Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANAMANAH: STRATEGI KAMPANYE TERINTEGRASI UNTUK

MEMPROMOSIKAN AKUNTAN SEBAGAI PENJAGA INTEGRITAS


LAPORAN KEUANGAN

KARYA ILMIAH YANG DIAJUKAN UNTUK


MENGIKUTI PEMILIHAN MAHASISWA
AKUNTANSI BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL

OLEH
RIO FERDINAND KIANTARA
NIM 1706059132
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS INDONESIA, JAWA BARAT


2019
AKUNTANAMANAH: STRATEGI KAMPANYE TERINTEGRASI UNTUK
MEMPROMOSIKAN AKUNTAN SEBAGAI PENJAGA INTEGRITAS
LAPORAN KEUANGAN

KARYA ILMIAH YANG DIAJUKAN UNTUK


MENGIKUTI PEMILIHAN MAHASISWA
AKUNTANSI BERPRESTASI TINGKAT
NASIONAL

OLEH
RIO FERDINAND KIANTARA
NIM 1706059132
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS INDONESIA, JAWA BARAT


2019

i
ii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “AkuntanAmanah:
Strategi Kampanye Terintegrasi Untuk Mempromosikan Akuntan Sebagai Penjaga Integritas
Laporan Keuangan” untuk diajukan sebagai salah satu syarat dalam proses Pemilihan
Mahasiswa Berprestasi Akuntansi Nasional tahun 2019 oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah
diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan karya tulis.
Secara khusus, rasa terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada pihak-pihak berikut:

1. Kedua orang tua penulis, Bapak Tonny Kiantara dan Ibu Endang Pudjiaty
yang selalu mendukung segala aktivitas penulis.

2. Ibu Andriyanti Wagianto S.E., M.Sc., M.B.A. selaku dosen pembimbing


yang memberikan kepercayaan kepada penulis serta senantiasa memberikan
arahan dan motivasi dalam pembuatan karya tulis ini.

3. Ibu Dr. Dyah Setyaningrum, Kepala Prodi S1 Akuntansi FEBUI yang


membantu proses administrasi selama proses seleksi Mahasiswa Berprestasi
Akuntansi Nasional dan selalu mendukung kegiatan penulis.

4. Sahabat-sahabat penulis yang selalu memberikan semangat dan dukungan


dalam setiap kegiatan penulis: Abraham, Annisa Nisrina, Christoper Cia,
Danzel Hartono, Ezra Valentino, Linawati, Lydia Seoul Lee, Maghfira Iza,
Michelle Wijaya, Mila Andini, Theodore Schaeffer, dan Yehezki Angelica.

5. Teman-teman dalam delegasi Universitas Indonesia for HSBC Busincess


Case Competition 2019 dan Keluarga Besar StudentsCatalyst Jakarta.

Penulis berharap, semoga karya tulis ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca serta ke depannya dapat diterapkan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan masyarakat atas peranan profesi akuntan sebagai agent of trust
penjaga integritas laporan keuangan.

Depok, 9 Juli 2019

Rio Ferdinand Kiantara

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i


SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................. ii
PRAKATA .......................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iv
ABSTRAK........................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 3
1.3 Gagasan Kreatif.............................................................................................................. 3
1.4 Tujuan dan Manfaat........................................................................................................ 3
1.5 Metodologi Penulisan ..................................................................................................... 4
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1 Definisi dan Peran Profesi Akuntan dalam Bisnis ........................................................... 4
2.2 Definisi Kecurangan Akuntansi ...................................................................................... 5
2.3 Definisi Teknik Marketing 4.0 ........................................................................................ 5
BAB III ANALISIS DAN SINTESIS
3.1 Peran Profesi Akuntan Sebagai Penjaga Integritas Laporan Keuangan ............................ 6
3.2 AkuntanAmanah: Kampanye Promosi Akuntan Sebagai Agent of Trust Penjaga Integritas
Laporan Keuangan ............................................................................................................... 7
3.3 Identifikasi dan Mitigasi Tantangan Strategi AkuntanAmanah.......................................10
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................................11
5.2 Rekomendasi .................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................12
LAMPIRAN .......................................................................................................................14
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR:
Tabel 3.3.1 Identifikasi dan Mitigasi Tantangan ..................................................................10
Tabel 5.1 Timeline Kampanye AkuntanAmanah .................................................................14
Gambar 5.1 Risk Reward Matrix .........................................................................................14

