HUKUM WADH’I
DISUSUN
KELOMPOK 6
Muliasari (22)
Nurfitri (220440095)
Nabila Novianita (220440088)
Putri Werdia Rizky (220440064)
Riski Prtama (220440102)
DOSEN PEMBIMBING
NAZLI HASAN, Lc., MA
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah, karena atas berkat
dan limpahan rahmat-Nya lah maka kami bisa menyelesaikan sebuah karya tulis
dengan tepat waktu. Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan
judul "Hukum Wadh'i", yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang
besar bagi kita semua. Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta
maaf dan memohon permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan
ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih
dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat kepada kita semua. Semoga makalah ini bermanfaat.
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A. Pengertian Hukum Wadh’i..................................................................................2
Klasifikasi Hukum Wadh’i..................................................................................3
1. Sebab.....................................................................................................................3
2. Syarat....................................................................................................................4
3. Mani'.....................................................................................................................6
4. Shah.......................................................................................................................7
6. Azimah..................................................................................................................8
7. Rukshah................................................................................................................8
BAB III...........................................................................................................................10
PENUTUP.......................................................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
H u k u m W a d h ’ i K e l o m p o k 6 | ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat semakin kompleksnya masalah-masalah yang dihadapi
manusia pada era perkembangan zaman, Ushul Figh dengan beberapa
hukum Syara' yang berguna untuk menjawab berbagai masalah yang di
hadapi manusia pada perkembangan zaman. Dalam pembagian hukum
syara', Ushul Figh membagi hukum syara' menjadi dua, yaitu hukum
taklif'i dan hukum wadh'i. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang
hukum wadh'i beserta macam-macamnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hukum Wadh'i ?
2. Apa macam-macam hukum Wadh'i ?
3. Apa definisi Mani’dan klasifikasinya ?
4. Apa definisi Fasid / Batal ?
5. Apa azimah, Rukshah ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hukum Wadh’I
2. Untuk mengetahui macam-macam hukum Wadh’i
3. Untuk mengetahui definisi Mani’ dan klasifikasinya
4. Untuk mengetahui definisi Fasid / Batal
5. Untuk mengetahui definisi Rukshah
PEMBAHASAN
1
Iwan Hermawan, Ushul Fiqh Kajian Hukum Islam(Kuningan:Hidayatul quran,2019),78.
2
Ahmad Sholihin Siregar, Ayatul Ahkam: Dasar Seleksi dan Konstruksi(Aceh: Mahara
Publishing,2018),32.
“ Sebab ialah menjadikan sifat yang pasti sebagai sangkutan bagi adanya
hukum, artinya adanya sifat itu melazimkan adanya hukum dan tidak adanya
sifat itu melazimkan tidak adanya hukum. “
6. Dari segi hubungan sebab dengan mussabab, terbagi menjadi tiga macam.
a. Sabab al-Syari, yaitu sebab yang hubungannya dengan mussabab
dihasilkan hukum syari.
b. Sabab al-'aqli, sebab yang hubungannya dengan mussabab dihasilkan
melalui nalar manusia.
c. Sabab al-'adi, sebab yang hubungannya dengan mussabab dihasilkan pada
hukum 'adat atau kebiasaan3
2. Syarat
Syarat secara bahasa sesuatu yang tergantung kepadanya adanya hukum mesti
dengan ketidak adaannya tidak adanya hukum, namun tidak mesti dengan
keberadaannya adanya hukum.
3
Hayatuddin, amrullah. (2019). Ushul Fiqh: Jalan Tengah Memahami Hukum Islam. Jakarta:
Amzah, hlm 135
“sesu
atu yang kepadanya tergantung keberadaan sesuatu yang kedua, sedangkan
sesuau yang pertama bukanlah merupakan bagian dari sesuatu yang kedua itu,
tetapi ketiadaan sesuatu yung kedua tidak mesti menyebabkan sesuatu pertama
tidak ada"4
2. Syarat, yaitu sesuatu yang harus ada untuk adanya hukum, namun ia
berada di luar hakikat sesuatu yang dikenai hukum itu. Umpamanya
menghadap kiblat waktu shalat. Menghadap kiblat menentukan sahnya
shalat, namun ia bukan bagian dari shalat itu5
4
Ibid, hlm 138
5
Syarifuddin, Amir, Garis-Garus Besar Ushul Fiqh, Jakarta, Kencana, 2014,20
Contoh utang menjadi mani' wajib mengeluarkan zakat, jadi utang menjadi
pencegah terpenuhinya sebab-sebab diwajibkannya zakat. Harta orang yang
berutang sebenarnya bukan miliknya tapi milik orang yang dihutangi, utang inilah
yang menghapus syarat yang menjadi pelemgkap sebab hukum syara' sehingga
tidak dianggap tidak memenuhi syarat wajib zakat.
