Anda di halaman 1dari 40

COVER

PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJA DALAM PENENTUAN


BIAYA GAJI YANG BERSUMBER DARI DANA BANTUAN
OPERASIONAL PEMERINTAH DAERAH (SEKOLAH DASAR
DUMAS SURABAYA)

Ditulis Oleh :

KELOMPOK 4

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S-1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN
PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJA DALAM PENENTUAN BIAYA
GAJI YANG BERSUMBER DARI
DANA BANTUAN OPERASIONAL PEMERINTAH DAERAH
(SEKOLAH DASAR DUMAS SURABAYA)
Makalah ini telah disetujui oleh Dosen Pengampu
Mata Kuliah Akuntansi Biaya Program Studi Manajemen S-1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang
pada tanggal 10 November 2022

Menyetujui,
Penulis I, Penulis II, Penulis III,

Agum Gusmawandi Devi Juniawati Wara wara Fatahilah Reyhan


NIM. 201010550934 NIM.201010551185 NIM. 201010550519

Penulis IV, Penulis V, Penulis IV,

Maulida Novi Misna Yanti Nungky Nadya Madona


NIM.201010551226 NIM.201010551222 NIM.201010550396

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Akuntansi Biaya

Angga Pratama S.E., M.M.


NIDN. 0417068904

i
ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan pengendalian biaya tenaga kerja
dalam penentuan biaya gaji yang bersumber dari dana Bantuan Operasional Pemerintah
Daerah pada Sekolah Dasar Dumas Surabaya. Analis bagian penetapan penggajian yang
bersumber dari dana Bantuan Operasional Pemerintah Daerah dengan menggunakan
metode pengendalian waktu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
Lokasi penelitian ini pada Sekolah Dasar Dumas Surabaya dengan subjek penelitiannya
adalah kepala sekolah, bendahara dan petugas informasi teknologi. Teknik pengumpulan
data penelitian melalui observasi dan wawancara. Teknis analis data yang digunakan
adalah : identifikasi data penggajian, penetapan gaji guru, pengendalian penetapan gaji
dan menarik kesimpulan serta saran. Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan bahwa
dalam penerapan pengendalian biaya tenaga kerja dengan menerapkan teori pengendalian
waktu, Sekolah Dasar Dumas Surabaya masih belum optimal dikarenakan dalam
pencatatan presensi kehadiran belum dilakukan secara baik sehingga berpengaruh
terhadap jumlah gaji yang tidak sesuai dengan yang seharusnya.

Kata Kunci: Pengendalian Biaya Tenaga Kerja; Dana Bantuan Operasional


Pemerintah Daerah; Pengendalian Waktu.

ii
ABSTRACT

The purpose of the research was to find out the application of labor cost control in
determining salary costs sourced from Operational Regional Government Support Funds
at Sekolah Dasar Dumas Surabaya. Analysts in the payroll department sourced from
Operational Regional Government Support funds using time control methods. This
research is qualitative descriptive research. The location of this research at elementary
school of Dumas, Surabaya with its research subjects are the principal, treasurer and
information technology officer. Research data collection techniques through observation
and interview. Technical data analysts used are: identification of payroll data,
determination of teacher salaries, control of salary determination and drawing
conclusions and suggestions. The result of the research that has been done that in the
application of labor cost control by applying the theory of time control, Sekolah Dasar
Dumas Surabaya is still not optimal because in the recording of attendance presensi has
not been done properly so as to affect the amount of salary that is not appropriate.

Keywords: Labor Cost Control; Operational Regional Government Support Funds;


Time Control

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
atas segala karunia nikmat Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini berjudul Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Dalam Penentuan Biaya Gaji Yang
Bersumber Dari Dana Bantuan Operasional Pemerintah Daerah (Sekolah Dasar Dumas
Surabaya). Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
mata kuliah akuntansi dengan dosen pengampu Bapak Angga Pratama S.E., M.M.
Kami menyadari tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai penyusunan makalah ini, sangatlah sulit bagi kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Pada kesempatan ini kami dari kelompok 4 ingin
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. (H.C.). Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya yang
telah mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa dengan mempelopori adanya
pendidikan dengan biaya terjangkau dan berkualitas.
2. Bapak Dr. E. Nurzaman AM, M.M., M.Si, selaku Rektor Universitas Pamulang
yang telah berupaya keras menjadikan Universitas Pamulang semakin berkualitas.
3. Bapak Dr. H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M., CSRA, CMA., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang yang telah memajukan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis menjadi semakin baik.
4. Bapak Dr. Ali Maddinsyah, M.M., selaku Ketua Program Studi Manajemen yang
senantiasa sabar memberikan pengarahan.
5. Bapak Angga Pratama, S.E., M.M., C.T., C.HT., C.HED., C.M.A, selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Akuntansi Biaya yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat.
6. Semua pihak yang telah membantu kelancaran makalah ini yang tidak bisa
disebutkan satu per satu. Terima kasih atas dorongan, motivasi, bantuan, dan doa
yang telah diberikan.
Kami dari kelompok 4 menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

iv
membangun. Penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dan dunia
ilmu pengetahuan.

Tangerang Selatan, 10 November 2022


Penulis,

Kelompok 4

v
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................. i
ABSTRAK .........................................................................................................................ii
ABSTRACT ...................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................5
2.1 Landasan Teori ............................................................................................................. 5
2.1.1 Pengertian Pengendalian .....................................................................................5
2.1.2 Pengertian Biaya..................................................................................................5
2.1.3 Klasifikasi Biaya ..................................................................................................6
2.1.4 Pengertian Biaya Produksi ..................................................................................7
2.1.5 Pengendalian Biaya .............................................................................................7
2.1.6 Pengertian Biaya Tenaga Kerja ......................................................................... 12
2.1.7 Bantuan Operasional Pendidikan Daerah ............................................................ 14
2.2 Metode Analisis ......................................................................................................... 22
2.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................23
2.2.2 Observasi ............................................................................................................23
BAB III ............................................................................................................................ 25
ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................................... 25
3.1 Objek Analisis ............................................................................................................ 25
3.2 Hasil Analisis ............................................................................................................. 25
BAB IV............................................................................................................................. 30
PENUTUP ........................................................................................................................ 30
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 30
4.2 Saran........................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 31

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk


dicapai, yaitu untuk mendapatkan laba yang tinggi dengan meminimalkan
pengeluaran biaya - biaya yang terjadi dalam proses produksi. Laba atau rugi
sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai kinerja suatu perusahaan.
Unsur - unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya.
Proses penentuan dan analisis biaya pada perusahaan dapat menggambarkan suatu
kinerja perusahaan pada masa yang akan mendatang. Perusahaan manufaktur
memiliki struktur biaya yang lebih kompleks dibandingkan perusahaan dagang
dan perusahaan jasa pada umumnya. Dalam perusahaan manufaktur di perlukan
proses perencanaan dan pengendalian yang harus dilakukan pada kegiatan
produksi perusahaan agar kelancarannya dapat terjamin dan produk yang
dihasilkan sesuai dengan mutu yang diinginkan. Pada dasarnya masalah yang
sering timbul dalam suatu perusahaan manufaktur adalah perencanaan biaya oleh
suatu perusahaan tidak sesuai dengan biaya yang terjadi. Khususnya pada biaya
tenaga kerja, biaya ini lebih tinggi dibandingkan biaya - biaya lain di dalam
perusahaan tersebut. Biaya tenaga kerja ini merupakan biaya yang di keluarkan
dan di berikan kepada semua orang yang bekerja di perusahaan, mulai dari
pimpinan sampai bagian operasional, dan penjaga malam.

Oleh sebab itu untuk dapat mencapai efisiensi biaya produksi, maka
diperlukan suatu pengendalian biaya, khususnya biaya tenaga kerja langsung yang
akan berpengaruh terhadap biaya proses produksi.
Tenaga kerja langsung merupakan komponen dari biaya operasi yang
dihitung bersamaan dengan biaya bahan baku dan biaya overhead. Tenaga kerja
langsung yaitu tenaga kerja yang mengolah langsung produk. Upah tenaga kerja
langsung yang dibagikan kepada orang yang melakukan suatu produksi langsung
disebut Biaya Tenaga Kerja Langsung. Nafarin dalam (Rifky et al., 2017:1)

1
perusahaan harus melakukan pengendalian biaya dengan tujuan untuk
mengefesiensikan biaya - biaya yang ada di dalam perusahaan tersebut.
Pengendalian terhadap biaya dapat diukur dengan tingkat efesiensi biaya yang
dianggarkan dengan biaya sesungguhnya. Efesiensi biaya dapat diukur dengan
membandingkan antara biaya sesungguhnya dengan biaya dianggarkan
selanjutnya disebut biaya standar. Dalam hal ini biaya standar yang telah
ditetapkan perusahaan akan dibandingkan dengan biaya realisasi (biaya yang
sesungguhnya terjadi) selama proses produksi. Misalkan, gaji bagian pemasaran,
gaji manajer pabrik, dan lain - lain. Carter Usry dalam (Rifky et al., 2017:1).
Oktaviana dan Handayani (2019:2) menurut Peraturan Walikota Surabaya
Nomor 13 Tahun 2012, Biaya Operasional Pendidikan adalah sejumlah anggaran
yang disediakan oleh Pemerintah Kota Surabaya dan diperuntukkan bagi Sekolah
Dasar Negeri / Madrasah Ibtidaiyah Negeri / Sekolah Menengah Pertama Negeri
/ Sekolah Menengah Pertama Negeri Terbuka / Madrasah Tsanawiyah Negeri dan
Sekolah Menengah Atas Negeri / Sekolah Menengah Atas Negeri Terbuka /
Madrasah Aliyah Negeri / Sekolah Menengah Kejuruan Negeri.
(Familyani, 2019:2) Biaya Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam
pencapaian suatu tujuan pendidikan yang berhasil. Biaya pendidikan ini yang
nantinya akan digunakan untuk membiayai seluruh pembiayaan pendidikan yang
akan dijalani. Semakin tinggi pendidikan yang akan kita tempuh nantinya akan
semakin banyak pula biaya pendidikan yang akan kita keluarkan. Disamping itu
sekolah yang berkualitas bagus dan tinggi membutuhkan biaya pendidikan yang
cukup banyak dan mahal. Sebab itu lah penduduk di Indonesia banyak yang putus
sekolah dan tidak bisa sekolah dengan baik yang sesuai dengan peraturan undang
– undang.
Sebab itu lah yang menjadi alasan Pemerintah memberikan fasilitas sekolah
gratis tanpa dipungut biaya dengan adanya dana Bantuan Operasional Sekolah dan
Bantuan Operasional Pemerintah Daerah. Di wilayah Surabaya juga sama dengan
wilayah - wilayah lainnya yang ada di Indonesia yaitu menerima Biaya
Operasional Pendidikan seperti Bantuan Operasional Sekolah serta Bantuan
Operasional Pendidikan Daerah. Bantuan Operasional Sekolah merupakan

2
bantuan yang diterima dari Pemerintah Pusat, sedangkan Bantuan Operasional
Pendidikan Daerah merupakan bantuan yang diterima dari Pemerintah Daerah.
Dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah bersumber dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah disetiap kota masing - masing. Dana Bantuan
Operasional Pendidikan Daerah di kota Surabaya dilaksanakan mulai tahun 2008
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari tingkat Sekolah
Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Pertama. Pemerintah daerah dan Dinas
Pendidikan Daerah setempat sudah meluncurkan program Bantuan Operasional
Pendidikan Daerah tersebut untuk sekolah negeri dan swasta kepada warga
Surabaya dengan tujuan supaya mereka bisa menyelesaikan pendidikan sekolah
tanpa dipungut biaya apapun.
Penyaluran dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah di kota Surabaya
hanya diberikan khusus kepada masyarakat atau siswa siswi yang asli
berpenduduk warga kota Surabaya. Salah satu anggaran pengunaan dana Bantuan
Operasional Pemerintah Daerah atau hibah ini adalah digunakan sebagai sumber
dari gaji guru. Pasalnya, pemerintah saat ini menganjurkan gaji guru sesuai
dengan anggaran Upah Minimum Regional yang berlaku guna terjaminnya
kesejahteraan Tenaga Pendidik di Surabaya. Sebagai sekolah yang bernaung pada
Yayasan, Sekolah Dasar Dumas mengakali agar semua guru memperoleh gaji
yang sesuai dengan Upah Minimum Regional yang berlaku dengan
memperhitungkan berapa kemampuan Yayasan untuk menganggarkan gaji setiap
guru.
Jika dalam anggaran dana yang sudah dirancang yayasan dirasa jauh dari nilai
Upah Minimum Regional, maka kekurangan dana gaji akan di ambilkan dari
anggaran dana Bantuan Operasional Pemerintah Daerah. Dalam hal ini, ada
beberapa syarat yang harus di penuhi Tenaga Pendidik agar bisa mendapatkan
anggaran gaji dari Bantuan Operasional Pemerintah Daerah adalah guru tidak
digaji dari dana Bantuan Operasional Pemerintah Nasional, guru sudah terdaftar
pada Surat Keputusan Proses Kegiatan Belajar Mengajar. Untuk bisa terdaftar
pada Surat Keputusan Proses Kegiatan Belajar Mengajar Tenaga Pendidik
dituntut harus linier dan sudah memiliki masa kerja minimal satu tahun.

3
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yaitu mengetahui


bagaimana penerapan pengendalian biaya tenaga kerja dalam penentuan biaya gaji
yang bersumber dari dana Bantuan Operasional Pemerintah Daerah.
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk


mengetahui pengendalian biaya tenaga kerja dalam penentuan biaya gaji yang
bersumber dari dana Bantuan Operasional Pemerintah Daerah.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pengertian Pengendalian
1. Menurut Nugroho (2017 : 16) pengendalian adalah memantau
kemajuan dari organisasi atau unit kerja terhadap tujuan - tujuan dan
kemudian mengambil tindakan - tindakan perbaikan jika diperlukan
2. (Fadilah & Purnama Lubis, 2020 : 5) pengertian pengendalian biaya
adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai tujuan. Aktivitas
dimonitor secara kontiniu untuk memastikan bahwa hasil perhitungan
dalam hal ini perhitungan biaya produksi berada dalam batasan yang
diinginkan. Hasil aktual dari setiap aktivitas dibnadingkan dengan
rencana anggaran biaya produksi yang dibuat. Jika terdapat perbedaan
yang signifkan maka tindakan revisi atau perbaikan pembuatan
rencana anggararan biaya produksi perlu seera dilakukan agar tidak
pemborosan.
2.1.2 Pengertian Biaya
1. Hansen dan Mowen dalam (Basofi, 2018:15) mendefinisikan biaya
sebagai kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapat
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau
dimasa depan bagi organisasi.
2. Simamora dalam (Basofi, 2018:8) biaya adalah kas atau nilai
ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa
yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa yang akan
datang bagi organisasi
3. (Pasaribu, 2019 : 7) menyatakan bahwa “Biaya (cost) adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang
telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan
tertentu”.