iv
ABSTRAK
Akuntanamanah: Strategi Kampanye Terintegrasi Untuk Mempromosikan Akuntan
Sebagai Penjaga Integritas Laporan Keuangan1
1
Rio Ferdinand Kiantara, Departemen Akuntansi, Universitas Indonesia
Dunia bisnis sedang bertransformasi menuju proses otomasi yang lebih efisisien dan efektif
di tengah era Revolusi Industri 4.0. Akan tetapi, dengan semakin berkembangnya teknologi,
tekanan perusahaan untuk melakukan kecurangan juga semakin besar akibat iklim kompetitif
yang ada. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Experian kepada 6000 responden di 11
negara pada tahun 2018, menyatakan 63% perusahaan menderita kerugian dari kecurangan
lebih banyak atau sama dalam 1 tahun terakhir. Salah satu bentuk kecurangan yang membuat
rusaknya integritas laporan keuangan adalah kecurangan akuntansi yang menurut ACFE
terdiri dari korupsi, penyalahgunaan aset, dan manipulasi laporan keuangan. Selain itu,
eksistensi profesi akuntan juga mulai dipertanyakan seiring munculnya teknologi canggih
seperti artificial intelligence. Akan tetapi, akuntan tidak perlu khawatir karena akuntan
sendiri memiliki human intelligence yang tidak akan tergantikan dan peranan profesi akuntan
yang menjaga integritas laporan keuangan dari awal penjurnalan hingga pengauditan.
Integritas adalah karakter yang harus dimiliki oleh setiap akuntan. Sebagai bentuk dukungan
terhadap Prakarsa 6.1 Ikatan Akuntan Indonesia yakni Prakarsa Keempat 2018-2023 yakni
“aktif mengampanyekan profesi akuntan sebagai agent of trust penjaga integritas laporan
keuangan.” penulis menyarankan strategi kampanye terintegrasi bernama AkuntanAmanah
yang berupaya untuk meningkatkan awareness masyarakat secara umum dan akuntan secra
khusus tentang pentingnya integritas laporan keuangan dan eksistensi profesi akuntan sendiri.
Strategi ini menggunakan teknik marketing 4.0 yang menggabungkan media online dan
offline. Untuk menguatkan solusi ini dibuat identifikasi dan upaya mitigasi tantangan yang
dapat terjadi AkuntanAmanah ini. Dengan strategi AkuntanAmanah diharapkan profesi
akuntan tidak akan “terdisrupsi” dan tetap ada dan menjaga terus integritas laporan keuangan
pada era Revolusi Industri 4.0.
Kata Kunci: Akuntan, AkuntanAmanah, Integritas Laporan Keuangan, Kecurangan
Akuntansi

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
“The word accounting comes from accountability. If you are going to be rich, you need to be
accountable for your money.”- Robert Kiyosaki

Dunia bisnis saat ini telah memasuki era disrupsi di mana teknologi memiliki peranan
penting untuk memberikan nilai kompetitif. Teknologi terus menerus diperbaharui untuk
mempermudah kehidupan manusia dalam segala sektor tanpa terkecuali. Berkembangnya
artificial intelligence, blockchain, dan teknologi lainnya menimbulkan perdebatan di kalangan
profesional bisnis. Masa yang sedang kita alami ini sering disebut sebagai Revolusi Industri
4.0 di mana “otomatisasi” menjadi kata kunci yang dapat menggambarkan perbedaan masa
yang sedang kita alami ini dibandingkan masa-masa sebelumnya.
Saat ini secara global bisnis telah berlomba-lomba untuk melakukan transformasi
proses bisnis mereka dari berbasis konvensional menjadi berbasis digital. Hal ini ditandai
munculnya banyak perusahaan berbasis teknologi baik di bidang FinTech, E-commerce, dll.
Tentunya perkembangan zaman yang ada menimbulkan banyak perubahan mendasar dalam
dunia bisnis terutama proses bisnis yang ada. Dalam menyikapi perubahan yang terlalu cepat
tidak semua perusahaan konvensional mampu bersaing dan pada akhirnya gulung tikar.
menimbulkan banyak tekanan terhadap pelaku bisnis untuk bertindak curang akibat iklim
bisnis yang semakin kompetitif.
Menurut survei yang dilakukan Estrian (2018) menyatakan 63% perusahaan
mengalami kerugian akibat kecurangan sama atau lebih besar dalam 1 tahun terakhir. Selain
itu, Beasley dkk. (2010) menyatakan bahwa 75% perusahaan yang terkena kasus kecurangan
menjadi bankrut, mengalami penurunan nilai saham, atau dilarang diperjualbelikan di pasar
uang. Tentunya hal ini dapat diminimalisir apabila ada peranan profesi yang dapat menjaga
integritas laporan keuangan sehingga dapat dipercaya oleh penggunanya.
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) (2018:20) mengkategorikan
organisasi yang menjadi korban praktik kecurangan. Lebih dari 42% praktik kecurangan
terjadi pada perusahaan perusahaan swasta dan kerugiannya mencapai $164,000. Sebanyak
29% kecurangan terjadi di perusahaan publik dengan kerugian yang ditimbulkan sebesar
$117,000. Selain itu, kecurangan juga terjadi di organisasi pemerintahan sebanyak 16%
dengan kerugian $118,000. Sedangkan sisanya terjadi di perusahaan nirlaba (9%) dengan
kerugian $75,000 dan organisasi lainnya (45) dengan kerugian $120,000. Tingginya

