Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PERSPEKTIF KOMUNIKASI ORGANISASI

( Kasus Rapid Test Antigen Bekas PT Kimia Farma Tbk)


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Organisasi

Disusun Oleh

Safrina Suryaningsih
2210247874

Dosen Pengampu
Dr. Muhammad Firdaus, M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2023
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi besar yakni
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan makalah ini secara umumnya dan kepada Dosen Mata Komunikasi
Organisasi Bapak Dr. Muhammad Firdaus, M.Si secara khususnya. Penulis menyadari dalam
penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan karena penulis masih dalam tahap
pembelajaran. Namun, penulis tetap berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.
Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan pada makalah penulis berikutnya. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 18 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Profil PT Kimia Farma (Persero) 3
2.2 Fokus Masalah 6
2.3 Kronologi Kasus Alat Rapid Antigen Bekas 7
2.4 Analisis Perspektif Komunikasi Perusahaan Kimia Farma 10
2.4.1 Analisis Elemen Dasar Organisasi Menurut (Scott, 1981 10
2.4.2 Analisis teori Jenis Intervensi menurut Cummings dan Worley 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 15
3.2 Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam berorganisasi, komunikasi menjadi bagian terpenting. Tanpa adanya komunikasi,
maka tidak akan ada aktivitas yang terorganisir. Terjadinya kendala dalam peristiwa komunikasi
akan memicu berbagai potensi konflik bagi para pelaku komunikasi baik yang sifatnya personal
maupun secara organisasi. Konflik ini dapat menyebabkan hubungan antara pimpinan dengan
bawahan semakin renggang, yang akan berdampak pada penurunan motivasi kerja dan
produktifitas kerja karyawan. Sebuah penelitians sebelumnya di PT. Kimia Farma Tbk.
menunjukkan bahwa komunikasi antara karyawan pada setiap bagian sangat jarang terjadi, akibat
kurangnya koordinasi yang dilakukan oleh setiap divisi dan bagian-bagian.
Sebuah kebijakan baru dari Pemerintah ialah aturan tentang Perpanjangan Ketentuan
Perjalanan Orang Dalam Negeri Pada Masa Pandemi Covid-19 yang termuat dalam Surat
Edaran Satuan Tugas Penanganan Covid-19 No. 7 Tahun 2021 secara singkat mengatakan
bahwa seseorang yang akan mempergunakan pesawat dalam perjalanannya diharuskan
menunjukan surat keterangan hasil negatif rapid test. Berlakunya persyaratan ini dengan
tujuan guna mencegah seseorang baik sebelum atau sesudah melakukan perjalanan tidak
menularkan Covid-19 ke tempat yang dituju maupun pada waktu kembali pulang.
Atas kondisi tersebut, Pemerintah juga telah menyiapkan fasilitas kesehatan
membuka pelayanan rapid test di sekitar bandara udara agar masyarakat tidak kesulitan
dan tidak perlu menunggu lama untuk melakukan pemeriksaan rapid test. Tingginya
kebutuhan rapid test pun tentu tidak hanya dilihat dari aspek fasilitas kesehatan saja, namun hal
tersebut juga telah dijadikan peluang bisnis oleh bidang kesehatan. Terdapat beberapa
oknum petugas medis kesehatan telah memanfaatkan kondisi tersebut dengan tujuan mencari
keuntungan pribadi.
Salah satu perbuatan tindak pidana tersebut ialah dengan melakukan pendaur ulangan
alat rapid test antigen bekas yang selanjutnya kembali diperjual belikan pada khalayak
umum yang akan melakukan pemeriksaan rapid test di Bandara Udara Kualanamu.
Pengungkapan kasus terjadi karena banyak calon penumpang pesawat yang melakukan
rapid test di Bandara Udara Kulanamu mendapatkan keterangan hasil rapid test positif
melapor kepada Kepolisian Daerah Sumatera Utara.

1
Berdasarkan pada penjelasan di atas, penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui
analisis elemen dasar organisasi pada PT Kimia Farma melalui elemen dasar organisasi yang
dilakukan oleh perusahaan, dari segi struktur sosial, partisipan, tujuan, teknologi serta
tinjauannya secara komunikasi (komunikator, komunikan, pesan, dan efek) dalam kasus rapid
test antigen bekas pada tahun 2021 yang berujung pada seluruh direksi PT Kimia Farma
Diagnostika (KFD), yang merupakan anak usaha PT Kimia Farma Apotek yang sahamnya
dimiliki BUMN farmasi, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, langsung dipecat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah penelitian ini
adalah Bagaimanakah Analisis Elemen Dasar Komunikasi Organisasi (elemen struktur sosial,
tujuan, partisipan, dan teknologi) pada PT Kimia Farma terkait kasus rapid test antigen bekas.

