Anda di halaman 1dari 4

REFLEKTIF LEARNING

Oleh : Lulu Febrianti/ V4322038


Dosen Pengampu : Dyah Krisnawati Satia Pratiwi. SST.Bdn., M.Keb.

D3-KEBIDANAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA JAWA TENGAH
REFLEKTIF LEARNING

1. Dalam Projek Based Learning (PjBl) yang dilakukan dalam kurang lebih 4 pertemuan
pembelajaran, saya melakukan komunikasi yang baik dengan teman kelompok PjBl.
Dalam pelaksanaannya, saya menerapkan salah satu bentuk komunikasi yakni
“komunikasi kelompok”. Kita ketahui bersama bahwa PjBl ini sangat amat jelas
merepkan bentuk “komunikais kelompok dimana hal tersebut didefinisak sebagai
komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil”
seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Dan
menurut Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi
kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan
tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan
masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi
anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas
mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan
rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.

Namun dalam pelaksanaannya, komunikasi kelompok yang saya lakukan melalui


media online yakni menggunakan aplikasi Whatsapp. Meskipun demikian, susunan
rencana kegiatan dan tujuan kami dalam PjBl ini tercapai dan terlaksana dengan sangat
baik. Hal ini dibuktikan dengan antusiasme saya dan teman-teman team PjBl ini dalam
berpendapat menyusun rencana kegiatan kami yakni “Observasi dan Wawancara
mengenai dokumentasi kebidanan dalam pelayanan pemasangan alat kontrasepsi KB.
Selain itu, untuk mencapai kesepakatan bersama kami menngunakan metode demokrasi
yaitu dilakukan polling kesepakatan yang dibantu dengan kecanggihan media aplikasi
wathsapp. Dan dalam pelaksanaannya kelompok kami terbukti paling cepat menyusun
rencana dan melaksanakan PjBl sesuai tema yang telah ditentukan dosen pengampu.

Selanjutnya bentuk komunikasi yang saya lakukan dengan narasumber yakni Bidan
Rufiana yakni menggunakan bentuk komunikasi “interpersonal”. Komunikasi
interpersonal sendiri adalah proses pertukaran informasi, ide, pendapat, dan perasaan
yang terjadi antara dua orang atau lebih. Hal ini dibuktikan dengan penyampaian
informasi dilakukakn oleh Bidan Rufiana dan asisten Bidan Rufiana, sementara saya
dan team adalah sebagai penerima pesan. Kesimpulannya saya telah melakukan dua
bentuk komunikasi yakni “komunkasi kelompok” dan komunikasi interpersonal.

2. Dalam Projek Based Learning (PjBl) yang dilakukan dalam kurang lebih 4 pertemuan
pembelajaran, saya menjalin kerjasama yang baik dengan teman kelompok PjBl.
Bentuk Kerjasama yang saya lakukakan adalah “kerjasama tim” dimana didefinisakan
sebagai suatu kemampuan untuk bekerja bersama dalam menuju visi dan misi bersama.
Dengan kata lain, kerjasama tim merupakan suatu kemampuan yang kuat dalam
mengarahkan dan mendorong para individu dalam menuju dan meraih tujuan organisasi
secara bersama-sama.
Dalam pelaksanaannya kami melakukan diskusi untuk menyusun rencana program
kegiatan observasi dan wawancara mengenai dokumentasi kebidanan dalam pelayanan
pemasangan alat kontrasepsi KB yang telah dilakukan. Selain itu, kami saling
mendukung ide satu sama lain. Masing-masing dari kami sangat memiliki keinginan
untuk berkontribusi dan pikiran terbuka tentang rencana program kegiatan. Selanjutnya
dalam pengambilan keputusan kami juga mengambil keputusan bersama secara
kolektif. Menghormati keputusan bersama tanpa ada konflik, serta saling support satu
sama lain. Sementara bentuk kerjasama yang kami lakukan dengan narasumber disebut
dengan interaksi sosial. Hal ini dikarenakan kami menjalin hubungan kelompok-
individu yang berupa komunikasi atau kontak sosial yang menghasilkan respon satu
sama lain. Dalam pelaksanaannya, kami mengawali kerjasama dengan Bidan Rufiana
melalui media sosial berupa Whatsapp, diamana salah satu teman kelompok kami
menghubungi beliau untuk menanyakan kesediaan beliau menjadi narasumber dalama
PjBl kami mengenai dokumentasi kebidanan dalam pelayanan pemasangan alat
kontrasepsi KB, yang selanjutnya terjadi kesepakatan antara Bidan Rufian dan kami
untuk melaksanakan program terkait.

