Makalah Neraca Pembayaran Kelompok 4
Makalah Neraca Pembayaran Kelompok 4
PEMBAYARAN INDONESIA
Disusun Oleh :
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
DAFTAR ISI
I. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
A. Masalah yang dihadapi........................................................................................... 2
B. Tujuan Penulisan Tugas......................................................................................... 2
C. Manfaat Penulisan Tugas....................................................................................... 2
II. Landasan Teori.............................................................................................................. 3
A. Neraca Pembayaran menurut para Ahli............................................................... 3
B. Neraca pembayaran menurut Hukum.................................................................. 3
C. Neraca Pembayaran Menurut Bank Indonesia.................................................... 3
III. Gambaran Umum......................................................................................................... 4
A. Megenai Bank Indonesia Papua............................................................................ 4
B. Lokasi Bank Indonesia Papua............................................................................... 5
C. Tugas dan Tanggung jawab Struktur Bank Indonesia Papua........................... 7
IV. Pembahasan................................................................................................................... 8
A. Materi Terkait Neraca Pembayaran..................................................................... 8
B. Terkait permasalahan yang dihadapi.................................................................. 10
V. Kesimpulan dan Saran................................................................................................ 14
A. Kesimpulan............................................................................................................. 14
B. Saran........................................................................................................................ 14
VI. Lampiran....................................................................................................................... 16
A. Foto Perusahaan Bank Indonesia......................................................................... 16
B. Foto Kerjasama Kelompok................................................................................... 16
VII. Daftar Pustaka.............................................................................................................. 17
I. LATAR BELAKANG
1
A. Masalah-Masalah Yang dihadapi
Adapun masalah yang di hadapi antara lain :
1. Adanya Kesulitan yang dihadapi Bank Indonesia terkait pengelolaan harga
komoditas Pasar di Papua
2. Adanya ketergantungan pada Ekspor komoditas terutama pada sektor
pertambangan di wilayah Papua
3. Ketidaktepatan data atau informasi yang diperoleh oleh Bank Indonesia Papua
terkait neraca pembayaran
2
II. LANDASAN TEORI
A. Neraca Pembayaran menurut para ahli
3
III. GAMBARAN UMUM
A. Megenai Bank Indonesia Papua
Tugas dan tanggung jawab utama Bank Indonesia Papua terkait neraca
pembayaran:
4
bank dan lembaga keuangan di wilayah tersebut untuk memastikan kepatuhan
terhadap aturan dan regulasi yang berlaku.
4. Edukasi dan Informasi, Bank Indonesia Papua juga bertugas untuk memberikan
edukasi dan informasi kepada masyarakat serta pelaku usaha di Papua terkait
neraca pembayaran dan pentingnya menjaga keseimbangan ekonomi. Mereka
berperan dalam memberikan pemahaman yang lebih baik tentang neraca
pembayaran serta mempromosikan kegiatan ekonomi yang berkontribusi pada
peningkatan ekspor dan mengurangi defisit neraca pembayaran.
5
C. Tugas dan Tanggung Jawab sturktur Bank Indonesia terkait dengan pengelolaan
neraca pembayaran Indonesia :
Gubernur Bank Indonesia: Bertanggung jawab atas pengelolaan keseluruhan Bank
Indonesia.
Deputi Gubernur Bank Indonesia: Deputi Gubernur Bank Indonesia Bidang
Pengawasan dan Stabilitas Keuangan,bertanggung jawab atas pengawasan perbankan
dan stabilitas sistem keuangan.
Departemen Kebijakan Moneter:
1. Direktorat Kebijakan Moneter, bertanggung jawab untuk mengembangkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, termasuk kebijakan neraca pembayaran.
2. Direktorat Operasi Moneter, bertanggung jawab untuk melaksanakan operasi
pasar uang dan valuta asing.
3. Direktorat Pengaturan Moneter dan Makroprudensial, bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaturan moneter dan
makroprudensial.
4. Direktorat Pengembangan dan Keuangan Syariah, bertanggung jawab untuk
mengembangkan keuangan syariah dan produk-produknya.
Departemen Statistik:
1. Direktorat Survei, bertanggung jawab untuk mengumpulkan data statistik
ekonomi, termasuk data neraca pembayaran.
2. Direktorat Pengolahan Data dan Informasi Statistik, bertanggung jawab untuk
mengolah data statistik ekonomi dan menyajikan informasi statistik.
3. Direktorat Pengembangan Statistik, bertanggung jawab untuk mengembangkan
metode dan teknik statistik yang diperlukan untuk menghasilkan data statistik
ekonomi yang akurat dan relevan.