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penulisan makalah ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana Analisis Elemen Dasar Komunikasi Organisasi pada PT Kimia Farma
yang meliputi elemen struktur sosial, tujuan, partisipan, teknologi, dan tinjauan secara
komunikasi (komunikator, komunikan, pesan, dan efek).

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil PT Kimia Farma (Persero)
Sejarah Perseroan
Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan
oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV
Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks
perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik
Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara
Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan
hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT
Kimia Farma (Persero).
Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah statusnya
menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam penulisan berikutnya disebut
Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek
Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa
Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah berkembang
menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian
diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan bangsa, khususnya
pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia. 
Berdasarkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusannya Nomor AHU-0017895.AH.01.02 Tahun 2020 tanggal 28
Februari 2020 dan Surat Nomor AHU-AH.01.03-0115053 tanggal 28 Februari serta tertuang
dalam Akta Risalah RUPSLB Nomor 18 tanggal 18 September 2019, terjadi perubahan nama
perusahaan yang semula PT Kimia Farma (Persero) Tbk menjadi PT Kimia Farma Tbk, efektif
per tanggal 28 Februari 2020.

Visi & Misi PT Kimia Farma (Persero)


Visi
Menjadi perusahaan Healthcare pilihan utama yang terintegrasi dan menghasilkan nilai yang
berkesinambungan.

3
Misi
1. Melakukan aktivitas usaha di bidang-bidang industri kimia dan farmasi, perdagangan dan
jaringan distribusi, ritel farmasi dan layanan kesehatan serta optimalisasi aset.
2. Mengelola perusahaan secara Good Corporate Governance dan operational excellence
didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) profesional.
3. Memberikan nilai tambah dan manfaat bagi seluruh stakeholder.

Budaya Perusahaan
Berdasarkan Surat Edaran KBUMN No. SE-7/MBU/07/2020 tanggal 1 Juli 2020 tentang
Nilai–Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Manusia Badan Usaha Milik Negara, maka
Perseroan menetapkan AKHLAK sebagai budaya kerja (core values) Kimia Farma Grup
menggantikan ICARE. Adapun akronim dari core values AKHLAK yaitu Amanah, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif yang dijadikan sebagai identitas dan perekat budaya
kerja yang mendukung peningkatan kinerja secara berkelanjutan di setiap BUMN. 

Ruang Lingkup Usaha


Kegiatan Bisnis Perusahaan Induk
PT Kimia Farma Tbk merupakan pioneer dalam industri farmasi Indonesia yang telah
berkembang menjadi perusahaan yang menyediakan pelayanan kesehatan terintegrasi dari hulu
ke hilir. Kimia Farma memiliki bidang usaha utama yaitu : Manufaktur Farmasi yang didukung
oleh Riset dan Pengembangan; Distribusi dan Perdagangan; Pemasaran; Ritel Farmasi;
Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan
Kegiatan Manufaktur Farmasi
Dengan dukungan kuat di bidang Riset & Pengembangan, kegiatan usaha manufaktur
farmasi memproduksi obat jadi dan obat herbal, iodium, kina serta produk-produk turunannya
dan minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia
merupakan tulang punggung dari segmen bisnis manufaktur Perseroan dimana kelimanya telah
mendapat sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan sertifikat ISO 9001, ISO 9002
dan ISO 14001 dari institusi luar negeri

4
Hasil produksi yang di buat oleh Pabrik Farmasi perusahaan baik produk obat-obat kimia,
Formulasi dan herbal, dibagi dalam 6 (enam) lini produksi yaitu etikal, obat bebas, generik,
narkotika, lisensi dan bahan baku.
Hampir semua kelas terapi diakomodasi oleh produk perusahaan yang terdiri lebih dari
385 item produk dan dipasarkan keseluruh Indonesia serta di ekspor ke beberapa negara melalui
jaringan distribusi perseroan atau yang memiliki perjanjian dengan perseroan.
Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya Kimia Farma berkomitmen untuk memastikan
pasokan obat generik yang tetap ke pasar.

