Anda di halaman 1dari 14

Peran QRIS Dalam Membantu Sistem Pembayaran UMKM

SITI ANISAH
20201221041

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA APRIL


2023
Prin Screen RG
TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah membahas Jenis Fintek Digital Payment System QRIS yang
diperlukan UMKM. Makalah ini didasarkan atas studi literature dari sumber-sumber yang tersedia
termasuk di dalamnya dari search engine seperti google, dan juga berasal dari akun-akun google
scholar para dosen.

LITERATUR
Seiring dengan berkembangnya Teknologi Finansial, telah banyak inovasi sistem pembayaran
yang bermunculan. Dalam perkembangannya, inovasi tersebut menghadirkan suatu
perkembangan ekonomi yang baru, berupa ekonomi digital. Ekonomi digital merupakan suatu
perkembangan ekonomi yang canggih berupa sebuah kegiatan yang baru dihadirkan terkait
hubungannya dengan komponen virtual bisnis makro serta kegiatan bertransaksi timbal balik
dengan inisiatif penggunaan teknologi internet sebagai alat bantu tukar. Dimana alat pembayaran
fisik ke digital dengan mudah, efektif dan efisien mudah dimplementasikan.

JENIS FINTEK YANG DIPERLUKAN UMKM

Sumber: https://www.google.com/search?q=fintech+qris
1.1 Definisi dan Sejarah Fintech
Fintech merupakan sebuah kepanjangan dari finansial Technology yang merupakan
sebuah kolaborasi dan juga inovasi antara teknologi dan ekonomi (finansial) yang dimana fintech
menawarkan sebuah layanan jasa keuangan. Fintech juga merupakan suatu perubahan kemajuan
dalam industri jasa keuangan yang dimana fintech ini menggabungkan industri jasa keuangan
dengan kemajuan teknologi sekarang. Sehingga saat ini terciptalah inovasi layanan jasa
keuangan yang diharapkan dapat membantu dan mempermudah masyarakat selaku pengguna.
Pengoperasian fintech ini dilakukan dengan menyatu padukan pengelolaan finansial
dengan pemanfaatan teknologi. Dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang pesat seperti
sekarang, jelas ini sangat berdampak pada sebuah sistem perekonomian. Dengan hadirnya
fintech para pengguna jadi lebih bisa menghemat waktu dan tenaga, yang tadinya pada saat akan
melakukan transaksi mereka harus face to face secara langsung sekarang mereka cukup
melakukannya dari mana saja dan kapan saja tanpa harus bertemu.
Awal mula munculnya fintech tidak terlepas dari sejarah perkembangan tekologi. Seiring
dengan berkembangnya teknologi di bidang komputer dan internet, segala bidang kehidupan ikut
memanfaatkan perkembangan tersebut termasuk bidang keuangan. Hingga sampai saat ini fintek
sudah berkembang di berbagai negara termasuk di Indonesia. Pelaku usaha jasa keuangan terus
berupaya memberikan kemudahan dalam pelayanan keuangan dengan melakukan inovasi
pelayanan transaksi digital yang memanfaatkan teknologi di dalamnya.

1.2 Jenis-Jenis Fintech


1.2.1 Digital payment atau pembayaran digital
Proses pembayaran dapat dilakukan secara online dengan praktis dan cepat.
1.2.2 Financing and investment
Menyediakan layanan untuk melakukan investasi maupun pembiayaan.

1.2.3 Information and feeer site


Penyediaan layanan informasi bagi para pengguna jasa keuangan.
1.2.4 Personal finance
Layanan aplikasi yang dapat membantu keuangan para pelaku usaha dalam melakukan
pengaturan dan pencatatan keuangan usaha.

1.3 Definisi UMKM


Pengertian UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Merujuk kepada Undang-Undang No.
20 tahun 2008 tentang UMKM, di dalam pasal 1 dijelaskan bahwa pengertian UMKM sebagai
berikut:
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undangundang ini.
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana
dimaksud dalam undangundang ini.
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