Departemen Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Internasional:
1. Direktorat Kebijakan Ekonomi Internasional, bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan melaksanakan kebijakan ekonomi internasional, termasuk
kebijakan neraca pembayaran.
2. Direktorat Kebijakan Keuangan Internasional, bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan melaksanakan kebijakan keuangan internasional, termasuk
kebijakan neraca pembayaran.
6
3. Direktorat Kebijakan Makroprudensial dan Perbankan Multilateral, bertanggung
jawab untuk mengembangkan dan melaksanakan kebijakan makroprudensial dan
kerja sama perbankan multilateral.
4. Direktorat Kebijakan dan Pengembangan Pasar Keuangan, bertanggung jawab
untuk mengembangkan dan melaksanakan kebijakan dan pengembangan pasar
keuangan.
Departemen Pengelolaan Devisa:
1. Direktorat Pengelolaan Cadangan Devisa, bertanggung jawab menjaga keamanan
dan keamanan informasi serta data-data terkait dengan pengelolaan cadangan
devisa Indonesia
2. Direktorat Manajemen Risiko dan Investas, bertanggung jawab untuk melakukan
pengelolaan risiko pada portofolio investasi Bank Indonesia, termasuk risiko
pasar, kredit, likuiditas, dan operasional.
7
IV. PEMBAHASAN
8
negara dalam berinteraksi dengan negara lain seperti ketergantungan sumber
pendapatan nasional dari hasil ekspor produk pertanian dan ketergantungan
sumber pembiayaan investasi dari negara lain.
4. Mengetahui permasalahan utang luar negeri suatu negara. Dari catatan transaksi
modal dan keuangan di NP, dapat diketahui seberapa jauh suatu negara dapat
memenuhi kewajibannya terhadap negara lain.
5. Mengetahui perubahan posisi cadangan devisa suatu negara. Bertambah atau
berkurangnya posisi cadangan devisa terkait dengan surplus atau defisit NP.
Apabila terjadi surplus NP maka posisi cadangan devisa akan bertambah sebesar
surplus tersebut. Demikian pula sebaliknya apabila terjadi defisit NP.
6. Dipergunakann sebgai sumber data dan informasi dalam penyusunan anggaran
devisa dengan memperlihatkan surplus atau defisit neraca pembayaran pada tahun
tertentu, dapat diperkirakan besarnya kebutuhan devisa untuk anggaran tahun
berikutnya, sekaligus dapat ditentukan besarnya pinjaman yang diperlukan.
7. Dipergunakan sebagai sumber data penyusunan statistik pendapatan nasional
(national account). Statistik NP diperlukan dalam perhitungan pendapatan nasional
mengingat salah satu variabel pendapatan nasional adalah nilai eksporimpor barang
dan jasa yang tercatat dalam neraca pembayaran.
Dalam buku Perekonomian Indonesia penulis Daniel Ayub Dawan., SE., MM
pada Bab X – megenai komponen-kompenen Neraca Pembayaran, terdiri atas lima
bagian yang saling berhubungan yaitu :
1. Neraca Perdagangan (Balance of trade) ialah daftar atau neraca yang berisi
perbandingan antara besarnya nilai ekspor dengan impor suatu negara dalam
jangka waktu 1 tahun. Jika nilai ekspor lebih besar maka negara mengalami
surplus dalam neraca pembayaran. Namun jika nilai ekspor lebih kecil daripada
impor maka negara mengalami defisit neraca perdagangan.
2. Neraca Jasa ialah neraca yang mencatat transaksi jasa yang diselengarakan dan
diterima suatu negara terhadap negara lain selama jangka waktu 1 tahun.
3. Neraca Hasil Modal ialah sebuah neraca yang mencatat semua pembayaran dan
penerimaan bunga,deviden,upah,dan tenaga asing.
4. Neraca lalu lintas Modal, ialah sebuah neraca yang mencatat segala kredit atau
pinjaman dari luar negri dan segala kredit/pinjaman yang diberikan kepada negara
lain. Dalam neraca ini juga dicatat jual beli efek, penanaman modal asing, bantuan
luar negri, serta pembayaran utang luar negri.
9
5. Neraca Lalu Lintas Moneter (Monetery Account) ialah sebuah neraca yang
mencatat dan memperlihatkan perkembangan/perubahan cadangan devisa suatu
negara. Cadangan tersebut terdiri dari emas dan devisa.
B. Terkait Permasalah yang dihadapi
Harga komoditas pasar mengacu pada nilai atau harga jual komoditas yang
ditentukan oleh kekuatan pasar, yaitu permintaan dan penawaran komoditas di pasar.
