Disusun Oleh :
Kelompok 6 (Fauzan, Mahesa, Abdul, Sophie)
1|Page
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat – Nya
kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah ini. Adapun maksud dan tujuan kami dalam
menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi penyelesaian tugas Sistem Basis Data di program
studi Teknik Informatika (Sistem Informasi) tahun pembelajaran 2023 - 2024.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa banyak pihak yang telah meluangkan
waktu dan tenaganya untuk membantu, membimbing, dan memberi motivasi bagi kami. Oleh
karena itu, pada kesempatan kali ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada bapak Asep
Sudrajat, M.TI. sebagai dosen kami.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang membutuhkan, terutama kepada
teman – teman seperjuangan dan terlebih lagi bagi penyusun sehingga apa yang telah diharapkan
dapat tercapai.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terdapat banyak
kekuarangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari pembaca agar dapat menjadi perbaikan untuk makalah selanjutnya.
Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih dan permohonan maaf yang sebesar – besarnya.
2|Page
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
3|Page
1.1 Latar Belakang
Model dan Normalisasi Database:
Pertumbuhan Data: Dalam era digital, jumlah data yang dihasilkan oleh organisasi meningkat
secara eksponensial. Dalam rangka mengelola data secara efisien, model database menjadi
penting untuk menyimpan, mengelola, dan mengakses data dengan cepat dan akurat.
Konsistensi Data: Dalam sebuah organisasi, konsistensi data sangat penting. Data yang tidak
konsisten dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan dan analisis. Model
database membantu dalam menjaga konsistensi data dengan menyediakan struktur yang
terdefinisi dengan baik.
Redundansi Data: Dalam desain basis data yang tidak efisien, sering kali terjadi redundansi
data. Redundansi data dapat menyebabkan pemborosan ruang penyimpanan dan meningkatkan
risiko ketidakkonsistenan data. Dengan menggunakan model dan normalisasi database yang
tepat, redundansi data dapat diminimalkan.
Integrasi Data: Banyak organisasi menggunakan berbagai sistem dan aplikasi yang berbeda
untuk mengelola data mereka. Model database yang baik memungkinkan integrasi data yang
lebih mudah antara berbagai sistem, sehingga memungkinkan akses yang lebih efisien dan
konsisten terhadap informasi yang diperlukan.
Pengoptimalan Kinerja: Model database yang baik dapat membantu dalam mengoptimalkan
kinerja sistem basis data. Dengan melakukan normalisasi, struktur basis data dapat disesuaikan
untuk mengurangi jumlah join yang diperlukan dalam operasi pengambilan data, sehingga
meningkatkan kecepatan dan efisiensi query.
Integritas Data: Keutuhan data adalah hal penting dalam basis data. Model database dan
normalisasi membantu dalam menjaga integritas data dengan memastikan bahwa aturan bisnis
dan ketergantungan antara entitas dan atribut terjaga dengan baik.
Skalabilitas: Ketika organisasi tumbuh dan kebutuhan data meningkat, model database yang
baik dapat dengan mudah diperluas dan disesuaikan. Dengan menggunakan model yang tepat,
organisasi dapat mengelola pertumbuhan data dengan lebih efisien dan tanpa mengorbankan
kinerja sistem.
Melalui model dan normalisasi database yang tepat, organisasi dapat mengoptimalkan struktur
basis data mereka untuk meningkatkan efisiensi, keakuratan, dan konsistensi data. Hal ini
membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik, integrasi data yang lebih baik, dan
meningkatkan performa sistem basis data secara keseluruhan.
4|Page
Berdasarkan latar belakang diatas,maka penulis akan menguraikan beberapa hal yang menjadi
penyebab timbulnya masalah, antara lain:
1. Apa peran dan kegunaan model database dalam desain sistem informasi?
2. Bagaimana model relasional dapat digunakan dalam menggambarkan struktur basis data?
3. Apa tujuan utama dari normalisasi database dan mengapa itu penting?
4. Bagaimana proses normalisasi database dapat meningkatkan efisiensi dan integritas data?
5. Apa saja masalah yang dapat terjadi akibat kekurangan normalisasi dalam desain database?
5|Page
BAB II
MODEL DATABASE
Model database adalah representasi struktural dan logis dari data yang digunakan untuk
menggambarkan hubungan antara entitas, atribut, dan relasi dalam sebuah sistem basis data.
Model database digunakan untuk merancang dan memvisualisasikan struktur data serta
menjelaskan cara data diorganisir, disimpan, dan diakses dalam basis data.
Model database adalah suatu representasi konseptual atau logis dari basis data yang
menggambarkan struktur, relasi, dan aturan yang mengatur penyimpanan dan pengambilan data
dalam sistem basis data. Model ini memfasilitasi pemahaman dan komunikasi antara
pengembang, administrator basis data, dan pengguna mengenai cara data diorganisir dan
terhubung satu sama lain.