5
2.1.3 Klasifikasi Biaya
Pembebanan biaya ke dalam biaya langsung dan biaya tak
langsung, sebagai berikut Mulyadi dalam (Basofi, 2018:8) :
1. Biaya langsung Biaya langsung (Direct Cost) adalah biaya yang
langsung dibebankan pada objek atau produk, misalnya bahan baku
langsung, upah tenaga kerja yang telibat langsung dalam proses
produksi, biaya iklan, ongkos angkut, dan sebagainya.
2. Biaya tidak langsung Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah
biaya yang sulit atau tidak dapat dibebankan secara langsung
dengan unit produksi, misalkan gaji pimpinan, gaji mandor, biaya
iklan untuk lebih dari satu macam produk, dan sebagainya. Biaya
tidak langsung disebut juga biaya overhead.
3. Mulyadi dalam (Basofi, 2018:8) juga menggolongkan pola prilaku
biaya yang dapat dilihat sebagai berikut:
a. Biaya Tetap Biaya Tetap (fixed cost) adalah biaya yang
jumlahnya tetap atau tidak berubah dalam rentang waktu
tertentu, berapapun besarnya penjualan atau produksi
perusahaan.
b. Biaya Variabel Biaya variabel (variable cost) adalah biaya
yang dalam rentang waktu dan sampai batas-batas tertentu
jumlahnya berubah-ubah secara proporsional.
c. Biaya Semi Variabel adalah biaya yang sulit digolongkan
kedalam kedua jenis biaya diatas (tidak termasuk kedalam
biaya tetap atau biaya variabel).
Kedua jenis biaya berikut digolongkan pada saat penetapannyaa dan
digunakan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian yang terdiri atas:
a. Biaya yang ditetapkan (predetermined cost) Biaya yang
ditetapkan adalah biaya yang besarnya telah ditetapkan terlebih
dahulu berdasarkan analisis masa lalu atau prediksi masa
datang. Biaya yang ditetapkan dilakukan untuk penyusunan
standar dan anggaran.

6
b. Biaya historis (historical cost) Biaya historis adalah biaya yang
besarnya dihitung setelah ada realisasi.
2.1.4 Pengertian Biaya Produksi
Mulyadi dalam(Basofi, 2018:9) mengemukakan biaya produksi
sebagai biaya yang terjadi untuk mengelola bahan baku menjadi produk
siap dijual. Biaya produksi juga disebut biaya manufaktur atau biaya
pabrik, biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya:
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Bahan
baku langsung dan tenaga kerja, keduanya disebut biaya utama (prime
cost). Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, keduanya disebut
biaya konversi.
2.1.5 Pengendalian Biaya
1. Arens dan Loebbecke dalam (Basofi, 2018:14) pengendalian biaya
yang efektif bergantung pada pengumpulan data serta penggalian
laporan yang relevan. Pengendalian biaya dimulai dengan melakukan
pencatatan - pencatatan semua transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan. Pengendalian dilakukan untuk memastikan bahwa
pelaksanaan yang dicapai sesuai dengan tujuan dan rencana yang
ditetapkan sebelumnya.
2. Devi dan Ayu dalam (Markum & Purwanto, 2022), pengendalian
biaya yang dilakukan dengan perencanaan laba disesuaikan dengan
pelaksanaan untuk menentukan besar penjualan agar perusahaan tidak
mencapai kerugian dan mencapai laba yang diharapkan. Oleh karena
itu, sebaiknya dikeluarkan untuk menciptakan satusatuan produk
ataupun satuan jasa, seseorang manajer wajib melaksanakan
penyelidikan terlebih dulu menimpa aktifitas produksi yang sangat
efektif.
(Hartami, 2018:1) untuk dapat mengetahui biaya tenaga kerja yang
efisien, maka diperlukan suatu pengendalian biaya tenaga kerja yang akan
dikeluarkan. Pengendalian biaya tenaga kerja merupakan penggunaan
utama dari akuntansi. Pengendalian terhadap biaya, dapat diukur dengan

7
tingkat efisiensi biaya yang dianggarkan dengan biaya sesungguhnya.
Efisiensi biaya dapat diukur dengan cara yaitu, membandingkan antara
biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan, selanjutnya disebut
biaya standar. Dalam hal ini, biaya standar yang telah ditetapkan akan
dibandingkan dengan biaya realisasi (biaya sesungguhnya yang terjadi).
Pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah yang
digunakan untuk menghasilkan jasa dan pelayanan Hansen & Mowen
dalam Basofi (2018:15).
Tenaga kerja (karyawan) menurut manajemen sumber daya
manusia adalah aset perusahaan yang harus dilindungi dan disejahterakan
hidupnya karena mereka telah mengabdikan dirinya kepada perusahaan.
Tenaga kerja yang bekerja dipabrik dikelompokkan menjadi dua
yakni:
1. Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah setiap jenis pekerjaan yang secara
langsung berhubungan dengan produksi barang atau jasa. Biasanya di
pabrik operasi manufaktur setiap karyawan yang melaksanakan tugas -
tugas bahwa bertalian dengan perakitan atau ciptaan yang nyata dan
biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang
dihasilkan.
Faktor - faktor yang diperhatikan dalam penyusunan anggaran
tenaga kerja langsung:
a. Rencana produksi
b. Bagian / departemen yang digunakan untuk melakukan
proses produksi
c. Standar penyelesaian produk, waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu unit produk
d. Sistem upah yang digunakan (menurut waktu per jam, hasil
per unit, atau dengan insentif interval)
Sifat-sifat tenaga kerja langsung yaitu:

8
a. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini
berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan
produksi.
b. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini
merupakan biaya variabel.
c. Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan
tenaga kerja yang kegiatannya langsung dapat dihubungkan
dengan produk akhir (terutama dalam penentuan harga
pokok).
2. Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja tidak langsung disebut juga sebagal tenaga kerja
pendukung karena sumbangannya kepada proses produksi itu tidak
termasuk benar benar menghasilkan produk-produk hanya terkurung
konsistensi operasi serta kontribusinya pada proses - proses produksi tidak
termasuk benar - benar menghasilkan produk serta biayanya dikaitkan
pada biaya overhead pabrik.

Sifat-sifat tenaga kerja tidak langsung yaitu:


a. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak
berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan
produksi.
b. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini
merupakan biaya yang semi fixed atau semi variable. Artinya
biaya - biaya yang mengalami perubahan tetapi tidak secara
sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan produksi.
c. Tempat bekerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu
di dalam pabrik, tetapi dapat di luar pabrik.
Anggaran tenaga kerja seperti halnya anggaran bahan
mentah yaitu hanya merencanakan unsur tenaga kerja langsung
dan harus disusun sebelumnya seperti halnya anggaran produksi.

9
Hal - hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tenaga
kerja antara lain:
1) Kebutuhan tenaga kerja
2) Pencarian atau penarikan tenaga kerja
3) Latihan bagi tenaga kerja baru
4) Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi para tenaga kerja
5) Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja
6) Pengawasan tenaga kerja
Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan untuk mencari dan
mendapatkan tenaga kerja yang baik dan terampil yang cocok untuk
bidang pekerjaannya. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik
pada salah satu bidang khusus, seperti tenaga teknis dan manajerial
harus diperoleh khusus pula. Untuk mereka perusahaan tidak segan
- segan menyediakan perangsang berupa gaji yang besar dan fasilitas
yang lengkap ada juga yang melalui kaderisasi seperti dengan
penawaran beasiswa yang terikat. Karena itu biaya tenaga kerja
sebenarnya tidak hanya timbul pada saat tenaga kerja itu digunakan,
akan tetapi sudah ada sebelum tenaga itu siap.
Seleksi tenaga kerja baru dilakukan dengan berbagai cara
seperti ujian tertulis atau lisan, psychotest. Semuanya ini bukan
bertujuan untuk mencari orang-orang yang berpengalaman,
melainkan mencari orang - orang yang cocok dan mempunyai
potensi untuk berkembang. Tenaga kerja yang berpengalaman
selain mahal juga ada kemungkinan bahwa pengalaman yang
dimiliki justru tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada. Kesalahan
para pemimpin dalam hal tenaga kerja akan mengakibatkan
pengaruh terhadap harga barang yang dihasilkan, sehingga
berpengaruh terhadap posisi perusahaan dalam persaingan.
Rindiyawati dan Arifin (2019 : 64).
Perusahaan sebagai wadah penggerak perekonomian memiliki
peranan penting dalam mengatur perekonomian suatu bangsa. Oleh

10
karena itu, perusahaan sudah sewajarnya jika senantiasa
mengoptimalisasikan perolehan labanya dalam rangka
mempertahankan kelangsungan kehidupan perusahaannya.
Penganggaran biaya - biaya produksi dapat memberikan petunjuk
untuk menentukan besarnya kebutuhan dana juga dapat di jadikan
sebagai pedoman garis-garis besar tentang apa yang hendak dituju.
Anggaran yang direncanakan akan menunjukkan suatu kegiatan
yang terintegrasi, yang dinyatakan dalam bentuk angka - angka,
kemudian dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Rustam,
Arifwangsa dan Adiningrat (2019 : 63).
Masalah pengangguran dan ketenagakerjaan sampai saat ini
masih menjadi perhatian utama disetiap negara di dunia khususnya
di negara yang sedang berkembang. Kedua masalah tersebut
merupakan satu kesatuan yang keduanya menciptakan dualisme
permasalahan yang saling bertentangan antar satu dengan yang
lainnya. Dualisme tersebut terjadi jika pemerintah tidak mampu
dalam memanfaatkan dan miminimalkan dampak yang diakibatkan
dari dua persalahan tersebut dengan baik. Namun jika pemerintah
mampu memanfaatkan kelebihan tenaga kerja yang ada maka
dualisme permasalahan tidak akan terjadi bahkan memberikan
dampak yang positif dalam percepatan pembangunan. Demikian
sebaliknya jika pemerintah tidak mampu memanfaatkan maka akan
menciptakan dampak negatif yaitu mengganggu pertumbuhan
ekonomi Soleh (Zainab, 2022 : 63)

11
2.1.6 Pengertian Biaya Tenaga Kerja
1. Rustam, Arifwangsa dan Adiningrat (2019 : 64) didalam perusahaan
pada umumnya biaya tenaga kerja merupakan biaya produksi yang
cukup tinggi sehingga perlu untuk diadakan pengendalian biaya
produksi yang cukup tinggi sehingga perlu untuk diadakan
pengendalian biaya tenaga kerja. Dengan tujuan pengendalian tenaga
kerja bagi manajemen yaitu mencapai efisiensi tenga kerja termasuk
konpensasi gaji dan upah yang memadai, agar menjadi kualitas produk
yang dihasilkan sudah memenuhi standar dan dapat dicapainya mutu
pelayanan yang memuaskan.
2. Puspitasari (2018 : 64) penilaian mengenai pengendalian biaya tenaga
kerja dilakukan dengan membandingkan realisasi biaya tenaga kerja
dengan biaya yang sudah dianggarkan. Dari perbandingan tersebut
dapatlah diketahui jumlah penyimpangan atau selisih biaya yang
terjadi (Variance). Dari hasil selisih tersebut dapat diketahui apakah
selisih biaya tersebut menunjukkan menguntungkan (Favorable
Variance) selisih biaya yang atau sebaliknya menunjukkan selisih
biaya yang merugikan.
a. Pengendalian Biaya Tenaga Kerja
1) Pengendalian diperlukan untuk mengetahui penyimpangan
yang tidak sesuai dengan anggaran (budget) yang ditetapkan
atau dengan kata lain, pengendalian adalah merupakan koreksi
sampai sejauh mana anggaran (budget) dilakukan dengan baik
(Rustam, Arifwangsa dan Adiningrat, 2019 : 65).
2) Suatu perusahaan yang digolongkan sebagai perusahaan
manufaktur yang melakukan proses pengolahan masukan
(input) menjadi (output)

12
b. Langkah – Langkah Menyusun Anggaran Tenaga Kerja
Proses penyusunan anggaran membutuhkan
koordinasi semua level manajer yang terorganisir dalam
komite anggaran yang memiliki tugas antara lain :
1) Menyusun pedoman penyusunan anggaran
2) Menerima dan menganalisis setiap anggaran yang
diajukan oleh setiap seksi, bagian atau divisi.
3) Memberikan rekomendasi penyempurnaan
4) Menyetujui anggaran.
Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja perlu
ditentukan terlebih dahulu dasar satuan utama yang
digunakan untuk menghitungnya. Manning table,
merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja yang menjelaskan:
1) Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.
2) Jumlah masing-masing jenis tenaga kerja tersebut
pada berbagai tingkat kegiatan.
3) Bagian - bagian yang membutuhkannya.
Sering kali ditemui dalam praktik yakni satuan
hitung atas dasar jam buruh langsung (Direct Labor
Hour/DHL) dan biaya buruh langsung (Direct Labor Cost).
Dalam persiapan penyusunan anggaran ini terlebih dahulu
membuat manning table. Ini disusun sebagai hasil perkiraan
langsung masing - masing kepala bagian perkiraan ini dapat
dilakukan dengan berdasarkan judgment saja, tetapi dapat
pula dengan berdasarkan pengalaman-pengalaman pada
waktu - waktu yang lalu, dengan berpedoman pada tingkat
kegiatan perusahaan. Setelah itu dihitung jam buruh
langsung untuk masing-masing jenis barang yang dihasilkan
atau masing-masing bagian tempat mereka bekerja. Jam
buruh langsung ini dapat dihitung dengan berbagai cara,
diantaranya dengan analisa gerak dan waktu.