1.4 Karakteristik UMKM

Kriteria atau Klasifikasi UMKM Merujuk pada Undang-undang No 20 tahun 2008 pasal 6
dijelaskan tentang kriteria UMKM sebagai berikut:
1.4.1 Kriteria Usaha Mikro
Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).
1.4.2 Kriteria Usaha Kecil
Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
1.4.3 Kriteria Usaha Menengah
Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah). Secara sederhananya perbedaan usaha mikro, kecil dan menengah, dapat
dilihat dalam tabel berikut:
1.5 Peranan UMKM bagi perekonomian Indonesia
UMKM adalah salah satu kegiatan yang mampu memberikan dampak positif bagi
Indonesia, sebagaimana telah kita ketahui bahwa adanya UMKM dapat membantu ekonomi
setiap masyarakat setelah terjadinya krisis ekonomi yang dilalui oleh Indonesia. Adanya UMKM
sangat menolong untuk keberlangsungan hidup setiap individu, karena UMKM memberikan
peluang yang sangat baik yang mana mampu menampung masyarakat dalam memberikan
peluang kesempatan dalam dunia kerja serta menolong dalam persoalan pengangguran
dimana- mana.
Hadirnya UMKM di sekitar kita patutlah kita syukuri keberadaanya, karena dengan adanya
UMKM ini pemerataaan tingkat perekonomian di kalangan rakyat kecil begitu berguna dan
memberikan dampak yang sangat positif, dengan keberadaan UMKM yang mampu masuk
dalam pelosok serta berbagai tempat dan mampu menjangkau hingga kemanapun. Sebagian
besar masyarakat mendapatkan timbal balik yang cukup menguntungkan bahkan kehidupan
sehari- hari mereka mampu terpenuhi dengan adanya UMKM. UMKM pun mampu
mengeramkan kemiskinan di Indonesia, UMKM memberi peluang keuntungan yang cukup besar
bagi rakyat miskin di pelosokan dan hal ini menjadi keuntungan dalam hal penyerapan tenaga
kerja yang mampu terhitung tinggi.

1.6 Pengertian QRIS


Quick Response Code atau QR Code merupakan bentuk kemajuan teknologi yang
pertama kali di ciptakan di negara Jepang pada tahun 1994 dalam wujud barcode dengan dua
dimensi. Penciptaan ini pada awalnya ditujukan untuk keperluan kebutuhan pendataan pada
inventarisasi alat pada produk suku cadang kendaraan dengan perkembangannya sekarang
sudah merambah pada transaksi bisnis jasa dan marketing.
Quick Response Code Indonesian Standard atau biasa disingkat QRIS (dibaca KRIS)
adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran
(PJSP) menggunakan QR Code. QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama
dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan
terjaga keamanannya.
Saat ini, dengan QRIS, seluruh aplikasi pembayaran dari Penyelenggara manapun baik
bank dan nonbank yang digunakan masyarakat, dapat digunakan di seluruh toko, pedagang,
warung, parkir, tiket wisata, donasi (merchant) berlogo QRIS, meskipun penyedia QRIS di
merchant berbeda dengan penyedia aplikasi yang digunakan masyarakat.

1.7 Ketentuan QRIS


QRIS mengakomodir 2 model penggunaan QR Code Pembayaran yaitu Merchant
Presented Mode (MPM) dan Customer Presented Mode (CPM). Namun demikian,
implementasinya mengacu pada standar QRIS yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai
standar nasional.

1.8 Jenis Pembayaran Menggunakan QRIS


1.8.1 Merchant Presented Mode (MPM) Statis
Paling mudah, merchant cukup memajang satu sticker atau print-out QRIS dan gratis.
Pengguna hanya melakukan scan, masukkan nominal, masukkan PIN dan klik bayar.
Notifikasi transaksi langsung diterima pengguna ataupun merchant. QRIS MPM Statis
sangat cocok bagi usaha mikro dan kecil.
1.8.2 Merchant Presented Mode (MPM) Dinamis
QR dikeluarkan melalui suatu device seperti mesin EDC atau smartphone dan gratis.
Merchant harus me-masukkan nominal pembayaran terlebih dahulu, kemudian pelanggan
melakukan scan QRIS yang tampil atau tercetak. QRIS MPM Dinamis sangat cocok untuk
merchant skala usaha menengah dan besar atau dengan volume transaksi tinggi.
1.8.3 Customer Presented Mode (CPM)
Pelanggan cukup menunjukkan QRIS yang ditampilkan dari aplikasi pembayaran
pelanggan untuk discan oleh merchant. QRIS CPM lebih ditujukan untuk merchant yang
membutuhkan kecepatan transaksi tinggi seperti penyedia transportasi, parkir dan ritel
modern.