1
angka kerugian tersebut tidak terlepas dari motivasi di balik perilaku curang yang dilakukan
oleh karyawan, manajer, dan eksekutif. Hal ini menunjukkan bahwa siapa saja bisa jadi
korban dari tindakan fraud ini.
Tentunya dengan semakin meningkatnya tantangan kecurangan menjadi tanggung
jawab akuntan sebagai salah satu profesi penting dalam perusahaan. Dari berbagai macam
jenis kecurangan salah satu kecurangan yang jarang dibahas secara mendalam mengenai
kecurangan akuntansi atau accounting fraud yang salah satu bentuknya adalah fraudulent
financial statement. Istilah ini mengacu kepada manipulasi laporan keuangan yang
kerugiannya dapat menyebabkan banyak perusahaan gulung tikar. Integritas laporan keuangan
juga akan hilang jika profesi akuntan tidak mampu mencegah kecurangan akuntansi.
Salah satu contoh nyata kerugian yang disebabkan kecurangan akuntansi adalah
perusahaan Exxon. Exxon melakukan penipuan nilai persediaan sumber daya alam dengan
membuat nilainya tidak berubah pada laporan keuangan pada 2016. Padahal ada perusahaan
minyak lain di telah menurunkan nilai aset mereka karena menurunnya nilai minyak mentah
dunia sebesar 60%. Dari kasus tersebut nilai saham Exxon turun 17% dan membuat nama
baiknya turun (Reuters, 2016).
Sedangkan kasus yang masih saja hangat di Indonesia adalah kasus laporan keuangan
PT Garuda Indonesia yang melakukan kecurangan yang “mempercantik” laporan keuangan
dengan membuat pengakuan pendapatan yang menyalahi PSAK 23. Dengan melakukan
pengakuan pendapat yang belum tentu terjadi PT Garuda Indonesia membuat laporannya
ditolak oleh dua komisionernya yakni Chairul Tanjung dan Donny Oskaria karena perusahaan
memperoleh laba yang cukup signifikan karena tahun-tahun sebelumnya perusahaan
menderita kerugian(Indonesia, 2019). Integritas laporan keuangan tersebut menjadi isu yang
dibahas dikarenakan manipulasi laporan keuangan akan menurunkan kepercayaan publik.
Eksistensi profesi akuntan saat ini juga mulai dipertanyakan relevansi di tengah era
disrupsi ini. Profesi akuntan memiliki tantangan 94% terotomatisasi di masa yang akan datang
(Frey dan Osborne, 2013) akibat pekerjaan akuntan yang dianggap repetitif dan clerical.
Belum lagi, Profesor NYU Stern, Baruch Lev (2016) mempublikasikan buku yang berjudul
“The End of Accounting” yang menyatakan bahwa dalam 1 abad terakhir akuntan tidak
mampu membuat laporan keungan yang relevan dengan perkembangan bisnis yang ada dan
diperkirakan tidak akan bertahan di masa yang akan datang.
Dengan demikian, diperlukan sebuah upaya untuk menyuarakan pentingnya peranan
akuntan sebagai agent of trust laporan keuangan. Kampanye AkuntanAmanah yang memiliki
makna akuntan yang dapat dipercaya menggunakan strategi marketing 4.0 dalam

2
menyampaikan pesan yang ada kepada khalayak. Terlebih kampanye ini ditujukan untuk
menunjukkan eksistensi profesi akuntan seiring perubahan zaman yang semakin abu-abu.
Karakter AkuntanAmanah yang diharapkan tersuarakan melalui kampanye ini adalah akuntan
yang memiliki integritas yang tidak bisa ditawar dan menjalankan amanahnya secara
bertanggungjawab. Akuntan sendiri harus terus belajar dan beradaptasi dengan cara
memperlengkapi dan meningkatkan kemampuannya agar profesi akuntan terus berkontribusi
dan berpengaruh.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah profesi akuntan dapat menjaga integritas laporan keuangan?
2. Bagaimana pengimplementasian kampanye AkuntanAmanah dapat mempromosikan
profesi akuntan sebagai penjaga integritas agent of trust laporan keuangan?
3. Bagaimana identifikasi tantangan dan mitigasi strategi AkuntanAmanah?
1.3 Gagasan Kreatif
Dalam penulisan ini akan dibahas permasalahan integritas laporan keuangan yang
disebabkan oleh kecurangan akuntansi. Karya tulis ini berusaha untuk memberikan
pemahaman komprehensif dan solusi kreatif yang selaras dengan Prakarsa 6.1 Ikatan
Akuntan Indonesia yakni Prakarsa Keempat 2018-2023 yakni “aktif mengampanyekan
profesi akuntan sebagai agent of trust penjaga integritas laporan keuangan.” Oleh karena
itu, dalam penulisan ini pertama-tama akan dibahas terkait peranan profesi akuntan dalam
menjaga integritas laporan keuangan dari berbagai macam bidang. Selanjutnya, solusi
kreatif yang disarankan adalah kampanye AkuntanAmanah yang menggunakan teknik
marketing 4.0. yang menggabungkan media online dan offline. Kampanye ini bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran dan atensi masyarakat terhadap profesi akuntan yang telah
mendapat amanah bisa terpercaya. Kampanye terintegrasi ini juga akan dianalisis tantangan
dan upaya mitigasinya sebagai bentuk feasibility analysis dari solusi kreatif ini.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui profesi akuntan dapat menjaga integritas laporan keuangan.
2. Menganalisis dan merekomendasikan pengimplementasian kampanye AkuntanAmanah
dapat mempromosikan profesi akuntan sebagai penjaga integritas agent of trust laporan
keuangan.
3. Mengidentifikasi tantangan dan memberikan upaya mitigasi strategi AkuntanAmanah.

3
1.5 Metodologi Penulisan
Penulis mengumpulkan data dengan melakukan studi literatur dari berbagai artikel dan
jurnal. Penulis memakai pendekatan kualitatif dengan data sekunder dari penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Data-data yang diambil dalam makalah ini merupakan data yang valid
karena diambil dari sumber terpercaya yang bertanggung jawab dengan tidak melupakan
kaidah ilmiah. Kemudian, analisis dilakukan secara deskriptif kualitatif yang didukung
dengan teori-teori yang diperoleh pada telaah pustaka.

BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Definisi dan Peran Profesi Akuntan dalam Bisnis
Menurut IFAC, pengertian akuntan sebagai profesional adalah seseorang yang
memiliki keahlian dalam bidang akuntansi, yang diperoleh melalui pendidikan formal dan
pengalaman kerja, yang menunjukkan dan patuh dengan kode etik, menjaga standar
profesionalitas yang tinggi dan merupakan pelaku dari sebuah organisasi akuntansi
profesional atau badan hukum lainnya (IFAC, 2011). Pengertian ini penting untuk
diketahui dikarenakan seorang akuntan berbeda dengan seorang bookkeeper. Menurut
Harold Averkamp, dosen akuntansi Universitas Wisconsin-Whitewater, bookkeeper adalah
seseorang yang bertugas mencatat transaksi-transaksi yang ada dalam sebuah perusahaan
(Averkamp, 2016). Pengertian akuntan yang kami maksud di karya tulis ini bukanlah
bookkeeper. Bookkeeper hanya menjalankan pekerjaan yang bersifat repetitif dan clerical
seperti pada umumnya pekerjaan seorang staff administrasi sehingga cenderung dapat
digantikan dengan mesin. Sedangkan, profesi akuntan mengandung pengertian yang lebih
mendalam dari sekedar seorang yang mencatat.
Dalam penulisan ini peran akuntan yang disorot adalah akuntan sebagai agent of
trust. Kepercayaan tidak akan dimiliki tanpa adanya integritas dan konsistensi dari profesi
akuntan sendiri. Karena kepercayaan atau trust adalah saling mengandalkan antara dua
pihak atau lebih (Balkaya, 2019). Hal ini sejalan dengan prakarsa 6.1 oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) yang bertemakan “Meneguhkan Kejayaan Akuntan Profesional”
mengangkat 6 prakarsa penting yang perlu dijalankan. Prakarsa ini dibuat bersamaan
dengan Kongres XIII IAI sebagai program nyata IAI yang telah memasuki usia 61 tahun
(IAI,2019). Prakarsa 4 yang berbunyi “aktif mengampanyekan profesi akuntan sebagai
agent of trust penjaga integritas laporan keuangan” adalah tema yang akan dibahas lebih

4
lanjut lewat penulisan ini. Terutama sasaran 1 yakni meningkatan Image Building atas
peran dan fungsi IAI sebagai agent of trust penjaga integritas laporan keuangan. Di dalam
mencapai sasaran ini IAI telah membuat 9 program nyata tetapi belum ada branding dari
kegiatan pemasaran yang ada.
2.2 Definisi Kecurangan Akuntansi
Di dalam penulisan ini kecurangan akuntansi adalah penyebab hilangnya integritas
laporan keuangan. Kecurangan secara umum diartikan sebagai usaha untuk mendapatkan
barang atau uang dengan penipuan (Levi, 2009:224). Sedangkan menurut Yu (2013:447)
kecurangan adalah usaha manusia yang melibatkan penipuan, dengan sengaja, penuh
hasrat, melanggar kepercayaan, dll. Sedangkan kecurangan akuntansi (accounting fraud)
berbeda dari kecurangan yang lain. Kecurangan akuntansi dilakukan oleh manajemen
untuk menipu pengguna laporan keuangan (Guy dan Pany, 1997: 4). Selain itu, menurut
Beasly, dkk. (2010:7) kecurangan akuntansi adalah kesalahan material yang disengaja
dalam penyajian laporan keuangan dan pengungkapan keuangan. Juga bisa dikatakan
sebagai tindakan pelanggaran hukum yang disengaja dalam manipulasi laporan keuangan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kecurangan akuntansi adalah pemanipulasian laporan dan
pengungkapan keuangan yang disengaja.
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) (2018:10) mengklasifikasikan
kecurangan akuntansi menjadi tiga yaitu asset misappropriation (penyalahgunaan aset),
corruption (korupsi) dan financial statement fraud (kecurangan laporan keuangan). Dari
ketiga jenis kecurangan akuntansi tersebut, penyalahgunaan aset adalah praktik kecurangan
yang paling sering terjadi (ACFE, 2018:10). Kecurangan laporan keuangan adalah sebuah
skema yang dilakukan oleh karyawan secara sengaja dan dapat menyebabkan salah saji atau
adanya penghilangan informasi yang material dalam laporan keuangan organisasi (ACFE,
2014:71). Kecurangan laporan keuangan dapat dilakukan individu dengan cara melakukan
pencatatan pendapatan fiktif, mencatat beban yang dikeluarkan lebih kecil, atau pun mencatat
aset lebih tinggi daripada nilai sesungguhnya.
2.3 Definisi Teknik Marketing 4.0
Menurut Kotler dan Kertajaya(2016) teknik Marketing 4.0 adalah cara pemasaran
yang mengintegrasikan antara online dengan offline, style dengan substance, dan machine to
machine dengan human to human. Definisi teknik pemasaran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah integrasi antara media online dan offline. Media online yang dimaksud
terutama adalah melalui sosial media seperti Instagram, Facebook, Youtube, dll. Sedangkan
yang dimaksud dengan media offline adalah melalui sosialisasi dan edukasi kepada

5
stakeholders secara langsung termasuk mengadakan seminar, diskusi terbuka, dan media
cetak yang relevan dengan profesi akuntan.