Harga komoditas pasar dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pasokan dan
permintaan global, fluktuasi mata uang, kebijakan perdagangan, cuaca, dan faktor-
faktor lainnya yang mempengaruhi keseimbangan antara penawaran dan permintaan
komoditas.
Bank Indonesia Papua, sebagai bagian dari Bank Sentral Republik Indonesia,
bertanggung jawab untuk mengelola kebijakan moneter dan mengawasi stabilitas
harga di wilayah Papua. Namun, Bank Indonesia Papua mungkin menghadapi
kesulitan dalam pengelolaan harga komoditas pasar karena beberapa faktor berikut:
1. Keterbatasan data dan informasi: Papua adalah wilayah yang geografisnya
kompleks dan terdiri dari daerah yang terpencil. Ketidaktepatan atau
ketidaktersediaan data dan informasi tentang produksi, pasokan, dan permintaan
komoditas di wilayah ini dapat menyulitkan Bank Indonesia Papua dalam
menganalisis dan memperkirakan pergerakan harga komoditas. Kurangnya data
yang akurat dan terkini dapat menghambat pengambilan keputusan yang tepat
dalam mengelola harga komoditas.
2. Ketergantungan pada faktor eksternal: Harga komoditas pasar dipengaruhi oleh
faktor-faktor global seperti perubahan harga internasional, fluktuasi mata uang, dan
kebijakan perdagangan global. Bank Indonesia Papua mungkin kesulitan
mengelola harga komoditas pasar karena faktor-faktor eksternal ini di luar kendali
langsung mereka. Perubahan harga komoditas global dapat dengan cepat
mempengaruhi harga di pasar lokal dan menciptakan ketidakstabilan harga yang
sulit untuk diatasi oleh Bank Indonesia Papua.
3. Tantangan dalam pengawasan dan penegakan regulasi: Papua adalah wilayah yang
luas dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Pengawasan dan
penegakan regulasi terkait harga komoditas dapat menjadi tantangan karena
wilayah yang luas dan kondisi geografis yang sulit. Ketidakmampuan untuk secara
10
efektif mengawasi pasar dan melaksanakan kebijakan yang konsisten dapat
mempengaruhi stabilitas harga komoditas.
Jika dikaitkan dengan data Laporan Perekonomian Derah Provinsi Daerah 2019
Pada chapter 3 (Neraca Perdagangan) tertulis pada halaman 23 dikatakan bahwa
Imbas peningkatan ekspor nasional juga terjadi di Provinsi Papua. Selama ini, ekspor
terbesar yang berasal dari Papua berupa bijih tembaga dan konsentrat. Nilai ekspor
11
Papua tahun 2018 mencapai US$3.856,46 juta dan nilai impornya mencapai
US$520,42 juta, sehingga tahun 2018 neraca perdagangan menjadi sebesar
US$3.336,04 juta.
Dari data tersebut di falidkan bahwa Provinsi Papua bergantung pada ekspor
komoditas pertambagan, hal ini dikarenakan kekayaann yang tersedia, namun dari
adanya ketergantungan ekspor komoditas pada sektor pertambagan ini
Ketergantungan Papua pada ekspor komoditas jika terus berlanjut tanpa diversifikasi
ekonomi yang memadai, Papua dapat menghadapi beberapa risiko yaitu Fluktuasi
harga komoditas yang dapat mengakibatkan penurunan pendapatan ekspor dan
penerimaan negara. Selain itu, ketimpangan ekonomi dan sosial dapat terus
meningkat, menghambat pembangunan sektor lain dan meningkatkan ketidakadilan
dalam distribusi kekayaan.
Adapun masalah yang dialami oleh Bank Indonesia dalam pengelolaan Neraca
Pembayaran yaitu pada data yang tidak tepat atau sesuai. Hal ini disebabkan oleh
beberap faktor yaitu kurangnya integrasi data antara berbagai lembaga dan sektor
terkait di Papua. Kurangnya koordinasi dalam pengumpulan dan pemrosesan data
12
neraca pembayaran dapat mengakibatkan kesalahan atau ketidaklengkapan data yang
diperoleh oleh Bank Indonesia Papua, selain itu, keterbatasan infrastruktur teknologi
dan aksesibilitas di wilayah Papua juga dapat menyulitkan pengumpulan data yang
akurat dan real-time. Kondisi geografis yang sulit di wilayah tersebut, termasuk
transportasi yang terbatas dan keterbatasan konektivitas internet, dapat menghambat
pengumpulan data secara efisien.
