Jawaban :
Kami menduga berbagai gejala penyakit yang diderita oleh pasien disebabkan karena
sistem imun yang lemah atau yang juga dikenal dengan immunodefisiensy, sehingga
sistem pertahan tubuh dari penderita tidak dapat melawan dengan baik berbagai
patogen yang masuk. Namun penyebab lebih spesifik dari gejala-gejala yang diderita
pasien akan kami bahas sebagai berikut
1) Papul merah dan gatal pada sela jari (utama dirasakan pada malam hari)
penyakit kulit yang dialami seseorang bisa disebabkan oleh jamur, virus, bakteri dan
parasit.Kami menduga Papul merah dan gatal yang diderita pasien adalah skabies
yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap sarcoptes
scabiei var. horminis dan produknya. Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2
dari 4 tanda kardinal tersebut. Seperti yang telah disebutkan pada skenario bahwa
pasien mengalami gatal pada malam hari dan ibu dari pasien juga menderita gatal dan
papul merah yang sama. tanda yang disebutkan pada skenario sudah mencakup 2 dari
tanda-tanda kardinal yang telah disebutkan diatas (gatal pada malam hari &
menyerang manusia secara berkeolompok). Sehingga dapat mengutkan kami bahwa
Gatal dan papul merah yang diderita pasien adalah skabies.
Aktivitas S.scabiei di dalam kulit menyebabkan rasa gatal dan menimbulkan respons
imunitas selular dan humeral serta mampu meningkatkan lgE baik di serum maupun
di kulit. Masa inkubasi berlangsung lama 4-6 minggu. Skabies sangat menular,
transmisi melalui kontak langsung dari kulit ke kulit, dan tidak langsung melalui
berbagai. benda yang terkontaminasi (seprei, sarung bantal, handuk dsb). Tungau
skabies dapat hidup di luar tubuh manusia selama 24-36 jam. Tungau dapat
ditransmisi melalui kontak seksual, walaupun menggunakan kondom, karena kontak
melalui kulit di luar kondom. Kelainan kulit dapat tidak hanya disebabkan oleh
tungau skabies, tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi
disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta tungau yang memerlukan
waktu kira-kira sebulan setelah investasi. Pada saat itu, kelainan kulit menyerupai
dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain-lain. Dengan garukan
dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder.
a. gatal pada malam hari (pruritus nokturna), yang disebabkan oleh aktivitas tungau
lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas.
b. menyerang manusia secara berkelompok. Misalnya dalam sebuah keluarga, sehingga
seluruh keluarga terkena infeksi, di asrama, atau pondokan. Begitu pula suatu
perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan
akan diserang oleh tungau tersebut.
c. ditemukan terowongan (kunikulus) pada tempat predileksi yang berwarna putih atau
keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, Pada ujung
terowogan ditemukan papul vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulit menjadi
polimorf (pustul, ekskoriasi dan lain-lain). Namun kunikulus biasanya sukar terlihat,
karena sangat gatal pasien selalu menggaruk, kunikulus dapat rusak karenanya.
Tempat predileksinya biasanya merupakan dengan stratum korneum yang tipis, yaitu
sela jari tangan (seperti yang disebutkan pada skenario), pergelangan tangan bagian
volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mame (perempuan),
umbilikus, bokong, genitalia eksterna (laki-laki) dan perut bagian belakang. Pada bayi
dapat menyerang telapak tangan, telapak kaki, wajah dan kepala.
d. dan ditemukan tungau, hal ini paling menunjang diagnosis. Dapat ditemukan satu atau
lebih stadium hidup tungau. Selain tungau dapat ditemukan telur dan kotoran
(skibala).
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal tersebut. Seperti
yang telah disebutkan pada skenario bahwa pasien mengalami gatal pada malam hari
dan ibu dari pasien juga menderita gatal dan papul merah yang sama. tanda yang
disebutkan pada skenario sudah mencakup 2 dari tanda-tanda kardinal yang telah
disebutkan diatas (gatal pada malam hari & menyerang manusia secara
berkeolompok). Sehingga dapat mengutkan kami bahwa Gatal dan papul merah yang
diderita pasien adalah skabies.
Sumber :
Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi ke 7.
Jakarta: Badan Penerbit FK UI; 2016..