BAB III
ANALISIS DAN SINTESIS
3.1 Peran Profesi Akuntan Sebagai Penjaga Integritas Laporan Keuangan
Profesi akuntan menjadi tulang punggung penjaga integritas laporan keuangan melalui
pencegahan kecurangan akuntansi. Profesi akuntan dalam berbagai jenjang dan jenis profesi
mereka saling berkolaborasi satu sama lain untuk menciptakan sistem yang tahan banting.
Tetapi sebelum membahas peran akuntan lebih lanjut, hal yang penting perlu diketahui bahwa
sistem pencegahan kecurangan akuntansi tidak akan menghilangkan tantangan yang ada.
Akan tetapi, sistem yang berjalan dengan efisien dan efektif akan meminimalkan tantangan
kecurangan termasuk kecurangan akuntansi.
Konsep kecurangan akuntansi berkaitan dengan Fraud Triangle yang telah dijelaskan
oleh Cressey (1953). Terdapat tiga komponen yang berkaitan langsung dengan profesi
akuntan. Pertama, peluang (opportunity) yang disebakan control environment yang lemah
akibat top management yang kurang berwibawa. Kedua, rasionalisasi berkaitan dengan
masing-masing individu di dalam perusahaan untuk memiliki perilaku yang membenarkan
kecurangan mereka. Ketiga, adalah masalah tekanan baik dari pihak internal perusahaan
(atasan menekan bawahan, dll.) dan faktor eksternal dari industri perusahaan. Kecurangan
akuntansi melibatkan semua faktor yang mendukung terjadinya manipulasi laporan keuangan
dan masing-masing tingkatan profesi akuntan berperan langsung atau tidak langsung terhadap
pencegahan kecurangan akuntansi.
Menurut Australian National Audit Office (ANAO), organisational governance adalah
kunci dari strategi pencegahan kecurangan (ANAO, 2011: 12). Kepemimpinan yang tidak
didukung secara etis oleh manajemen senior akan membuat budaya anti kecurangan akan mati
dalam perusahaan (CGMA, 2012). Di sini akuntan yang menduduki posisi strategis harus
mampu menciptakan budaya perusahaan yang disiplin dan transparan sehingga membuat
suasana kondusif. Hal ini selaras dengan penelitian Farber (2005) yang menyatakan akuntan
harus mampu menciptakan good corporate governance untuk mencegah perilaku kecurangan
akuntansi.
Akuntan manajemen memegang peranan penting dalam pencegahan kecurangan
akuntansi. Akuntan manajemen memiliki pemahaman komprehensif terhadap struktur

6
organisasi, proses operasional, dan aktivitas keuangan yang menjadi kunci dari keberhasilan
pencegahan kecurangan akuntansi (Charron dan Lowe, 2008: 10). Menurut The Chartered
Institute of Management Accountants (CIMA, 2009) pencegahan kecurangan terdiri dari tahap
pencegahan (prevention), deteksi, pencegahan (deterrence) dan respon. Keempat komponen
tersebut tidak akan berjalan tanpa analisis data yang cukup dan pertimbangan terhadap
tantangan kecurangan yang ada di perusahaan sebagai salah satu bagian dari manajemen
kecurangan akuntansi.
Akuntan keuangan yang terlibat pada proses pembuatan laporan keuangan juga
menjadi tolak ukur keberhasilan pencegahan kecurangan akuntansi. Menurut Hogan, dkk.
(2008:16) menyatakan bahwa akuntan terdorong untuk melakukan kecurangan akuntansi
akibat tekanan yang ia peroleh. Tekanan yang dimaksud seperti kebutuhan untuk mencapai
proyeksi keuangan tahun sebelumnya, insentif kompensasi, bonus, kebutuhan pembiayaan,
dan performa perusahaan yang sedang buruk membuat akuntan berani berbuat kecurangan
akuntansi. Maka, dibutuhkan integritas yang tinggi oleh akuntan dalam menjalankan tugas
mereka.
Selain itu auditor internal dan eksternal juga berperan untuk meningkatkan sistem
pencegahan kecurangan akuntansi. Auditor internal melakukan aktivitas pengawasan untuk
memastikan sistem pencegahan kecurangan akuntansi yang ada telah efektif dan berfungsi.
Sedangkan audit eksternal berperan untuk memberikan opini audit dan memastikan pelaporan
keuangan telah memenuhi standar akuntansi yang ada (baik PSAK, IFRS, dll.).
Sehingga dapat dikatakan bahwa pandangan yang melihat profesi akuntan akan
tergantikan akan susah untuk dibenarkan. Profesi akuntan memiliki peranan penting dalam
menjaga integritas laporan keuangan dan akuntabilitas laporan keuangan penting untuk
dimiliki oleh para pengguna laporan keuangan. Selain itu, profesi akuntan tidak akan
tergantikan teknologi canggih karena akuntan memiliki human intelligence yang tidak akan
tergantikan serta profesionalitas dan integritas akuntan yang tercermin dari kuatnya lembaga
profesi akuntan seperti IAI di Indonesia dan IFAC secara global.

