BANGSAL ANAK
Disusun Oleh :
APOTEKER ANGKATAN IV
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
2021
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3
2.1 BRONKOPNEUMONIA........................................................................................6
2.2 HERNIA.....................................................................................................................16
2.2.5 Diagnosis.....................................................................................................18
ii
3.3.3 Riwayat Penyakit.........................................................................................22
3.4 Diagnosis....................................................................................................................25
3.5 Terapi..........................................................................................................................25
BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................49
iii
BAB I
PENDAHULUAN
<5 tahun di negara maju adalah 2-4 kasus/100 anak/tahun, sedangkan di negara
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi
dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi
akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan
terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari
reflux), aspirasi, gizi buruk, berat badan lahir rendah, tidak mendapatkan air susu
ibu (ASI), imunisasi tidak lengkap, adanya saudara serumah yang menderita batuk,
4
jamur, dan bakteri. S. pneumoniae merupakan penyebab tersering pneumonia
bakterial pada semua kelompok umur.Virus lebih sering ditemukan pada anak
kurang dari 5 tahun. Respiratory Syncytial Virus (RSV) merupakan virus penyebab
tersering pada anak kurang dari 3 tahun. Pada umur yang lebih muda, adenovirus,
umur atau usia yaitu bayi kurang dari 2 bulan dan anak 2 bulan – 5 tahun. Bayi
kurang dari 2 bulan untuk klasifikasinya ada dua yaitu pneumonia berat dan
pneumonia sangat berat. Biasanya pada pneumonia berat anak akan mengalami gejala
seperti napas cepat atau retraksi yang berat. Sedangkan pada pneumonia sangat berat
anak akan mengalami gejala seperti tidak mau menetek/minum, kejang, letargis,
demam atau hipotermia, bradipnea atau pernapasan ireguler. Pada klasifikasi anak
tahun 2005 sampai tahun 2010 penderita hernia mencapai 19.173.279 penderita
negara-negara di Afrika, Asia Tenggara termasuk Indonesia. Selain itu, Negara Uni
Emirat Arab adalah negara dengan jumlah penderita hernia terbesar di dunia sekitar
3.950 penderita pada tahun 2011. Berdasarkan data dari Departermen Kesehatan
5
Republik Indonesia, pada bulan Januari 2010 sampai dengan Februari 2011 terdapat
Hernia abdominalis adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal
melalui suatu defek pada fasia dan muskoloaponeurotik dinding perut, baik secara
kongenital atau didapat. Lubang tersebut dapat timbul karena lubang embryonal yang
tidak menutup atau melebar serta akibat dari tekanan rongga perut yang meninggi.
Hernia terdiri dari 3 bagian, yaitu kantong, isi dan cincin hernia. Hernia inguinalis
merupakan satu dari permasalahan bedah yang paling sering dijumpai pada masaa
bayi dan anak. Operasi hernia merupakan salah satu operasi yang elektif yang
tersering dilakukan.3
lateral dan Hernia Umbilikalis. Hernia Inguinalis lateral adalah kantung hernia
berasal dari sisi lateral pembuluh darah epigastric inferior dan turun sepanjang korda
spermatikus dalam fasia kremaster. Kantung ini dapat bertahan sepenuhnya dalam
kanalis inguinalis atau turun melalui cincin inguinalis eksternal. Pada hernia
menimbulkan defek sentral pada linea alba. Defek pada fascia menyebabkan protrusi
isi rongga perut. Hernia umbilikalis berukuran < 1 cm pada waktu kelahiran biasanya
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BRONKOPNEUMONIA
2.1.1 Defenisi1 4
Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan
mengacu pada inflmasi paru yang terfokus pada area bronkiolus dan memicu
yang berdekatan.
2.1.2 Patofisiologi5
nafas. Mula-mula terjadi udem karena reaksi jaringan, yang mempermudah proliferasi
dan penyebaran kuman ke jaringan sekitarnya. Bagian paru yang terkena mengalami
konsolidasi yaitu terjadinya sebukan sel polimorfonuklir, fibrin, eritrosit, cairan udem
dan ditemukannya kuman di alveoli. Stadium ini disebut stadium hepatis merah.