13
Analisis gerak yaitu pengamatan terhadap gerakan -
gerakan yang dilakukan dalam rangka proses produksi satu
jenis barang tertentu. Sedangkan analisa waktu yaitu
perhitungan terhadap waktu yang dibutuhkan untuk setiap
gerakan yang dilakukan dalam rangka proses produksi.
Sebagai hasil dilakukannya analisa gerak dan waktu ini akan
diperoleh waktu standar yang diperlukan untuk
menyelesaikan satu unit barang tertentu, yang dinyatakan
dengan DLH /Direct Labor Hour.
Setelah dihitung jam buruh langsung untuk masing -
masing jenis barang, kemudian dibuat perkiraan tentang
tingkat upah rata - rata (average wage rate) untuk tahun
anggaran yang bersangkutan. Cara yang termudah untuk
mencari tingkat rata - rata per orang per jam buruh langsung
adalah dengan membagi jumlah rupiah yang dikeluarkan
untuk membayar tenaga kerja langsung dengan jumlah jam
tenaga kerja langsung yang diperlukan (Yuliantini and
Suryatiningsih, 2021 : 66).
2.1.7 Bantuan Operasional Pendidikan Daerah

1. Pengertian Bantuan Operasional Pendidikan Daerah


a. Bantuan Operasional Pendidikan Daerah adalah bantuan yang
diberikan oleh pemerintah daerah. Bantuan ini memiliki sumber
dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.
b. Oktaviana dan Handayani (2019) Bantuan Operasional
Pendidikan Daerah merupakan bantuan yang diterima dari
Pemerintah Daerah. Dana Bantuan Operasional Pendidikan
Daerah bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
disetiap kota masing-masing. Bantuan dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur adalah bantuan yang

14
berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara /
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur
yang diperuntukkan bagi satuan pendidikan, seperti Bantuan
Operasional Sekolah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Bantuan
Khusus Murid Miskin, Bantuan Siswa Miskin dan Bantuan
Operasional Manajemen Mutu. Biaya pendidikan daerah,
dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kota Surabaya pada belanja tidak langsung Dinas Pendapatan
dan Pengelolaan Keuangan berdasarkan peraturan perundang -
undangan.
2. Tujuan Bantuan Operasional Pendidikan Daerah
Oktaviana dan Handayani (2019 : 2) Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No. 1 Tahun 2018, untuk tingkatan pendidikan Sekolah
Dasar memiliki tujuan guna :
a. Untuk membantu pendanaan biaya operasi non personil sekolah,
akan tetapi masih ada beberapa pembiayaan personil yang masih
dibayarkan dari dana bos.
b. Membebaskan pungutan biaya operasi sekolah bagi peserta didik
Sekolah Dasar / Sekolah Dasar Luar Biasa / Sekolah Menengah
Pertama / Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Luar Biasa yang
diselenggarakan oleh pemerintah pusat atau daerah.
c. Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi peserta didik
Sekolah Dasar / Sekolah Dasar Sekolah Luar Biasa / Sekolah
Menengah Pertama / Sekolah Menengah Pertama Sekolah Luar
Biasa yang diselenggarakan oleh masyarakat dan / atau
d. Membebaskan pungutan peserta didik yang orangtua / walinya
tidak mampu pada Sekolah Dasar / Sekolah Dasar Sekolah Luar
Biasa / Sekolah Menengah Pertama / Sekolah Menengah
Pertama Sekolah Luar Biasa yang diselenggarakan oleh
masyarakat.

15
3. Sasaran Penerima Bantuan Operasional Pendidikan Daerah
Oktaviana dan Handayani (2019 : 14) Sasaran Penerima Bantuan
Operasional Pendidikan Daerah oleh Pemerintah Kota Surabaya telah
memberikan dana bantuan untuk warga yang berpenduduk asli Kota
Surabaya dengan memiliki KK Kota Surabaya, sedangkan untuk orang tua
atau walinya tidak memiliki Kartu Keluarga (KK) Kota Surabaya diatur
sebagai berikut:
a. Kelas 1 (satu) sampai dengan kelas 4 (empat) sebesar 1 % (satu persen)
dari jumlah siswa kelas 1(satu) sampai dengan kelas 4 (empat);
b. Kelas 5 (lima) sampai dengan kelas 6 (enam) sebesar 5 % (lima
persen) dari jumlah siswa kelas 5 (lima) sampai dengan kelas 6
(enam).
4. Perencanaan Bantuan Operasional Pendidikan Daerah
Oktaviana dan Handayani (2019 : 14) Setiap akhir tahun satuan
pendidikan mengajukan anggaran kepada Dinas Pendidikan Kota Surabaya
untuk anggaran sekolah yang akan dilaksanakan pada tahun yang akan
datang. Rencana anggaran tersebut diajukan terlebih dahulu kemudian
setelah disetujui oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya satuan pendidikan
tersebut dapat menggunakan anggaran sesuai dengan rencana anggaran yang
telah diajukan. Di dalam dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah
terdapat 2 (dua) anggaran yang harus direncanakan tiap tahunnya yaitu
sebagai berikut:
a. Barang Jasa dalam anggaran dana Bantuan Operasional Pendidikan
Daerah digunakan untuk kegiatan siswa di sekolah dan peralatan Alat
Tulis Kantor.
b. Gaji Guru Tidak Tetap (GTT) mulai tahun ini gaji guru dianggarkan
pada dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah supaya bisa
dicairkan tiap bulan tanpa menunggu dana barang jasa cair yang
biasanya cair dalam waktu tiga bulan sekali. Jika anggaran gaji yang

16
ada di Bantuan Operasional Pendidikan Daerah tersebut kurang, maka
ada tambahan dana dari Pemerintah Kota Kota Surabaya.
5. Penggunaan Bantuan Operasional Pendidikan Daerah
(Apriyanti, 2021 : 15) Penggunaan dana Bantuan Operasional
Pendidikan Daerah dianggarkan untuk :
a. Pengadaan barang dan jasa untuk kegiatan siswa dan pembelian Alat
Tulis Kantor
b. Perbaikan ringan;
c. Gaji guru.
Gaji guru dianggarkan dari dana Bantuan Operasional
Pendidikan Daerah dengan tujuan agar bisa menerima gaji tiap bulan.
6. Pengelolaan Bantuan Operasional Pendidikan Daerah
Oktaviana dan Handayani (2019 : 18) Pengelolaan keuangan
daerah adalah pengelolaan keuangan yang bertumpu atau berfokus pada
kepentingan publik (public oriented). Hal ini tercemin dari besarnya jumlah
alokasi anggaran untuk kepentingan publik serta jumlah partisipasi
masyarakat yang ikut dalam perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan
keuangan daerah. Maka dari itu, pengelolaan daerah diharuskan untuk
transparan dan mempunyai akuntabilitas yang tinggi sehingga tercipta
pengelolaan daerah yang efektif dan efisien (Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 58 2005; tentang pengelolaan keuangan daerah). Peraturan
Walikota Surabaya Nomor 13 Tahun 2012; tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Biaya Operasional Pendidikan Tahun 2012 bahwa agar
pengelolaan biaya operasional pendidikan dapat dilaksanakan secara efektif,
efisien, dan akuntabel sesuai prinsip pengelolaan keuangan daerah, maka
perlu diatur mengenai pengelolaan biaya operasional pendidikan dalam
Peraturan Walikota. Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective
yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik.
Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah
ditentukan. Pengertian akuntabel dalam pemerintah berarti bahwa
pelaksanaan sistem pemerintahan dan lembaga - lembaganya sudah

