih, mukosa lembab, peradangan
tidak ada, gigi karies, radang gusi tidak
ada, tidak ada kesulitan mengunyah dan
menelan.
6) Leher : Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada,
kaku leher ada.
7) Dada (Jantung dan Paru) : dada simetris, retraksi tidak ada, tidak
ada suara tambahan.
8) Abdomen : tidak ada pembengkakan/benjolan ,
nyeri tekan tidak ada, bising usus dengan
frekuensi 10x/i
9) Genetalia : Bersih, tidak ada gangguan.
10) Ekstremitas : Kekuatan otot 4, rentan gerak
minimal, tidak ada pembengkakan.
11) Integument : Bersih, warna tidak pucat, lembab tidak
ada gangguan.

36
4. Pengkajian Perkembangan Untuk Lansia
Ny.S dapat bangun dari kursi, duduk ke kursi, memutar leher, menggapai
sesuatu, membungkuk dengan normal dan seimbang. Ny.S berjalan dengan
posisi sedikit membungkuk dan pelan

5. Pengkajian Psikososial
Ny.S memiliki hubungan yang baik dengan tetangga nya, saling berinteraksi
,bekerja sama dengan ramah dan sopan.Ny.S mampu mengatasi masalah dan
emosi dengan sabar .Ny.S berharap agar penyakit yang dialami sekarang
dapat sembuh atau mengurangi rasa nyerinya. Ny.S juga berharap dalam
keluarga memiliki kesehatan yang optimal, agar menjadi status kesehatan
lansia yang baik.

6. Pengkajian Status Mental


Ny.S mengatakan kadang suka menyendiri jika ada masalah itu terjadi saat
suaminya sudah meninggal. Tetapi Ny.S tidak terlalu mengalami depresi
karena masih melakukan kegiatan yang dapat dilakukan.

7. Pengkajian Masalah Emosional


Ny.S kadang merasa cemas karena memikirkan anaknya yang kerja diluar
negeri .Ia kadang susah tidur karena kepikiran hal yang membuat Ny.S
cemas.

8. Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan


Ny.S tidak pernah merokok, makan 3 kali sehari, dalam 1 porsi makanan dan
minum air putih ,Ny.S kadang suka membeli makanan pecal dan
gorengan.Ny.S mengatakan saat malam sulit tidur dikarenakan memikirkan
anaknya dan kadang tetangga sering menghidupakn music sampai larut
malam.Ny.S juga mengatakan tidak mengetahui masalah kesehatannya .Ny.S
mengatakan tidak tahu tentang penyakitny, ciri ciri dan cara
menanganinya.Ny.S mengatakan BAB 2 kali sehari tidak ada keluhan saat
BAB, dan BAK 5-7 kali sehari dan tidak ada keluhan saat BAK. Ny.S Mandi
2 kali sehari, memakai sabun, sikat gigi 2 kali sehari, memakai pakaian
bersih. Kegiatan yang sering dilakukan Ny.S adalah pekerjaan rumah
tangga ,senam lansia, perwiridan dan marhaban .

9. Pengkajian Lingkungan
Ny.S tinggal di rumah milik nya dengan bangunan permanen. Atap rumah
Ny.S berbahan seng ,dinding rumah tembok dan lantai rumah semen
halus .Disekitar rumah Ny.S banyak pepohonan . Sumber air Ny.S adalah
dari sumur, air sumur bersih sehingga dapat di pakai untuk kebutuhan
sehari hari.Air minum Ny.S berasal dari air sumur yang di rebus hingga
mendidih.Kamar mandi di rumah Ny.Y bersih ,dengan jamban jongkok
yang bersih . Sampah dirumah Ny.Y dikumpulkan menjadi satu lalu di
bakar saat cuaca sedang tidak mendung.di halaman rumah nya, Ny.S
memelihara ayam .Di tempat Ny.S tinggal keamanan terjaga karena ada
poskamling juga Ny.S menggunakan telephone untuk berkomunikasi .

