DISUSUN OLEH :
RAHMADHANY FITRI
(2220424042)
BAB I ............................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3
BAB II .......................................................................................................................... 5
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
3
dapat menyebabkan perubahan aliran sungai, erosi pantai, kerusakan
ekosistem perairan, dan bahkan bencana alam seperti banjir. Oleh karena itu,
memahami mekanisme sedimentasi dan bagaimana mengelola dan
mengurangi dampak negatifnya sangat penting untuk tujuan perlindungan
lingkungan dan perencanaan wilayah.
1.3. TUJUAN
4
Dari rumusan masalah diatas, didapat tujuan, yaitu :
1. Menjelaskan konsep sedimentasi dan proses terjadinya dengan jelas
dan akurat.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju sedimentasi
seperti aliran air, jenis tanah, dan kegiatan manusia.
3. Mengidentifikasi dampak sedimentasi terhadap ekosistem perairan
dan lingkungan sekitarnya, seperti hilangnya habitat, kerusakan
ekosistem, dan penurunan kualitas air.
4. Menyajikan informasi tentang bagaimana aktivitas manusia, seperti
pertanian, industri, dan pembangunan, berkontribusi terhadap
peningkatan sedimentasi.
5. Mencari solusi dan strategi yang dapat diimplementasikan untuk
mengurangi dampak negatif sedimentasi, termasuk pengelolaan lahan,
pengendalian erosi, dan perlindungan ekosistem perairan.
6. Memberikan contoh studi kasus mengenai sedimentasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1. Sedimentasi
6
gravitasi yang bekerja pada agregat melebihi gaya-gaya turbulensi
atau hambatan lainnya dalam medium.
7
3. Gravitasi: Gravitasi adalah faktor penting dalam sedimentasi.
Gravitasi menarik partikel-partikel sedimen ke bawah, sehingga
semakin besar gaya gravitasi, semakin cepat partikel-partikel tersebut
akan mengendap.
4. Aliran air: Kecepatan aliran air juga mempengaruhi laju sedimentasi.
Aliran air yang cepat dapat membawa partikel sedimen lebih jauh
sebelum akhirnya mengendap, sementara aliran air yang lambat
memberikan lebih banyak waktu bagi partikel untuk mengendap.
5. Temperatur dan keasaman air: Faktor-faktor fisikokimia seperti suhu
dan keasaman air juga dapat mempengaruhi laju sedimentasi.
Perubahan suhu dan keasaman air dapat mengubah kelarutan partikel
sedimen, yang pada gilirannya akan mempengaruhi laju sedimentasi.
6. Kehadiran zat-zat organik: Kehadiran zat-zat organik dalam air juga
dapat mempengaruhi laju sedimentasi. Zat-zat organik dapat
membentuk kompleks dengan partikel sedimen dan mempengaruhi
karakteristik dan kelarutan partikel tersebut, sehingga mempengaruhi
laju sedimentasi.
7. Gaya angkat: Gaya angkat adalah gaya yang bertindak ke atas pada
partikel sedimen karena adanya perbedaan kepadatan antara partikel
sedimen dan air. Gaya angkat dapat menghambat laju sedimentasi,
terutama pada partikel-partikel yang kecil dan ringan.
8
Sedimentasi dapat memiliki dampak signifikan pada ekosistem perairan
dan lingkungan sekitarnya. Berikut adalah beberapa efek yang mungkin
terjadi:
9
sedimen yang tinggi dapat mengurangi cahaya yang masuk ke dalam
air, mengurangi produktivitas primer dan mengganggu rantai
makanan di ekosistem perairan.
4. Gangguan pada reproduksi ikan: Sedimen yang terendap di perairan
dapat mengganggu reproduksi ikan dan organisme akuatik lainnya.
Telur ikan yang terendap oleh sedimen dapat mati karena kurangnya
oksigen atau terasosiasi dengan bahan beracun. Sedimen yang mengisi
kolam pemijahan ikan atau menyumbat jalur migrasi ikan dapat
menghambat reproduksi ikan secara keseluruhan, mengancam
populasi ikan dan keseimbangan ekosistem perairan.
10
pohon menjaga tanah tetap terikat. Tanpa hutan, aliran air hujan akan
lebih bebas membawa sedimen ke perairan.
