Anda di halaman 1dari 10

GURU SEBAGAI JABATAN FUNGSIONAL

A. Pengertian
1. Guru
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidik anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.

2. Jabatan Fungsional
Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab dan hak
seseorang dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan
pada keahlian dan ketrampilan tertentu secara mandiri.

3. Jabatan Fungsional Guru


Jabatan fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai
Negeri Sipil.

B. Uraian Tugas Guru


Jenis tugas guru sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru Pasal 52 dapat dikategorikan sebagai kegiatan tatap muka atau bukan tatap
muka.

1. Merencanakan Pembelajaran
Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada awal tahun atau
awal semester, sesuai dengan rencana kerja sekolah/madrasah.
2. Melaksanakan Pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran merupakan kegiatan interaksi edukatif antara peserta didik
dengan guru. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan tatap muka sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru. Penjelasan kegiatan
tatap muka adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan tatap muka atau pembelajaran terdiri dari kegiatan penyampaian materi
pelajaran, membimbing dan melatih peserta didik terkait dengan materi pelajaran,
dan menilai hasil belajar yang terintegrasi dengan pembelajaran dalam kegiatan tatap
muka
b. Menilai hasil belajar yang terintegrasi dalam proses pelaksanaan pembelajaran tatap
muka antara lain berupa penilaian akhir pertemuan atau penilaian akhir tiap pokok
bahasan merupakan bagian dari kegiatan tatap muka
c. Kegiatan tatap muka dapat dilakukan secara langsung atau termediasi dengan
menggunakan media antara lain video, modul mandiri, kegiatan observasi/eksplorasi
d. Kegiatan tatap muka dapat dilaksanakan antara lain di ruang teori/kelas,
laboratorium, studio, bengkel atau di luar ruangan
e. Waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran atau tatap muka sesuai dengan durasi
waktu yang tercantum dalam struktur kurikulum sekolah/madrasah
f. Sebelum pelaksanaan kegiatan tatap muka, guru diharapkan melakukan persiapan,
antara lain pengecekan dan/atau penyiapan fisik kelas/ruangan, bahan pelajaran,
modul, media, dan perangkat administrasi.

3. Menilai Hasil Pembelajaran


a. Penilaian dengan tes
1. Tes dilakukan secara tertulis atau lisan, dalam bentuk ulangan harian, tengah
semester, dan ujian akhir semester. Tes ini dilaksanakan sesuai dengan kalender
pendidikan atau jadwal yang telah ditentukan.
2. Tes tertulis dan lisan dilakukan di dalam kelas.
3. Pengolahan hasil tes dilakukan di luar jadwal pelaksanaan tes.

b. Penilaian nontes berupa pengamatan dan pengukuran sikap


1. Pengamatan dan pengukuran sikap sebagai bagian tidak terpisahkan dari proses
pendidikan, dilaksanakan oleh guru dengan tujuan untuk melihat hasil pendidikan
yang tidak dapat diukur dengan tes tertulis atau lisan.
2. Pengamatan dan pengukuran sikap dapat dilakukan di dalam kelas menyatu
dengan proses tatap muka, dan atau di luar kelas.
3. Pengamatan dan pengukuran sikap yang dilaksanakan di luar kelas merupakan
kegiatan di luar jadwal tatap muka.

c. Penilaian nontes berupa penilaian hasil karya


1. Penilaian hasil karya peserta didik dalam bentuk tugas, proyek fisik atau produk
jasa, portofolio, atau bentuk lain dilakukan di luar jadwal tatap muka.
2. Adakalanya dalam penilaian ini, guru harus menghadirkan peserta didik agar
untuk menghindari kesalahan pemahaman dari guru, jika informasi dari peserta
didik belum sempurna.

4. Membimbing dan Melatih Peserta Didik


Membimbing dan melatih peserta didik dibedakan menjadi tiga kategori yaitu:
1. Bimbingan dan latihan pada proses tatap muka
Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran adalah bimbingan dan latihan yang
dilakukan agar peserta didik dapat mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

2. Bimbingan dan latihan pada kegiatan intrakurikuler


Bimbingan dalam kegiatan intrakurikuler terdiri dari:
pembelajaran perbaikan (remedial teaching) dan pengayaan (enrichment) pada mata
pelajaran. Kegiatan pembelajaran perbaikan merupakan kegiatan bimbingan dan latihan
kepada peserta didik yang belum menguasai kompetensi yang harus dicapai.
Kegiatan pengayaan merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada peserta didik
yang telah menguasai kompetensi yang ditentukan lebih cepat dari alokasi waktu yang
ditetapkan dengan tujuan untuk memperluas atau memperkaya perbendaharaan
kompetensi. Bimbingan dan latihan intrakurikuler dilakukan dalam kelas pada jadwal
khusus, disesuaikan dengan kebutuhan, tidak harus dilaksanakan dengan jadwal tetap
setiap minggu.