Diare yang disebabkan karena infeksi bisa menyebar melalui makanan atau air minum
yang terkontaminasi. Selain itu, dapat terjadi dari orang ke orang sebagai akibat
buruknya kebersihan diri (personal hygiene) dan lingkungan (sanitasi). Diare terdiri
atas dua jenis yaitu diare akut dan diare persisten/kronik. Diare akut berlangsung
kurang dari 14 hari. Diare kronik berlangsung lebih dari 14 hari. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, dapat kita ketahui bahwa diare yang dialami oleh pasien pada
skenario adalah diare kronik yang lebih dari 14 hari yaitu 3 bulan,
Sumber :
Sumampouw, O. J. (2017). Diare Balita: Suatu Tinjauan dari Bidang Kesehatan
Masyarakat. Deepublish.
a) Batuk Berlendir
Pada saat bernapas, partikel seperti debu dan bakteri akan ikut masuk ke
dalam jalan napas. Partikel ini dapat menyebabkan infeksi, inflamasi, akumulasi
mukus, kerusakan DNA, dan bahkan kanker pada saluran pernapasan. Partikel yang
bersifat karsinogenik seperti asap rokok, abu pembakaran, dan debu karet juga bisa
terhirup lalu terdeposit di dalam paru. Jalan napas memiliki beberapa mekanisme
yang berbeda untuk membersihkan partikel tersebut, yaitu penangkapan partikel oleh
makrofag atau epitel, transpor mukosiliar, serta refleks batuk. Transpor mukosiliar
merupakan mekanisme pembersihan utama pada traktus trakeobronkial dalam 24 jam
pertama setelah paparan dan dianggap sebagai mekanisme pembersihan yang paling
cepat. Pembersihan partikel inhalasi yang efektif membutuhkan produksi mukus dan
transpor mukus yang terus-menerus dari saluran pernapasan bawah menuju ke
orofaring. Jumlah mukus yang diproduksi oleh setiap level bronkus berbeda
tergantung pada jumlah sel yang memproduksi mukus pada level tersebut. Mukus
adalah sekresi bronkus yang spesifik. Struktur mukus merupakan suatu oligomer yang
terdiri dari polimer musin, air, serta beragam makromolekul glikoprotein sebagai
bagian dari struktur gel. Pada kondisi normal, jumlah mukus yang mencapai trakea
sebesar 10-20 mL/d. Jika transpor mukosiliar terganggu dan tidak cukup efektif untuk
mengeluarkan mukus maka akan menjadi faktor risiko terjadinya infeksi paru. Tujuan
dari penulisan referat ini adalah untuk membahas tentang fisiologi dan fungsi
mukosiliar pada bronkus. Batuk berdahak ditandai dengan adanya dahak atau lendir
baik yang mudah atau bisa dikeluarkan atau dahak yang sulit dikeluarkan. Lendir atau
dahak tersebut sampai ditenggorokan karena berasal dari hidung/sinus, dan paru-paru.
Sebaiknya batuk berdahak ini jangan ditekan atau dihentikan (dengan obat-obatan
misalnya) karena apabila dahak bias dikeluarkan semua paru-paru menjadi bersih,
namun sebaliknya apabila dahak dihentikan akan menyumbat di paru-paru. Penyebab
Batuk Berlendir dan Berdahak:
b) Batuk Berdarah
Hemoptisis atau batuk darah merupakan suatu gejala atau tanda dari suatu
penyakit infeksi. Volume darah yang dibatukkan bervariasi dan dahak bercampur
darah dalam jumlah minimal hingga masif, tergantung laju perdarahan dan lokasi
perdarahan. Batuk darah atau hemoptisis adalah ekspektorasi darah akibat
perdarahan pada saluran napas di bawah laring, atau perdarahan yang keluar melalui
saluran napas bawah laring. Batuk darah lebih sering merupakan tanda atau gejala
dari penyakit dasar sehingga etiologi harus dicari melalui pemeriksaan yang lebih
teliti. Batuk darah masif dapat diklasifikasikan berdasarkan volume darah yang
dikeluarkan pada periode tertentu. Batuk darah masif memerlukan penanganan
segera karena dapat mengganggu pertukaran gas di paru dan dapat mengganggu
kestabilan hemodinamik penderita sehingga bila tidak ditangani dengan baik dapat
mengancam jiwa. Arteri-arteri bronkialis adalah sumber darah bagi saluran napas
(dari bronkus utama hingga bronkiolus terminalis), pleura, jaringan limfoid intra
pulmonar, serta persarafan di daerah hilus. Arteri pulmonalis yang pada dasarnya
adalah membawa darah dari vena sistemik, memperdarahi jaringan parenkim paru,
termasuk bronkiolus respiratorius. Anatomosis arteri dan vena bronkopulmonar,
yang merupakan hubungan antara ke-2 sumber perdarahan diatas, terjadi di dekat
persambungan antara bronkiolus respiratorius dan terminalis. Anastomosis ini
kemungkinan ke-2 sumber darah untuk saling mengimbangi apabila aliran dari salah
satu sistem meningkat maka pada sistem yang laing akan menurun. Studi arteriografi
menunjukkan bahwa 92% hemoptisis berasalh dari arteri-arteri bronkialis.