3.2 AkuntanAmanah: Kampanye Promosi Akuntan Sebagai Agent of Trust Penjaga


Integritas Laporan Keuangan
Seperti yang kita ketahui, eksistensi profesi akuntan mulai dipertanyakan akibat
perkembangan teknologi dan berbagai argumen yang ada. Terlebih lagi dengan semakin
meningkatnya iklim kompetitif dalam dunia bisnis diperlukan sosok profesi yang mampu
menjadi agent of trust. Profesi akuntan sudah berperan untuk melakukan pencegahan

7
kecurangan akuntansi demi menjaga integritas laporan keuangan berdasarkan fungsi masing-
masing dimulai dari proses penjurnalan hingga pengauditan. Dengan demikian profesi
akuntan telah diberikan amanah untuk menjaga integritas laporan keuangan.
Integritas laporan keuangan penting dimiliki oleh perusahaan terutama perusahaan
yang tergolong Entitas dengan Akuntabilitas Publik. Perusahaan ini harus patuh terhadap
standar pelaporan akuntansi yakni PSAK di Indonesia sendiri. Contohnya adalah perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek harus memiliki informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya
dan digunakan oleh kepentingan masing-masing stakeholders. Pengguna laporan keuangan
yang terdiri dari internal atau manajemen perusahaan dan eksternal yakni kreditor, investor,
pemerintah, dan masyarakat berhak mendapatkan informasi yang terpercaya dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Walaupun demikian, yang terpenting untuk mendapatkan edukasi dan sosialisasi
adalah para akuntan baik dari jenjang mahasiswa akuntansi hingga praktisi di berbagai macam
bidang. Kampanye AkuntanAmanah berlandaskan filosofi bahwa akuntan telah diberikan
amanah oleh banyak orang dan harus dapat mempertanggungjawabkan amanah itu. Prinsip
dari kampanye ini adalah kolaborasi dari seluruh elemen akuntan yang bisa dapat dikatakan
dari, oleh, dan untuk akuntan itu sendiri. Strategi ini akan dilaksanakan sesuai Prakarsa 4 dari
Prakarsa 6.1 sebagai program kerja Ikatan Akuntan Indonesia tahun 2018-2023 yakni “aktif
mengampanyekan profesi akuntan sebagai agent of trust penjaga integritas laporan
keuangan”. Dengan kampanye ini diharapkan masyarakat juga dapat teredukasi dan paham
akan pentingnya peranan akuntan.
Oleh karena itu, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai lembaga profesi akuntan di
Indonesia dapat menerapkan strategi AkuntanAmanah yang menggunakan teknik marketing
4.0. yang mampu memberikan hasil sesuai dengan kemajuan zaman yang semakin berubah.
Kampanye AkuntanAmanah merupakan gabungan antara pemasaran online dan offline. Untuk
pemasaran online akan menggunanakan sosial media terutama Instagram, Twitter, Facebook,
Line, dan Youtube untuk melakukan kampanye digital #AkuntanAmanah. Kampanye ini akan
dilakukan dengan kerjasama seluruh penggiat akuntansi di Indonesia baik dari komponen
mahasiswa, praktisi, pendidik, dll.
Untuk kampanye digital terdiri dari tiga strategi yakni edukasi dan sosialisasi
mengenai pentingnya profesi akuntan, menggunakan social media influencer untuk
meningkatkan atensi, dan terakhir adalah lomba post atau video terbaik dengan tagar
#AkuntanAmanah. Pertama, akan dibuat konten-konten edukasi bekerjasama dengan berbagai
akun media akuntansi seperti @RepublikAkuntansi, himpunan-himpunan mahasiswa

8
akuntansi, komunitas akuntansi seperti IAIMuda, serta praktisi seperti Kantor Akuntan Publik.
Konten edukasi ini bisa berupa infografis, kajian ringan, ataupun poster yang memberikan
edukasi peranan profesi akuntan dalam dunia bisnis. Kedua, sebelum diadakan lomba
#AkuntanAmanah, tahapan selanjutnya adalah meminta bantuan social media influencer baik
di Instagram seperti Fransiska Sonia (Mahasiswa Berprestasi II Universitas Diponegoro)
ataupun media-media lain yang diikuti oleh penggiat akuntansi seperti official account
IkatanAkuntanIndonesia dan ICAEWSEA.
Kemudian, yang terakhir adalah lomba foto atau video terbaik di media sosial. Target
dari lomba ini adalah seluruh penggiat akuntansi dimulai dari mahasiswa, praktisi, pengamat,
dll. Setiap peserta diwajibkan membuat post diri mereka dengan filter yang sama serta
jawaban atas pertanyaan “Apa peranan dan seberapa pentingnya profesi akuntan dalam
menjaga kepercayaan masyarakat?”. Lomba ini diberikan insentif berupa uang voucher, jalan-
jalan ke luar negeri, dan merchandise yang bertemakan akuntansi. Output atau hasil akhir dari
strategi ini adalah meningkatnya awareness secara digital dari masyarakat Indonesia terhadap
profesi akuntan secara umum dan akuntan sebagai penjaga integritas laporan keuangan secara
khusus.
Sedangkan untuk media offline akan diadakan sosialisasi, seminar dan workshop
pelatihan yang dilaksanakan oleh IAI bekerjasama dengan kampus-kampus, komunitas sosial,
perusahaan-perusahaan, dan pemerintah di Indonesia. Untuk mempermudah koordinasi akan
dibuat panitia nasional dan lokal yang berdasarkan wilayah-wilayah IAI. Panitia tersebut
dapat terdiri dari pengurus IAI, mahasiswa, perwakilan praktisi, dan perwakilan pemerintah
agar terdapat berbagai macam pandangan sehingga menghasilkan output yang komprehensif.
Kampanye offline ini tetap dengan branding AkuntanAmanah dan seluruh kegiatan baik
sosialisasi, seminar maupun workshop bertemakan seputar peranan profesi akuntan,
pencegahan kecurangan akuntansi, pentingnya integritas dalam akuntansi, dan akuntan
sebagai agent of trust. Disarankan sub-tema yang ada dibuat semenarik mungkin seperti
“Peran Akuntan di Industri 4.0”, “Pengaruh Blockchain dan Artificial Intelligence dalam
Peningkatan Pencegahan Kecurangan Akuntansi.” Seluruh sub-tema tersebut dapat
disesuaikan dengan siapa target audience dari strategi yang diadakan.
Semua target dari kampanye baik online dan offline bertujuan untuk mencapai sasaran
1 dari prakarsa 4 yang telah dibahas di telaah pustaka yani meningkatnya image building atas
peran profesi akuntan sebagai bagian IAI sebagai agent of trust penjaga integritas laporan
keuangan. Secara spesifik lomba foto dan video sejalan dengan program kerja kelima yakni
“Meningkatkan partisipasi publik dalam membangun image dan reputasi IAI seperti membuat