Struktuk Kepemilikan Perusahaan

Gambar 2.1 Struktuk Kepemilikan Perusahaan PT Kimia Farma Tbk

5
Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan PT Kimia Farma Tbk


2.2 Fokus Masalah
Masyarakat telah digemparkan mengenai penggunaan alat rapid test bekas yang
dilakukan oleh anggota PT Kimia Farma yang ada di Bandara kualanamu Sumut. Hal ini
bukanlah isu semata sebab Direktorat reserse kriminal khusus ( Ditreskrimsus) polda Sumatra
utara yang berhasil mengungkap dugaan penggunaan alat rapid test bekas yang dilakukan oleh
karyawan PT Kimia Farma di bandara kualanamu yang pada saat itu masyarakat dibuat tidak
percaya dengan kejadian tersebut. Hal ini bermula pada laporan salah satu masyarakat mengenai
alat rapid tes bekas lalu pihak berwajib segera melakukan penyelidikan di bandara kualanamu
yang diduga menggunakan alat rapid bekas dengan cara mengutus salah satu anggotanya untuk
berpura-pura menjadi penumpang yang di bandara kualanamu dan ingin melakukan rapid test
antigen dan saat itu juga pihak berwajib segera melakaukan penggrebekan dan hasilnya mereka
benar yaitu mereka melakukan penggunaan alat rapid test antigen bekas atau didaur ulang
olehnya. Setelah dilakukan introgasi para pelaku karyawan PT Kimia Farma yang melakukan
tindak kejahatan mengenai Kesehatan ini hasilnya membikin kaget semua orang, bahwa mereka
menggunakan alat rapid test bekas dengan cara mengumpulkan stik untuk swab antigen
dikumpulkan oleh para pelaku setelah itu mereka akan mencucinya dan dibersihkan dengan cara
mereka sendiri, lalu dikemas ulang untuk dapat digunakan Kembali pada saat melakukan test
swab antigen di bandara kualanamu.

6
Kapolda sumut yang melakukan penyelidikan dan penggrebekan karyawan PT Kimia
Farma yang melakukan tindak kejahatan mengenai Kesehatan mengatakan ada kurang lebih 200-
300an orang yang menjalani test swab antigen untuk perjalanan udara ditempat itu. Mentri
bandan usaha milik negara (BUMN) yaitu Erick Thohir juga menanggapi kasus penggunaan alat
rapid test bekas yang dilakukan oleh karyawan PT Kimia Farma di bandara kualanamu, ia
mengutuk keras kepada oknum atau pelaku yang melakukan kejahatan yang dapat
membahayakan keselamatan orang lain. Mentri BUMN ini juga mengungkapkan kepada
Direktur Utama PT Kimia Farma untuk memecat karyawannya yuang melakukan Tindakan
kejahatan yang dapat menyebabkan kerugian pada orang lain dan memberikan hukum secara
tegas. Kejadian ini ikut mencoreng nama kementrian BUMN karena PT Kimia Farma merupakan
bagian dari kimia farma yang berada dibawah pengawasan kementrian BUMN. Tak hanya itu,
anggota komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher juga ikut menanggapi kasus ini, beliau
mengatakan bahwa pelaku ini harus dihukum yang berat karena covid19 merupakan bencana
yang global namun para pelaku menjadikan hal tersebut sebagai kesempatan dalam mencari
keuntungan dengan cara yang curang. Selain merugikan orang-orang yang melakukan rapid test
di bandara kualanamu juga dapat mengancam nyawa para korbannya.
Kasus diatas adalah salah satu Krisis yang dialami perusahaan PT Kimia Farma. Krisis
adalah masa atau suatu keadaan yang gawat atau genting yang dapat menyebabkan kondisi suatu
perusahaan tersebut berada pada titik yang baik atau sebaliknya. Suatu krisis terjadi karena
beberapa peristiwa karena kejadiannya masing-masing. Suatu krisis dapat diakibatkan karena
suatu kecelakaan industry, masalah pada lingkungan, masalah pada perburuhan, masalah produk,
masalah dengan investor, isu-isu yang beredar.

2.3 Kronologi Kasus Alat Rapid Antigen Bekas


Polisi membongkar kasus dugaan penggunaan alat rapid test bekas di Bandara
Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Kasus tersebut bermula saat Direktorat
Reserse Kriminal Khusus Polda Sumatera Utara mendapat laporan dari pengguna jasa layanan
rapid test antigen di Bandara Kualanamu.
Berdasarkan laporan, alat rapid test antigen yang digunakan penyedia jasa layanan
merupakan barang bekas. Ditreskrimsus Polda Sumut kemudian mengutus Ajun Komisaris
Jericho Levian Chandra bersama anggotanya untuk menyelidiki.

7
Menyamar Calon Penumpang
Pada Selasa 27 April 2021, anggota Ditreskrimsus Polda Sumut menyamar sebagai calon
penumpang pesawat dan melaksanakan rapid test antigen. Selanjutnya, polisi yang menyamar itu
mengisi daftar calon pasien untuk mendapatkan nomor antrean.
Setelah mendapatkan nomor antrean, polisi yang menyamar dipanggil namanya dan
masuk ke ruang pemeriksaan untuk diambil sampel. Petugas rapid test kemudian memasukkan
alat tes ke dalam lubang hidung. Setelah selesai pengambilan sampel, maka polisi yang
menyamar menunggu di ruang tunggu hasil rapid test antigen. Setelah 10 menit kemudian, hasil
yang didapatkan positif Covid-19.
Selanjutnya terjadi perdebatan dan saling balas argumen antara polisi yang menyamar
dengan petugas rapid test. Kemudian, polisi bergerak melakukan pemeriksaan seluruh isi
ruangan laboratorium rapid test antigen dan para petugas Kimia Farma dikumpulkan.