1.9 Nominal Transaksi QRIS


Nominal Transaksi QRIS dibatasi paling banyak sebesar Rp10.000.000,00 (Sepuluh Juta
Rupiah) per transaksi. Penerbit dapat menetapkan batas nominal kumulatif harian dan/atau
bulanan atas Transaksi QRIS yang dilakukan oleh setiap Pengguna QRIS, yang ditetapkan
berdasarkan manajemen risiko Penerbit.

1.10 Sumber Dana Transaksi QRIS


Transaksi QRIS menggunakan sumber dana berupa simpanan dan/atau instrumen
pembayaran berupa kartu debet, kartu kredit, dan/atau uang elektronik yang menggunakan media
penyimpanan server based. Penggunaan sumber dana dan/atau instrumen pembayaran
diterapkan berdasarkan usulan dari Lembaga Standar yang disetujui Bank Indonesia.

1.11 Manfaat QRIS


Standarisasi QR Code dengan QRIS memberikan banyak manfaat, diantaranya :
1. Bagi pengguna aplikasi pembayaran: just scan and pay
a) Tidak perlu repot lagi membawa uang tunai dan cepat serta kekinian
b) Tidak perlu pusing memikirkan QR siapa yang terpasang dan terlindungi karena
semua PJSP penyelenggara QRIS sudah pasti memiliki izin dan diawasi oleh Bank
Indonesia.
2. Bagi Merchant:
a) Meningkatkan branding dan Penjualan berpotensi meningkat karena dapat
menerimapembayaran berbasis QR apapun.
b) Kekinian dan lebih praktis karena cukup menggunakan satu QRIS.
c) Mengurangi biaya pengelolaan kas dan terhindar dari uang palsu.
d) Tidak perlu menyediakan uang kembalian dan transaksi tercatat otomatis dan bisa
dilihat setiap saat.
e) Terpisahnya uang untuk usaha dan personal dan memudahkan rekonsiliasi dan
berpotensi mencegah tindak kecurangan dari pembukuan transaksi tunai.
f) Membangun informasi credit profile untuk memudahkan memperoleh kredit kedepan.

1.12 Peranan QRIS Dalam Membantu Sistem Pembayaran pada UMKM


Bank Indonesia mengembangkan QRIS pada pelaku UMKM mengupayakan untuk
mempermudah transaksi tanpa uang kembalian di pedagang pasar tradisional yang mana
memungkinkan untuk mengurangi penyebaran uang palsu, dan yang paling penting Bank
Indonesia ingin mendorong pertumbuhan ekonomi digital pada semua sektor terutama
perdagangan seperti UMKM.
Penggunaan QRIS memudahkan pelaku UMKM dalam menerima jenis metode
pembayaran yang dipakai, karena dengan 1 kode QRIS di salah satu contoh merchant DANA bisa
digunakan untuk menscan menggunakan aplikasi apa saja seperti Link Aja, Gopay, OVO, DANA
dan ShopeePay. Tidak membutuhkan banyak proses dan lebih efektif. Penelitian sebelumnya
menjelaskan bahwa teknologi yang banyak dipilih untuk digunakan memiliki karakteristik mudah
dan efisien untuk (Chakravorti & Jankowski, 2005; Ferdiana & Darma, 2019).
Untuk melihat transaksi yang berhasil seperti pada gambar di bawah. Pengguna cukup
melihat riwayat transaksi maka akan muncul transaksi yang sudah berhasil dan dapat melakukan
penarikan saldo.
Transaksi Pembayaran Menggunakan QRIS