17
selayaknya bisa diukur dan dipertanggung jawabkan kepada rakyatnya,
bukan hanya bertanggung jawab atas beberapa sekelompok. Petunjuk Teknis
Bantuan Operasional Pendidikan Daerah di tahun 2017 diberitahukan bahwa
pada tingkat sekolah program pengelolaan dana Bantuan Operasional
Pendidikan Daerah dilakukan oleh panitia sekolah yang dibentuk oleh
Kepala Sekolah. Panitia tersebut antara lain Kepala Sekolah, Bendahara
Sekolah, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Komite dan Tenaga
Administrasi Sekolah.
7. Pelaksanaan Bantuan Operasional Pendidikan Daerah
Apriyanti (2021 : 13) Pelaksanaan Anggaran Bantuan Operasional
Pendidikan Daerah dapat dilaksanakan jika dana tersebut sudah cair.
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Operasional Pendidikan Daerah tersebut
disesuaikan dengan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah yang sudah
ada tiap bulannya. Jadi antara Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah kita lihat apakah dana
tersebut sudah terealisasi atau sesuai dengan anggaran yang kita ajukan
sebelumnya. Apabila didalam pelaksanaan Bantuan Operasional Pendidikan
Daerah pada saat dana cair tidak dapat terealisasi dengan baik maka
anggaran atau dana tersebut tidak bisa dipakai dan bisa direvisi untuk
anggaran triwulan selanjutnya untuk kegiatan siswa yang lain. Sebagai
contoh terdapat kegiatan Lomba Peringatan 17 Agustus 1945 atau Hari
Kemerdekaan Indonesia biasanya identik dengan lomba, akan tetapi pada
saat kegiatan perlombaan tersebut kita memperingati bulan suci Ramadhan
yang mana pada umat islam diwajibkan untuk berpuasa. Jadi untuk anggaran
lomba tersebut tidak dapat dikeluarkan dan dapat digunakan untuk kegiatan
lainnya atau keperluan barang jasa lainnya di triwulan berikutnya.
Sedangkan untuk anggaran gaji yang ada di Bantuan Operasional
Pendidikan Daerah mulai tahun 2018 dicairkan terlebih dahulu setiap
bulannya dengan perkiraan tanggal cair yang sudah diberitahukan oleh
Dinas Pendidikan Kota Surabaya adalah awal bulan tgl 1 sampai dengan 7.
Dan pencairan gaji tersebut tidak sama tanggalnya untuk tiap bulannya,

18
sedangkan untuk barang jasa pencairan dananya tiap pertriwulan. Jika
anggaran gaji terdapat kekurangan dana pada saat pengajuan, jika sudah
terealisasi akan ada tambahan dana untuk gaji dari Pemerintah Kota
Surabaya sesuai dengan anggaran gaji yang dibutuhkan oleh sekolah. Selain
tambahan dana untuk gaji, Pemerintah Kota Surabaya juga menyediakan
tambahan anggaran dana sebesar 3% yang digunakan untuk membayar BPJS
guru tidak tetap dan pegawai tidak tetap tetap. Ilmu dan Riset Akuntansi :
Volume 8, Nomor 2, Februari 2019 6 Ada beberapa prosedur dalam
pelaksanaan dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah:
a. Penyaluran Dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah
dilaksanakan setiap pertriwulan, dalam satu tahun sekolah menerima
dana sebanyak empat kali dari bank penyalur yang sudah ditentukan
oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Penyaluran dana Bantuan
Operasional Pendidikan Daerah tersebut dicairkan melalui rekening
Bantuan Operasional Pendidikan Daerah sekolah sesuai dengan bank
penyalur yang sudah ditentukan oleh Dinas Pendidikan Kota
Surabaya;
b. Pengambilan Dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah. Dalam
pengambilan dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah ke bank
penyalur terdapat prosedur ketentuan juga yang ditentukan oleh pihak
bank tersebut;
c. Pembelanjaan Dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah. Dalam
melakukan pembelanjaan dana Bantuan Operasional Pendidikan
Daerah pada belanja barang / jasa pihak sekolah harus mempunyai tim
belanja khusus yang bertujuan untuk membelanjakan barang / jasa
sesuai dengan kebutuhan yang sudah disusun dan direncanakan diawal
penganggaran;
d. Pembukuan Dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah yang
dilakukan oleh Sekolah Dasar Sawahan I/340 Surabaya berdasarkan
prosedur yang sudah disosialisasikan secara langsung oleh Dinas
Pendidikan kepada bendahara sekolah dan tenaga administrasi;

19
e. Pengembalian Dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah
dilakukan apabila sekolah terdapat kelebihan dana dikarenakan dari
data siswa yang mengalami perubahan, selain itu juga didapat dari
kembalian uang atas pembelian barang/jasa, dan bunga atas kelebihan
dana tersebut juga harus dikembalikan;
f. Perpajakan terkait Dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah
Dinas Pendidikan Kota Surabaya memberikan sosialisasi atas
ketentuan pembayaran pajak dalam pengelolaan dana Bantuan
Operasional Pendidikan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undagan yang berlaku;
g. Pengawasan dan Evaluasi Dana Bantuan Operasional Pendidikan
Daerah. Pada saat pengawasan dilaksanakan dengan tujuan supaya
pekerjaan yang sudah direncanakan dan dilakukan bisa diketahui
kelemahan dan kesulitan dalam menghadapi proses proses
pelaksanaan. Berdasarkan dari kesalahan yang dilakukan maka akan
dilakukan perbaikan dari kesalahan tersebut untuk dimasa yang akan
datang nantinya.

20
8. Sumber Dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah
Apriyanti (2021 : 18) Menurut Pasal 3 Peraturan Walikota Surabaya
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Pemberian Hibah Biaya
Operasional Pendidikan Daerah Kepada Sekolah Swasta Tahun 2011, belanja
hibah operasional pendidikan daerah kepada sekolah swasta, dianggarkan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Surabaya Tahun
Anggaran 2011 pada belanja tidak langsung Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Keuangan berdasarkan peraturan perundangundangan yang
berlaku.
Pasal 4 Peraturan Walikota Surabaya Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Teknis Pemberian Hibah Biaya Operasional Pendidikan Daerah
Kepada Sekolah Swasta Tahun 2011 menyebutkan bahwa:
a. Besaran hibah biaya operasional pendidikan daerah untuk sekolah
swasta berdasarkan perhitungan setiap siswa per sekolah adalah
sebagai berikut:
1) Siswa Sekolah Dasar (Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah /
Sekolah Dasar Luar Biasa Swasta sebesar Rp 29.000,00 (dua
puluh Sembilan ribu rupiah) per siswa per bulan.
2) Siswa Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah /
Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Swasta sebesar Rp
70.500,00 (tujuh puluh ribu lima ratus rupiah) per siswa per
bulan.
3) Siswa Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah / Sekolah
Menengah Atas Luar Biasa, Sekolah Menengah Kejuruan Swasta
sebesar Rp 152.000,00 (seratus lima puluh dua ribu rupiah) per
siswa per bulan.
b. Hibah biaya operasional pendidikan daerah tidak boleh digunakan
untuk membiayai jenis kegiatan sebagai berikut:

21
1) Investasi lahan dan bukan lahan yang digunakan untuk
penyelenggaraan pendidikan maupun satuan pendidikan
kecuali pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran.
2) Membayar tunjangan fungsional, subsidi tunjangan fungsional
maupun tunjangan struktural.
3) Membayar gaji rutin bagi guru negeri diperbantukan dan / atau
guru negeri yang mengajar untuk memenuhi target 24 (dua
puluh empat) jam.
4) Membayar gaji rutin bagi guru tetap yayasan / pengelola
pendidikan. Belanja hibah biaya operasional pendidikan daerah
digunakan untuk membiayai kegiatan - kegiatan sekolah
c. swasta sebagai berikut:
1) Pengadaan alat tulis kantor;
2) Pembayaran rekening listrik, air, telepon dan internet;
3) Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan;
4) Pengembangan kurikulum;
5) Kegiatan kesiswaan akademis maupun non akademis;
6) Pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran;
7) Pemeliharaan gedung dan fasilitas sekolah swasta;
8) Pengembangan lembaga sekolah swasta.

2.2 Metode Analisis


Salah satu anggaran pengunaan dana Bantuan Operasional Pendidikan
Daerah atau hibah ini adalah digunakan sebagai sumber dari gaji guru. Pasalnya,
pemerintah saat ini menganjurkan gaji guru sesuai dengan anggaran Upah
Minimum Regional yang berlaku guna terjaminnya kesejahteraan Tenaga Pendidik
di Surabaya. Sebagai sekolah yang bernaung pada Yayasan, Sekolah Dasar Dumas
mengakali agar semua guru memperoleh gaji yang sesuai dengan Upah Minimum
Regional yang berlaku dengan memperhitungkan berapa kemampuan yayasan
untuk menganggarkan gaji setiap guru.

22
Jika dalam anggaran dana yang sudah dirancang yayasan dirasa jauh dari
nilai Upah Minimum Regional, maka kekurangan dana gaji akan di ambilkan dari
anggaran dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah. Dalam hal ini, ada
beberapa syarat yang harus di penuhi Tenaga Pendidik agar bisa mendapatkan
anggaran gaji dari Bantuan Operasional Pendidikan Daerah adalah : guru tidak
digaji dari dana Bantuan Operasional Pendidikan Nasional, guru sudah terdaftar
pada Surat Keputusan Proses Kegiatan Belajar Mengajar. Untuk bisa terdaftar pada
Surat Keputusan Proses Kegiatan Belajar Mengajar Tenaga Pendidik dituntut harus
linier dan sudah memiliki masa kerja minimal satu tahun. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana penerapan pengendalian biaya tenaga kerja dalam
penentuan biaya gaji yang bersumber dari dana Bantuan Operasional Pendidikan
Daerah.
2.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian terletak pada Sekolah Dasar Dumas Surabaya berdiri
sejak tahun 30 Juni 1977. Berada ditengah pemukiman penduduk mayoritas dari
suku Madura yang padat, kumuh dan miskin dengan latar belakang pendidikan yang
rendah dan tingkat kepedulian terhadap pendidikan yang relatif minim.
Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai pada Maret 2021 hingga
Juni 2021. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Untuk metode pengumpulan data dilakukan dengan melalui observasi.
2.2.2 Observasi
dalam observasi peneliti mengumpulkan beberapa data pada Sekolah Dasar Dumas
Surabaya yang berkaitan dengan Anggaran penggajian guru dengan sumber dana
Bantuan Operasional Pendidikan Daerah.

23
2.2.3 Wawancara :
Teknik wawancara guna mengumpulkan data real dilakukan setiap penelitian.
Wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah, Bendahara, dan Tenaga Informasi
Teknologi.
Pada analisis data peneliti menggunakan metode triangulasi, dalam hal ini peneliti
melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat
wawancara dilakukan.
Hal ini didapat dari:
1. Membandingkan hasil wawancara dan data observasi yang telah didapat.
2. Membandingkan hasil wawancara dari satu narasumber dengan nara
sumber yang lain.
3. Membandingkan data observasi dengan keadaan nyata.

24
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Objek Analisis


Lokasi penelitian terletak pada Sekolah Dasar Dumas Surabaya berdiri
sejak tahun 30 Juni 1977. Berada ditengah pemukiman penduduk mayoritas dari
suku Madura yang padat, kumuh dan miskin dengan latar belakang pendidikan
yang rendah dan tingkat kepedulian terhadap pendidikan yang relatif minim.
3.2 Hasil Analisis
Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan bahwa dalam penerapan
pengendalian biaya tenaga kerja dengan menerapkan teori pengendalian waktu,
Sekolah Dasar Dumas Surabaya masih belum optimal dikarenakan dalam
pencatatan presensi kehadiran belum dilakukan secara baik sehingga berpengaruh
terhadap jumlah gaji yang tidak sesuai dengan yang seharusnya.
3.3 Pembahasan

Pada penelitian ini ditemukan hasil penelitian terdapat prosedur


penggajian guru pada Sekolah Dasar Dumas Surabaya pelaksanaan penggajian
yang dilakukan Sekolah Dasar Dumas Surabaya sebagai berikut :

1. Mengentri data Guru dan Karyawan (meliputi riwayat pendidikan),


2. Membuat jadwal SKPBM (Surat Keterangan Perintah Belajar
Mengajar) guna penentuan banyak jam mengajar.
3. Mengentri daftar hadir Guru dan Karyawan,
4. Perekapan daftar hadir (untuk menghitung jumlah kehadiran),
5. Penentuan Gaji.

25
Tabel 1.
Contoh Pembagian Beban Mengajar Sekolah Dasar Dumas Surabaya

Sumber: Data Diolah (2021)


Tabel 2.
Contoh Daftar Kehadiran Guru Sekolah Dasar Dumas Surabaya

Sumber: Data Diolah (2021)

26
Tabel 3.
Contoh Rekapitulasi Kehadiran Guru Sekolah Dasar Dumas Surabaya

Sumber: Data Diolah (2021)


Pada saat tahun ajaran baru, Sekolah Dasar Dumas Surabaya menerbitkan
Surat Keterangan Perintah Belajar Mengajar yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Dalam penerbitan surat tersebut, Sekolah Dasar Dumas Surabaya melakukan
prosedur adalah :
1. Kepala sekolah bertugas untuk menganalisa data guru dan pegawai yang
terdiri dari ijazah dan bidang studi yang diampuh.
2. Kepala sekolah selanjutnya melakukan perjanjian kerja dengan dewan
guru yang disetujui oleh kedua belah pihak.
3. Menentukan banyaknya jam mengajar melalui penerbitan Surat Keputusan
Pembagian Jam Mengajar.
Sekolah Dasar Dumas Surabaya memiliki kebijakan atas pencatatan waktu
hadir, karena presentase kehadiran sangat mempengaruhi dalam penganggaran
penggajian. Saat Dewan Guru berhalangan hadir, dapat menyampaikan
permohonan ijin melalui telepon sekolah atau pesan singkat. Jika berhalangan hadir
dan tidak memberikan alasan yang urgent atau sangat mendesak, dianggap alpha
(Tabel 2 dan Tabel 3).
Berdasarkan petunjuk teknis penggunaan dana Bantuan Operasional
Pendidikan Daerah, alokasi dana yang digunakan untuk penggajian guru dapat