Pakai Alat Bekas
Saat diinterogasi, petugas Kimia Farma ketakutan dan mengakui bahwa alat yang
digunakan untuk mengambil sampel adalah barang bekas. Mereka biasanya mencuci alat yang
sudah dipakai dengan air. Setelah itu, alat bekas tadi dimasukkan kembali ke tempat yang baru.
Atas pengakuan itu, polisi menangkap lima orang petugas rapid test antigen ke Polda
Sumut. Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi membenarkan adanya
penggerebekan tersebut. Subdit 4 Krimsus melakukan tindakan terhadap dugaan tindak pidana
Undang-Undang kesehatan. Lokasinya di salah satu ruangan di Bandara Kualanamu, pada Rabu
28 April 2021. Penindakan dilakukan sore sebelumnya, ada beberapa orang yang diminta
keterangan, dan sedang didalami oleh penyidik.
5 Orang Diamankan
Dalam penindakan tersebut polisi mengamankan 5 orang yang berada di ruangan
pemeriksaan rapid tes antigen tersebut termasuk petugas medis. Mereka yang diamankan di
antaranya RN (admin), AD (analis), AT (analis), EK (analis), dan EI (kasir). Kelimanya
menjalani pemeriksaan intensif di Polda Sumatra Utara untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Polisi juga mengamankan beberapa barang bukti berupa alat-alat medis yang biasa
dilakukan untuk pemeriksaan rapid tes antigen yang biasa digunakan untuk penerbangan.

8
Langkah Yang Diambil Kimia Farma
Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Verdi Budidarmo mengungkapkan lima langkah
pembenahan yang dilakukan menyusul kasus alat tes cepat atau rapid test antigen bekas yang
terjadi di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara,
Atas kasus tersebut, seluruh direksi PT Kimia Farma Diagnostika (KFD), yang
merupakan anak usaha PT Kimia Farma Apotek yang sahamnya dimiliki BUMN farmasi, PT
Kimia Farma (Persero) Tbk, langsung dipecat.
Ada lima langkah pembenahan dari Kimia Farma Diagnostika sebagai tindak lanjut kasus
Kualanamu. Pertama, restrukturisasi organisasi, penguatan sistem layanan digital, sinergi dengan
stakeholder, audit sistem pengawasan internal dan quality assurance terhadap officer.
1. Restrukturisasi organisasi bertujuan untuk penguatan sistem pengawasan mutu, termasuk
di dalamnya melakukan penguatan core value akhlak.
2. Penguatan sistem layanan digital dilakukan diantaranya dengan sistem registrasi ID
pelanggan secara digital; meningkatkan transaksi digital; serta pemasangan barcode pada
produk Kimia Farma. Dilakukan sistem registrasi pelanggan secara digital yaitu posisi
cetak dari hasil tes akan diberikan dalam bentuk QR Code, meningkatkan transaksi
digital bekerja sama dengan pihak bank dengan melakukan proses pembayaran melalui
cashless baik itu mesin EDC maupun QRIS, kemudian pemasangan barcode untuk
produk Kimia Farma.
3. Sinergi dengan berbagai pihak juga dilakukan untuk meningkatkan pengawasan mutu
layanan kepada pelanggan. Sinergi dilakukan antara lain dengan Holding BUMN
Farmasi, regulator (dinas kesehatan) serta lembaga sertifikasi.
4. Kimia Farma juga akan melakukan audit sistem pengawasan internal meliputi 495 outlet
yang terdiri dari 422 klinik dan 73 laboratorium klinik di seluruh wilayah.
5. Program Quality Assurance Officer adalah penempatan petugas khusus di setiap Business
Manager (BM) yang bertugas secara berkala dan melakukan update SOP sesuai dengan
regulasi dan ISO.

