Hamel dan Prahalad berpendapat bahwa inovasi dan fokus pada kompetensi inti perusahaan adalah
kunci keberhasilan dalam mencapai keunggulan kompetitif. Mereka menekankan pentingnya
menciptakan pasar baru dan menciptakan nilai bagi pelanggan. Sementara itu, Porter berfokus pada
analisis lingkungan eksternal dan menekankan pentingnya strategi diferensiasi atau biaya rendah
untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Namun, meskipun ada perbedaan pendapat, semua pendekatan ini dapat memberikan nilai dan
manfaat bagi perusahaan. Penting bagi perusahaan untuk memilih pendekatan yang sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pasar yang ada.
Sebagai seorang analis manajemen, kata kunci dari perselisihan konsep tersebut adalah sumber daya
internal dan eksternal perusahaan, keunggulan kompetitif, serta kesesuaian antara lingkungan
internal dan eksternal dalam merumuskan strategi bisnis.
Dalam perspektif Resource-Based View (RBV), pendekatan yang ditekankan adalah memaksimalkan
pengelolaan sumber daya internal perusahaan, seperti kompetensi inti dan keunggulan yang unik,
untuk mencapai keunggulan kompetitif jangka panjang. Pendekatan ini berfokus pada pemanfaatan
sumber daya internal yang berbeda dan sulit ditiru oleh pesaing sebagai basis untuk meraih
keunggulan kompetitif (Barney, 1991).
Di sisi lain, pendekatan Competitive Strategy oleh Porter menekankan pada analisis industri dan
persaingan eksternal sebagai dasar untuk merumuskan strategi perusahaan. Porter mengidentifikasi
lima kekuatan (forces) yang mempengaruhi persaingan di pasar, yaitu ancaman produk substitusi,
ancaman dari produk baru, kekuatan tawar-menawar pemasok, kekuatan tawar-menawar pembeli,
dan tingkat persaingan antara pesaing dalam industri (Porter, 1980). Pendekatan ini menekankan
pentingnya pemahaman dan pengelolaan faktor eksternal yang mempengaruhi persaingan.
Namun, pendekatan strategic fit juga memiliki argumen yang kuat. Pendekatan ini menekankan pada
pentingnya kesesuaian antara lingkungan internal dan eksternal perusahaan dalam merumuskan
strategi yang efektif. Menurut Mintzberg (1994), strategi yang berhasil harus mengintegrasikan
lingkungan eksternal perusahaan dengan kemampuan dan sumber daya internal yang dimilikinya.
Sebagai seorang analis manajemen, posisi saya adalah bahwa pendekatan yang paling efektif adalah
pendekatan yang mengintegrasikan ketiga konsep tersebut. Perusahaan perlu memahami dan
mengelola sumber daya internal yang dimilikinya, seperti kompetensi inti dan keunggulan yang unik,
serta mempertimbangkan faktor eksternal yang mempengaruhi persaingan di pasar. Selain itu,
perusahaan juga harus memastikan kesesuaian antara lingkungan internal dan eksternal dalam
merumuskan strategi yang efektif. Dengan demikian, pendekatan yang holistik dan terintegrasi antara
RBV, Competitive Strategy, dan strategic fit akan memberikan pandangan yang lebih komprehensif
dalam merumuskan strategi bisnis (Grant, 2016).
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap perusahaan memiliki kondisi dan karakteristik yang unik,
sehingga pendekatan yang paling sesuai dapat bervariasi tergantung pada situasi dan tujuan bisnis
perusahaan. Analisis situasional yang mendalam dan pemahaman yang baik tentang sumber
referensi dan teori manajemen dapat membantu perusahaan dalam memilih pendekatan yang paling
relevan dan efektif dalam merumuskan strategi bisnis.
Tentunya dalam menjelaskan posisi saya tentang dua konsep tersebut, saya juga berdasarkan pada
sumber referensi yang relevan. Beberapa sumber referensi yang dapat digunakan dalam menggali
pemahaman tentang perselisihan konsep tersebut antara lain:
Barney, J. B. (1991). Firm resources and sustained competitive advantage. Journal of Management,
17(1), 99-120.