Stadium ini disebut stadium hepatisi kelabu. Hal ini menyebabkan sel makrofag
7
meningkat di alveoli, sel akan degenerasi dan fibrin menipis, kuman dan debris
2.1.2 Etiologi4
virus yang umumnya menyebabkan pneumonia komunitas pada bayi, virus respiratori
lain (RSV, parainfluenza, influenza, adeno virus). Pada anak berusia ˂ 5 tahun,
Streptococcus pneumoniae terjadi pada anak segala usia, selain usia neonatus.
a) Pneumonia Virus
Batuk
Mengi
b) Pneumonia Bakterial
Demam tinggi
Menggigil
8
Batuk
Dispneu
chlamydial.
Merintih (Grunting)
2.1.4 Diagnosis1
2.1.4.1 Anamnesis
Sesak napas
Demam
Kesulitan makan/minum
Tampak lemah
9
2.1.4.2 Pemeriksaan Fisik
Penilaian keadaan umum anak, frekuensi napas, dan nadi harus dilakukan
makan/ minum.
yang klasik. Pada anak yang demam dan sakit akut, terdapat gejala nyeri
a. Pemeriksaan Radiologi
kolaps
10
lobus, kecurigaan terjadinya komplikasi, pneumonia berat, gejala yang
b. Pemeriksaan Laboratorium
berat
Kultur darah tidak direkomendasikan secara rutin pada pasien rawat jalan,
tetapi direkomendasikan pada pasien rawat inap dengan kondisi berat dan
antigen virus dengan atau tanpa kultur virus jika fasilitas tersedia
Jika ada efusi pleura, dilakukan pungsi cairan pleura dan dilakukan
pemberian antibiotik
lain tidak dapat membedakan infeksi viral dan bakterial dan tidak
11
Pemeriksaan uji tuberkulin selalu dipertimbangkan pada anak dengan
c. Pemeriksaan Lain
2.1.5 Tatalaksana1 6
Bayi :
Anak:
- Distres pernapasan
- Grunting
b. Tatalaksana Umum
12
Pasien dengan saturasi oksigen <92% pada saat +bernapas dengan udara kamar
harus diberikan terapi oksigen dengan kanul nasal, head box, atau sungkup
- Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan cairan intravena
dengan pneumonia
memperbaiki
- mucocilliary clearance
c. Pemberian Antibiotik
- Amoksisilin merupakan pilihan pertama untuk antibiotik oral pada anak <5
13
- M. pneumoniae lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua maka antibiotik
penyebab
menerima obat per oral (misal karena muntah) atau termasuk dalam derajat
pneumonia berat
Lini pertama :
Lini kedua :
14
- Ceftriaxone 75-100 mg/kg BB/hari, selama 7-10 hari
15
d. Rekomendasi UKK Respirologi
˃2 bulan:
- Lini pertama Ampisilin bila dalam 3 hari tidak ada perbaikan dapat
ditambahkan kloramfenikol
Bila klinis perbaikan antibiotik intravena dapat diganti preparat oral dengan
e. Nutrisi
Pada anak dengan distres pernapasan berat, pemberian makanan per oral harus
Perlu dilakukan pemantauan balans cairan ketat agar anak tidak mengalami
antidiuretik.
f. Kriteria pulang
16
Asupan per oral adekuat
Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan rencana kontrol
2.2 HERNIA
2.2.1 Defenisi 3
Hernia abdominalis adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal
melalui suatu defek pada fasia dan muskoloaponeurotik dinding perut, baik secara
kongenital atau didapat. Lubang tersebut dapat timbul karena lubang embryonal yang
tidak menutup atau melebar serta akibat dari tekanan rongga perut yang meninggi.
Hernia terdiri dari 3 bagian, yaitu kantong, isi dan cincin hernia. Hernia inguinalis
merupakan satu dari permasalahan bedah yang paling sering dijumpai pada masaa
bayi dan anak. Operasi hernia merupakan salah satu operasi yang elektif yang
tersering dilakukan.
2.2.2 Epidemiologi 3
Insidens hernia inguinalis pada anak berkisar antara 10-20 per 1000 kelahiran
hidup. Pada bayi premature, angka kejadian naik menjadi 300 per 1000 kelahiran
hidup. Hernia inguinalis lebih sering terjadi pada anak laki-laki disbanding dengan
anak perempuan (1:10). Hernia lebih sering terjadi pada sebelah kanan dibandingkan
bagian sebelah kiri atau bilateral. Hal ini diperkirakan karena testis kanan turun
17
belakangan. Bayi lebih rentan mengalami hernia strangulata karena cincin inguinal
yang sempit.
2.2.3 Patofisiologi 3 7
kanalis femoralis) atau didapat (misalnya akibat suatu insisi) dan dibatasi oleh
lengkung usus halus) keluar melalui celah tersebut. Isi usus yang terjebak dalam
inkarserasi). Berbeda dengan dewasa, hernia inguinalis pada bayi disebabkan karena
seperti jari yang bertugas menggiring testis turun ke skrotum). Penutupan prosesus
vaginalis normalnya terjadi beberapa buolan sebelum kelahiran. Oleh karena itu,
insidens hernia inguinalis tinggi pada bayi premature. Pada penutupan prosesus
vaginalis yang parsial (tidak utuh) menyebabkan cairan terjebak dalam skrorum
Umumnya, hernia pada anak adalah hernia inguinalis lateral. Kantung hernia
berasal dari sisi lateral pembuluh darah epigastric inferior dan turun sepanjang korda
spermatikus dalam fasia kremaster. Kantung ini dapat bertahan sepenuhnya dalam
18
kanalis inguinalis atau turun melalui cincin inguinalis eksternal. Apabila masuk ke
skrotum disebut hernia skrotalis sedangkan apabila masuk ke labia mayor disebut
Hernia inguinalis lateral strangulata, apabila hernia terjepit oleh cincin hernia.
sehingga menimbulkan defek sentral pada linea alba. Defek pada fascia menyebabkan
protrusi isi rongga perut. Hernia umbilikalis berukuran < 1 cm pada waktu kelahiran
biasanya akan menutup sendirinya pada tahun keempat kehidupan. Hernia umbilikalis
kongenital pada dinding abdomen dimana isi perut terbungkus oleh peritoneum dan
2.2.5 Diagnosis 3
a. Anamnesis
19
Adanya penonjolan didaerah inguinal/skrotum yang intermiten. Biasanya
terlihat lebih jelas pada saat menangis atau mengedan. Seringkali, penonjolan
b. Pemeriksaan fisis
mengedan.
Korda pada sisi yang terkena terasa lebih tebal dibandingkan sisi yang tidak
terkena
beberapa jam anak akan rewel, tidak mau makan, merasa nyeri, mengalami
c. Pemeriksaan penunjang
20
pemeriksaan ultrasonografi memiliki kelemahan karena bersifat operator dependent.
2.2.6 Penatalaksanaan 3
Pasien dengan hernia inguinalis harus menjalani prosedur operasi sebagai tata
laksana definitive. Oleh karena itu, pasien hernia anak dirujuk ke spesialis bedah
anak. Operasi untuk memperbaiki keadaan hernia inguinalis pada anak disebut
kesiapan pasien, orang tua, ekonomi dan lain-lain. Penundaan operasi elektif hernia
dilakukan pada kasus premature. Bayi berat lahir sangat rendah (< 1500 gram), dan
adanya kondisi seperti penyakit jantung kongenital, infeksi, penyakit paru atau
semakin besar.
kemungkinan reseksi usus. Sebelumnya, dapat dicoba terapi konservatif, yakni pasien
21
dipuasakan, dilanjutkan dengan pemasangan selang nasogstrikm infus, serta diberikan
peritoneum. Apabila dalam waktu enam jam hernia tidak tereduksi atau tanda iritasi
c. Hernia umbilikalis
Pada kasus hernia umbilikalis, observasi dikerjakan sampai usia pasien kurang
lebih dua tahun. Biasanya bila defek kurang dari 1 cm diharapkan defek dapat
menutup spontan sebelum usia 2 tahun. Bila setelah usia 2 tahun defek belum
Nyeri kronis
22
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nama : MZM
Umur : 5 bulan
dengan keluhan utama sesak sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk sejak 3
hari sebelum masuk rumah sakit dan terdapat benjolan pada kelamin pasien dibagian
scrotum pasien.
Demam sejak 3 hari yang lalu disertai batuk, sesak nafaas sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit, bengkak di kemaluan, hilang timbul sejak umur 2 minggu sejak 1
23
3.3.5 Riwayat Penyakit Dahulu
RR : 68 kali/menit
Suhu : 36,8oC
SpO2 : 95%
Berat badan : 5 kg
24
Ekstremitas : tidak ada kelainan
Red Blood Cell 4,25 106 /mm3 4,00 - 6,00 106 /mm3
25
- Trombosit : jumlah cukup, giant trombosit (+), aggregasi (-)
3. Pemeriksaan Hemostasis
3.4 Diagnosis
3.5 Terapi
26
3.6 Lembar Pengunaan Obat
27
ason mg (IV) √ √ √ √ √ √
10 3x1
Ketorolac √ √ √
mg (IV)
3.7 Follow Up
1. 02 Maret 2021
S : Demam sejak 1 hari SMRS, batuk sejak 3 hari SMRS, terdapat benjolan pada
alat kelamin
P : Diberikan terapi :
2. 03 Maret 2021
P : Diberikan terapi :
28
- Ambroxol 2,5 mg 3x1 (PO)
3. 04 Maret 2021
P : Diberikan terapi :
4. 05 Maret 2021
P : diberikan terapi :
29
- Zinc 10 mg 1x1 (PO)
5. 06 Maret 2021
P : diberikan terapi :
6. 07 Maret 2021
P : diberikan terapi :
30
- Ambroxol 2,5 mg 3x1 (PO)
7. 08 Maret 2021
P : diberikan terapi :
8. 09 Maret 2021
31
A : Bronkopneumonia, hernia scrotalis, anemia
P : diberikan terapi :
a. Indikasi
Keterangan : Obat yang diberikan sudah sesuai dengan indikasi klinis pasien :
32
- Ceftriaxone Inj. 250 mg sebagai antibiotik profilaksis karena pasien akan
bronkopneumoni pasien.
b. Pemilihan obat
pasien.
melakukan pembedahan.
33
- Ketorolac inj. 10 mg diberikan sebelum dan sesudah operasi untuk
c. Dosis obat
- Ambroxol untuk anak usia < 2 tahun adalah 2,5 mg 2x sehari (tepat)
- Ceftriaxone Inj. 250 mg, dosis ceftriaxone untuk anak adalah 50-75
- Deksametasone inj. 0,5 mg. Dosis untuk pasien sudah tepat. Berdasarkan
- Ketorolac inj. 10 mg. Dosis untuk pasien kurang tepat karena dosis
ketorolac inj untuk anak adalah dengan multiple dose treatment melalui
I.V adalah 0,5 mg/kg setiap 6-8 jam dan tidak boleh melebihi 48-72 jam.
d. Interval pemberian
34
Keterangan :
DRP :
Keterangan :
- Parasetamol sirup diberikan pada pagi, siang, sore dan malam hari.
- Deksametason inj. 0,5 mg diberikan pada pagi, siang dan malam hari.
Keterangan :
35
- Zinc diberikan secara peroral
g. Lama pemberian
Keterangan :
- Zinc 10 mg 8 hari
h. Interaksi obat
Keterangan :
i. ESO/ADR/Alergi
36
DRP : Tidak ada masalah
- Ambroxol 2,5 mg
- Zinc 10 mg
- Parasetamol sirup
- Ketorolac inj. 10 mg
k. Ketidaksesuaian
Keterangan : RM sesuai
n. Kompatibilitas obat
37
DRP : tidak ada masalah
p. Kepatuhan
kemudian diberikan kepada perawat yang bertugas agar obat diberikan kepada
q. Duplikasi terapi
a. Ambroxol
Dosis : 2,5 mg
Rute : peroral
Indikasi : anti-ekspektoran
38
b. Zinc
Dosis : 10 mg
Rute : peroral
Komentar & Alasan : pasien yang masih berumur 5 bulan mengalami hernia
c. Parasetamol Sirup
Dosis : 60 ml
Rute : peroral
39
d. IVFD KAEN 1B + KCl 10 mEq
Dosis : 1 kolf
Rute : infus
e. Ceftriaxone
Dosis : 250 mg
Rute : I.V
Selain itu, pasien juga akan melakukan pembedahan sehingga perlu diberikan
operasi
40
f. Deksametason
Dosis : 0,5 mg
Rute : I.V
Indikasi : antiinflamasi
Komentar dan Alasan : pasien merupakan bayi yang masih berusia 5 bulan,
lebih kecil, sehingga apabila terjadi infeksi dan pembengkakan pada jalan
nafas dapat menyebabkan gagal nafas pada bayi sehingga peradangan perlu
ditangani.