9
2.4 Analisis Perspektif Komunikasi Perusahaan Kimia Farma
2.4.1 Analisis Elemen Dasar Organisasi Menurut (Scott, 1981)
Menurut Scott, sistem dasar dari elemen organisasi ini terdiri dari struktur sosial,
partisipan, tujuan, teknologi, serta lingkungan.
 Struktur sosial
Struktur sosial menurut Davis (Scott, 1981) masuk dalam elemen organisasi yang mana
dapat dipisahkan menjadi dua komponen yakni struktur normatif dan struktur tingkah laku.
1) Struktur normatif lebih mengarah pada nilai, norma, serta peran yang di harapkan :
Melalui sinergi dengan kelompok usaha, Grup Kimia Farma berupaya menghadirkan
produk dan layanan bermutu. Di samping itu, sinergi dalam Holding BUMN Farmasi
memperkuat fokus bisnis Kimia Farma, dan menjadi fondasi yang kokoh bagi
pertumbuhan di masa datang.
2) Struktur tingkah laku, komponen ini berfokus pada tingkah laku apa yang dilakukan oleh
anggota organisasi, bukan apa yang harusnya di lakukan oleh anggota : Kimia Farma
memiliki jaringan layanan kesehatan yang terintegrasi di 34 provinsi di Indonesia. Hal ini
memperkuat posisi Kimia Farma sebagai perusahaan healthcare dari hulu ke hilir (end-
to-end). Dilengkapi dengan 10 fasilitas produksi, 49 distributor, lebih dari 1000 layanan
ritel (apotek), klinik kesehatan, klinik kecantikan dan lebih dari 70 laboratorium klinik,
Kimia Farma menjaga ketahanan kesehatan nasional dari waktu ke waktu.
 Partisipan
Dalam sebuah organisasi, partisipan organisasi adalah orang-orang yang bekerja atau
berkontribusi di balik organisasi itu sendiri. Kimia Farma menyadari keberlangsungan bisnis
perusahaan tidak lepas dari partisipasi masyarakat sebagai pemangku kepentingan (stakeholder).
Partisipasi dan dukungan masyarakat terhadap pencapaian kinerja perusahaan tidak hanya
menuntut Kimia Farma untuk memberikan timbal balik manfaat kepada masyarakat sebagai
bentuk tanggung jawab sosial kemasyarakatan, namun juga sebagai bentuk penyampaian nilai
perusahaan serta menciptakan nilai reputasi perusahaan di masyarakat yang berkelanjutan.
 Tujuan
Ahli analisis menyatakan bahwa dengan tujuan dapat memahami sebuah organisasi dan
ahli tingkah laku juga menjelaskan bahwa dalam sebuah organisasi hanya individunya yang
memiliki tujuan, sedangkan organisasinya tidak. Setiap orang pasti memiliki pendapat yang

10
sama, dimana tujuan menjadi hal yang diusahakan bersama melalui aktivitas serta tugas-tugas
yang di kerjakan bersama-sama pula.
Berdasarkan hal tersebut, PT Kimia Farma Tbk menjadi perusahaan dengan tujuan untuk
melayani kesehatan yang terintegrasi di Indonesia. Dengan kata lain, goals dari Kimia Farma
adalah untuk melakukan percepatan serta peningkatan pembangunan kesehatan secara
menyeluruh di Indonesia. Berkaitan dengan core values “AKHLAK” (Amanah, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif), PT Kimia Farma Tbk mempunyai visi dan misi
dalam menjalankan tujuan untuk memajukan pembangunan kesehatan di Indonesia.
 Teknologi
Teknologi yang di maksud dalam elemen organisasi ini adalah penggunaan mengenai
mesin-mesin atau alat yang digunakan dan pengetahuan mengenai teknik serta ketrampilan dari
partisipan. Dalam sebuah organisasi berbeda-beda dalam menangani hal ini, ada yang menangani
dengan membangun perlengkapan perangkat keras (hardware). Ada juga organisasi yang
memproses orang, lebih tepatnya yakni melakukan pembinaan, sehingga yang dihasilkan yakni
jasa orang-orang yang sudah terlatih, berpengetahuan serta memiliki ketrampilan yang lebih.
Kimia Farma cukup masif berekspansi di ranah digital. Seperti, menerapkan teknologi
internet of things (IoT) dalam proses produksi obat di pabrik hingga membuat aplikasi untuk
mengontrol proses distribusi hingga ke outlet ritel miliknya. Kimia Farma juga tengah
mengembangkan aplikasi bernama 'Track and Trace'. Aplikasi ini berfungsi untuk mengontrol
distribusi obat. Maklum, isu terbesar industri farmasi adalah peredaran obat palsu dan ilegal.
 Lingkungan
Setiap organisasi memiliki kondisi lingkungan yang berbeda-beda, sebab pengaruh pada
tiap organisasi pasti juga akan berbeda-beda. Untuk dapat terus bertahan, organisasi bergantung
pada lingkungan yang memiliki sistem yang lebih besar. Para ahli awalnya menganggap bahwa
hubungan di lingkungan organisasi kurang begitu di butuhkan, tetapi pada kenyataannya
lingkungan organisasi menjadi hal penting.
Dilansir dari website kimiafarma.reviews, banyak karyawan yang memberikan pendapat
atau penyataannya mengenai kondisi mereka selama bekerja di lingkungan perusahaan kimia
farma. Dimana respon opini positif seperti lingkungan kerja yang bagus, Lingkungan
nyaman,produktif, untuk salary puas sebagai karyawan borongan di bagian pengemasan pil kb,
Sangat puas team solid dan kompak disiplin yang tinggi, kekeluargaan dan persaudaraan yang