1. Merancang Struktur Data yang Optimal: Model database membantu dalam merancang
struktur data yang optimal dengan mengidentifikasi entitas, atribut, dan relasi yang tepat.
Tujuan utama adalah memastikan bahwa struktur data mencerminkan kebutuhan bisnis
dan memungkinkan penyimpanan dan pengambilan data yang efisien.
2. Meningkatkan Keterbacaan dan Pemahaman: Model database mempermudah pemahaman
tentang struktur data dan hubungan antara entitas dalam sistem basis data. Ini membantu
pengembang dan pengguna dalam memahami bagaimana data diorganisir dan diakses.
3. Mendukung Pengembangan Aplikasi: Model database menjadi dasar untuk
pengembangan aplikasi yang menggunakan basis data. Model ini memberikan panduan
tentang bagaimana data harus diproses, disimpan, dan diakses dalam konteks aplikasi
yang dibangun di atasnya.
4. Meningkatkan Konsistensi Data: Dengan menggunakan model database yang baik,
konsistensi data dapat ditingkatkan. Model ini memungkinkan penggunaan aturan dan
batasan yang konsisten dalam penyimpanan dan manipulasi data.
6|Page
5. Meningkatkan Keamanan: Model database dapat membantu dalam menerapkan kebijakan
keamanan pada tingkat struktural. Model ini memungkinkan penggunaan hak akses, izin,
dan tindakan keamanan lainnya untuk memastikan bahwa data hanya dapat diakses oleh
pengguna yang berwenang.
7|Page
1. Entitas:
Entitas merupakan objek nyata atau konseptual yang dapat diidentifikasi dan
direpresentasikan dalam basis data. Misalnya, dalam basis data sistem akademik, entitas dapat
berupa siswa, guru, mata pelajaran, dan kelas. Setiap entitas memiliki atribut yang
mendefinisikan karakteristiknya.
2. Atribut:
Atribut adalah properti atau karakteristik yang dimiliki oleh suatu entitas. Atribut
menggambarkan data yang dapat disimpan dalam tabel. Misalnya, untuk entitas "siswa,"
atribut dapat berupa nama, alamat, tanggal lahir, dan sebagainya.
3. Relasi:
Relasi menggambarkan hubungan antara entitas dalam basis data. Relasi direpresentasikan
oleh tabel dalam Model Relasional. Tabel terdiri dari baris yang disebut tuple atau record, dan
kolom yang merupakan atribut. Setiap tuple dalam tabel mewakili satu entitas dan setiap
kolom mewakili satu atribut. Relasi antar tabel didasarkan pada kunci primer dan kunci asing.
Kunci Asing adalah atribut atau kelompok atribut dalam sebuah tabel yang mengacu pada
kunci primer tabel lain. Kunci Asing digunakan untuk membentuk relasi antar tabel. Misalnya,
dalam tabel "nilai," kunci asing dapat mengacu pada kunci primer tabel "siswa" dan "mata
pelajaran" untuk menghubungkan data nilai dengan entitas siswa dan mata pelajaran yang sesuai.
8|Page
1. Mengurangi Redundansi Data: Normalisasi membantu mengurangi redundansi data, yaitu
pengulangan data yang tidak perlu. Dengan menghilangkan redundansi, ruang penyimpanan
dapat dioptimalkan dan integritas data ditingkatkan.
2. Meningkatkan Integritas Data: Normalisasi membantu memastikan bahwa data dalam basis
data konsisten dan tidak ambigu. Dengan aturan yang jelas untuk menyimpan dan
memperbarui data, integritas referensial dan kebenaran data dapat dipertahankan.
3. Meningkatkan Efisiensi Operasi: Basis data yang telah dinormalisasi memungkinkan operasi
pengambilan data menjadi lebih efisien. Dengan struktur yang terorganisir dengan baik,
operasi seperti pencarian, penyaringan, dan penggabungan data dapat dilakukan dengan lebih
cepat.
• Tujuan Normalisasi:
Tujuan utama normalisasi adalah menghilangkan anomali atau ketidaknormalan yang terjadi
dalam basis data. Berikut adalah beberapa tujuan normalisasi:
3. Meningkatkan Keterbacaan: Normalisasi bertujuan untuk membuat struktur basis data lebih
terstruktur dan mudah dipahami. Hal ini mempermudah penggunaan dan pengelolaan basis
data, serta memudahkan pemahaman bagi pengguna dan pengembang.
• Tingkatan Normalisasi:
Proses normalisasi dilakukan secara bertahap melalui tingkatan normalisasi yang berbeda.