37
10. Pengkajian Khusus
a. Status fungsional (Katz Indeks ) :
b. Fungsi kognitif SPMSQ :
c. MMSE :
d. APGAR keluarga :
e. Skala Depresi :

11. Pengkajian Status Fungsional


( Indeks Kemandirian Katz )
No Aktivitas Mandiri Tergantung
Mandi 
Mandiri
:
Bantuan hanya pada satu bagian mandi ( seperti
1 punggung atau ekstremitas yang tidak mampu ) atau
mandi sendiri sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan
masuk dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi
sendiri
Berpakaian 
2 Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian,
melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya
sebagian
Ke Kamar 
Kecil Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
3 membersihkan genetalia sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot
Berpindah 
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk,
4 bangkit
dari kursi sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau
kursi, tidak melakukan satu, atau lebih perpindahan
5 Kontinen 

Pola Aktivitas/Kegiatan (Kartz Index)

38
1) Aktivitas

Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan
Diri
Makan dan minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 
Keterangan :
0 : Mandiri, 1 : Alat Bantu, 2 : Dibantu Orang Lain,3 : Dibantu Orang Lain
dan Alat,4 : Tergantung Total

b.Status Kognitif / Afektif

a. Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ )

No. Pertanyaan Jawaban Benar Salah


1 Tanggal Berapa Hari ini ? 1-2-2023 
2 Hari Apa Sekarang ? Rabu 
3 Apa Nama Tempat ini ? Rumah 
4 Dimana Alamat Anda ? Jln.Tunas Mekar Dusun II 
5 Berapa Umur Anda ? 63 Tahun 
6 Kapan anda Lahir ? 19-08-1959 
7 Siapa Presiden Indonesia ? Jokowi dodo 
8 Siapa Wakil Presiden Indonesia Maaruf amin 
9 Siapa nama kecil anda ? Uwar 
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap 20-3 = 17 
pengurangan 3 dari setiap 17-3 =14
angka baru, secara menurun
Jumlah 10 0

Interpretasi :

Salah 0 – 3 : Fungsi Intelektual Utuh


Salah 4 – 5 : Fungsi Intelektual Kerusakan
Ringan Salah 6 – 8 : Fungsi Intelektual
Kerusakan Sedang Salah 9 – 10 : Fungsi
Intelektual Kerusakan Berat
Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan
hasil 10 benar dan 0 salah ini menunjukkan bahwa fungsi intelektual Ny.S Utuh.

b. Mini Mental Status Exam ( MMSE )

39
Aspek Nilai Nilai
N Kognitif Maksimal Klien Kriteria
o
3 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : 2023
1 Orientasi 5 Musim : Hujan
Tanggal : 1-2-2023
Hari : Rabu
Bulan :2
3 Dimana sekarang kita berada ?
Negara : Indonesia
2 Orientasi 5 Propinsi : Sumatera Utara
Kabupaten/Kota : Deli
Serdang
Panti/Wisma : -
2 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi,
3 Registrasi 3 meja, kertas), kemudian
ditanyakan kepada klien, menjawab :
1.Meja
2 kursi
3.kertas
3 Meminta klien berhitung mulai dari
100 kemudian kurangi 7 sampai 5
tingkat.
Perhatian Jawaban : 93
4 dan 5 86
Kalkulasi 79
72
65
2 Minta klien untuk mengulangi ketiga
5 Mengingat 3 obyek pada poin ke- 2
(tiap poin nilai 1)
5 Menanyakan pada klien tentang
benda (sambil menunjukan benda
tersebut).
Minta klien untuk mengulangi kata
berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :tidak ada, jika dan
tetapi.
Minta klien untuk mengikuti perintah
6 Bahasa 9 berikut yang terdiri 3 langkah.
1. Ambil kertas ditangan anda
2. lipat dua
3. dan taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bila aktifitas sesuai perintah
nilai satu poin.
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada klien untuk
menulis kalimat dan menyalin
gambar.

40
Total Nilai 30 18

Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Dari hasil MMSE (Mini Mental Status Exam)di dapatkan hasil 18 ini
menunjukkan bahwa Ny.S mengalami gangguan kognitif Sedang .

41
c. APGAR Keluarga

KADAN TIDAK
N SELALU (
ITEMS PENILAIAN G PERNA
O 2)
KADAN H
G (0)
(1)
A : Adaptasi 
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
1 keluarga ( teman-teman ) saya untuk
membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
P : Partnership 
Saya puas dengan cara keluarga ( teman
2 teman ) saya membicarakan sesuatu
dengan saya dan mengungkapkan masalah
saya.
G : Growth 
Saya puas bahwa keluarga ( teman-
3 teman ) saya menerima & mendukung
keinginan saya untuk melakukan aktifitas
atau arah
baru.
A : Afek 
Saya puas dengan cara keluarga ( teman
4 teman ) saya mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-emosi saya,
seperti marah, sedih atau mencintai.
R : Resolve 
5 Saya puas dengan cara teman-teman saya
dan saya menyediakan waktu bersama
sama mengekspresikan afek dan berespon
JU 6 ( Disfungsi keluarga sedang )
ML
AH

Penilaian :
Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai : 4-6 : Disfungsi keluarga sedang
Nilai 7-10 : Apgar Keluarga baik

Dari hasil apgar keluarga di dapatkan hasil 6 ini menunjukkan bahwa Ny.S memiliki
disfungsi keluarga sedang .