11
kuat saling totlong menolong. Selain itu juga terdapat pendapat negatif terhadap lingkungan
perusahaan seperti persaingan yang tidak sehat, jenjang karir ke depan yang kurang memuaskan
karena bedanya visi misi antara klinik cabang dengan farmasi pusat, susah menjadi pegawai tetap
karena kebanyakan pegawai lepas dan seperti pendapat lingkungan kerja bagus tapi budaya kerja
yang jelek.

2.4.2 Analisis teori Jenis Intervensi menurut Cummings dan Worley


Intervensi merupakan seperangkat tindakan yang direncanakan terlebih dahulu guna
membantu suatu organisasi dalam meningkatkan kualitas dan keefektivitasan dari organisasi
terkait, terutama pada PT. Kimia Farma. Dalam perkembangannya, PT. Kimia Farma terus
melakukan perubahan dan pengembangan organisasi melalui transformasi atau perubahan secara
mendasar terkait elemen dan komponen organisasinya. Berikut analisis terkait jenis intervensi.
 Intervensi proses
Pada intervensi ini, pendekatan yang dilakukan melalui perubahan proses kerja yang
terkait langsung dengan aspek manusianya baik secara individu, antar individu/kelompok,
maupun tingkat organisasi secara keseluruhan, misalnya mengembangkan sistem pertemuan
reguler, sistem bantuan konsultan dan bimbingan (coaching). Tekait intervensi proses dalam
pengembangan dan perubahan organisasi termasuk kedalam upaya yang telah dan hingga saat ini
dilakukan oleh PT. Kimia Farma guna mencapai tujuan yang diingin raih dari organisasi ini.
Banyaknya kegiatan berupa sosialisasi dan pelatihan serta program kemitraan yang
dibangun yaitu berfungsi sebagai pendukung dalam peningkatan mutu kuaitas dari sumber daya
manusia didalam organisasi ini. Hal ini berkaitan dengan intervensi yang berasal dari internal
organisasi terkait dengan sistem pembelajaran dan pertumbuhan yang diterapkan untuk
mengasah kemampuan dan kompetensi dari masing-masing anggota organisasi, agar tercapainya
peningkatan produktivitas dari anggota organisasi yang semua 170 juta menjadi 200 juta/
anggota organisasi di tiap bulannya.
 Intervensi Tekno-Struktural
Dalam hal ini, PT. Kimia Farma telah melakukan pendekatan melalui kombinasikan
perubahan teknologi dan struktur organisasi seperti upaya restrukturisasi organisasi, hubungan
industri (employee relation) serta rancangan bidang uraian kerja sesuai proses bisnis. Hal ini
dapat dilihat dari adanya perubahan atau trasformasi yang berupa digitalisasi transformasi guna

12
sebagai bentuk dari proses digitalisasi dari bidang-bidang dan proses dalam menjalankan
kegiatan maupun program yang dilakukan oleh organisasi tersebut.
“Meningkatkan Kualitas, Menghadirkan yang Terbaik” menjadi gambaran proses
transformasi yang terjadi pada PT. Kimia Farma, yang diharapkan akan mampu menciptakan
nilai tambah yang berkelanjutan bagi organisasi ini. Transformasi digital yang dicanangkan
sebagai bagian dari perubahan dasar yaitu “Digital Farmasi” sebagai konsep utama dalam
penggunaan teknologi sebagai upaya re-strukturisasi yang di sesuaikan dengan kebutuhan dari
masing-masing departemen.
Dengan adanya inovasi organisasi yang telah berhasil dibentuk melalui langkah
pengembangan Enterprise Resources Planning (ERP), transformasi digital yang selaras dengan
kebijakan organisasi yang dibuat dengan targettarget kinerja organisasi di tiap bidangnya, adanya
pengembangan terkait teknologi nomor seriap produk berupa QR Code yang tertera pada
kemasan produk, serta adanya transformasi digital diatas, PT. Kimia Farma pun kembali
mengeluarkan dan membuat portal baru di lini digital, yaitu e-commerce kimiafarmaapotek.co.id
menjadi bukti bahwa adanya intervensi yang bersifat techno-structural pada PT. Kimia Farma ini
memiliki keterkaitan yang sangat erat, terutama dalam melayani kebutuhan dari sasaran atau
target dari organisasi ini.
 Intervensi Manajemen Sumber Daya Manusia
Pendekatan yang dilakukan melalui perubahan sistim manajemen kinerja dan
pengembangan karir. Dalam hal ini, PT. Kimia Farma memiliki berbagai program untuk
membangun human capital dari masing-masing anggota organisasinya mengingat pasar yang
semakin kompetitif dan membutuhkan tenaga-tenaga terampil dan berkompeten di bidangnya
yang berdasarkan pada prinsip-prinsip Good Coorporate Governance, diantaranya :
1. Talent Management System (TMS) yaitu, penambahan kompetensi pegawai melalui
penugasan, mutasi, training dan kepanitiaan.
2. Pengembangan SDM Kimia Farma melalui unit Pengembangan SDM memiliki program
kerja untuk peningkatan Sistem Manajemen SDM menggunakan: E-Learning,
Competency Based Development Program, Internal Promotiond, Short Term Placemente,
Exchange Programf, dan Special Project Assignment.