3. Bimbingan dan latihan dalam kegiatan ekstrakurikuler


Kegiatan ekstrakurikuler bersifat pilihan dan wajib diikuti peserta didik. Kegiatan
ekstrakurikuler dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Jenis kegiatan
ekstrakurikuler antara lain adalah:

 Pramuka,
 Olimpiade/Lomba Kompetensi Siswa,
 Olahraga,
 Kesenian
 Karya Ilmiah Remaja,
 Kerohanian,
 Paskibra,
 Pecinta Alam,
 Palang Merah Remaja (PMR),
 Jurnalistik,
 Unit Kesehatan Sekolah (UKS),
 Fotografi,

5. Melaksanakan Tugas Tambahan


Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 24 ayat (7) menyatakan
bahwa guru dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala satuan pendidikan, wakil kepala
satuan pendidikan, ketua program keahlian satuan pendidikan, pengawas satuan
pendidikan, kepala perpustakaan, kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi.
Selanjutnya, sesuai dengan isi Pasal 52 ayat (1) huruf e, guru dapat diberi tugas tambahan
yang melekat pada tugas pokok misalnya menjadi pembina pramuka, pembimbing kegiatan
karya ilmiah remaja, dan guru piket.
a. Profesi merupakan suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi
oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi
dengan keahlian saja yang diperoleh misalnya dari pendidikan kejuruan, belum cukup
disebut profesi. Tapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktik
pelaksanaan , dan hubunngan antara teori dan penerapan dalam praktik. Profesi dapat
diartikan pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah
hidup yang mengandalkan suatu keahlian. Dimana ada beberapa ciri profesi seprti (1)
adanya sebuah asosiasi atau organisasi keahlian, (2) terdapat pola pendidikan yang
jelas, (3) adanya kode etik profesi , (4) berorientasi pada jasa, (5) adanya tingkat
kemandirian.

b. Profesional merupakan orang yang me,punyai profesi atau pekrjaan purna waktu dan
hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau
seseorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempratikkan suatu
keahlian tertentu atau dengan trlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut
keahlian , sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk
bersenang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.

c. Jabatan professional
Pelakunya secara nyata (defakto) dituntut berkecakapan kerja (keahlian) sesuai dengan
tugas-tugas khusus serta tuntutan dari jenis jabatannya (cenderung ke spesialisasi).
Kecakapan dan keahlian bukan sekedar hasil pembiasaan atau latihan rutin yang
terkondisi, tetapi perlu didasari oleh wawasan keilmuan yang mantap serta menuntut
pendidikan juga. Jabatan yang terprogram secara relevan serta berbobot, terselenggara
secara efektif-efisien dan tolak ukur evaluatifnya terstandar. Pekerja profesional
dituntut berwawasan sosial yang luas, sehingga pilihan jabatan serta kerjanya didasari
oleh kerangka nilai tertentu, bersikap positif terhadap jabatan dan perannya, dan
bermotivasi serta berusaha untuk berkarya sebaik-baiknya: Hal ini mendorong pekeria
profesional yang bersangkutan untuk selalu meningkatkan (menyempurnakan) diri
serta karyanya Orang tersebut secara nyata mencintai profesinya dan memiliki etos
kerja yang tinggi. Jabatan professional perlu mendapat pengesahan dari masyrakat dan
atau negaranya. Jabatan professional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus
dipenuhi oleh pelakunya, hal ini menjamin kepantasan berkarya dan sekaligus
merupakan tanggung jawab sosial pekerja professional tersebut.

d. Profesionalisme
Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan
kemampuannya secara terus menerus.

1.1 Tabel tugas guru berdasarkan kategori tatap muka dan bukan tatap muka.
No Jenis tugas guru Tatap muka Bukan tatap muka
1 Merencanakan pembelajaran 
2 Melaksanakan pembelajaran 
3 Menilai hasil pembelajaran  *  **
4 Membimbing dan melatih peserta  ***  ****
didik
5 Melaksanakan tugas tambahan 

Keterangan:

* = menilai hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan tatap muka
seperti ulangan harian

** = menilai hasil pembelajaran yang dilaksanakana dalam waktu tertentu seperti ujian tengah
semester dan akhir semester

*** = membimbing dan melatih peserta didik yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan
proses pembelajaran/tatap muka

**** = membimbing dan melatih peserta didik yang dilaksanakan pada kegiatan pengembangan
diri / ekstrakurikuler

C. Kewajiban, Tanggung Jawab, dan Kewenangan


1. Kewajiban
a. Merencanakan/bimbingan yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran/bimbingan, serta melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan
pengayaan.
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
c. Bertindak obyektif dan tidak deskriminatif atas pertimbangan jenis kelamin, agama,
suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, latar belakang keluarga, dan status social
ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru,
serta nilai agama dan etika;
e. Memelihara dan menumpuk persatuan dan kesatuan bangsa.