42
d. Geriatric Depression Scale ( Skala Depresi )

NO PERTANYAAN Ya Tidak
APAKAH ANDA SEBENARNYA PUAS DENGAN
1 KEHIDUPAN ANDA? 
APAKAH ANDA TELAH MENINGGALKAN 
2 BANYAK KEGIATAN DAN
MINAT/KESENANGAN ANDA
3 APAKAH ANDA MERASA KEHIDUPAN ANDA KOSONG? 
4 APAKAH ANDA SERING MERASA BOSAN? 
APAKAH ANADA MEMPUNYAI SEMANGAT YANG
5 BAIK SETIAP SAAT? 
APAKAH ANDA MERASA TAKUT SESUATU YANG
6 BURUK AKAN TERJADI PADA ANDA? 
APAKAH ANDA MERASA BAHAGIA UNTUK SEBAGIAN
7 BESAR HIDUP ANDA? 
8 APAKAH ANDA MERASA SERING TIDAK BERDAYA? 
APAKAH ANDA LEBIH SERING DIRUMAH DARIPADA
9 PERGI KELUAR DAN MENGERJAKAN SESUATU HAL 
YANG BARU?
APAKAH ANDA MERASA MEMPUNYAI BANYAK 
10 MASALAH DENGAN DAYA INGAT ANDA
DIBANDINGKAN KEBANYAKAN ORANG ?
APAKAH ANDA PIKIR BAHWA KEHIDUPAN 
11 ANDA SEKARANG MENYENANGKAN?
APAKAH ANDA MERASA TIDAK BERHARGA
12 SEPERTI PERASAAN ANDA SAAT INI? 
13 APAKAH ANDA MERASA PENUH SEMANGAT? 
APAKAH ANDA MERASA BAHWA KEADAAN ANDA 
14 TIDAK ADA HARAPAN?
APAKAH ANDA PIKIR BAHWA ORANG LAIN, LEBIH 
15 BAIK KEADAANNYA DARIPADA ANDA?
Jumlah Skor 6

*) SETIAP JAWABAN YANG SESUAI MEMPUNYAI SKOR “1 “ ( SATU ) :

SKOR 5-9 : KEMUNGKINAN DEPRESI


SKOR 10 ATAU LEBIH : DEPRESI

Dari hasil depression scale di dapatkan hasil 6 ini menunjukkan bahwa Ny.S
kemungkinan mengalami depresi

43
B. Analisa Data

No Data Diagnosa
1 DS : Nyeri akut berhubungan dengan agen
Ny.S mengatakan nyeri kebas – kebas cedera biologis
di daerah punggung kaki sebelah
kanan dan pada persendian.
P : Nyeri di persendian ( punggung
kaki sebelah kanan )
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk/ kram
R : Nyeri di punggung kaki bagian
kanan
S : Skala 4
T : Hilang timbul

DO:
Ny.S terlihat sesekali memegangi kaki
yang terasa nyeri/kebas.
Tanda – tanda vital :
 TD : 160/90 mmHg
 N : 92x/i
 R : 20x/i
 S : 36,2
 Kadar asam urat : 4,8 mg/dL
 Kadar kolesterol : 270 mg/dL

2. DS : Gangguan mobilitas fisik berhubungan


Ny.S mengatakan apabila lama dengan nyeri persendian.
bergerak atau jalan jauh lutut/
persendian terasa nyeri atau kram.

DO :
 Pasien terlihat jalan pelan-
pelan
 Kekuatan otot berkurang
 Punggung kaki kanan tampak
sedikit odem

44
3. DS : Defesiensi tingkat pengetahuan
Ny.S mengatakan belum mengetahui berhubungan dengan kurangnya
tentang kolesterol pengetahuan.
Ny.S mengatakan sering bertanya
tentang cara pengobatan kolesterol
secara tradisional.

DO :
 Ny.s terlihat bingung saat
ditanya tentang kolesterol
 Ny.S kadang memakanan
makanan yang mengandung
kolesterol tinggi.