9
“mars IAI”, video peran akuntan, dan media campaign IAI.” Terutama dengan branding
#AkuntanAmanah dapat menyampaikan pesan bahwa peran akuntan yang menjaga integritas
laporan keuangan dari adanya kecurangan akuntansi dapat lebih dipahami. Kategori peserta
yang diharapkan kebanyakan dari mahasiswa akuntansi dan akuntan profesional muda yang
berusia 18-35 tahun sebagai pemilik akun sosial media terbesar di Indonesia. Selain itu,
diharapkan konten publikasi yang ada dapat membangun citra akuntan dan IAI sendiri sebagai
profesional yang terpercaya dan bertanggungjawab dengan memberikan infografis atau poster
yang menarik dengan bantuan tim pemasaran yang berasal dari berbagai kalangan.
3.3 Identifikasi dan Mitigasi Tantangan Strategi AkuntanAmanah

No. Identifikasi Tantangan Mitigasi Tantangan

1. Kampanye secara offline tidak Bekerjasama dengan berbagai lembaga baik


berjalan dan tidak mampu mengirimkan proposal acara dan undangan kepada
menyampaikan pesan target dari tiap-tiap acara. Selain itu diadakan
AkuntanAmanah. survei pada akhir acara untuk dijadikan masukan
(High Reward, Low Risk) oleh panitia dalam implementasi acara selanjutnya.
Selain itu sinergi dari panitia pusat dan daerah
perlu dilakukan secara berkala.

2. Target kampanye digital Melakukan market research terlebih dahulu


#AkuntanAmanah tidak mampu sebelum melakukan kampanye. Selain itu dapat
menjangkau para penggiat menggunakan Search Engine Optimization (SEO)
akuntan. untuk meningkatkan presensi media sosial.
(High Reward, Medium Risk) Melibatkan banyak pihak untuk mendukung
kampanye digital #AkuntanAmanah sehingga
dapat menjangkau lebih banyak audience.

Tabel 3.3.1 Identifikasi dan Mitigasi Tantangan

10
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
Di tengah berkembangnya era Revolusi Industri 4.0 tindakan kecurangan yang ada
dalam bisnis ikut meningkat seiring meningkatnya iklim kompetitif. Salah satu bentuk
kecurangan adalah kecurangan akuntansi yang menjadi penyebab rusaknya integritas laporan
keuangan. Terlebih lagi munculnya argumen yang mempertanyakan eksistensi profesi
akuntan di era disruspsi ini. Akan tetapi, profesi akuntan, selain memiliki human intelligence
dan profesionalisme yang tidak akan tergantikan teknologi, juga berperan dalam berbagai
jenjang level dan profesi berperan aktif untuk menjaga integritas laporan keuangan dari hulu
ke hilir. Sebagai langkah nyata yang dapat diinisiasi penulis sebagai generasi akuntan muda,
strategi AkuntanAmanah dapat membantu menjawab tatangan-tantangan di masa abu-abu ini
terutama pentingnya akuntan menjaga amanah yang telah dimilikinya. Strategi
AkuntanAmanah akan menerapkan teknik marketing 4.0. yang melibatkan seluruh elemen
penggiat akuntansi dengan skala nasional. Dengan menggunakan media online melalui sosial
media dan media offline melalui sosialisasi dan edukasi secara langsung diharapkan dapat
meningkatkan awareness masyarakat secara umum dan profesi akuntan secara khusus tentang
pentingnya integritas laporan keuangan. Terakhir, strategi AkuntanAmanah diharapkan
menjadi ujung tombak prakarsa 6.1 IAI dalam menyuarakan profesi akuntan sebagai agent of
trust penjaga laporan keuangan. Sehingga profesi akuntan tidak akan “terdisrupsi” melainkan
“mendisrupsi” dan tetap exist saat ini hingga di masa yang akan datang.
Hidup Mahasiswa! Hidup Akuntan Muda!
4.2 Rekomendasi
Terdapat beberapa rekomendasi yang ingin penulis sampaikan:
a. Kepada lembaga profesi akuntan terutama Ikatan Akuntan Indonesia agar dapat
mengimplementasikan dan mendukung strategi kampanye AkuntanAmanah dalam rangka
menyuarakan profesi akuntan sebagai agent of trust penjaga integritas laporan keuangan.
b. Kepada akuntan muda agar memiliki optimisme dan semangat untuk terus belajar dan
beradaptasi terhadap perkembangan zaman yang ada, serta mempersiapkan diri untuk
mempelajari teknologi dan memiliki integritas yang dipegang teguh.
c. Kepada lembaga pendidikan akuntansi agar semakin meningkatkan kapabilitas profesi
akuntan dalam dunia bisnis terutama dalam meningkatkan pengetahuan akan pentingnya
integritas selain kemampuan teknologi dan ketrampilan lainnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). (2014). Report to the Nations on