Akibat ketidaktepatan data atau informasi yang diperoleh oleh Bank Indonesia
Papua terkait neraca pembayaran, dapat terjadi ketidakuratan dalam pemantauan dan
evaluasi kondisi ekonomi Papua. Hal ini dapat menghambat pemahaman yang akurat
tentang neraca pembayaran wilayah tersebut, termasuk nilai ekspor, impor, arus
modal, dan cadangan devisa. Akibatnya, keputusan ekonomi dan kebijakan yang
diambil berdasarkan data yang tidak tepat dapat menjadi tidak efektif atau bahkan
mengarah pada ketidakstabilan ekonomi. Selain itu, ketidaktepatan data juga dapat
menurunkan kepercayaan investor dan lembaga keuangan terhadap kondisi ekonomi
Papua, yang dapat berdampak negatif pada investasi dan pertumbuhan ekonomi
jangka panjang.
Untuk mengatasi masalah ini, Bank Indonesia Papua perlu mengambil beberapa
tindakan. Pertama, penting untuk meningkatkan koordinasi dan kolaborasi antara
Bank Indonesia Papua dengan lembaga-lembaga terkait, seperti lembaga statistik dan
lembaga keuangan lainnya, untuk memastikan integritas dan kualitas data neraca
pembayaran. Kerjasama yang erat dalam pengumpulan, pemrosesan, dan pelaporan
data dapat membantu mengurangi kesalahan dan ketidaktepatan data.
13
akan mendukung pemantauan yang lebih akurat terhadap kondisi ekonomi wilayah
Papua dan pengambilan keputusan yang lebih baik dalam pengelolaan neraca
pembayaran.
B. Saran
1. Untuk mengatasi kesulitan dalam pengelolaan harga komoditas pasar, Bank Indonesia
Papua dapat melakukan beberapa langkah konkret. Bank Indonesia Papua dapat
menjalin kerja sama dengan Badan Pusat Statistik dan lembaga terkait lainnya untuk
meningkatkan pengumpulan data yang akurat mengenai produksi, pasokan, dan
permintaan komoditas di wilayah Papua. Dengan memiliki data yang lebih lengkap
dan terkini, Bank Indonesia Papua dapat melakukan analisis yang lebih akurat dalam
menentukan kebijakan harga komoditas.
2. Salah satu saran konkret adalah pemerintah Provinsi Papua dapat mendirikan pusat
inovasi dan pelatihan untuk sektor-sektor ekonomi yang potensial, seperti pertanian,
14
pariwisata, dan industri kreatif. Pusat ini dapat menyediakan pelatihan keterampilan
dan pendampingan bagi wirausahawan lokal, serta menyediakan akses ke sumber
daya dan modal untuk memulai atau mengembangkan bisnis. Dengan demikian,
Papua dapat mendorong pertumbuhan sektor-sektor ekonomi baru yang berkelanjutan
dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas, sehingga mengurangi
ketergantungan pada sektor pertambangan.
3. Saran yang dapat diberikan adalah Bank Indonesia Papua perlu mengembangkan
sistem integrasi data yang efisien dan terpadu dengan lembaga-lembaga terkait di
Papua. Hal ini dapat dilakukan melalui penggunaan teknologi informasi yang canggih
dan platform data yang terhubung, sehingga memungkinkan pertukaran data yang
real-time dan akurat antara lembaga-lembaga terkait. Dengan adanya sistem integrasi
data yang baik, Bank Indonesia Papua akan memiliki akses yang lebih baik terhadap
informasi yang relevan dan up-to-date mengenai neraca pembayaran, sehingga
memperkuat pemantauan dan evaluasi kondisi ekonomi Papua secara lebih efektif.
15
VI. Lampiran
A. Foto Perusahaan Bank Indonesia Papua
16
VII. Daftar Pustaka
Daniel Ayub Dawan., SE., MM buku Perekonomian Indonesia Neraca Pembayaran
Indonesia.
Laporan Perekonomian Daerah Provinsi Papua 2019
https://papua.bps.go.id/publication/2019/12/06/4c9ea38b6d220b85c6ba1b9f/laporan-
perekonomian-daerah-provinsi-papua-2019.html
Laporan Perekonomian Daerah Provinsi Papua 2022
https://papua.bps.go.id/publication/2022/12/20/b1f9a7861f9ed943695abfca/laporan-
perekonomian-daerah-provinsi-papua-2022.html
Laporan Neraca Pembayaran Bank Indonesia https://www.bi.go.id/id/default.aspx
17