LABORATORIUM
METODE PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
OLEH : AAN JULIA, SE. M.Si
A. SISTEM
Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang
berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu ujuan dalam suatu
lingkungan yang kompleks. Pengertian tersebut mencerminkan adanya beberapa
bagian dan hubungan antara bagian, ini menunjukkan kompleksitas dari sistem yang
meliputi kerjasama antara bagian yang interdependen satu sama lain.
Kompleksitas sistem tersebut ditunjukan adanya berbagai elemen yang saling
berinteraksi. Ekonomi, misalnya, bergantung pada energi dan sumber daya lain;
ketersediaan energi bergantung pada geografi dan politik; politik bergantung pada
kekuatan militer; kekuatan militer bergantung pada teknologi; teknik bergantung
pada ide (gagasan) dan sumber daya; gagasan bergantung pada politik untuk
penerimaan dan dukungannya; dan seterusnya.
Dalam sistem dunia yang kompleks, kita dipaksa menanggulangi lebih banyak
masalah dibandingkan kesanggupan kita untuk menanganinya. Untuk menangani
persoalan sosial, ekonomi dan politik yang tak terstruktur, kita perlu menyusun
tingkat prioritas, menyepakati bahwa dalam jangka pendek, sasaran yang satu lebih
penting daripada sasaran yang lain, dan melakukan perimbangan (trade off) demi
kepentingan bersama.
Sifat dasar dari suatu sistem antara lain :
1. Pencapaian tujuan. Orientasi pencapaian tujuan akan memberikan sifat
dinamis kepada sistem, memberi ciri perubahan yang terus menerus dalam
usaha mencapai tujuan.
2. Kesatuan usaha, mencerminkan suatu sifat dasar dari sistem, dimana hasil
keseluruhan melebihi dari jumlah bagian-bagiannya atau sering disebut
konsep sinergi.
3. Keterbukaan terhadap lingkungan. Lingkungan merupakan sumber
kesempatan maupun hambatan pengembangan. Keterbukaan terhadap
Dalam tahapan input, agar dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat,
maka dibutuhkan berbagai informasi yang sangat komprehensif, namun dalam
pelaksanaannya seringkali dihadapkan pada keterbatasan sumber daya,
waktu yang dimiliki dan juga dihadapkan pada berbagai masalah
ketidakpastian (seperti harga input, situasi perekonomian, respon pasar dan
sebagainya).
ya
Permodelan Sistem
tidak
Cukup?
Ya
tidak
Cukup?
Ya
Spesifikasi Sistem Detail
Implementasi
tidak
Sesuai?
Ya
Sistem Operasional
Operasi
Ya tidak
Sesuai?
Kualitas +
Teknologi + produk
pasca +
+ panen
Kebutuha Pendapatan Motivasi
n daerah bercocok
+ +
tanam
+ +
+
Kesejahteraa
Agroindust n petani
ri Kontinuitas
hortikultura + suplai
+ +
Lapangan
kerja +
Daya beli Stabilitas
konsumen + harga
MODEL PENGAMBILAN
KEPUTUSAN RANTAI
PASOKAN HORTIKULTURA
INPUT
TERKENDALI OUTPUT TAK
(volume produksi, DIKEHENDAKI
distribusi produk, (fluktuasi harga,
kebutuhan pemasok) suplai terhambat,
keuntungan kecil)
B. TEORI KEPUTUSAN
LINGKUNGAN
❑ Tidak pasti
Kecerdasan ❑ Alternatif”
Pilihan❑Penetapan HASIL
❑Kompleks KEPUTUSAN
❑Dinamis Presepsi kemungkinan
LOGIKA
❑Persaingan Informasi ❑Struktur model
❑Terbatas ❑Penetapan nilai
Falsafah
Preferensi ❑Preferensi waktu
❑Preferensi risiko
Sensitivitas
Nilai Informasi
Dimana,
Aij = nilai alternatif ke i pada kriteria ke j
Xij(min) = nilai alternatif ke i pada kriteria awal minimum ke j
Pj = bobot kepentingan kriteria ke j
Iij = indeks alternatif ke i
Ii = indeks gabungan kriteria pada alternatif ke i
i = 1, 2, 3, ...., n
j = 1, 2, 3, ....., m
Tabel 2.1 memperlihatkan matriks awal penilaian alternatif yang
ditransformasi menjadi tabel 2.2 dengan menggunakan Teknik Perbandingan Indeks
Kinerja. Sebagai Ilustrasi, terdapat 3 alternatif yang dinilai yaitu Industri Minyak
Sawit, Industri Pengolahan Teh dan Industri Coklat Bubuk dengan kriteria kelayakan
IRR (Internal Rate of Return), B/C (Benefit Cost Ratio), dan PBP (Pay Back Period)
atau waktu pengembalian modal.