QRIS bisa menjadi media pembayaran yang cenderung menguntukan bagi pelaku usaha
UMKM serta dipandang lebih sederhana dalam penggunaannya. Pembayaran non tunai juga lebih
cepat dalam menyelesaian pembayaran, efisien dan memberi keuntungan dalam bentuk diskon
yang dapat digunakan merchant-merchant tertentu (Ahriana et al., 2016).
QRIS memberi alternatif metode pembayaran, mengingat seluruh konsumen UMKM tidak
hanya berlokasi di satu tempat saja, ada yang berlokadi di pusat perkotaan, pinggir kota dan juga
wilayah pariwisata maka alternatif pembayaran ini memiliki peran penting bagi pelaku UMKM.
Beberapa penelitian sebelumnya juga mengungkapkan manfaat QR code sebagai alternatif
metode pembayaran (Popovska-Kamnar, 2014; Shy, 2019).
Pencatatan Transaksi Otomatis, QRIS juga berperan dalam membantu UMKM dalam
melakukan pencatatan otomatis/akuntasi digital yang muncul dalam history of transaction, jadi
bisa memudahkan untuk melihat antara pemasukan dan pengeluaran secara real time.
Kekurangan dan Kendala Penggunaan QRIS Pada Kegiatan Usaha dinyatakan juga
oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo, bahwa
sejatinya kehadiran QRIS sangat memudahkan baik bagi merchant ataupun bagi konsumen.
Kendala yang masih dihadapi adalah pemahaman QRIS oleh masyarakat. Karena segmennya
luas tentu Bank Indonesia dan lembaga terkait lainnya harus lebih dalam lagi memberikan
edukasi. Kemudian, Tingkat literasi keuangan digital masyarakat Indonesia di daerah terpencil
dan kota-kota kecil yang masih rendah.
Upaya edukasi penggunaan teknologi ini dimaksudkan agar masyarakat dan para
pedagang UMKM dapat memanfaatkan teknologi QRIS dengan bebas dan dengan sebaik-
baiknya, hingga memperoleh manfaat sebanyak-banyaknya, yang mana Bank Indonesia ingin
UMKM dan sektor dagang lainnya memanfaatkan teknologi QRIS ini dengan mudah karena tidak
terfokus hanya pada penggunaan teknologi tertentunya saja namun bebas sehingga di masa
mendatang penggunaan teknologinya dapat mengikuti perkembangan.
Kemudian kendala lain yang dihadapi dalam pelaksanaan QRIS berupa kepemilikan
ponsel pintar yang belum merata untuk seluruh masyarakat. Sosialisasi yang dilakukan Bank
Indonesia atas penggunaan QRIS dinilai masih kurang. Masih banyak calon operator QRIS yang
akan mendaftarkan penggunaan QRIS, namun tidak mengerti dan mengetahui wujud dan
penggunaan QRIS, maka seringkali ditemukan pelayanan atau kasir di kegiatan usaha yang tidak
mengerti penggunaan QRIS ini. Penggunaan QRIS memudahkan pelaku UMKM dalam menerima
jenis metode pembayaran yang dipakai, karena dengan 1 kode QRIS di salah satu contoh
merchant DANA.
1.13 Kesimpulan & Saran

Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, seakan-akan menuntut


manusia untuk menerapkan segala perkembangannya dalam segala aspek kehidupan demi
tercapainya segala kemudahan dalam kegiatan sehari-hari, dalam ruang lingkup negara atau
pemerintahan di suatu negara, dalam upaya menggapai perkembangan dan kemajuan suatu
negara khususnya dalam bidang perekonomian dibutuhkan upaya yang cepat dan tepat.
contohnya fintech bagi pengguna jadi lebih bisa menghemat waktu dan tenaga, yang tadinya pada
saat akan melakukan transaksi mereka harus face to face secara langsung sekarang kapan saja
tanpa harus bertemu, dengan menjadikan fintech sebagai pilihan utama bagi para pelaku usaha
dalam mempermudah menjalankan usaha. Juga beberapa jenis fintech lainnya seperti digital
payment atau pembayaran digital, financing and investment, Information and feeer site, dan
personal finance. UMKM dapat mengurangi tingkat penggangguran dan meningkatkan
perkonomian yang ada di Indonesia memberikan dampak positif dengan memberikan peluang dan
kesempatan di dunia kerja.
Pemanfaatan QRIS menjadi optimal sebagai salah satu inovasi dalam sistem pembayaran
bagi pelaku usaha UMKM. Namun Edukasi untuk implementasi penggunaan QRIS masih kurang
optimal karena inovasi pembayaran ini belum dapat menjangkau seluruh sektor UMKM, masih
banyak yang belum mengenali QRIS sebagai inovasi sistem pembayaran yang mana hal ini dapat
menghambat perkembangan ekonomi digital. Penggunaan QRIS memudahkan pelaku UMKM
dalam menerima jenis metode pembayaran yang dipakai, karena dengan 1 kode QRIS contoh
Dana, Link Aja, Gopay, OVO, dan ShopeePay. beberapa jenis pembayaran QRIS merchant
presented mode (MPM) statis, merchant presented mode (MPM) dinamis, dan customer
presented mode (CPM) implementasinya mengacu pada standar QRIS yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia sebagai standar nasional. Nominal Transaksi QRIS dibatasi paling banyak sebesar
Rp10.000.000,00 (Sepuluh Juta Rupiah).