Berikut adalah tingkatan normalisasi yang umum digunakan:
9|Page
1. 1NF (First Normal Form): Setiap kolom dalam tabel harus mengandung nilai atomik atau
tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Tabel harus memiliki sebuah kunci
utama yang dapat mengidentifikasi setiap baris secara unik.
2. 2NF (Second Normal Form): Tabel harus memenuhi syarat 1NF dan setiap kolom yang
tidak termasuk dalam kunci utama harus sepenuhnya bergantung pada seluruh kunci utama,
bukan hanya sebagian dari kunci utama.
3. 3NF (Third Normal Form): Tabel harus memenuhi syarat 2NF dan setiap kolom yang tidak
termasuk dalam kunci utama tidak boleh memiliki ketergantungan transitif pada kunci
utama.s
4. BCNF (Boyce-Codd Normal Form): Tabel harus memenuhi syarat 3NF dan setiap
ketergantungan fungsional pada tabel harus bersifat trivial, artinya ketergantungan tersebut
harus berada pada kunci utama saja.
5. 4NF (Fourth Normal Form): Tabel harus memenuhi syarat BCNF dan tidak ada dua atau
lebih ketergantungan multivalue pada tabel.
6. 5NF (Fifth Normal Form): Tabel harus memenuhi syarat 4NF dan tidak ada ketergantungan
join pada tabel.
Dengan normalisasi basis data hingga mencapai tingkatan yang sesuai, maka akan
memudahkan proses manajemen data, mengurangi risiko kesalahan, dan mempercepat kinerja
sistem basis data.
10 | P a g e
BAB III
NORMALISASI DATABASE
Bentuk Tidak Normal (Unnormalized) dalam konteks desain basis data merujuk pada struktur
data yang belum melalui proses normalisasi atau tidak memenuhi syarat tingkatan normalisasi
tertentu. Hal ini dapat terjadi ketika entitas, atribut, dan relasi dalam basis data tidak diorganisir
secara optimal atau terdapat duplikasi data yang signifikan. Berikut adalah penjelasan tentang
pengertian, karakteristik, dan masalah yang timbul pada bentuk tidak normal.
• Pengertian Bentuk Tidak Normal:
Bentuk tidak normal mengacu pada struktur basis data yang belum dianalisis atau diperbaiki
dengan menggunakan prinsip normalisasi. Struktur ini mungkin memiliki redundansi data yang
signifikan, ketergantungan data yang kompleks, dan masalah integritas data.
• Karakteristik Bentuk Tidak Normal:
1. Redundansi Data: Terdapat duplikasi data yang tidak perlu dalam basis data. Informasi yang
sama dapat disimpan di beberapa tempat, menyebabkan pemborosan ruang penyimpanan dan
meningkatkan risiko kesalahan atau inkonsistensi data.
2. Ketergantungan Data yang Kompleks: Hubungan antara entitas dan atribut dalam basis data
tidak terorganisir dengan baik. Ketergantungan fungsional antara atribut mungkin tidak
terjaga, dan pembaruan data yang salah dapat menyebabkan inkonsistensi dan kesalahan
dalam basis data.
3. Duplikasi Struktur: Tabel atau entitas yang seharusnya terpisah dalam basis data dapat
digabungkan menjadi satu, menyebabkan kebingungan dan kerumitan dalam pengelolaan
data. Ini juga dapat menghambat fleksibilitas dan skalabilitas sistem.
1. Inefisiensi: Bentuk tidak normal sering kali mengakibatkan kinerja yang buruk dalam operasi
penyimpanan, pengambilan, dan pembaruan data. Proses querying data yang rumit dan
kompleks dapat mempengaruhi waktu respons sistem dan menghambat kinerja keseluruhan.
2. Inkonsistensi dan Kesalahan Data: Redundansi data yang tinggi dan ketergantungan data
yang kompleks dapat menyebabkan inkonsistensi dan kesalahan data. Jika perubahan
diperlukan, data harus diperbarui secara konsisten di semua tempat yang relevan, yang
meningkatkan risiko kesalahan dan ketidakakuratan.
11 | P a g e
3. Kesulitan dalam Pengelolaan: Bentuk tidak normal menyulitkan tugas pengelolaan basis
data. Pengubahan struktur, penambahan entitas baru, atau penghapusan data dapat menjadi
rumit dan rentan terhadap kesalahan.
Dengan mengidentifikasi masalah yang timbul pada bentuk tidak normal, penting untuk
melanjutkan ke proses normalisasi untuk merancang basis data yang lebih terstruktur, efisien,
dan terorganisir.
3.2 Langkah-langkah Normalisasi
12 | P a g e
terdapat atribut yang bergantung hanya pada sebagian kunci primer, maka atribut tersebut
harus dipindahkan ke tabel terpisah.