✓ Identifikasi kriteria tren positif (semakin tinggi nilainya semakin baik) dan
tren negatif (semakin rendah nilainya semakin baik)
✓ Untuk kriteria tren positif, nilai minimun pada setiap kriteria ditransformasi
ke seratus, sedangkan nilai lainnya ditransformasi secara proporsional lebih
tinggi.
✓ Untuk kriteria tren negatif, nilai minimum pada setiap kriteria ditransformasi
ke seratus, sedangkan nilai lainnya ditransformasi secara proporsional lebih
rendah.
Tabel 2.2 Matriks hasil transformasi melalui teknik perbandingan indeks kinerja
Kriteria Nilai
Alternatif Peringkat
IRR (%) B/C PBP (Thn) Alternatif
B. METODA BAYES
Metoda Bayes merupakan salah satu teknik yang dapat dipergunakan untuk
melakukan analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah alternatif
dengan tujuan menghasilkan perolehan yang optimal. Untuk menghasilkan
keputusan yang optimal perlu dipertimbangkan beberapa kriteria.
Pembuatan keputusan dengan metoda Bayes dilakukan melalui upaya
pengkuantifikasian kemungkinan terjadinya suatu kejadian dan dinyatakan dengan
suatu bilangan antara 0 dan 1. Namun seringkali hal ini dianggap sebagai probabilitas
pribadi atau subjektif di mana bobot Bayes didasarkan pada tingkat kepercayaan,
keyakinan, pengalaman serta latar belakang pengambilan keputusan.
Persamaan Bayes yang digunakan untuk menghitung nilai setiap alternatif
sering disederhanakan menjadi :
m
TotalNilai = Nilaiij ( Krit j )
j =1
1 2 . n
a
a1 x x
a2 x x
.
am
adalah status situasi yang dapat berupa kondisi, kriteria seleksi atau
persyaratan pemilihan, a dapat berupa aksi, strategi atau pilihan, sedangkan x
adalah nilai penampakan dari setiap aksi dan status situasi. Apabila satuan (unit)
dari setiap x sama, maka dengan matriks ini dapat langsung dilakukan perhitungan
untuk pemilihan aksi. Tetapi apabila satuan dari x tidak sama, matriks ini harus
diubah dulu ke dalam bentuk CPI (Comparative Performance Index), caranya adalah
dengan menentukan nilai minimum pada setiap lajur (setiap status situasi), dan
menetapkan nilai minimum tersebut sama dengan seratus. Kemudian nilai lain dalam
lajur yang sama dibandingkan dengan nilai minimum tersebut. Akibat dari aksi yang
dipilih dapat diukur dengan mengasumsikan adanya suatu fungsi kerugian (loss
function) dengan simbol l (a, ) yang merefleksikan kerugian yang diderita apabila
memilih aksi a pada status situasi , serta didefinisikan untuk setiap kombinasi a
dan .
Pengambilan keputusan yang dilakukan tanpa adanya percobaan dibantu
dengan penggunaan nilai peluang prior dengan suatu prosedur yang disebut kriteria
Modul Metode Pengambilan Keputusan 18
Oleh : Aan Julia, SE.M.Si
Bayes. Pada prosedur ini si pembuat keputusan akan memilih aksi yang
meminimumkan dugaan kerugian (expected loss) yang dievaluasi menurut nilai
peluang prior. Perhitungan dugaan kerugian l (a) untuk diskrit adalah :
l (a) = E [l (a, )] = l (a,k)P (k)
semua k
Dengan :
TNi = Total nilai alternatif ke –i
RKij = derajat kepentingan relatif kriteria ke j pada pilihan keputusan i.
TKKj = derajat kepentingan kriteria keputusan ke j, TKKj > 0; bulat
n = jumlah pilihan keputusan
m = jumlah kriteria keputusan
Penentuan tingkat kepentingan kriteria dilakukan dengan cara wawancara
dengan pakar atau melalui kesepakatan curah pendapat. Sedangkan penentuan skor
alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai setiap alternatif
berdasarkan nilai kriterianya. Semakin besar nilai alternatif semakin besar pula skor
alternatif tersebut. Total skor masing-masing alternatif keputusan akan relatif
berbeda secara nyata karena adanya fungsi eksponensial.
Setelah dihitung menggunakan teknik MPE maka akan terlihat urutan atau
prioritas produk agrobisnis yang potensial untuk diinvestasikan, seperti pada tabel
2.6.
Tabel 2.6 Hasil perhitungan dengan MPE
Prioritas Alternatif Terpilih Nilai MPE
Produk Potensial 1 Tepung Tapioka 155.267.448
Produk Potensial 2 Pakan Ternak 29.263.117
Produk Potensial 3 Keripik Singkong 14.179.040
Dari tabel 2.6 dapat disimpulkan bahwa produk agribisnis yang paling
potensial untuk diinvestasikan adalah tepung tapioka dengan nilai 155.276.448.