13
3. Sistem Rekrutmen untuk calon pegawai dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan terlampir, yang kemudian hasil dari proses ini yaitu dilakukan pengembangan
melalui Management Trainee (MT) untuk entry level position.
4. Sistem Manajemen Kinerja, dalam hal ini target performance dari KPI yang tertera secara
jelas dan terperinci yang berisikan pada Penilaian Kinerja dalam formulir kesepakatan
dan dikomunikasikan pada semua level di Perseroan, dengan Mendorong pegawai fokus
kepada proses untuk menghasilkan performance yang tinggi dengan pola insentif.
5. Manajemen Reward sebagai bentuk pemberikan intensif dari tiap komposisi (pay for
performance).
 Intervensi Strategis
Terkait pendekatan intervensi ini, PT. Kimia Farma melakukan berbagai pendekatan yang
dilakukan melalui perubahan strategi bisnis dalam menghadapi perubahan lingkungan dan
persaingan bisnis melalui berbagai upaya seperti akuisisi, merjer, kolaborasi dan kemitraan serta
transformasi organisasi. Hal ini dapat dilihat dari penerapan langkah strategi yang dimilikinya,
yaitu perluasan channel, pemasaran digital, branding, serta pengembangan organisasi.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PT. Kimia Farma yang berdiri sejak tahun 1917 merupakan pioner dalam industri
Farmasi Indonesia yang termasuk kedalam perusahaan yang bersifat terbuka (organisasi publik)
dan dinaungi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT Kimia Farma Tbk memiliki ruang
lingkup usaha seperti kegiatan bisnis perusahaan induk dan kegiatan manufaktur farmasi.
Didalam organisasi dikatakan adanya sebuah sistem, sebab di dalam hubungan antara satu
dengan yang lain saling berketergantungan. Apabila ada disfungsi pada salah satu sistem maka
akan berpengaruh pada fungsi lainnya dan tentunya juga akan berpengaruh pada tujuan bersama.
Dalam perusahaan kimia farma telah terjadi konflik pidana. Salah satu perbuatan tindak
pidana tersebut ialah dengan melakukan pendaur ulangan alat rapid test antigen bekas
yang selanjutnya kembali diperjual belikan pada khalayak umum yang akan melakukan
pemeriksaan rapid test di Bandara Udara Kualanamu.
Dalam Model Elemen Organisasi (Scott, 1981), terdapat lima elemen dasar dari
organisasi yang saling berkaitan antara satu elemen dengan elemen lainnya. Elemen-elemen yang
dimaksud mencakup struktur sosial, partisipan, tujuan, teknologi, dan lingkungan. Pertama,
perusahaan kimia farma memiliki struktur sosial yaitu normatif dan tingkah laku. Dalam struktuk
normatif perusahaan kimia menjadi fondasi yang kokoh bagi pertumbuhan di masa datang, dan
struktur tingkah laku dimana kimia Farma memiliki jaringan layanan kesehatan yang terintegrasi
di 34 provinsi di Indonesia. Kedua, partisipan organisasi adalah orang-orang yang bekerja atau
berkontribusi di balik organisasi itu sendiri. Ketiga , PT Kimia Farma Tbk menjadi perusahaan
dengan tujuan untuk melayani kesehatan yang terintegrasi di Indonesia. Keempat, Kimia Farma
cukup masif berekspansi di ranah digital. Kelima, banyak karyawan yang memberikan pendapat
atau penyataannya mengenai kondisi mereka selama bekerja di lingkungan perusahaan kimia
farma.
Mengacu pada Analisis teori Jenis Intervensi menurut Cummings dan Worley. Pertama,
intervensi proses dalam pengembangan dan perubahan organisasi termasuk kedalam upaya yang
telah dan hingga saat ini dilakukan oleh PT. Kimia Farma guna mencapai tujuan yang diingin
raih dari organisasi ini. Kedua, intervensi tekno-struktural. Dalam hal ini, PT. Kimia Farma telah
melakukan pendekatan melalui kombinasikan perubahan teknologi dan struktur organisasi

15
seperti upaya restrukturisasi organisasi, hubungan industri (employee relation) serta rancangan
bidang uraian kerja sesuai proses bisnis. Ketiga, intervensi manajemen sumber daya manusia.
Dalam hal ini, PT. Kimia Farma memiliki berbagai program untuk membangun human capital.
Keempat, intervensi strategis. Terkait pendekatan intervensi ini, PT. Kimia Farma melakukan
berbagai pendekatan yang dilakukan melalui perubahan strategi bisnis.