1.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abdulla Obaid. Fam, Soo-Fen. Chuan, Zun Liang. Wahjono, Sentot Imam. Nusa, Najwa
Mohd. Hussein, Saleh Ali. 2022. Integration of TQM practices and ERP to enhance
innovation culture and innovative work behavior: A proposed framework. Journal of Positive
School Psychology. Vol. 6, No. 3, 4668-4676.
https://journalppw.com/index.php/jpsp/issue/view/30 Basir, Nurul Muniroh. Wahjono, Sentot
Imam. 2014. The Effectiveness of Training Towards Job Satisfaction with Job Performance as a
Mediating Variable at Agricultural Agency: Evidence from Malaysia. BALANCE: Economic,
Business, Management and Accounting Journal. 11/02.
Colquitt, Jason A. Lepine, Jeffery A. Wesson, Michael J. 2013. Organizational Behavior. McGraw-
Hill. New York
Danarti, Tri. Wahjono, Sentot Imam. Salbiyah, Siti. 2021. Theory of Planned Behavior terhadap
Kinerja Mahasiswa dengan Mind Mapping sebagai mediasi. Balance: Economic, Business,
Management and Accounting Journal. Vol. 18, No.01, Januari 2021, Pp.211-218.
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/balance/article/view/7221/pdf.
Fam, Soo-Fen. Soo, Jia Hui. Wahjono, Sentot Imam. 2017. Online Job Search Among Millennial
Student in Malaysia. Jurnal Dinamika Manajemen (JDM). 8(1). 1-10. DOI: 10.15294/jdm.
https://journal.unnes.ac.id/ artikel_nju/jdm/10406.
Griffin, Ricky W. & Moorhead, Gregory. 2016. Organizational Behavior. Boston: Houghtton Muhlin
Company.
Harahap, Sofyan Safri, 2016, Manajemen Kontemporer, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Jones, Gareth R. George, Jennifer M.. 2014. Contemporary Management. Global Edition. McGrall
Hill.
Lipshitz R, & Strauss O., 2017, Copy with Uncertainty: A Naturalistic Decision Making Analysis,
Journal of Organization Behavior and Human Decision Process (69).2.p.149-164.
Luthans, Fred. 2001. Organizational Behavior. McGraw-Hill. Twelfth Edition. Singapore.
Marina, Anna. Warsidi. Wahjono, Sentot Imam. Balafif, Sabri. Kurniawati, Tri. 2021. Faktor-faktor
yang mempengaruhi minat Rumah Sakit Islam di Jawa Timur memilih Software Aplikasi “Si
Aisyah” PLJSIAS UMSurabaya. Ekspansi: Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan, dan
Akuntansi. Vol. 13 Issue 2. Pp 178-191 Marina, Anna & Wahjono, Sentot Imam. 2017.
Business Ethics for Business Sustainability in Muhammadiyah Hospital: Evidence from
Ponorogo, Indonesia. Journal of Indonesian Economy and Business. Vol 32 No. 3 pp178-
189. DOI: https://doi.org/10.22146/jieb.17146.
Mohr, Lawrence B. 2012. Explaining Organiztion Behavior. San Fransisco: Jossey – Bass
Publishers
Ningrum, Anis Rahmawati. Wahjono, Sentot Imam. Wardhana, Andi. Choidah, Noer. 2021.
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Siantar
Top, Tbk di Sidoarjo. Isoquant: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi. Pp.255-264.
DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.24269/iso.v5i2.791.g548..
Pakkanna, Mukhaer. Rasulong, Ismail. Akhmad. Wahjono, Sentot Imam. 2020. Microfinance
Institutions and Women Empowerement: Evidence In The Rural Areas of Tangerang,
Indonesia. International Journal of Scientific & Technology Research (IJSTR) ISSN: 2277-
8616, Volume-9 Issue-02. pp. 3994-3999.
Palazzeschi, Letizia. Bucci, Ornella, and Di Fabio, Annamaria. 2018. Re-thinking Innovation in
Organizations in the Industry 4.0 Scenario: New Challenges in a Primary Prevention
Perspective. Frontiers in Psychology Journal. January. doi: 10.3389/fpsyg.2018.00030
Radel, Juergen. 2017. Organizational Change and industry 4.0 (id4). A perspective on possible
future challenges for Human Resources Management. Industrie von Morgen. November.
Rahayu, Titis, Aufi Nur Masita, Sentot Imam Wahjono, dan Syamsul Hidayat. 2017. Pengendalian
Manajemen sebagai Alat Penilaian Kinerja di Unit Pembiayaan Mikro di Surabaya. Jurnal