g. Ketorolac
Dosis : 10 mg
Rute : I.V
41
Komentar dan alasan : Ketorolac adalah obat untuk meredakan nyeri dan
peradangan. Obat ini sering digunakan untuk operasi atau prosedur medis
Monitoring frekuensi :
Tanggal monitoring :
42
Desired endpoint : daya tahan tubuh pasien terjaga
Tanggal monitoring :
perbaikan gejala
perbaikan gejala
perbaikan gejala
perbaikan gejala
perbaikan gejala
perbaikan gejala
perbaikan gejala
43
Monitoring frekuensi :
Tanggal monitoring :
Monitoring frekuensi :
Tanggal monitoring :
44
- 08/03/2021 : tidak ada gangguan elektrolit dan nutrisi
Monitoring frekuensi :
Tanggal monitoring :
45
Monitoring frekuensi :
Tanggal monitoring :
Monitoring frekuensi :
Tanggal monitoring :
a. Ambroxol 2,5 mg
dapat diberikan nutrisi seimbang tetapi jika tidak mengalami perbaikan dapat
mengalami mual dan muntah, sarankan ibu pasien untuk menidurkan anak.
46
Evaluasi : Pasien tidak mengalami efek samping
b. Zinc 10 mg
Cara Mengatasi ESO : pasien adalah balita berumur 5 bulan, untuk melihat
efek samping terjadi atau tidak sangatlah sulit. Untuk itu disarankan agar ibu
pasien tetap memberikan ASI dan menjaga kenyamanan pasien. Jika terjadi
diare segera gantikan cairan tubuh yang hilang dan berikan pengobatan
c. Parasetamol
Cara Mengatasi ESO : pasien adalah balita berumur 5 bulan, untuk melihat
efek samping terjadi atau tidak sangatlah sulit. Untuk itu disarankan agar ibu
pasien tetap memberikan ASI dan menjaga kenyamanan pasien. Jika pasien
mengalami konstipasi (yang dilihat dari frekuensi buang air besarnya) maka
Cara Mengatasi ESO : bila pasien mengalami hipersensitif dan timbul ruam
pada kulit pasien, segera hentikan pengobatan dan obati ruam dengan salep.
47
Jika terjadi nyeri pada tempat injeksi bisa diatasi dengan menyuntikan infus
e. KCl
Cara Mengatasi ESO : jika pasien mengalami mual dan muntah segera atasi
lama. Jika pasien mengalami diare segera obati diare dan ganti cairan tubuh
f. Ceftriaxone
Manifestasi ESO : nyeri perut, mual, muntah, diare, pusing, mengantuk, sakit
Cara Mengatasi ESO : nyeri perut dapat diatasi dengan mengompres perut
dengan air hangat dan berikan obat anti nyeri. Mual dan muntah dapat diatasi
dengan memberikan obat antimual jika frekuensinya lebih lama. Pusing dan
sakit kepala dapat diatasi dengan beristirahat, jika pusing memburuk segera
berikan obat untuk mengatasi pusing. Jika pasien mengalami diare segera
berikan obat diare dan ganti cairan tubuh yang hilang dengan memberikan
pasien untuk beristirahat. Jika pada area injeksi terdapat bengkak sarankan
48
Evaluasi : Pasien tidak mengalami efek samping
g. Deksametason
Manifestasi ESO : Sakit kepala, vertigo, jerawat, atropi pada kulit, mual dan
muntah
Cara Mengatasi ESO : Jika pasien mengalami efek samping segera sarankan
pasien untuk beristirahat tetapi apabila pasien mengalami efek samping yang
h. Ketorolac
Cara mengatasi ESO : Jika pasien mengalami efek samping segera sarankan
pasien untuk beristirahat tetapi apabila pasien mengalami efek samping yang
49
BAB IV
PEMBAHASAN
Seorang pasien laki-laki berumur 5 bulan dengan berat badan 5 kg. datang
kerumah sakit dengan keluhan demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan
batuk 3 hari sebelum masuk rumah sakit serta pada bagian testis pasien terdapat
benjolan. Pasien datang dengan tanda vital Nadi : 107 kali/menit, RR : 20 kali/menit,
Suhu : 36,8oC, SpO2 : 95% dan nilai GCS : 15. Pada pemeriksaan fisik pasien tidak