3. Meski begitu, dalam mengerjakan tugas projek ini saya dan tim mengalami kendala.
Dalam Projek Based Learning (PjBl) yang telah dilakukan, saya dan tim mengalami
bebrapa kendala seperti, waktu pengerjaan yang terasa singkat dikarenakan saya dan
tim sebagai mahasiswa yang tentunya memiliki tugas dari mata kuliah lainnya, namun
hal tersebut dapat kami atasi dengan melakukan diskusi melalui via wathsapp untuk
efisiensi waktu. Selain itu, kami juga melakukan penyusunan kegiatan PjBl secara
bertahap yakni di minggu pertama kami mencari narasumber untuk keberlangsungan
observasi dan wawancara terkait dokumentasi kebidanan dalam pelayanan penggunaan
alat kontrasepsi KB.

Selanjtnya, masih diminggu yang sama kami juga menentukan susuna kegiatan yang
akan dilakukakan. Diminggu kedua kami melaporkan rancangan kegiatan PjBl kepada
dosen pengampu dengan tujuan mendapatkan persetujuan untuk melanjutkan
pelaksanaan projek. Selanjutnya, masih diminggu yang sama kami menghubungi
narasumber untuk penyesuaian jadwal pelaksanaan observasi dan wawancara terkait
dokumentasi kebidanan dalam pelayanan penggunaan alat kontrasepsi KB. Dalam hal
tersebut kami mengalami kendala dimana jadwal yang telah disepakati bersama tidak
berjalan dikarenakan pada saat itu cuaca hujan dan jarak tempuh dari titik kumpul UNS
menuju PMB Bidan Rufina yang cukup jauh membuat saya dan tim mereschedule
jadwal dengan Bidan Rufina. Selain kendala diatas, kami juga mengalami kendala
dalam mendapatkan pasien yang melakukan pemasangan alat kontrasepsi KB agar
nantinya kami dapat mengobservasi bagaimana cara pendokumentasian kebidanan dari
pelayanan pemasangan alat kontrasepsi KB. Namun hal tersebut dapat ditanganii
dengan terus berkomunikais dengan Bidan Rufina yang juga menginformasikan terkait
ada dan tidaknya pasien yang akan dilakukan pemasangan alat kontrasepsi KB.
4. Dalam Projek Based Learning (PjBl) yang telah dilakukan membuat saya mahasiswa
jadi lebih kreatif dalam memecahkan masalah atau menyelesaikan projek tersebut
bersama tim. Tugas PjBl juga menjadi investigasi mendalam sebuah topik dunia nyata.
Ini memberikan kesempatan pada saya mahasiswa untuk menggali materi dan
menyelesaikan projek dengan berbagai cara yang saya dan tim minati, serta melakukan
eksperimen secara kolaboratif. Tugas projek yang telah saya lakukan bersama tim
memuat tugas yang kompleks dengan pertanyaan dan permasalahan yang menantang.
Bukan sekadar meningkatkan kreativitas saya sebagai mahasiswa, tugas projek juga
menuntut saya sebagai mahasiswa untuk mampu merancang perencanaan dengan baik,
memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan investigasi bersama tim serta
memberi kesempatan kepada saya mahasiswa untuk lebih mandiri.

Adapun manfaat lain yang saya rasakan dari PjBl ini yaitu memberikan kesempatan
untuk saya mahasiswa mengintegrasikan berbagai kompetensi yang selinear dengan
prodi dan kurikulum yang sedang ditempuh, mendorong saya sebagai mahasiswa
mencapai kompetensi proses dan aplikasi. Selain itu, PjBl ini juga mendorong saya
sebagai mahasiswa untuk belajar kelompok atau berkolaborasi di luar pengajaran di
kelas. Selanjutnya, PjBl ini mendorong syaa sebagai mahasiswa untuk lebih peka
terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan nyata, membiasakan saya sebagai
mahasiswa untuk menganalisis atau meneliti sejak dini, serta meningkatkan berpikir
kritis, kreativitas, dan kemandirian.

Anda mungkin juga menyukai