Artikel ini menjadi salah satu referensi utama dalam pengembangan Resource-Based View (RBV)
sebagai pendekatan untuk memahami hubungan antara sumber daya internal perusahaan dan
keunggulan kompetitif jangka panjang. RBV menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya
internal yang langka, bernilai, dan sulit ditiru oleh pesaing sebagai dasar meraih keunggulan
kompetitif.
Porter, M. E. (1980). Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors. New
York: Free Press.
Buku ini merupakan karya klasik yang memperkenalkan pendekatan Competitive Strategy oleh
Michael Porter. Buku ini memberikan panduan dalam menganalisis industri dan persaingan eksternal
sebagai dasar merumuskan strategi perusahaan. Pendekatan Porter ini memfokuskan pada lima
kekuatan yang mempengaruhi persaingan di pasar.
Mintzberg, H. (1994). The rise and fall of strategic planning: Reconceiving roles for planning, plans,
planners. New York: Free Press.
Buku ini memberikan pandangan kritis tentang proses perencanaan strategis dan menekankan
pentingnya integrasi antara lingkungan eksternal dan sumber daya internal dalam merumuskan
strategi yang efektif. Mintzberg berpendapat bahwa strategi yang berhasil harus mengintegrasikan
pemahaman tentang lingkungan eksternal perusahaan dengan kemampuan dan sumber daya
internal yang dimilikinya.
Grant, R. M. (2016). Contemporary strategy analysis: Text and cases. Hoboken, NJ: John Wiley &
Sons.
Buku ini menyajikan pendekatan strategi secara komprehensif, termasuk Resource-Based View (RBV),
Competitive Strategy, dan strategic fit, serta mengintegrasikannya dalam konteks analisis situasional.
Buku ini memberikan panduan praktis dalam merumuskan strategi bisnis berdasarkan pemahaman
tentang sumber daya internal, persaingan eksternal, dan kesesuaian antara lingkungan internal dan
eksternal.
Dengan merujuk pada sumber-sumber referensi tersebut, posisi saya sebagai seorang analis
manajemen adalah bahwa pendekatan yang paling efektif dalam merumuskan strategi bisnis adalah
pendekatan yang mengintegrasikan pemahaman tentang sumber daya internal, persaingan eksternal,
dan kesesuaian antara lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Sumber daya internal yang
langka, bernilai, dan sulit ditiru oleh pesaing menjadi dasar dalam meraih keunggulan kompetitif
jangka panjang. Namun, faktor-faktor eksternal seperti analisis industri dan persaingan juga perlu
diperhatikan dalam merumuskan strategi. Selain itu, kesesuaian antara lingkungan internal dan
eksternal juga sangat penting, karena strategi yang efektif harus dapat memanfaatkan sumber daya
internal perusahaan dengan baik, sekaligus menghadapi dan mengatasi tantangan serta peluang dari
lingkungan eksternal.
Dalam melakukan analisis manajemen, salah satu kata kunci dalam perselisihan konsep tersebut
adalah "integrasi". Integrasi antara pemahaman tentang sumber daya internal perusahaan dan
lingkungan eksternal menjadi kunci dalam merumuskan strategi yang efektif. Pendekatan yang
holistik dan komprehensif, yang mengintegrasikan berbagai aspek dalam analisis manajemen seperti
Resource-Based View, Competitive Strategy, dan analisis situasional, akan memberikan pemahaman
yang lebih lengkap dan akurat tentang keadaan perusahaan dan lingkungannya.
Namun, penting untuk diingat bahwa tidak ada satu pendekatan yang mutlak benar dalam analisis
manajemen. Pemilihan pendekatan tergantung pada konteks spesifik perusahaan, industri, dan
situasi yang dihadapi. Oleh karena itu, sebagai seorang analis manajemen, saya akan berfokus pada
integrasi pemahaman tentang sumber daya internal perusahaan, analisis persaingan eksternal, serta
kesesuaian antara lingkungan internal dan eksternal dalam merumuskan strategi yang efektif bagi
perusahaan yang bersangkutan.