Occupational Fraud and Abuse: 2014 Global Fraud Study.
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). (2018). Report to the Nations: 2018
Global Study on Occupational Fraud and Abuse.
Australian National Audit Office(ANAO). (2011). Fraud Control in Australian Government
Entities –Better Practice Guide. March 2011.
Averkamp, H. (2016). What is Bookkeeper?. Retrived 15 Juli 2019 from
accountingcoach.com https://www.accountingcoach.com/blog/what-is-a-bookkeeper.

Balkaya, S. (2019). Role of Trust, Privacy Concerns and Data Governance in Managers’
Decision on Adoption of Big Data Systems. Management Studies. 7. 10.17265/2328-
2185/2019.03.006.

Beasley, S. M., Carcello, J. V. dan Hermanson, D. R. (2010) Fraudulent Financial Reporting:


1997–2007: An Analysis of U.S. Public Companies. Research Report, COSO.
Brennan, N. and Hennessy, J. (2001). Forensic Accounting. Dublin: Round Hall Sweet
&Maxwell.
Charron, K.F. and Lowe, D.J., (2008). Skepticism and the management accountant: Insights
for Fraud Detection. Management Accounting Quarterly, vol.9, no.2, Winter 2008, pp 9 –
15
Chartered Global Management Accountant (CGMA). (2012). Fraud Risk Management: A
Guide to Good Practice.
Chartered Institute Of Management Accountants (CIMA). (2009). Fraud Risk
Management: A Guide to Good Practice.
Cressey, D. (1953). Other People’s Money: A Study in the Social Psychology of
Embezzlement. Ilinois: Glenco

Experian (2018). The 2018 Global Fraud and Identity Report 2018. p4
Farber, D. (2005). Restoring Trust after Fraud: Does Corporate Governance Matter? The
Accounting Review 80 (2): 539–561
Frey, C. B. dan Osborne, Michael A. (2013). The Future of Employment. Oxford: Oxford
Martin School

12
Guy, D.M., and Pany, K. (1997). Fraud in a Financial Statement Audit. working paper,
AICPA, New York.
Hayes, R. (2017). Principles of Auditing 3rd Edition. London: Pearson Education Limited.
Hogan, C. E., Rezaee, Z., Riley, R. A. dan Velury, U. (2008). Financial statement fraud:
Insights from the academic literature. Auditing: A Journal of Practice & Theory.
IFAC. (2011). A Proposed Definition of ‘Profesional Accountant’. Delhi: IESBA

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2019) Program Prakarsa 6.1: Meneguhkan Kejayaan
Akuntan Profesional. Retrieved 6 July 2019 from:
Www.Iaiglobal.Or.Id/V03/Files/File_Publikasi/Kit%20prakarsa%206.1%20iai.Pdf

Indonesia, C. (2019, April 24). Membedah Keanehan Laporan Keuangan Garuda Indonesia
2018. Retrieved 8 July 2019 from cnnindonesia.com:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190424204726-92-389396/membedah-
keanehan-laporan-keuangan-garuda-indonesia-2018
Kotler, P., dan Kertajaya, H. (2016). Marketing 4.0 : Moving From Traditional To Digital.
New Jersey: John Wiley & Sons.
Lev, B., dan Gu, F. (2016). The end of accounting and the path forward for investors and
managers. John Wiley & Sons.
Levi, M. (2009). Oxford Handbook of Crime and Public Policy. New York: Oxford
University Press, 223–246.
Reuters. (2016). New York AG Investigating Exxons Accounting Practices. Retrieved 17 July
2019 from:
https://www.reuters.com/article/us-exxon-mobil-probe/new-york-ag-investigating-
exxons-accounting-practices-source-idUSKCN11M113

Romney, M.B., Steinbart, P.J. and Cushing, B.E., (2017). Accounting Information Systems.
New Jersey: Prentice Hall.
Yu, X. (2013).Securities Fraud and Corporate Finance: Recent Developments. Managerial
and Decision Economics 34, pp439–450.

13
LAMPIRAN
1.Timeline Kampanye AkuntanAmanah selama 6 bulan
Agenda 1 2 3 4 5 6
Pendirian panitia
nasional
Perekrutan
Volunteers di pusat
dan di wilayah-
wilayah
Kampanye digital
Lomba
#AkuntanAmanah
Sosialisasi
Seminar atau
workshop (1 kali tiap
bulan)
Koordinasi bulanan
Evaluasi terpusat

Tabel 5.1 Timeline Kampanye AkuntanAmanah


2. Risk reward matrix AkuntanAmanah

Keterangan: Nomor sesuai tabel 3.3.1


Gambar 5.1 Risk Reward Matrix

14

Anda mungkin juga menyukai