27
dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5. Pada penggajian guru terdapat perbedaaan
perhitungan gaji terdapat tambahan intensif bagi guru yang sudah menempuh
pendidikan S1. Perbedaan data penggajian tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
Pengendalian internal atas gaji dan upah merupakan seluruh kebijakan dan
prosedur yang berkaitan dengan transaksi gaji dan upah yang diterapkan untuk
mendapatkan kenyakinan yang memadai. Salah satu pengendalian dapat dinilai dari
tanggung jawab yang dibebankan kepada guru dan karyawan. Penerapan
pengendalian atas gaji dan upah yang memadai diharapkan mampu menciptakan
informasi keuangan yang lebih andal serta membantu dalam pelaporan hasil
pengendalian gaji pada pihak yang berwenang yaitu Dinas Pendidikan.
Tabel 4 menunjukkan bahwa penggajian pada Sekolah Dasar Dumas Surabaya,
dana penggajian diperoleh dari dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah
sebanyak 75% dan sisanya diperoleh dari dana BOS. Dana Bantuan Operasional
Pendidikan Daerah digunakan sebagai gaji guru dan sisanya di gunakan sebagai
biaya operasional sekolah yang dibantu dengan dana BOS. Untuk perhitungan
penggajian didapatkan dari jumlah jam mengajar dikalikan dengan upah per-jam
mengajar (Tabel 5). Untuk system penggajian masih menggunakan system yang
manual dan dilakukan pembagian gaji setiap bulannya pada tanggal 30 atau 31

Tabel 4.
Alokasi Dana Penggajian Dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah

Sumber: Data Diolah (2021)

28
Tabel 5.
Perangkat Pembayaran Gaji dari Dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah.

Sumber: Data Diolah (2021)


Tabel 6.
Perangkat Gaji dengan Tunjangan Pendidikan

Sumber: Data Diolah (2021)


Tabel 6 menjelaskan bahwa dalam penggajian terdapat perbedaan perhitungan
yang disebabkan oleh adanya tunjangan pendidikan bagi guru atau karyawan yang
telah menempuh pendidikan Strata 1 (S1) sebesar Rp 50.000 pada setiap bulannya.
Untuk hasil rekapitulasi jumlah presensi, saat penelitian ditemukan penemuan
bahwasanya perhitungan presensi guru hanya digunakan senagai formatitas saja
yang seharusnya, jika terdapat guru atau pegawai yang alpha akan diperlakukan
system pemotongan gaji. Namun pada kenyataannya hal itu tidak terealisasi di
Sekolah Dasar Dumas Surabaya.

29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada Analisis Penerapan
Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Dalam Penentuan Biaya Gaji Yang Bersumber
Dari Dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (Sekolah Dasar Dumas
Surabaya) sebagai berikut :
1. Kelemahan dalam penerapan teori pengendalian waktu Sekolah Dasar
Dumas Surabaya masih belum optimal sehingga perhitungan gaji guru di
pukul sama rata.
2. Kelemahan dalam prosedur penggajian terdapat pencatatan presensi yang
seharusnya diterapkan namun hanya digunakan sebagai formalitas saja.
Sehingga berpengaruh terhadap jumlah gaji yang tidak sesuai dengan
yang seharusnya.
4.2 Saran
Saran dari penelitian ini adalah penerapan pengendalian biaya pada Sekolah
Dasar Dumas sudah baik, tetapi masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki.
Terutama pada sistem penggajian yang masih dilakukan secara manual yang
harusnya dilakukan dengan sistem yang canggih seperti menggunakan sistem
transfer sehingga memudahkan dalam pencatatan pembukuan dan pelaporan.
Diharapkan adannya perbaikan pada pencatatan presensi dengan menggunakan
sistem yang lebih canggih agar mendapatkan data presensi yang dapat
dipertanggung jawabkan sehingga dalam pembagian penggajian dapat sesuai
dengan yang seharusnya dibayarkan. Diharapkan kedepannya Sekolah Dasar
Dumas dapat menerapkan penggunaan metode pengendalian waktu dalam
perhitungan gaji guna menciptakan perhitungan gaji yang dapat dipertanggung
jawabkan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, D. W. (2021). Analisis Penerapan Pengendalian Biaya Tenaga Kerja dalam


Penentuan Biaya Gaji yang Bersumber dari Dana Bopda (SD Dumas Surabaya).
https://doi.org/10.46821/equity.v1i1.204

Basofi, M. (2018). ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PERENCANAAN


DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV.
MOUNTAINEER KARANGPLOSO MALANG. ANALISIS BIAYA STANDAR
SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI
PADA CV. MOUNTAINEER KARANGPLOSO MALANG.

Fadilah, N., & Purnama Lubis, H. (2020). Jurnal Manajemen Tools ANALISIS
PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI UNTUK MEMAKSIMALKAN LABA
PRODUK OLAHAN DODOL BENGKEL. 12(1).

Familyani, E. D. (2019). AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI KEUANGAN


PENGELOLAAN DANA BOPDA SDN WONOREJO III/314 SURABAYA Nur
Handayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.

Hartami, D. T. (2018). SKRIPSI SISTEM PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJA


PADA PT. ADHI KARYA (PERSERO), Tbk DIVISI VI MAKASSAR DIAH TRI
HARTAMI NIM 105730489014 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Rangka
Menyelesaikan Studi pada Program Studi Strata 1 Akuntansi PROGRAM STUDI
AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018.

Markum, F., & Purwanto, T. (2022). ANALISIS ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA
LANGSUNG TERHADAP EFISIENSI BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG PADA
PT. DELTA JAYA ENGINEERING.

Oktaviana, K. R. (2019). ANALISIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL


PENDIDIKAN DAERAH (BOPDA) DI SDN SAWAHAN I/340 SURABAYA Nur
Handayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.

Pasaribu, N. C. (2019). ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJA


LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN ANGGARAN PADA PTPN IV KEBUN
ADOLINA.

Rifky, M., Dan, M., & Wahyuningsih, D. (2017). PENGENDALIAN BIAYA TENAGA
KERJA LANGSUNG DALAM PENINGKATAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI.

31
Zainab, dkk. (2022, October). Penganggaran Perusahaan. Www.Books.Google.Co.Id.
https://books.google.co.id/books?id=s56YEAAAQBAJ&pg=PA64&dq=Pengendal
ian+biaya+tenaga+kerja&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile
_search&sa=X&ved=2ahUKEwjp8Yyes8T7AhU9GbcAHZQgC6IQ6AF6BAgOE
AM#v=onepage&q=Pengendalian%20biaya%20tenaga%20kerja&f=false

32
33

Anda mungkin juga menyukai