45
C. Rencana Asuhan Keperawatan Gerontik/Lansia

No DX Tujuan Evaluasi Intervensi


Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Setelah 1x60 Verbal Ny.S dapat : 1. Bina
berhubungan dengan tindakan menit 1.Menyebutk
hubungan
agen cedera fisik keperawatan 3x pertemuan, an penyebab
kunjungan Ny.S Ny.S nyeri saling percaya
mampu mengenal diharapkan 2.Menyebutk
dengan pasien
masalah nyeri akut nyeri an
dengan berkurang pencegahan 2. Jelaskan
memberikan atau hilang terhadap
penyebab
pengobatan. dengan KH : nyeri
1.Pasien 3.Menyebutk nyeri pada
an teknik
mampu pasien
relaksasi
menjelaskan 3. Observasi ttv
penyebab dan tingkat
nyeri nyeri pasien
2. Pasien 4. Ajarkan
dengan teknik
keadaan distraksi dan
nyaman dan relaksasi
rileks 5. Berikan posisi
3.Pasien yang nyaman
mengatakan pada pasien
nyerinya 6. Berikan
pengobatan
berkurang
tradisional
dari skala 4- pada pasien.
2
4.Pasien
tidak
mengeluh
kesakitan
2. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Setelah Verbal Ny.S dapat : 1. Monitor vital
fisik berhubungan tindakan dilakukan 1.Menyebutk
sign sebelum
dengan nyeri keperawatan 3x tindakan an aktivitas
persendian kunjungan keperawatan fisik yang dan sesudah
diharapkan pasien 1x60 menit ringan
latihan
mampu melakukan pertemuan 2.Menyebutk
rentan gerak aktif Ny.S an tujuan dari 2. Kaji tingkat
dengan KH : diharapkan mobilisasi
mobilisasi
Pasien mampu mampu 3.Menyebutk
46
meningkatkan melakukan an apa saja pasien
pergerakan sendi rentan gerak yang dapat
3. Bantu pasien
aktif dengan digunakan
KH : sebagai alat untuk
1.Pasien bantu.
melakukan
meningkatka
rentan gerak
n dalam
aktif maupun
aktivitas fisik
pasif
2.Mengerti
4. Latih pasien
tujuan dari dalam
pemenuhan
peningkatan
kebutuhan
mobilisasi ADLs secara
mandiri sesuai
3.Memperag
dengan
aan dalam
kemampuan
menggunaka
n alat bantu.
3. Defisiensi tingkat Setelah dilakukan Setelah Verbal Ny.S 1. Jelaskan
pengetahuan tindakan dilakukan menyebutkan
tentang
berhubungan dengan keperawatan 3x tindakan dengan
kurangnya informasi kunjungan keperawatan dapat : kolesterol
diharapkan pasien 1x60 menit 1.Menyebutk
2. Jelaskan
mampu mengerti pertemuan an pengertian
tentang Ny.S kolesterol penyebab
penyakitnya diharapkan 2.Menyebutk
tanda dan
dengan mampu an tanda dan
meningkatkan mengerti gejala gejala
pengetahuan tentang apa 3.Tidak ada
kolesterol
itu kolesterol penurunan
berat badan pada pasien
4.Nafsu
3. Anjurkan
makan
meningkat pasien untuk
5.Pasien
menghindari
mampu
mendemonstr makanan yang
asikan
dihindari
makanan
yang harus 4. Berikan menu
dihindari.
makanan yang
baik untuk
kolesterol
5. Mampu
memahami
pemahaman
47
kolesterol.

D. Implementasi Asuhan Keperawatan Gerontik/Lansia

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan 1. Membina hubungan saling S : Ny.S mengatakan nyeri
dengan agen cedera fisik dibagian punggung kaki dan
percaya dengan pasien
terasa kebas serta kaku leher
2. Menjelaskan penyebab sedikit berkurang
nyeri pada pasien
O:
3. Mengobservasi ttv dan  Skala nyeri 4-2
tingkat nyeri pasien  Kadar kolesterol 270
mg/dL
4. Mengajarkan teknik  Ny.S kadang tampak
distraksi dan relaksasi memegangi bagian
yang nyeri.
Seperti : teknik nafas
dalam selama 5-10 menit. A : Masalah sebagian teratasi
5. Berikan pengobatan P : Pertahankan intervensi.
tradisional pada pasien.
Seperti : Mengkonsumsi air
hangat 1-2 gelas,
mengkonsumsi rebusan
daun alpukat,
Mengkonsumsi air kelapa
dan rebusan jahe madu.
2. Gangguan mobilitas fisik 1. Memonitor vital sign S : Ny.S mengatakan mudah
berhubungan dengan nyeri lelah ketika berjalan jauh
sebelum dan sesudah
persendian
latihan O : Ny.S tampak lelah dan
sedikit lemas
2. Mengkaji tingkat
mobilisasi pasien A : Masalah sebagian teratasi
3. Membantu pasien untuk
P : Pertahankan Intervensi
melakukan rentan gerak
aktif maupun pasif
4. Melatih pasien dalam
pemenuhan kebutuhan
ADLs secara mandiri
sesuai dengan kemampuan
3. Defisiensi tingkat 1. Menjelaskan tentang S : Ny.S mengatakan sudah
pengetahuan berhubungan mulai mengerti tentang
kolesterol
dengan kurangnya informasi penyakitnya yang dialami
48
2. Menjelaskan penyebab
O : Ny.S tampak menanyakan
tanda dan gejala kolesterol
tentang Kolesterol
pada pasien Ny.S dapat memahami
kolesterol dengan beberapa
3. Menganjurkan pasien
pertanyaan.
untuk menghindari
A : Masalah sebagian teratasi
makanan yang dihindari
Seperti : Mentega, biscuit, P : Pertahankan intervensi.
junk food,daging olahan.
4. Memberikan menu
makanan yang baik untuk
kolesterol.
Seperti : sayuran dan buah-
buahan.