mengacu pada inflamasi paru yang terfokus pada area bronkiolus dan memicu
yang berdekatan. Sedangkan hernia adalah penonjolan isi perut dari rongga yang
normal melalui suatu defek pada fasia dan muskoloaponeurotik dinding perut, baik
Hernia yang diderita pasien merupakan hernia scrotalis irreversible yang tidak
dapat diobati selain dengan jalan operasi. Namun dikarenakan hasil pemeriksaan
darah lengkap pasien yang hasil hemoglobin pasien yang rendah serta frekuensi batuk
pasien yang belum membaik maka operasi untuk pasien ditunda. Pasien diberikan
obat ambroxol 2,5 mg 2x sehari untuk meredakan batuk pasien. Pelaksanaan operasi
harus dilakukan pada saat semua fungsi tubuh pasien dalam keadaan normal sehingga
50
jika pasien batuk, operasi tidak dapat dilakukan karena beresiko terhadap kesehatan
(limfosit T). Sel tersebut bekerja dengan dua cara, yaitu mengendalikan respon
imun dan menyerang sel yang membawa kuman penyebab penyakit. Pasien diberikan
zinc dengan tujuan untuk menjaga sistem imunnya agar tidak terganggu. Pengobatan
sudah tepat.
dengan dosis 4x ½ sendok the (2,5 ml). indikasi dan dosis pengobatan sudah tepat.
Kemudian pasien diberikan nutrisi parenteral IVFD KAEN 1B + KCl 10 mEq untuk
menjaga keseimbangan elektrolit dan nutrisi pasien karena pasien akan menjalani
operasi sehingga diharapkan elektrolit dan nutrisi terjaga normal sebelum operasi dan
51
penatalaksanaan yang ada. Indikasi obat digunakan juga sudah tepat. Selain itu
3x1 ampul sebagai terapi tambahan yang memiliki aktivitas sebagai penghambat
respon inflamasi pada paru pasien tersebut. Dosis dexamethasone untuk anak-anak
benjolan pada testis sudah mengecil, pasien tetap harus melakukan operasi hernia
dikarenakan hernia yang diderita pasien bersifat irreversible dan harus segera
dioperasi agar hernia tidak mengalami peradangan lagi. operasi dilakukan pada 08
Maret 2021. Pasien diberikan ketorolac secara I.V dengan dosis 10 mg. ketorolac
biasa digunakan pada saat operasi untuk mencegah dan mengatasi nyeri yang terjadi
akibat operasi. Ketorolac bekerja dengan cara menghambat kerja dari enzim
prostaglandin saat terjadinya luka dan menyebabkan rasa sakit serta peradangan.
Ketika kerja enzim COX terhalangi, maka produksi prostaglandin menjadi lebih
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
scrotalis irreversible. Disini terapi untuk bronkopneumonia pasien sudah tepat dan
kondisi batuk pasien sudah mulai membaik dari yang semulanya. Sedangkan untuk
hernia yang dialami pasien disini satu-satunya jalah adalah melalui pembedahan atau
operasi. Namaun, untuk proses operasi hernia tersebut ditunda terlebih dahulu karena
adanya terdapat lendir di bagian pernafasan pasien tersebut. Jadi, untuk pelaksanaan
operasi tersbut harus dilakukan pada saat semua fungsi tubuh pasien dalam keadaan
tersebut.
5.2 Saran
kepada orang tua untuk dapat mengenali bagaimana proses dan tanda gejala serta
dapat merubah pola hidup menjadi lebih baik lagi. selain itu, pada pemberian
antibiotik seharusnya dilakukan kultur bakteri terlebih dahulu agar diketahui bakteri
apa yang menginfeksi pasien. Selain itu, ibu pasien harus memperhatikan makanan
yang dikonsumsi agar anak yang masih mengkonsumsi ASI tidak kekurangan nutrisi.
53
DAFTAR PUSTAKA
2012. http://www.kemenkes.go.id
3. Tanto, C., Frans, L., Sonia, H., dan Eka, A., P. 2014. Kapita Selekta
York.
7. Grace, P., A., dan Neil, R., B. 2006. At a Glance : Ilmu Bedah Edisi Ketiga.
Erlangga
2012. http://www.kemenkes.go.id
54