Balance Vol. XIV No. 1 pp. 87-102.
Rayyani, Wa Ode; Ahmad Abbas, Ahmad; Ayaz; Mohammad; Indrawahyuni; Wahjono, Sentot
Imam. 2022. The Magnitude of Market Power between SCBs and SBUs: the Root Cause of
Stagnancy of the Growth in Islamic Banking Industry and Spin-off Policy as its Solution.
IKONOMIKA: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. 7(1). 97 – 120.
Robbins, Stephen P. 2014. Organizational Behavior. Pearson: Boston.
Saleh, Hasan. Wahjono, Sentot Imam. Ismail, Albert Feisal. Aman Othman. Muthu, Kaliamah
Marie. 2015. Work-Life Balance (WLB) Relationship with Employee Satisfaction: An
Evidence from Malaysia Higher Education Institution. International Journal of Science
Commerce and Humanities, Vol. 3 No. 2, pp: 50-60.
Wahjono, Sentot Imam. 2022. Perilaku Organisasi di era revolusi industry 4.0. Rajagrafindo:
Depok.
Wahjono, Sentot Imam, Soo-Fen Fam, Mukhaer Pakkanna, Ismail Rasulong, Anna Marina. 2021.
Promoting Creators Intentions: Measuring of Crowdfunding Performance. International
Journal of Business and Society. Vol. 22 No. 3. Pp. 1084-1101.
Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. Rahim, Abdul Rahman. Rasulong, Ismail. Indrayani, Tri
Irfa. 2020. Perilaku Organisasi, di era revolusi industri 4.0. Penerbit RajaGrafindo Perkasa,
Depok.
Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. Soo Fen, Fam. Hasan, Asriani. 2020. Equity-Based
Crowdfunding Project: Affect on Social Capital. Advances in Business Research
International Journal (ABRIJ). 6(1). 5058. Publisher: Universiti Teknologi MARA, Malaysia.
Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. Rasulong, Ismail. Soo Fen, Fam. 2020. Leave
management information system using Inside DPS software for efficiency of human
resources management. Kinetik: Game Technology, Information System, Computer
Network, Computing, Electronics, and Control. Vol. 5, No.3, Pp.211-218. Publisher:
Universitas Muhammadiyah Malang.
Wahjono, S.I., Marina, A., Bachok, M.Y.K., & Mochklas, M. 2017. The Importance of MPIS on RK
for further ITS implementation in Malaysia. International Journal of Advanced and Applied
Sciences (IJAAS), Volume 4, Issue 9, pp. 53 – 60.
Wahjono, Sentot Imam. 2017. Crowdfunding and a better world. The World Financial Review.
EBR Media Ltd. https://worldfinancialreview.com/crowdfunding-and-a-betterworld/
Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. Widayat. 2016. Critical Analysis of Crowdfunding to
Finance SMEs in Muslim Countries. Jurnal Balance Vol. XIII No. 2 pp. 1-13.
Wahjono, S.I., Marina, A., Perumal, S. D. A/P., & Wardhana, A. 2016. The Impact of Performance
Appraisal on Job Satisfaction with Quality of Supervisor-Employee as a Moderating variable
at State Owned Company. International Journal of Advanced Scientific Research &
Development (IJASRD), 03 (04/III), pp. 224 – 237.
Wahjono, Sentot Imam. 2010. Manajemen Pemasaran Bank. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Polindi, M., & Aguspriyani, Y. (2021). Financial Technology (Fintech) Untuk Usaha Mikro Kecil Menengah
(Umkm). Jurnal Aghniya, 4(2), 171-181.

Setiawan, I. W. A., & Mahyuni, L. P. (2020). QRIS di mata UMKM: eksplorasi persepsi dan intensi UMKM
menggunakan QRIS. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 10(9), 921-946.

Tobing, G. J., Abubakar, L., & Handayani, T. (2021). Analisis Peraturan Penggunaan QRIS Sebagai Kanal
Pembayaran Pada Praktik UMKM Dalam Rangka Mendorong Perkembangan Ekonomi Digital. Acta
Comitas: Jurnal Hukum Kenotariatan, 6(03), 491-509.

www.bigoid.com,2020.https://www.bi.go.id/QRIS/default.aspx

Yuliati, T., & Handayani, T. (2021). Pendampingan Penggunaan Aplikasi Digital QRIS Sebagai Alat
Pembayaran Pada UMKM. Communnity Development Journal, 2(3), 811-816.

Anda mungkin juga menyukai