Anda di halaman 1dari 3

Menurut Hamel dan Prahalad perusahaan dalam memenangkan persaingan harus melakukan

“breaking managerial frame” dan mengubah paradigma fit menjadi “stretch dan leverage” yaitu
dengan menggunakan konsep RBV (Resource-Based View). Perusahaan tidak sekedar fokus
pada kegiatan-kegiatan manajerial dan pemasaran saja namun hal terpenting yang harus
dilakukan adalah memaksimalkan kapasitas internal melalui peningkatan kompetensi inti dari
internal perusahaan itu sendiri baik financial maupun non financial.

Sebaliknya menurut Porter bahwa untuk memenangkan persaingan perusahaan harus fokus pada
lingkungan eksternal perusahaan. Sedangkan menurut Mintzberg (1994) dan sebagian peneliti
yang lain mengemukakan bahwa perusahaan/organisasi dapat memenangkan persaingan apabila
melakukan strategic fit (adanya kesesuaian antara lingkungan internal dan lingkungan eksternal)
yang menjadi dasar dalam membuat dan menyusun suatu strategi agar perusahaan/organisasi
dapat meraih kesuksesan. Menurut Sdr, apa yang menjadi kata kunci dari perselisihan konsep
tersebut dan jelaskan posisi Sdr tentang dua konsep tersebut? Jelaskan berdasarkan sumber
referensi! Tks

Reference:
- Mintzberg, H. (1994) The Fall and Rise of Strategic Planning. Harvard Business Review.

NB:Gunakan sumber referensi yang berasal dari jurnal/artikel/buku (updated), hindari referensi
dari laman website seperti wikipedia, blogger dsb yang tidak dijamin keabsahannya.

Nama : Lioba Arni Umbu Jafri


NIM : 530078541

Mohon Izin menanggapi diskusi:


a. Teori Hamel dan Prahalad
Hamel dan Prahalad (1994) menjelaskan bahwa persaingan di masa depan adalah persaingan
untuk menciptakan dan mendominasi opportunitas yang muncul, maka yang dibutuhkan adalah
Arsitektur Strategik yang menyediakan cetak biru bangunan kompetensi sehingga dapat
mendominasi pasar masa depan. Strategy architecture adalah peta, atau otak yang
mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan sekarang untuk menangkap masa depan. Strategic
architecture I Made Narsa 30 secara esensial menghubungkan antara masa kini dan masa depan
dengan menunjukkan kompetensi apa yang harus dibangun sekarang, kelompok pelanggan baru
yang mana yang harus diperhatikan sekarang, saluran distribusi apa yang harus dieksplorasi
sekarang, dan perkembangan mana yang harus menjadi prioritas sekarang.
b. Teori Porter
Teori Porter’s Five Forces (1980-1985) merupakan sebuah metode yang digunakan untuk
mengetahui kekuatan industri berdasarkan faktor-faktor eksternal perusahaan. Teori tersebut
muncul didasari oleh adanya pandangan Industrial Organization yang merupakan sebuah
pandangan manajemen bahwa perusahaan sangat memperhatikan faktor eksternal utuk
mendapatkan keunggulan bersaing.  Michael Porter yang menyatakan bahwa faktor paling utama
yang menentukan kinerja perusahaan adalah kekuatan industri dalam persaingan. Adapun Five
Forces tersebut adalah:
1. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants).
2. Ancaman Produk atau Jasa Pengganti (Threat of Substitutes).
3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers).
4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers).
5. Persaingan dalam Industri Sejenis (Rivalry of Competitors).
Semua five Forces tersbut yang dikemukakan adalah berasal dari luar perushaan.

c. Teori Mintzberg
Mintzberg dan kawan-kawan (Mintzberg et al., 1998: 9), mengatakan bahwa strategi itu sangat
luas dan besar, tidak cukup digambarkan hanya dengan satu definisi. Mereka memberikan
definisi dengan 5P, yaitu strategi sebagai Plan, Pattern, Position, Perspectives, dan sebagai Ploy.
Sebagai plan, strategi adalah pedoman, arahan, jalan menuju masa depan, jalur untuk mencapai
yang di sana dari sini, dan sebagainya yang semuanya melihat ke masa depan (Intended
strategy). Sebagai pattern strategi merupakan konsistensi perilaku sepanjang waktu di masa lalu
yang membentuk sebuah pola sehingga ia melihat ke belakang dan merupakan realized strategy.
Sebagai position strategi menempatkan produk tertentu pada pasar tertentu. Ia melihat ke bawah
(ke lokasi) dan juga melihat keluar ke pasar eksternal. Sebagai perspective strategi melihat ke
dalam (kedalam perusahaan, mendalam dan ke dalam pikiran ahli strategi) dan juga melihat ke
atas yaitu pada grand visi perusahaan. Dan sebagai ploy strategi adalah manuver khusus yang
dimaksudkan untuk memperdayakan atau mengecoh pesaing.

Dari ketiga teori yang dikemukakan diatas terlihat bahwa focus pembahasaan yang dikemukaan
oleh 3 teori adalah tentang factor yang mempengaruhi nilai kompetisi dari setiap perusahaan.
Dalam hal ini saya berpendapat bahwa teori strategi yang dikemukaan oleh 3 ahli diatas
menjelaskan secara terperinci dan focus pada satu factor yang membuat teori yang dikemukaan
semakin mendalam. Hal ini dirasa baik sebab kita dapat melihat gambaran secara terperinci dari
3 teori yang dikemukaan dan setiap terori yang dikemukaan tersebut mempunyai kelebihannya
masing-masing yang bisa kita pakai dalam menganalisi factor yang dapat memenangkan
persaingan perusahaan baik itu dari dalam perusahaan maupun dari segi eksternal perusahaan.
Jadi hal yang perlu pertimbangkan adalah dengan memilih teori yang sesuai dengan kondisi
perusahaan, seperti jika kita ingin melihat strategi untuk memenangkan persaingan di masa
sekarang, maka kita perlu mengkaji lebih dalam teori Mintzberg karena dianggap lebih relevan
memberikan penjelasan yang memuakan tentang berbagai fenomena strategi bukan hanya
melihat strategi sebagai salah satu dari sebuah rencana. Tapi jikan ingin menganalisis kondisi di
masa depan, maka strategi yang dikemukakan oleh Poter dapat menjadi acuan karena dapat
menggambarkan prediksi-prediksi yang mungkin terjadi di masa depan sehingga perusahaan
dapat menyiapkan strategi untuk dapat memenangkan perusahaan dan memperoleh keuntungan.

Sumber:
Mintzberg, H. 2001. Crafting Strategy. Harvard Business Review, July-August: pp. 66 -75
Porter, M. E. 1996. What is Strategy? Harvard Business Review, Nopember- December: pp. 61 -
78.
Hamel, G. 1996. Strategy as Revolution. Harvard Business Review, July-August: pp. 69 - 82.

Anda mungkin juga menyukai