6
Ibid, hlm 140
7
Bahrudin, Moh. (2019). Ilmu Ushul Fiqh. Bandar Lampung: Aura, hlm 106
“Hukum yang ditetapkan Allah pertama kali dalam bentuk hukum-hukum umum.
Yang dimaksud dengan "ditetapkan pertama kali" berarti bahwa pada
mulanya pembuat hukum bermaksud menetapkan hukum taklifi kepada hamba.
Hukum ini tidak didahului oleh hukum lain. Seandainya ada hukum lain yang
mendahuluinya, hukum yang terdahulu itu tentu di-nasakh dengan hukum yang
datang belakangan. Dengan demikian hukum 'Azimah ini barlaku sebagai hukum
pemula dan sebagai pengantar kepada kemaslahatan yang bersifat umum.
Sedangkan yang maksud dengan "hukum-hukum umum" mengandung arti bahwa
hukum tersebut berlaku untuk semua mukallaf dan tidak diten- tukan untuk
sebagian mukallaf atau semua mukallaf dalam semua situasi dan kondisi.
Dengan demikian hukum Azimah adalah hukum yang telah disyariatkan oleh
Allah kepada seluruh hamba-Nya sejak semula. Artinya belum ada
disyariatkannya seluruh mukalaf wajib mengikutinya, seperti shalat lima waktu
diwajibkan atas segenap orang di setiap saat dan keadaan, asal saja orang itu
masih dipandang cukup kuat untuk mengerjakannya. Hukum wajib shalat lima itu,
hukum 'Azimah namanya'.8
7. Rukshah
Rukhsah secara bahasa rukhshah adalah yang berarti keringanan dan
kemudahan. Secara Istilahi ada beberapa defenisi yang diberikan oleh ulama ushul
tentang rukhshah, Dari defenisi tersebut dapat dipahami bahwa Rukhshah adalah
ketetapan hukum yang menyalahi atau berbeda dari hukum yang ditetapkan
secara kulli atau dalam istilah ushul disebut dengan azimah, Rukhshah lebih
bermakna adanya pengecualian dari hukum-hukum yang ditetapkan secara
global dan berlaku umum.
8
Ibid, hlm 141
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum wadh'i adalah firman Allah SWT yang menuntut manusia untuk
mengetahui sebab yang mewajibkan, syarat yang mesti dipenuhi dan penghalang-
penghalang untuk melakukan hukum taklifi. Oleh sebab itu, hukum wadh'i terbagi
kepada beberapa bagian, antara lain: sebab, syarat, dan mani' (penghalang), sah,
fasad, batal, azimah, dan ruklıshah.
Sebab menurut bahasa berarti "sesuatu yang bisa menyampaikan seseorang
kepada sesuatu yang lain." Menurut istilah ushul fiqh, seperti dikemukakan Abdul
Karim Zaidan Yaitu “sesuatu yang dijadikan oleh syariat sebagai tanda bagi
adanya hukum, dan tidak adanya sebab sebagai tanda bagi tidak adanya hukum”
Mani' adalah perkara yang adanya ini menyebabkan tidak adanya hukum atau
batalnya sebab-sebab hukum walaupun menurut syara' telah terpenuhi syarat dan
rukunnya, tapi karena adanya mani' mencegah berlakunya hukum.
Sah dan batal adalah dua kata dalam hukum wadh'i yang merupakan hasil dari
perbuatan dalam hukum taklif yang dihubungkan kepada hukum wadhi
H u k u m W a d h ’ i K e l o m p o k 6 | 10
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sholihin Siregar, Ayatul Ahkam: Dasar Seleksi dan Konstruksi(Aceh: Mahara
Publishing,2018),32.
Bahrudin, Moh. (2019). Ilmu Ushul Fiqh. Bandar Lampung: Aura.
Hayatuddin, amrullah. (2019). Ushul Fiqh: Jalan Tengah Memahami Hukum Islam. Jakarta: Amzah.
Iwan Hermawan. 2019. Ushul Fiqh Kajian Hukum Islam. Kuningan : Hidayatul quran.
Syarifuddin Amir. 2014. Garis-Garus Besar Ushul Fiqh. Jakarta : Kencana.
H u k u m W a d h ’ i K e l o m p o k 6 | 11