2. Tanggung Jawab
Guru bertanggungjawab menyelesaikan tugas utama dan kewajiban sebagai pendidik
sesuai dengan yang dibebankan kepadanya.

3. Kewenangan
Guru berwenangan memilih dan menentukan materi, strategi, metode, media
pembelajaran/bimbingan dan alat penilaian/evaluasi dalam melaksanakan proses
pembelajaran/bimbingan untuk mencapai hasil pendidikan yang bermutu sesuai dengan
kode etik profesi guru.

D. Jenis Guru
Berdasarkan sifat, tugas, dan kegiatannya, guru digolongkan dalam 3 (tiga) jenis sebagai
berikut.

1 Guru kelas adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
secara penuh dalam proses pembelajaran seluruh mata pelajaran di kelas tertentu di
TK/TKLB dan SD/SDLB dan satuan pendidikan formal yang sederajat.

2 Guru mata pelajaran adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang,
dan hak secara penuh dalam proses pembelajaran pada 1 (satu) mata pelajaran tertentu
pada satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar (SD/SDLB, SMP/SMPLB)
termasuk guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, dan guru pendidikan
agama serta pendidikan menengah (SMA/SMALB/SMK). Guru mata pelajaran pada
SMK dikelompokkan menjadi guru normatif/adaptif dan guru produktif. Jenis guru
muatan lokal ditentukan oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan kebijakan
tiap provinsi/kabupaten/kota. Jenis guru mata pelajaran perjenjang pendidikan
dicantumkan pada lampiran 1.

3 Guru bimbingan dan konseling/konselor adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling
terhadap sejumlah peserta didik satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar
(SMP/SMPLB) dan pendidikan menengah (SMA/SMALB dan SMA.

E. Jenjang Jabatan dan Pangkat


Jenjang jabatan fungsional guru dari yang terendah sampai yang tertinggi, yaitu : guru
pertama, guru muda, guru madya, dan guru utama.

No Pangkat / golongan Jabatan guru


1 Piñata muda, III/a
Guru pertama
2 Piñata muda Tk I, III/b
3 Piñata, III/c
Guru muda
4 Piñata Tk. I, III/d
5 Pembina, IV/a
6 Pembina Tk. I, IV/b Guru madya
7 Pembina Utama Muda, IV/c
8 Pembina utama madya, IV/ d
Guru utama
9 Pembina utama, IV/e
F. Jam Kerja
Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru Pasal 52 ayat (2) menyatakan bahwa beban
kerja guru paling sedikit memenuhi 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak
40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satu atau lebih satuan
pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Alokasi
waktu tatap muka pada tiap jenjang pendidikan berbeda, pada jenjang TK satu jam tatap
muka dilaksanakan selama 30 menit, pada jenjang SD 35 menit, pada jenjang SMP 40
menit, sedangkan pada jenjang SMA dan SMK selama 45 menit. Beban kerja guru untuk
melaksanakan kegiatan tatap muka tersebut merupakan bagian dari jam kerja sebagai
pegawai yang secara keseluruhan paling sedikit 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja
(@ 60 menit) dalam 1 (satu) minggu.
Lebih lanjut Pasal 52 ayat (3) menyatakan bahwa pemenuhan beban kerja tersebut
dilaksanakan dengan ketentuan paling sedikit 6 (enam)jam tatap muka dalam 1 (satu)
minggu pada satu satuan pendidikan tempat tugasnya sebagai guru tetap.
Kegiatan tatap muka guru dialokasikan dalam jadwal pelajaran mingguan yang
dilaksanakan secara terus-menerus selama paling sedikit 1 (satu) semester. Kegiatan tatap
muka dalam satu tahun dilakukan kurang lebih 38 minggu atau 19 minggu dalam 1 (satu)
semester. Khusus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ada kalanya jadwal pelajaran tidak
disusun secara mingguan, tapi menggunakan sistem blok atau perpaduan antara sistem
mingguan dan blok. Pada kondisi ini, maka jadwal pelajaran disusun berbasis semesteran,
tahunan, atau bahkan dalam 3 (tiga) tahunan.
DAFTAR PUSTAKA

Gufron Anik, 2010, Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, dalam http://staff.uny.ac.id/
diakses tanggal 06 April 2012

Anonim, 2011, Jabatan Guru Berdasarkan Pangkat dan Golongan (Permenpan No. 16 Tahun
2009, Pasal 12, Ayat 2), dalam http://goeroendeso.wordpress.com diakses tanggal 06 April 2012

Akhmad Sudrajat, 2009, Tugas Guru Mata Pelajaran, dalam


http://akhmadsudrajat.wordpress.com diakses tanggal 08 April 2012.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/11/16/tugas-guru-mata-pelajaran/

Anda mungkin juga menyukai