3.2 Saran
Kasus dari penggunaan alat antigen bekas ini sudah melanggar prinsip-prinsip etika
bisnis. Seperti, prinsip kejujuran, integritas moral, keadilan, dan prinsip saling menguntungkan.
Selain itu, secara model etika, peristiwa ini merupakan tindakan imoral yang mana oknum-
oknum tersebut memahami etika dan moral, tetapi dengan sengaja melanggarnya. Jika
perusahaan terkena suatu skandal, ada baiknya perusahaan itu melakukan beberapa hal sebagai
berikut : 
1. Meminta maaf kepada publik
2. Melakukan investigasi secara menyeluruh
3. Memberikan kompensasi kepada korban
4. Berjanji bahwa hal ini tidak akan terulang

16
Daftar Pustaka

Buku
Harahap, K., Sopandi, E., Siregar, O. M., Mardhiyah, A., Siregar, A. M., Hawari, A. P., &
Walga, R. P. (2023). Etika Bisnis. Media Sains Indonesia.
Siagian, S. P. (2012). Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Jurnal
Siregar, G. T., Sinaga, L. V., & Purba, A. G. (2021). PENIPUAN PENGGUNAAN ALAT
ANTIGEN BEKAS (Studi Kasus Bandara Kualanamu, Medan-Sumut). JURNAL
RECTUM: Tinjauan Yuridis Penanganan Tindak Pidana, 3(2), 130-136.
Ratna, R. (2021). Akurasi Berita Dalam Jurnalisme Daring (Kasus Alat Test Antigen Bekas Di
Bandara Kualanamu Pada Portal Berita Kompas. Com). Majalah Semi Ilmiah Populer
Komunikasi Massa, 2(1).
Fitri, N., Karim, A., & Rachmawati, F. (2021). Strategi Komunikasi Krisis Maskapai
Penerbangan di Indonesia ( Studi Analisis Komunikasi Krisis Adam Air , Air Asia dan
Sriwijaya Air dalam Menghadapi Krisis Kecelakaan Pesawat melalui Prespektif
Komunikasi Islam ) pesawat yang paling banyak menimbulkan k. 1, 89–104.
Susilowati. (2021). Manajemen Reputasi dan Pembentukan Citra PT Kimia Farma Tbk dalam
Kasus Daur Ulang Alat Rapid Test Covid-19. Jurnal Akrab Juara, 6(2), 222–235.
Mariam, M. (2022). PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP
KEPUASAN PELANGGAN (Survei Pada Pelanggan Apotik Kimia Farma Kota
Malang) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).
Lumangkun, V. (2021). Sanksi Pidana Pelaku Kasus Penggunaan Alat Rapid Test Antigen Bekas
Menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen. LEX PRIVATUM, 9(12).
Lukitasari, R. (2022). Pertanggungjawaban Pidana Pendaur Ulang Dan Penjual Alat Rapid Test
Antigen Bekas. COURT REVIEW: Jurnal Penelitian Hukum (e-ISSN: 2776-1916), 2(03),
47-61.
Kusnanda, A. (2021). POLA KOMUNIKASI PEGAWAI APOTEK KIMIA FARMA ROSARUM
CINDO PALEMBANG DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN (Doctoral
dissertation, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik).
Aswar, A., & Patriani, P. N. (2018). Hubungan Komunikasi Organisasi dengan Konflik Kerja
Pada Perusahaan PT. Kimia Farma, Tbk. Cabang Makassar. Jurnal Komunikasi
Global, 7(2), 136-147.

Internet
https://www.kimiafarma.co.id/
https://www.antaranews.com/berita/2175066/kimia-farma-ungkap-lima-langkah-pembenahan-
terkait-kasus-antigen-cepat
https://id.indeed.com/cmp/Kimia-Farma/reviews
https://www.kompasiana.com/hmjmfebub/60bad1e0d541df24325b0374/kasus-kimia-farma-dan-
rapid-antigen-bekas
https://www.kompas.tv/article/169093/kronologi-kasus-rapid-test-bekas-terbongkar-di-bandara-
kualanamu-polisi-menyamar-jadi-penumpang

17

Anda mungkin juga menyukai