3. Pembangunan permukaan dan konstruksi: Pembangunan perkotaan
dan infrastruktur manusia, seperti jalan raya, bangunan, dan
bendungan, dapat mengubah pola aliran air dan mengganggu
sedimentasi alami. Perkembangan lahan juga sering kali melibatkan
pengurangan vegetasi yang dapat menyebabkan peningkatan erosi
tanah.
4. Penambangan: Kegiatan penambangan, terutama penambangan
terbuka, dapat menyebabkan erosi dan peningkatan sedimentasi.
Penambangan tambang sering melibatkan penghilangan vegetasi dan
penggangguan terhadap lapisan tanah, yang dapat mengakibatkan
erosi yang signifikan. Partikel-partikel sedimen kemudian terbawa
oleh aliran air dan terdeposisi di perairan.
5. Pencemaran: Pencemaran perairan oleh limbah industri, pertanian,
dan domestik dapat mempengaruhi kualitas air dan mengganggu
proses sedimentasi alami. Zat-zat pencemar yang terlarut atau
tersuspensi dalam air dapat mengubah karakteristik sedimen dan
mempengaruhi kemampuannya untuk mengendap.
11
2.5. solusi untuk mengurangi dampak negatif sedimentasi
12
pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Edukasi tentang praktik-
praktik yang dapat mengurangi erosi tanah dan sedimentasi dapat
membantu mendorong perubahan perilaku yang positif.
6. Kolaborasi lintas sektor: Melibatkan pemerintah, lembaga swadaya
masyarakat, industri, dan masyarakat secara keseluruhan dalam upaya
mengurangi dampak negatif sedimentasi. Kolaborasi lintas sektor
dapat menghasilkan kebijakan, program, dan proyek yang holistik dan
efektif dalam mengelola sedimentasi.
7. Pengawasan dan penegakan hukum: Memperkuat pengawasan dan
penegakan hukum terkait pengelolaan lingkungan dan pencegahan
sedimentasi. Hal ini termasuk pemantauan aktif, sanksi bagi
pelanggar, dan insentif untuk praktik pengelolaan yang baik.
13
Proses ini menyebabkan peningkatan limpasan permukaan dan aliran air
hujan langsung menuju sungai tanpa adanya filter alami seperti vegetasi.
Sebagai akibatnya, aliran air yang cepat dan intens menyebabkan erosi
tanah di sekitar sungai. Tanah dan sedimentasi yang tererosi dibawa oleh
aliran air dan akhirnya mengendap di dasar sungai. Lama kelamaan,
sedimentasi ini mempersempit alur sungai, mengurangi kedalamannya, dan
menghambat aliran air. Selain itu, sedimentasi juga merusak habitat akuatik
seperti perairan dangkal dan vegetasi air.
14
1. Penghijauan: Menanam vegetasi yang kuat di sepanjang sungai untuk
mencegah erosi tanah dan membantu menyaring air hujan sebelum
mencapai sungai.
2. Pengaturan aliran air: Membangun saluran penahan dan pengendali
aliran air yang dapat mengurangi kecepatan aliran dan meminimalkan
sedimentasi.
3. Praktek pengelolaan lahan yang berkelanjutan: Mengedukasi
masyarakat tentang pentingnya penggunaan lahan yang berkelanjutan
dan pengendalian erosi tanah di daerah sekitar sungai.
4. Program pemeliharaan sungai: Melakukan pemeliharaan rutin seperti
pembersihan sedimen di dasar sungai untuk memperbaiki aliran air
dan mengembalikan habitat yang terganggu
DAFTAR PUSTAKA
15
Van Wagoner, J.C., et al. (1990). "An overview of the fundamentals of
sequence stratigraphy and key definitions". In: Wilgus, C.K., et al.
(eds.), Sea-Level Changes: An Integrated Approach. SEPM Special
Publication, 42, 39-45.
Van Lanen, H.A.J., & Demuth, S. (eds.). (2011). Hydrometeorological
Hazards: Interfacing Science and Policy. Cambridge University Press.
Slingerland, R.L., & Smith, N.D. (2004). "River avulsions and their
deposits". Annual Review of Earth and Planetary Sciences, 32(1), 257-
285.
Nichols, G. (2009). Sedimentology and Stratigraphy (2nd edition). Wiley-
Blackwell.
Carling, P.A. (1999). "Progress in applying sediment fingerprinting for
catchment sediment source attribution". Progress in Physical
Geography, 23(3), 363-398.
16