Terima kasih atas pertanyaan Anda. Menurut saya, kata kunci dari perselisihan konsep tersebut
adalah **bagaimana perusahaan mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing**. Konsep
RBV menekankan pada pentingnya sumber daya internal perusahaan yang berharga, langka, sulit
ditiru dan tidak dapat digantikan sebagai dasar untuk menciptakan keunggulan bersaing². Konsep
Porter menekankan pada pentingnya analisis lingkungan eksternal perusahaan, terutama lima
kekuatan industri yang mempengaruhi daya saing perusahaan¹. Konsep Mintzberg menekankan pada
pentingnya strategi yang muncul secara spontan dari tindakan dan perilaku konsisten perusahaan
seiring dengan perubahan realitas¹.
Saya berpendapat bahwa kedua konsep tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Konsep RBV dapat membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengembangkan sumber daya yang
memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan membedakan perusahaan dari pesaing³. Namun,
konsep RBV juga dapat mengabaikan faktor-faktor eksternal yang dapat mengancam atau membuka
peluang bagi perusahaan. Konsep Porter dapat membantu perusahaan memahami struktur industri
dan posisi relatif perusahaan terhadap pesaing¹. Namun, konsep Porter juga dapat mengabaikan
faktor-faktor internal yang dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Konsep
Mintzberg dapat membantu perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis dan tidak pasti
dengan cara belajar dari pengalaman dan bereksperimen¹. Namun, konsep Mintzberg juga dapat
mengabaikan pentingnya perencanaan strategis yang sistematis dan terstruktur.
Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa perusahaan harus menggunakan kombinasi dari ketiga
konsep tersebut untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing. Perusahaan harus
menganalisis baik lingkungan internal maupun eksternal untuk menentukan sumber daya yang
dimilikinya, tantangan dan peluang yang dihadapinya, serta strategi yang paling sesuai dengan
situasinya. Perusahaan juga harus fleksibel dan responsif terhadap perubahan lingkungan dengan
cara melakukan inovasi dan improvisasi. Perusahaan juga harus melakukan evaluasi dan pengawasan
secara berkala untuk memastikan bahwa strateginya masih relevan dan efektif.
Sumber referensi:
¹: Porter or Mintzberg: Whose View of Strategy Is the Most Relevant Today? - Forbes
(2) Porter or Mintzberg: Whose View of Strategy Is the Most ... - Forbes.
https://www.forbes.com/sites/karlmoore/2011/03/28/porter-or-mintzberg-whose-view-of-strategy-
is-the-most-relevant-today/.
Ya, saya bisa memberi contoh perusahaan yang menggunakan ketiga konsep tersebut. Salah satu
contohnya adalah Toyota, perusahaan otomotif asal Jepang yang terkenal dengan produk-produknya
yang berkualitas dan inovatif. Toyota menggunakan konsep RBV dengan mengembangkan sumber
daya internalnya seperti teknologi hybrid, sistem produksi lean, dan budaya kaizen¹. Toyota juga
menggunakan konsep Porter dengan menganalisis lima kekuatan industri otomotif dan menentukan
posisi bersaingnya berdasarkan diferensiasi produk dan efisiensi biaya¹. Toyota juga menggunakan
konsep Mintzberg dengan membiarkan strategi muncul secara spontan dari tindakan dan perilaku
karyawan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan dan peningkatan kualitas³.
Sumber referensi:
¹: Resource Based View And The Toyota Company Marketing Essay - UKEssays.com
(1) Resource Based View And The Toyota Company Marketing Essay - UKEssays.com.
https://www.ukessays.com/essays/marketing/resource-based-view-and-the-toyota-company-
marketing-essay.php.
Sumber referensi:
¹: Porter or Mintzberg: Whose View of Strategy Is the Most Relevant Today? - Forbes
(2) Porter or Mintzberg: Whose View of Strategy Is the Most ... - Forbes.
https://www.forbes.com/sites/karlmoore/2011/03/28/porter-or-mintzberg-whose-view-of-strategy-
is-the-most-relevant-today/.