Pakan ternak menempati urutan kedua sebagai produk agroindustri yang juga
potensial untuk diinvestasikan, diikuti dengan keripik singkong yang menempati
ukuran ketiga.
Pada saat itu, Kepala Unit Kerja tersebut memiliki 3 kemungkinan kegiatan
yaitu kegiatan A, B dan C. Untuk masing-masing kegiatan , Kepala Unit Kerja
mengevaluasi (menilai) faktor-faktor tersebut dalam skala 0 dan 1, seperti pada
Kepala Unit Kerja dapat menentukan evaluasi bobot total dari masing-masing
alternatif kegiatan dengan cara menjumlahkan hasil perkalian antara bobot faktor
dengan evaluasi faktor.
Tabel 3.3 Evaluasi Kegiatan
FAKTOR KEPENTINGAN EVALUASI EVALUASI
(bobot) FAKTOR TERTIMBANG
KEGIATAN A
Ekonomi 0.3 X 0.7 = 0.21
Kesehatan 0.6 X 0.9 = 0.54
Pendidikan 0.1 X 0.6 = 0.06
0.81
KEGIATAN B
Ekonomi 0.3 X 0.8 = 0.24
Kesehatan 0.6 X 0.7 = 0.42
Pendidikan 0.1 X 0.8 = 0.08
0.74
KEGIATAN C
Ekonomi 0.3 X 0.9 = 0.27
Kesehatan 0.6 X 0.6 = 0.36
Pendidikan 0.1 X 0.9 = 0.09
0.72
Kepala Unit Kerja memilih nilai evaluasi tertimbang total yang terbesar yaitu
KEGIATAN A.
COBA SENDIRI OLEH ANDA JIKA BOBOT KEPENTINGAN SEMUA FAKTOR SAMA
PENTINGNYA, MAKA KEGIATAN MANA YANG AKAN KEPALA UNIT KERJA PILIH?
Berdasarkan atas analisis Input-Output dan MFEP diatas sektor pertanian (1),
sektor industri pengolahan (3) dan sektor bangunan (5) merupakan sektor-sektor
yang menduduki tiga rangking pertama untuk diperhitungkan sebagai sektor-sektor
yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Berdasarkan atas analisis Input Output dan MFEP di atas, apabila Kabupaten Malang
mempunyai strategi penyerapan tenaga kerja yang akan dipacu maka dipilih Sektor
Pertanian (1), Sektor Bangunan (5) dan sektor Jasa-jasa (9).
Sumber : PSEKP-UGM dan Bapekab Malang
Berbagai Ancaman
Gambar 4.2 Diagram Matrik SWOT dan kemungkinan strategi yang sesuai.
Kelemahan Kekuatan
internal internal
KUADRAN IV KUADRAN II
Berbagai Ancaman
Posisi perusahaan
(2,249;1,997)
Gambar 4.3. Posisi PT.X
Peluang (O) SO WO
1. Jumlah penduduk 1. Mempertahankan dan 1. Perencanaan produksi
Indonesia yang besar meningkatkan kualitas yg matang (W1 & O1-4)
2. Peningkatan konsumsi produk, kesegaran dan 2. Peningkatan teknologi
sayuran segar di jaminan keamanan penanganan bahan
Indonesia produk sayuran segar (W2,4 & O1-4).
3. Peningkatan tingkat dan olahan (S1,2 & O1-4) 3. Penambahan variasi
pendidikan 2. Memperluas jaringan dan diversifikasi
4. Peningkatan Pola distribusi (S1-4 & O1-4) produk dengan
Hidup sehat 3. Melakukan promosi utk menjaga konti-nuitas
kalangan menengah ke bahan. (W1,3 & O1-4)
atas (S4 & O3,4)
Ancaman (T) ST WT
1. Gangguan keamanan 1. Mempertahankan dan 1. Melibatkan petani dan
dalam berusaha meningkatkan kualitas masyarakat setempat
2. Daya Tawar petani produk (S1-4 & T4) sbg mitra dan tenaga
yang tinggi 2. Kerjasama dengan para kerja (W1 & T1-3)
3. Daya tawar pekerja petani dan masyarakat 2. Pembinaan yang lebih
yang meningkat setempat (S3 & T1-3) baik ke para mitra
4. Keberadaan perusaha- 3. Kerjasama yang baik sehingga kualitas
an dgn usaha yg sama. dgn retailer (S4 & T4) bahan yang dihasilkan
seragam (W1 & T4)
3. Penerapan TQM (W1-4 &
T4)
SWOT SOAR
Fokus pada kelemahan dan gangguan Fokus pada kekuatan dan peluang
Fokus pada kompetisi – “menjadi lebih Fokus pada kesanggupan – “menjadi
baik” yang terbaik”
Peningkatan pendapatan Inovasi dan meningkatkan nilai
Menghindari pesaing dan membiarkan Melindungi pemegang saham
pemegang saham
Fokus pada analisis → perencanaan Fokus pada perencanaan →
implementasi
Memperhatikan celah Memperhatikan hasil
1. Strength (S)
Strength (S) merupakan segala hal yang menjadi kekuatan dan kemampuan
terbesar yang dimiliki , berupa aset baik aset yang berwujud maupun aset
yang tidak berwujud yang mampu mendukung keberlangsungan usaha. Tujuan
mengetahui kekuatan dalam sebuah usaha adalah untuk memberikan
penghargaan terhadap segala hal-hal baik yang dimiliki dan akan selalu
dimiliki oleh individu maupun organisasi. Kekuatan akan terus dikembangkan
demi kemajuan organisasi maupun individu di masa depan.