Hemoptisis bergantung dari tipe dan lokasi dari kelainan. Secara umum bila
perdarahan berasal dari lesi endobronkial, maka perdarahan adalah daro sirkulasi
bronkialis, sedangkan bila lesi di parenkim maka perdarahan adalah sirkulasi
pulmoner. Pada keadaan kronik dimana terjadi perdarahan berulang maka
perdarahan sering kali berhubungan dengan peningkatan vaskularitas di lokasi yang
terlibat.
Sumber:
Menaldi Rasmin,2017. Departemen Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi
FKUISMF Paru RSUP Persahabatan
c) Sesak Nafas
Sesak nafas adalah gejala umum yang terkait dengan gangguan saluran
pernapasan Patomekanisme sesak nafas pada pasien imunodefisiensi bervariasi
tergantung pada penyebabnya, tetapi pada umumnya melibatkan mekanisme
inflamasi dan peradangan di saluran pernapasan. Infeksi saluran pernapasan dapat
menyebabkan respon inflamasi yang kuat di saluran pernapasan, yang dapat
menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada jaringan di sekitar saluran
pernapasan, sehingga menyebabkan sesak nafas. Pada pasien dengan penyempitan
saluran pernapasan, mekanisme yang terlibat melibatkan hiperreaktivitas saluran
pernapasan, yang dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan saat terpapar
rangsangan tertentu, seperti alergen atau virus. Hal ini dapat menyebabkan sesak
nafas, terutama saat pasien mengalami serangan. Pada pasien dengan kerusakan
paru-paru, mekanisme yang terlibat melibatkan penurunan kapasitas paru-paru dan
kemampuan untuk membawa oksigen ke dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan
sesak nafas karena pasien mengalami kesulitan untuk bernafas dengan baik.
Bonilla FA, Bernstein IL, Khan DA, et al. Practice parameter for the diagnosis and
management of primary immunodeficiency. Ann Allergy Asthma Immunol. 2005;94(5
Suppl 1):S1-63. doi:10.1016/s1081-1206(10)61142-8
Bercak Putih Pada Lidah Oral hairy leukoplakia merupakan suatu lesi spesifik
pada infeksi HIV yang disebabkan oleh virus Epstein Barr. OHL secara klinis tampak
sebagai plak putih atau putih keabuan berbatas tegas dengan tekstur berombak yang
asimtomatis.13 Permukaan “hairy” berukuran bermacam-macam mulai dari beberapa
milimeter hingga keterlibatan luas dari lidah hingga mukosa kavum oris. Penampakan
khas OHL disebabkan oleh hipertrofi papila lidah. Secara umum lesi ini bersifat tidak
nyeri dan tidak dapat dihilangkan dengan manipulasi tumpul.
Virus ini ditularkan melalui ekskresi mukosa, saliva, dan sel orofaring yang
terinfeksi EBV saat terjadi reaktivasi virus. EBV diduga bisa berasal dari reaktivasi
strain laten epitel lidah, melalui kontak dengan saliva yang terinfeksi EBV, atau
melalui limfosit B yang bersirkulasi dengan positif EBV. Penelitian terbaru
menunjukkan adanya sel-sel monosit, makrofag, atau sel Langerhans terinfeksi pada
darah perifer bermigrasi melalui lamina propria menuju epitel oral, kemudian
menginfeksi sel yang berdiferensiasi akhir pada bagian atas lapisan spinosa. Hal
tersebut dapat memicu replikasi virus yang produktif dan terjadinya EBV diseminata.
Sel-sel ini dapat menjadi sumber reaktivasi dari replikasi produktif EBV. (Setiati S,
2014)
Sumber:
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam
jilid I. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014:1132-53
Sumber: