TERAPI EECP
Disusun Oleh :
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Manfaat dan Tujuan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi EECP ...................................................................................................2
2.2 Patofisiologi EECP.............................................................................................3
2.3 Prosedur EECP ..................................................................................................3
2.4 Mekanisme Kerja EECP ...................................................................................4
2.5 Peranan EECP pada Penyakit Jantung Koroner ................................................5
2.6 Kontraindikasi dan Efek Samping EECP ..........................................................6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................7
3.2 Saran...................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO, perkiraan kematian pada tahun 2020 di seluruh dunia
khususnya pada negara berkembang 75% disebabkan penyakit kronis dan 71%
karena penyakit jantung iskemik. Kejadian sudden cardiac death (SCD)
mencapai 400.000 kasus per tahun di negara maju seperti Amerika Serikat.
Jumlah ini hampir 50 persen dari seluruh kematian yang terjadi
Di Indonesia, penyakit jantung sekarang ini menempati urutan pertama
sebagai penyebab kematian. Kematian mendadak sering diakibatkan oleh aritmia
jantung berbahaya yang dipicu oleh penyumbatan mendadak dari arteri koroner
yang sudah mengalami penyempitan akibat plak yang terbentuk pada proses
aterosklerosis.
Tidak semua orang penderita PJK di Indonesia yang mampu menjalani
pengobatan operasi CABG atau yang kurang invasif yaitu pemasangan stent pada
prosedur PCI karena biaya yang mahal. Terapi alternatif yang non invasif dan
sudah diakui FDA Amerika adalah EECP. Biaya untuk terapi EECP jauh di
bawah PCI dan CABG. EECP adalah prosedur rawat jalan non-invasif, bertujuan
mengurangi serangan angina dengan cara meningkatkan perfusi darah ke
kawasan otot jantung yang kekurangan pasokan darah akibat penyempitan
pembuluh koroner.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi EECP (Enhanced External Counter Pulsation)
EECP (Enhanced External Counterpulsation) adalah tindakan noninvasif (tanpa
melukai tubuh) yang sangat aman, manfaat yang sangat besar, tanpa obat dan biaya
rendah untuk pasien dengan Penyakit Jantung Koroner dan Gagal Jantung.
Enhanced External Counterpulsation (EECP) merupakan teknik non-invasif
terpilih yang akan mengurangi gejala angina, serta memperbaiki iskemi miokard dan
fungsi ventrikel kiri (sistol maupun diastol). EECP adalah konsep baru prosedur non-
invasif yang dirancang untuk mengatasi angina pada pasien yang refrakter terhadap
terapi konvensional. EECP bekerja dengan prinsip peningkatan tekanan perfusi
diastolik akan meningkatkan aliran darah koroner sebesar 20-40%. Prosedur ini
terbukti tidak hanya memperbaiki perfusi miokardial, tetapi juga menurunkan beban
kerja jantung.
2
(EKG). Selain memberikan efek hemodinamik seperti pemasangan pompa balon intra
aorta, EECP juga dapat meningkatkan curah balik jantung. Manset berbentuk seperti
manset tensimeter dalam ukuran besar, dipasang pada betis, paha bagian bawah, paha
bagian atas, serta bokong. Manset ini dikembangkan secara cepat dan berurutan
berdasarkan sinyal yang diperoleh dari komputer EKG, dimulai dari betis hingga ke
bokong pada saat diastol.
Prosedur EECP akan memberikan tekanan balik yang kuat pada sistem arteri
sehingga darah yang kaya oksigen akan mengalir ke jantung dan arteri koroner. Hal
tersebut akan meningkatkan curah balik jantung di bawah tekanan yang meningkat.
Sesaat sebelum dimulainya fase sistole, ketiga manset akan mengempis secara
serentak. Pengempisan ini terjadi saat vaskularisasi di ekstremitas bawah relatif
kosong dan akan mengurangi resistensi vaskular secara signifikan sehingga jantung
tidak harus bekerja keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Aktivitas manset dimonitor dengan menggunakan plethysmogram yang
dipasang di jari. Manset dikoordinasikan oleh mikroprosesor yang menerjemahkan
sinyal EKG dari pasien serta menjalankan siklus mengembang dan mengempis
manset. Karena mekanisme kerja terapi itu dipicu EKG, maka pasien diharapkan
tenang selama terapi agar dapat menghasilkan gelombang yang stabil. Selama
perawatan, EKG harus dipantau untuk melihat ada tidaknya gelombang yang dapat
menganggu terapi seperti artifak, aritmia, dan takikardi.
Hasil akhir pemompaan kaki secara berurutan adalah gelombang tekanan yang
secara signifikan meningkatkan tekanan puncak diastolik sehingga meningkatkan
sirkulasi ke jantung dan organ lain, serta mengurangi tekanan sistolik dan resistensi
vaskuler. Pengobatan dengan EECP umumnya terdiri dari 35 kali pertemuan rawat
jalan. EECP dilakukan sebanyak lima hari per minggu selama tujuh minggu dan
berlangsung sekitar 1 jam setiap harinya.
3
Gambar 2. Tahapan pelaksanaan EECP (Enhanced External Counter Pulsation)
EECP pada prinsipnya sama dengan intra aortic balloon pump (IABP) yaitu dengan
menurunkan afterload dan peningkatkan tekanan perfusi koroner melalui peningkatan
tekanan diastolik di pangkal aorta. Pada awal fase diastolik, dibawah koordinasi
mikroprosesor, manset dikembangkan (inflasi) secara berurut dari tungkai bawah, paha
kemudian pinggul. Pemompaan berurutan tersebut akan mendorong darah arteri dan vena di
bagian bawah tubuh naik ke pangkal aorta maupun vena cava. Akibatnya terjadi
peningkatkan tekanan diastolik aorta, dengan demikian tekanan perfusi arteri koronaria juga
meningkat.
Peningkatan tekanan perfusi ini selain meningkatkan aliran koronaria juga bermanfaat
membuka kolateral sehingga gangguan pasokan darah ke kawasan miokard yang terjadi
akibat tersumbatnya cabang cabang arteri koronaria akan teratasi. Segera sebelum ventrikel
berkontraksi (fase awal sistole), atas signal dari elekroprosesor, manset serentak dikempiskan.
Pengempisan manset terjadi melalui tekanan negatif yang diciptakan oleh bagian mekanik
alat dan keadaan ini akan sangat mengurangi beban afterload ventrikel kiri, akibatnya selain
kebutuhan oksigen miokard berkurang kinerja ventrikel kiri juga makin meningkat.
Disamping itu meningkatnya venous return akan menambah cardiac output jantung.
Jadi peningkatan tekanan perfusi diastolik di pangkal aorta yang disertai meningkatnya
perfusi miokard, adalah jawaban kenapa EECP mampu menolong penderita penyakit jantung
iskemik, sedangkan peningkatan cardiac output akan meningkatkan perfusi ke otak dan ginjal
serta organ organ tubuh lain.
4
Gambar 3. Diagram Tahapan Terapi EECP
Langkah 1-3 udara dipompakan secara berturutan sesaat setelah sistol
Langkah 4 udara dihisap serentak sesaat sebelum sistol
Respons klinis positif terjadi pada pasien dengan penyakit jantung koroner yang
diterapi dengan EECP. Keuntungan EECP antara lain pengurangan gejala angina dan
penggunaan nitrat, toleransi latihan yang meningkat, efek psikososial dan peningkatan
kualitas hidup serta perpanjangan waktu antara latihan dengan depresi segmen ST.
Pasien dengan angina yang berat dan tidak memiliki riwayat merokok
cenderung memiliki respon lebih baik dengan terapi EECP. Pasien dengan angina
stabil kronik mendapatkan peningkatan perfusi miokardial saat istirahat setelah
mendapat terapi EECP. Peningkatan ini terjadi secara keseluruhan dan pada daerah
spesifik (dinding anterior miokardium pasien dengan penyakit arteri koroner). Selain
itu, terdapat peningkatan nitrit oxide (NO) serta penurunan atrial natriuretic peptide
(ANP) dan brainnatriuretic peptide (BNP). Namun efek EECP terhadap penurunan
ANP dan BNP hanya terjadi selama satu bulan setelah terapi. Penurunan ANP dan
BNP ini menggambarkan EECP tidak hanya memperbaiki perfusi miokard, tetapi
juga menurunkan beban kerja jantung.
5
EECP telah dibuktikan lebih efisien dibandingkan dengan pompa balon intra
aorta dalam meningkatkan curah balik jantung dan meningkatkan curah jantung.
Selain itu, EECP juga dapat mengurangi kejadian timbulnya iskemia akibat latihan
pada pasien dengan penyakit jantung koroner yang simtomatik. Tetapi pada pasien
yang sudah mendapatkan intervensi sebelumnya (obat anti-angina dan revaskularisasi
koroner) tidak didapatkan peningkatan yang signifikan. Penggunaan obat nitrogliserin
juga berkurang pada pasien yang telah menjalani setidaknya 34 sesi terapi EECP.
2.7 Kontraindikasi
Beberapa kondisi yang dikontraindikasi dilakukan EECP, yaitu :
1) pasien dengan aritmia (atrial flutter, atrial fibrillation, ventricular tachycardia)
karena aritmia akan mengganggu proses terapi
2) pasien yang baru dua minggu pasca kateterisasi jantung atau tiga bulan pasca
operasi bypass
3) penderita aneurysma aorta, regurgitasi aorta karena mempunyai kecenderungan
perdarahan
4) wanita hamil
5) pasien dengan tensi >180/110 mmHg
6) penderita deep vein thrombosis dan
7) thrombophlebitis.
6
2.8 Efek Samping EECP
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit jantung koroner merupakan salah satu masalah kesehatan utama di
dunia. Masih banyak penderita penyakit jantung koroner walaupun telah menjalani
terapi yang ada saat ini. EECP merupakan prosedur nonivasif yang dapat mengurangi
gejala angina dan meningkatkan kualitas hidup penderita penyakit jantung koroner.
EECP akan meningkatkan perfusi koroner saat diastole melalui peningkatan aliran
balik jantung. Prosedur ini akan meningkatkan perfusi miokard pada saat istirahat
dan meningkatkan aliran darah kolateral.
3.2 Saran
Kita sebagai perawat hendaknya mengetahui issue-issue terkini tentang penyakit
kardiovaskuler, karena dengan itu kita dapat lebih cepat membantu pasien misalnya
dalam memberikan second opinion pada pasien jantung koroner yang tidak setuju
untuk dilakukan tindakan invasif.
8
DAFTAR PUSTAKA
WHO Technical Report Series. Diet, nutrition and the prevention of chronic disease. 916
Sargowo, D. (1). Enhanced External Counterpulsation (EECP) dan Arah Masa Depan.
Indonesian Journal of Cardiology, 29(1), 47-55.
https://doi.org/10.30701/ijc.v29i1.202