2. Opportunities (O)
Peluang merupakan bagian dari lingkungan eksternal yang harus di analisis
agar mudah memahami apa yang harus dilakukan agar dapat dimanfaatkan.
Peluang akan memberikan manfaat bagi organisasi jika organisasi tersebut
mampu meraih peluang tersebut dengan cepat dan tepat. Lingkungan
eksternal adalah sebuah wilayah yang penuh dengan berbagai macam
kemungkinan dan peluang. Salah satu syarat bagi keberhasilan suatu
INITIATE
INQUIRY
Gunakan pertanyaan positif guna mempelajari nilai-nilai inti, visi, kekuatan dan peluang potensial setiap
anggota organisasi
IMAJINASI
Merancang masa depan yang diharapkan. Dalam fase ini nilai-nilai diperkuat, visi dan misi diciptakan.
Sasaran jangka panjang dan alternatif strategis dan rekomendasi di umumkan
INOVASI
Perancangan bersama sasaran jangka pendek, rencana taktikal dan fungsional, program, sistem dan struktur
yang terintegrasi untuk mencapai tujuan masa depan yang diharapkan
INSPIRE TO IMPLEMENT
Sistem pengakuan dan penghargaan
GAMBAR 5.3
TAHAP ANALISIS SOAR
Analisis SOAR bagi perencanaan strategis dimulai dengan initiate (keputusan untuk
memilih SOAR) kemudian dilanjutkan dengan penyelidikan (inquiry) yang
menggunakan pertanyaan positif guna mempelajari nilai-nilai inti, visi, kekuatan,
dan peluang potensial setiap anggota organisasi. Imajinasi merancang masa depan
yang diharapkan. Dalam fase ini nilai-nilai diperkuat, visi dan misi diciptakan.
Sasaran jangka panjang dan alternative strategy dan rekomendasi untuk di
umumkan.
Tabel 5.2
Matrix SOAR
Present
Future
2. Transect
Transek merupakan suatu teknik penggalian informasi dan media
pemahaman daerah melalui penelusuran dengan berjalan mengikuti garis
yang membujur dari satu sudut ke sudut lain di wilayah tertentu. Teknik ini
bisa untuk menggambarkan masa sekarang, masa lalu atau masa yang akan
datang. Tujuannya untuk memahami bersama tentang karateristik dan
keadaan dari tempat-tempat tertentu, misalnya keadaan tanah, jenis
tanaman, pemukiman, sumber mata pencaharian, sumber air, gambaran
peran laki-laki dan perempuan, serta cara yang pernah ditempuh untuk
mengatasi masalah.
Teknik transect dilakukan melalui kegiatan penelusuran wilayah untuk
mengetahui tentang kondisi fisik, seperti tanah, tumbuhan dan lain-lain dan
kondisi sosial seperti kegiatan sosial masyarakat, pembagian kerja laki-laki
dan perempuan, masalah-masalah yang sedang dihadapi, perlakuan-
perlakuan yang telah dilakukan dan rencana-rencana yang akan dilakukan.
Metode transect dapat memberi gambaran fisik dan sosial ekonomi secara
cepat bersamaan dengan pengenalan wilayah, dapat melengkapi dan
Modul Metode Pengambilan Keputusan 58
Oleh : Aan Julia, SE.M.Si
memperdalam mapping, membangun kebersamaan dan keakraban dengan
Nara Sumber Lokal (NSL) sehingga NSL lebih terbuka, dapat sambil
mengidentifikasi lokasi program.
Langkah-langkah Transect
a. Menjelaskan pengertian transect dan manfaatnya
b. Menetapkan rute yang akan dilalui dengan melihat peta wilayah hasil
mapping
c. Membagi tugas tim PRA yang bertugas sebagai pemandu, pencatat dan
pengamat.
d. Melakukan penelusuran wilayah bersama nara sumber lapangan
e. Menggali informasi pada orang atau sekelompok orang yang akan
ditemui
f. Menginterpretasikan data fisik yang ditemui dan mengkonfirmasikan
pada orang yang berada di tempat tersebut
g. Mempresentasikan dan review data transect
h. Meminta nara sumber lapangan untuk menanggapi dan melengkapi bila
ada informasi yang masih kurang
Transect Desa
5. Livelyhood Analysis
Livelyhood analysis atau analisis kehidupan adalah suatu teknik yang
digunakan untuk membantu menafsirkan tingkah laku, keputusan dan
strategi penanganan karakteristik sosial ekonomi rumah tangga yang
berbeda-beda. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui jenis
penghidupan masyarakat, penghasilan, pembagian waktu kegiatan produksi,
pengeluaran rumah tangga. Dengan menggunakan teknik ini, kita juga dapat
mengetahui masalah-masalah dalam masyarakat dan cara mengatasinya.
Langkah2 Livelyhood Analysis
a. Menjelaskan maksud, tujuan serta manfaat penyusunan analisis jenis
pekerjaan kepada partisipan.
b. Menginventarisir jenis pekerjaan atau sumber pendapatan yanag ada
dalam kehidupan masyarakat di wilayah kegiatan
c. Tim memfasilitasi diskusi atas informasi yang ada serta tindakan yang
sudah diambil serta alternatif pengembangannya
d. Tim mencatat hasil diskusi, terutama argumen-argumen yang muncul
dari peserta diskusi selama kegiatan berlangsung dan bersama-sama
NSL membuat diagram yang menggambarkan kenyataan di masyarakat
e. Tim merumuskan kesimpulan sementara
f. Cek kembali informasi dengan melakukan observasi indikator kunci
6. Diagram Venn
Diagram venn merupakan teknik untuk menggambarkan hubungan
antara masyarakat di suatu wilayah tertentu dengan lembaga-lembaga yang
berada di wilayah tempat masyarakat tersebut tinggal. Tujuan teknik ini
adalah:
a. memperoleh data tentang pengaruh lembaga atau tokoh masyarakat
yang berada di wilayah tersebut terhadap kehidupan dan persoalan
warga masyarakat
b. mengetahui tingkat kepedulian dan frekuensi lembaga atau tokoh
masyarakat dalam membantu memecahkan persoalan yang dihadapi
oleh warga masyarakat.
Kriteria
C. CONTOH APLIKASI
Untuk melihat prinsip kerja AHP, perhatikan contoh yang sering ditemui yaitu
keputusan seorang Kepala Bappeda dalam menentukan kegiatan apa yang akan
dilakukan untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (Human Development
Index, HDI). Setelah melalui penjaringan aspirasi masyarakat (tokoh masyarakat,
akademisi, LSM dan lain-lain), Kepala Bappeda telah menentukan bahwa ada 3 faktor
utama yang dianggap penting bagi masyarakat, yaitu Ekonomi, Pendidikan dan
Kesehatan. Jumlah alternatif kegiatan tersebut ada 3 yaitu X, Y dan Z.
Catatan : Yang di cetak tebal adalah dari hasil wawancara, sedangkan angka
pecahan merupakan angka kebalikan dari hasil wawancara. Contoh X terhadap Z
bernilai 9, maka Z terhadap X menjadi 1/9.
1.00 /
1.444
Cara pada langkah kedua dapat dilakukan pula untuk menentukan nilai bobot
dari setiap kriteria yaitu bobot untuk ekonomi, pendidikan dan kesehatan, apabila
sejak awal tidak diketahui berapa sebenarnya bobot kepentingan dari masing-
masing kriteria. Kepentingan dari masing-masing kriteria dapat diperoleh melalui
wawancara yang kemudian diolah seperti langkah di atas.
Langkah ketiga, menghitung rasio konsistensi. Yang juga perlu kita uji apakah
respon kita konsisten. Kekonsistenan ini dilihat dengan rasio konsistensi (consistency
ratio). Untuk menghitung rasio ini, kita harus menghitung terlebih dahulu vektor
Modul Metode Pengambilan Keputusan 77
Oleh : Aan Julia, SE.M.Si
penjumlahan terbobot yaitu merupakan perkalian evaluasi faktor di atas dengan
baris pertama matriks perbandingan berpasangan (pairwise camparison matrix).
Begitu juga dengan kolom kedua dan ketiga. Vektor penjumlahan terbobot dapat
dilihat dalam tabel 7.4 berikut.
Tabel 7.4 Vektor Penjumlahan terbobot untuk pemilihan alternatif pada
kriteria Ekonomi
Rata-rata
X Y Z
baris
X 1,00 3,00 9,00 0,658
Y 0,333 1,00 6,00 0,282
Z 0,111 0,167 1,00 0,060
Lakukan langkah yang sama di atas untuk kriteria Pendidikan dan Kesehatan.
Selanjutnya kita hitung vektor kekonsistensi yang didefinisikan sebagai
pembagian vektor penjumlahan terbobot dengan evaluasi. Vektor kekonsistenan :
2,042 / 0,658 = 3,103
Vektor konsistensi = 0,860 / 0,282 = 3,051
1,799 / 0,060 = 3,009
Berikutnya kita hitung Lambda atau Indeks Konsistensi. Lambda ()
merupakan rata-rata vektor konsistensi :
= (3,103 + 3,051 + 3,009) / 3 = 3,054
Indeks Konsistensi (CI) adalah
CI = ( - n) / (n – 1), dimana n adalah jumlah alternatif
CI = (3,054 – 3) / ( 3 – 1)
CI = 0,027
Terakhir kita hitung rasio konsistensi (consistency ratio) yang merupakan
pembagian indeks konsistensi dengan indeks acak (random index, RI) dari tabel 7.5.
RI adalah random index yang diperoleh dari tabel Oarkridge Laboratory.
Tabel 7.5 Indeks Acak
Daya
Kelembutan T S R Prioritas Serap T S R Prioritas
T 1 5 8 0,7257 T 1 7 9 0,7608
S 1/5 1 5 0,2122 S 1/7 1 7 0,1912
R 1/8 1/5 1 0,0621 R 1/9 1/7 1 0,0480
\ maks = 3,15; CI = 0,07 \ maks = 3,33; CI = 0,16
Langkah 4, sekarang pilih dari setiap kolom, unsur dengan prioritas tertinggi
untuk memperoleh vektor intensitas sifat yang diinginkan.
T-Daya
T-Kelembutan Serap R-Harga T-Ukuran S-Desain T-Integritas
0,04136 0,12774 0,29192 0,06280 0,01907 0,20108
Lalu jumlahkan baris ini dan bagi setiap entri dengan jumlah itu untuk mendapatkan
vektor yang dinormalisasi dari intensitas-intensitas sifat yang disenangi :
T-Daya
T-Kelembutan Serap R-Harga T-Ukuran S-Desain T-Integritas
0,05559 0,17170 0,39238 0,08441 0,02563 0,27028
Gambar 7.7; Berbagai matriks yang membandingkan tiga serbet dapur dari kertas untuk intensitas
sifat-sifat yang disenangi
Tabel 7.10 : Presepsi Sifat Produk Menyeluruh
0,05559 0,17170 0,39238 0,08441 0,02563 0,27028
T-
Kelembutan T-Daya Serap R-Harga T-Ukuran S-Desain T-Integritas
X 0,7147 0,5659 0,0727 0,4126 0,4067 0,6817
Y 0,2185 0,3727 0,2050 0,2599 0,3695 0,2363
Z 0,0668 0,0614 0,7223 0,3275 0,2238 0,0819
Pengantar
Setelah itu akan muncul window “Goal Description”. Pada window ini isikan
secara singkat tujuan atau goal yang ingin dicapai.
Modul Metode Pengambilan Keputusan 86
Oleh : Aan Julia, SE.M.Si
Setelah mengisi deskripsi selanjutnya klik OK, lalu akan muncul window Ruang
Kerja dengan sebuah Node yang merupakan hierarki level utama atau goal
yang ingin dicapai.
Selanjutnya akan muncul window compare the relative preference with respect
to: Goal: Komoditas Ternak Dikembangkan di Kab. Majene. Perhatikan bagian yang
diberi kotak bergaris biru pada Gambar berikut ini. Pada kotak tersebut terdapat
tombol radio (radio button) yang dapat anda geser kekanan atau kekiri sesuai
Langkah V (Sintesis)
Setelah semua pembobotan alternatif dilakukan untuk semua kriteria, selanjutnya
perolehan hasil (sintesis) sekarang dapat dilakukan. Setelah kembai ke window
utama. Klik Synthesize, pilih with respct to goal. Maka akan muncul window seperti
Gambar berikut :
Dari sinilah kita dapat melakukan analisis secara grafis. Hasil pehitungan rasio
yang kita peroleh inilah yang akan kita gambarkan ke dalam grafik.
Input 1/ output
0 Input 2/output
v y
k
k kj m
dengan kendala
w y i ij m
i
1
v y
k
k kj m
untuk setiap unit ke j
wi , vk
Dengan kendala
v y
k
k kj m =
w y
i
i ij m − vk ykjm 1
k
wi , vk
Salah satu manfaat dilakukannya linearisasi adalah kita dapat melakukan
pemecahan pemrograman linear di atas dengan pemecahan dual dari persamaan
tersebut. Sebagaimana ciri yang dimiliki oleh pemrograman linear, pemecahan baik
primal mapun dual akan menghasilkan solusi yang sama. Namun, pemecahan dengan
dengan kendala
v y
k
k kjm = 0
w y
i
i ijm − vk ykjm 1 j= 1,2,….n
k
Sk−
- wi < - i= 1,2,....t
Dengan demikian dual dari persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut :
min .Z m − Si= − S k−
i k
dengan kendala :
xkj Z m − S k− − xkj j = 0...k = 1,....m
j
j , S , S k− 0
i
+
Hasil analisis DEA dapat dijabarkan dalam bentuk grafik melalui apa yang
disebut Efficiency Frontier. Gambar berikut menggambarkan efficiency frontier dari
enam unit yang menghasilkan dua jenis oputput y1 dan y2.
Pada gambar berikut, titik-titik E1 dan E6 menggambarkan unit pada
efficiency frontier. Dengan DEA, titik-titik E1, E3 dan E4 menggambarkan unit yang
efisien karena tepat berada di efficiency frontier, sekaligus menjadi “amplop”
(envelope) yang menutupi seluruh set data yang ada. Unit E5 dan E6 berada dalam
“amplop” tersebut sehingga dikatakan tidak efisien. Amplop data ditutup ke
horisontal aksis dengan D4y1’ sementara ke vertikal aksis ditutup dengan D1y2’.
Petunjuk Penyelesaian :
A. Dengan Software WDEA
Data yang telah tersedia dapat dituliskan ke dalam file ASCII melalui program
notepad maupun wordpad. Perlu diperhatikan di sini adalah nama variabel yang
dituliskan harus dimulai dengan huruf besar serta tidak diperbolehkan untuk
menggunakan spasi. Untuk membedakan satu variabel dengan variabel lain maka
gunakan Tabs pada keyboard. Untuk memperjelas pembahasan kita, perhatikanlah
contoh data berikut :
Apabila kita telah menentukan variabel apa yang menjadi input serta yang menjadi
output, maka kita dapat meminimalkan input yang dipergunakan atau
memaksimalkan output yang dihasilkan. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan
execute yang terdapat dalam run menu program. Hal ini dapat dilaukan dengan
memilih Run Menu, Execute Ctrl+R... kemudian akan muncul dialog box berikut.
Output yang dihasilkan dari perhitungan yang dilakukan akan dicatat dalam log
windows sesuai dengan pilihan yang kita lakukan ketika kita mengeksekusi
perhitungan DEA tersebut. Hasil perhitungan WDEA selanjutnya akan berbentuk
tabel sebagai berikut :
Tabel of efficiencies (fadial)
32.00 BPD_Irian 41.57 Bank_Nagari 42.99 Bank_Jateng
44.50 BPD_Kaltim 46,05 BPD_Riau 66.97 Bank_Jatim
78.31 BPD_Bali 96.47 Bank_DKI 100.00 Bank_Jabar
100.00 Bank_Sumut
Setelah kita selesai memilih jenis model tersebut, perhitungan minimisasi input
selanjutnya akan melalui tahapan yang sama dengan apa yang sebelumnya kita
lakukan dalam menghitung kriteria constant return to scale.
Data file name adalah nama data yang disimpan, dan output file name adalah
tempat dimana output dapat kita lihat. Number of firm adalah jumlah data yang
kita miliki. Number of time period apabila hanya 1 tahun data tersebut maka tulis
angka 1, sedangkan jika kita menggunakan data panel data maka tulislah jumlah
tahun yang akan diamati. Apabila kita menggunakan dual maka yang dipilih adalah
input orientated dan jika primal maka output orientated. CRS adalah jika fungsi
produksi tersebut diasumsikan constant return to scale dan VRS jika variable return
to scale.
Kemudian buka program DEAP, dan langsung terlihat layar sebagai berikut :
EFFICIENCY SUMMARY:
firm te
1 0.278
2 0.649
3 0.397
4 1.000
5 1.000
6 0.339
mean 0.631
mean 0.000
SUMMARY OF PEERS:
firm peers:
1 4 5
2 4 5
3 4
4 4
5 5
firm output: 1 2
1 1158.000 306684.000
2 1003.000 480274.000
3 1209.000 302122.682
4 2336.000 583754.000
firm input: 1
1 185826.769
2 261551.073
3 185542.684
4 358501.000
5 233994.000
6 98679.856
7 154542.169
8 76887.415
9 81491.452
10 96377.837
v2 − u2 v2 x u2
dengan : Ei = vi – ui, i = , dan *2
= serta menunjukkan fungsi
v2 − u2 v2 + u2
distribusi normal untuk peubah acak.
Dimana:
vi : Random error
ui : Random variabel
µ : Rataan
σ : Simpangan Baku
: fungsi distribusi normal
Pengujian Statistik
a. Uji T-statistik
Software yang digunakan adalah FRONT41 dengan pengoperasian dalam DOS. Sama
halnya dengan DEAP, data yang disimpan harus dibuat dulu dalam notepad dengan
nama file-dta.txt, sedangkan instruksi dengan nama file-ins.txt dan output dalam
nama file-out.txt
Kita gunakan data yang sama dengan DEAP, maka kita lihat hasilnya, jelaskan
perbedaannya!!!
Kolom pertama menujukkan no data, kolom ke dua 1 jika hanya 1 tahun, jika
menggunakan data panel, maka untuk kelompok tahun ke 2 ditulis 2 dan seterusnya,
kolom selanjutnya adalah data yang dituliskan dengan urutan input output output
(karena kasus yang kita gunakan adalah untuk mengetahui efisiensi penggunaan
input yang ada dalam menghasilkan 2 buah output).
Kemudian kita menyusun instruksi yang akan digunakan, untuk itu kita
menggunakan instruksi sebagai berikut :
beta 0 0.46912775E+03
beta 1 0.16006689E-02
beta 2 0.62957508E-03
sigma-squared 0.13230016E+06
gamma 0.50000000E-01
mu is restricted to be zero
eta is restricted to be zero
number of iterations = 16
number of cross-sections = 10
covariance matrix :
firm eff.-est.
1 0.10000000E+01
2 0.10000000E+01
3 0.10000000E+01
4 0.10000000E+01
5 0.10000000E+01
6 0.10000000E+01
7 0.10000000E+01
8 0.10000000E+01
9 0.10000000E+01
10 0.10000000E+01
Jelaskan maknanya!
Perencana yang baik adalah perencana yang terukur secara konkret sehingga
sasaran yang akan dicapai menjadi lebih jelas. Sedangkan perencana yang terukur
biasanya mempunyai target dan sasaran secara kuantitatif.
Pengertian Indikator Kinerja
Dadang Solihin (2008), pengertian indikator kinerja (performance indicator)
pada dasarnya dalah merupakan alat yang dapat membantu perencana dalam
mengukur perubahan yang terjadi dalam proses pembangunan. Sedangkan indikator
adalah ukuran dari suatu kegiatan dan kejadian yang berlangsung pada suatu negara
atau daerah.
Secara lebih spesifik, indikator adalah angka statistik dan hal normatif yang
menjadi perhatian para perencana yang dapat membantu dalam membuat penilaian
ringkas, komprehensif, dan berimbang terhadap kondisi atau aspek penting pada
suatu masyarakat. dengan kata lain indikator adalah variabel-variabel yang
mengindikasikan atau memberi petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan
tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur perubahan yang terjadi
(Green,1992).
Sedangkan kinerja (performance) pada dasarnya diartikan sebagai gambaran
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kebijakan, program atau kegiatan
pembangunan dalam rangka mewujudkan tujuan serta visi dan misi dari suatu
negara, daerah atau organisasi (LAN, 1993).
Sehubungan dengan hal di atas, maka analisis indikator kinerja tidak hanya
cukup menekankan pada aspek biaya (cost) dan manfaat (benerfit) yang diperoleh
dari pelaksanaan program, dan kegiatan pembangunan tertentu, tetapi juga harus
mencakup manfaat terhadap pembangunan secara keseluruhan yang meliputi bidang
ekonomi, sosial, dan budaya.
Tabel Tingkat Capaian Kinerja Makro Provinsi Sumatera Barat Menurut Sektor
Tahun 2010-2012
2011 2012
Indikator
No Satuan Tingkat Tingkat
Kinerja Makro Target Realisasi Target Realisasi
Capaian Capaian
Pertumbuhan
1 % 6,21 6,22 100,01 6,50 6,35 97,69
Ekonomi
Investasi
Rp.
2 (Harga 8,17 7,94 97,18 9,18 8,51 89,11
Triliun
Konstan)
Tingkat
3 % 8,55 8,99 95,11 8,15 8,19 99,51
Kemiskinan
Tingkat
4 % 6.59 6,45 100,21 6,22 5,86 106,14
Pengangguran
Pendapatan Rp.
5 20,26 20,17 99,56 22,40 22,27 99,42
Per Kapita Juta
Indeks
6 Pembangunan % 74,24 75,28 100,05 74,54 74,70 100,1
Manusia (IPM)
Sumber : Bappeda, Midterm Review 3 Tahun Pelaksanaan RPJMD Provinsi Sumatera
Barat 2010-2015, Padang 2013
Coelli, Tim and D.S Prasada Rao and George E. Battese, 1998, An Introduction to
Efficiency and Productivity Analysis, Kluwer Academic Publisher, London.
Fauzi, Akhmad dan Suzy Anna, 2005, Pemodelan Sumber Daya Perikanan dan
Kelautan; Untuk Analisis Kebijakan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Marimin, 2004, Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk,
PT. Grasindo, Jakarta
Marimin dan Nurul Maghfiroh, 2010, Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan
dalam Manajemen Rantai Pasok, IPB Press, Bogor.
Rangkuti, Fredy. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah kasus Bisnis. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Saaty, Thomas, 1991, Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin; Proses
Hirarki Analitik untuk Pengambil Keputusan Dalam Situasi yang Komplek,
Seri Manajemen No. 134, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Sjafrizal,2016, Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi, Rajawali
Press, Jakarta
PAU – UGM, 2000, Modul Pelatihan; Metodologi Empiris Data Envelopment
Analysis (DEA), Yogyakarta
Widodo, Tri, 2006, Perencanaan Pembangunan; Aplikasi Komputer (Era Otonomi
Daerah), UPP STIM YKPN, Yogyakarta