BAB IV
PEMBAHASAN

Kasus asuhan keperawatan gerontik dengan masalah utama kolesterol pada Ny.S
di wilayah desa Tuntungan II didapat data awal dari hasil pengkajian yaitu berupa nama,
keluhan dan alamat pasien. Penulis datang ke rumah pasien untuk bertemu dengan pasien

49
dan keluarganya dalam rangka melakukan pengkajian sesuai format asuhan keperawatan
gerontik yang telah disediakan. Proses pengkajian tidak mengalami hambatan dan
semua item bisa diperolah informasi dengan jelas karena pasien dan keluarga kooperatif.
Data yang diperoleh meliputi data status fisiologis,perkembangan pada
lansia,psikososial,status mental,masalah emosional, perilaku terhadap
kesehatan,lingkungan. Data yang berkaitan dengan pengkajian khusus adalah meliputi
status fungsional ,MMSE, apgar keluarga, dan skala depresi. Tahap pengkajian
keperawatan pada Ny.S tidak mengalami kesulitan, keluarga kooperatif dan mau
memberikan informasi yang ditemukan dua masalah dari empat kemungkinan
diagnose keperawatan gerontik yang mungkin muncul yaitu :
1. nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera biologis
2. dan kurangnya pengetahuan

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Kasus gerontik/lansia Ny.S telah dilakukan asuhan keperawatan
gerontik/lansia yang dimulai dari pengkajian sampai tahap evaluasi.
50
 Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan bersama Ny.S.
 Faktor pendukung keluarga kooperatif sedangkan tidak ada faktor
penghambat.

B. Saran
Diharapkan Ny.S dapat menerapkan pendidikan kesehatan yang telah diberikan
antara penyuluhan kesehatan yaitu tentang masalah kesehatan kolesterol.

DAFTAR PUSTAKA

Anies. (2015). Kolesterol dan Penyakit Jantung Koroner. Surabaya:Ar-ruzz Media.


Azizah. (2011). Keperawatan lanjut usia . Yogyakarta: Graha Ilmu.
Husein, S. G., Melianasari, Y. and Handayani, B. 2020. Kimia Klinik II. Hubungan
51
kolesterol dengan stroke di Mojokerto. Bandung, Jawa Barat
Kemenkes RI. 2015. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Buletin Jendela
Jakarta.https://pusdatin.kemkes.go.id/download.file=download/pusdatin/
infodatin/infodatin-lansia.pdf.
Miller, C.A. 2012. Nursing for Wellness in Older Adults. 6th ed. Philadelphia: Lippincott
Wiliams & Wilkins.
Mulyanto, D. (2012). Panjang Umur dengan Kontrol Kolesterol dan Asam Urat.
Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2013). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.
Noviyanti, F., Decroli, E., dan Sastri, S. 2015. Perbedaan Kadar LDL-Kolesterol pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dengan dan tanpa Hipertensi di RS Dr. M.
Djamil Padang Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Andalas. vol. 4,
Nurrahmani, Ulfa.(2012). Stop! Kolesterol Tinggi.Yogyakarta : Familia Nursalam.
(2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam
Oenzil, F. 2012. Gizi Meningkatkan Kualitas Manula. EGC. Jakarta : 75-111
Sarlito, 2014. Pengaruh Kolesterol Dalam Darah. http//www.info_sehat.com,sitasi 19
Februari 2017.
Stapleton, A. P., Goodwill, A. G., James, M. E., Brock, R. W., & Frisbee, J. C. (2010).
Hypercholesterolemia and Microvascular Dysfunction: Interventional
Strategies. Journal of Inflammation, 54.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2019), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia(SIKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Yatim,Faisal.,2011.Cara Ampuh Mengontrol Kolesterol.Indocamp : Jakarta

52

Anda mungkin juga menyukai