13 | P a g e
Bentuk Normal ke-4 (4NF):
Penerapan 4NF dan 5NF dapat memberikan struktur basis data yang lebih baik,
mengurangi redundansi dan ketergantungan yang tidak perlu, serta meningkatkan integritas
dan konsistensi data. Namun, perlu dicatat bahwa normalisasi hingga tingkat ini mungkin
tidak selalu diperlukan untuk semua basis data. Tingkatan normalisasi yang tepat untuk
diterapkan tergantung pada kompleksitas dan kebutuhan spesifik dari basis data yang sedang
dirancang.
14 | P a g e
BAB IV
DENORMALISASI
4.1 Denormalisasi
• Pengertian Denormalisasi:
Denormalisasi merujuk pada proses memodifikasi desain basis data yang sudah
dinormalisasi menjadi lebih tidak normal. Dalam denormalisasi, tabel-tabel yang sebelumnya
dipisahkan dalam normalisasi digabungkan kembali atau atribut-atribut yang sebelumnya
dipisahkan digabungkan menjadi satu. Tujuan utama dari denormalisasi adalah meningkatkan
kinerja dan efisiensi operasi basis data dengan mengurangi jumlah join yang diperlukan.
1. Ketika kinerja dan efisiensi sangat penting dan trade-off dengan normalisasi dapat
diterima.
2. Ketika basis data bersifat read-heavy, artinya operasi membaca data jauh lebih sering
daripada operasi menulis data.
15 | P a g e
3. Ketika aplikasi membutuhkan akses data yang lebih cepat dan kompleksitas desain basis
data tidak menjadi masalah.
• Teknik-teknik Denormalisasi:
1. Duplikasi data: Duplikasi data dilakukan dengan menggandakan atribut atau tabel untuk
mengurangi join yang diperlukan dalam query. Hal ini dapat meningkatkan kinerja tetapi
juga memperkenalkan redundansi data.
2. Tabel bantuan (helper table): Tabel bantuan dibuat untuk menyimpan data yang sering
digunakan bersama-sama dalam query yang kompleks. Dengan menggunakan tabel
bantuan, operasi query dapat dilakukan lebih efisien.
3. Vertical dan horizontal partitioning: Data dalam tabel dibagi menjadi beberapa tabel yang
lebih kecil berdasarkan atribut atau baris tertentu. Ini dapat meningkatkan kinerja dan
memudahkan pengelolaan data.
• Risiko dan Kelemahan Denormalisasi:
1. Duplikasi data yang dapat mengakibatkan ketidak-konsistenan data dan kesulitan dalam
memperbarui data.
2. Kerumitan struktur basis data yang dapat menyulitkan pengembangan dan pemeliharaan
aplikasi.
3. Kemungkinan terjadinya anomali data, seperti kehilangan data atau duplikasi data yang
tidak disengaja.
4. Ketergantungan pada pengembangan teknologi dan sistem manajemen basis data yang
dapat membatasi kemampuan pengembangan dan pemeliharaan aplikasi di masa depan.
16 | P a g e
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam makalah tentang model dan normalisasi database, telah dibahas mengenai konsep dan
pentingnya model database serta pentingnya normalisasi dalam desain basis data. Beberapa jenis
model database, seperti hierarkis, jaringan, relasional, dan objek relasional, juga telah dijelaskan.
Normalisasi basis data adalah proses untuk mengorganisasi dan mengurangi redundansi data
dalam basis data. Tujuan normalisasi adalah mencapai struktur basis data yang efisien,
menghindari anomali data, dan memastikan integritas data yang baik. Normalisasi terdiri dari
beberapa tingkatan, seperti 1NF, 2NF, 3NF, BCNF, 4NF, dan 5NF, di mana setiap tingkatan
memiliki aturan dan prinsipnya sendiri.
Denormalisasi, di sisi lain, adalah teknik yang digunakan untuk meningkatkan performa
basis data dengan mengurangi jumlah join dan mempercepat eksekusi query. Meskipun
denormalisasi dapat memberikan manfaat dalam hal performa, perlu dilakukan dengan hati-hati
untuk menghindari duplikasi data dan masalah konsistensi.
Dalam makalah tersebut, telah dibahas pula tentang bentuk tidak normal (unnormalized)
dalam basis data dan risiko yang terkait dengan denormalisasi. Bentuk tidak normal dapat
mengakibatkan redundansi data dan masalah integritas, sementara denormalisasi dapat
menghadirkan risiko duplikasi data dan kompleksitas struktur basis data.
Secara keseluruhan, pemahaman yang baik tentang model dan normalisasi database penting
dalam merancang dan mengelola basis data yang efisien, konsisten, dan mudah dikelola.
Normalisasi menjadi langkah penting dalam menghilangkan redundansi dan meningkatkan
integritas data, sedangkan denormalisasi dapat digunakan secara selektif untuk meningkatkan
performa basis data.
17 | P a g e