Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sosiolinguistik adalah ilmu interdisipliner antara sosiologi dan
linguistik. Sosiologi mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan
masyarakat, sedangkan linguistik mempelajari hal ihwal tentang bahasa.
Jadi, sosiolingustik merupakan studi tentang bahasa yang merupakan
gejala kemasyarakatan (Jazeri, M. 2017:1)
Salah satu kekayaan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh
bangsa lain adalah adanya ragam bahasa daerah yang hidup berdampingan
dengan bahasa Indonesia. Aneka bahasa daerah di Indonesia dapat menjadi
dampak yang positif dalam mengembangkan kedudukan bahasa nasional
yakni bahasa Indonesia. Maka bahasa daerah bukanlah pengganggu bahasa
Indonesia (Asrif. 2010: 11-12)
Sebagai makhluk sosial-pun, setiap orang yang hidup dalam suatu
kelompok masyarakat, ketika menjalani aktivitas kesehariannya akan
terlibat dengan komunikasi. Dimana interaksi dilakukan dengan
menggunakan bahasa (Fachrul, Zikri N, dkk. 2017:90)

B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat bahasa?
2. Apa saja fungsi-fungsi bahasa?
3. Apa hakikat komunikasi?
4. Apa yang dimaksud komunikasi bahasa?
5. Seperti apa keistimewaan bahasa manusia?

C. Tujuan
1. Mengetahui hakikat bahasa
2. Memahami fungsi-fungsi bahasa
3. Mengetahui hakikat komunikasi
4. Mengerti komunikasi bahasa

1
5. Memahami keistimewaan bahasa manusia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Bahasa
Pada dasarnya hakikat bahasa menitikberatkan pada fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi dan sarana interaksi sosial yang sistematis. Karena
dipakai oleh masyarakat dan sejumlah kelompok masyarakat membentuk
suatu bangsa, bahasa akan menjadi identitas dan jati diti bangsa.
Bahasa menjadikan setiap anggota masyarakatnya untuk
menumbuhkan rasa saling memiliki dan masyarakat yang lebih luas
membentuk suatu bangsa akan menumbuhkan jiwa nasionalisme
pemiliknya. Rasa nasionalisme yang mendalam dan dimanisfestikan dalam
tutur kata dan perilaku masyarakatnya akan membentuk juga jati diri
bangsa, dalam hal ini adalah bangsa Indonesia.
Bahasa membentuk jati diri bangsa yang ditunjukkan oleh
penuturnya. Jika diperhatikan dengan kuat, bahasa akan memiliki peranan
paling penting dalam membentuk nasionalisme. Maka dalam pendidikan
bahasa Indonesia ada kebijakan terkait bahasa daerah, bahasa Indonesia,
dan bahasa asing untuk mengangkat derajat dan martabat bangsa
Indonesia.

Hakikat Bahasa Nasionalisme

Jati Diri Bangsa

Kebijakan Pendidikan Bahasa

Bahasa memiliki fungsi dengan segala perspektifnya. Tetapi, secara


hakiki bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dan sarana interaksi
antar umat manusia dalam kehidupan sosialnya. Sesuai dengan konteks

3
yang ada di Indonesia, bahasa sesuai perannya dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu: bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing yang lebih
merujuk ke bahasa inggris.
Bahasa daerah digunakan dalam komunikasi di suatu daerah
tertentu. Bahasa Indonesia perannya lebih meluas, karena
menghubungkan semua warga di seluruh daerah yang ada di Indonesia
yang dapat dipahami secara nasional sekaligus sebagai alat pemersatu
bangsa Indonesia yang sangat majemuk. Bahasa asing, khususnya bahasa
inggris juga memiliki peran yang besar sebagai alat komunikasi
antarbangsa yang ada di dunia. Ketiga bahasa tersebut mempunyai peran
berbeda sesuai level dan proporsinya (Sukarno. 2021:9-10)

B. Fungsi-Fungsi Bahasa
Dalam rumusan seminar politik bahasa disebutkan bahwa salah
satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan atau
bahasa nasional. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional,
lambang identitas nasional, alat pemersatu berbagai etnik yang berbeda
latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan alat perhubungan antar
budaya serta antar daerah (Asrif. 2010:12)
Fungsi utama bahasa yaitu sebagai alat komunikasi, akan tetapi
apabila dilihat dari pengertian ujaran yang diproduksi, fungsi bahasa
dikelompokkan menjadi lima jenis sebagai berikut:
1. Representatif
Tindak tutur ini disebut dengan tindak tutur asertif, artinya
tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran apa yang
diujarkannya. Hal ini seperti tuturan menyarankan, melaporkan,
menunjukkan, membanggakan, mengeluh, menuntut, menjelaskan,
dan menyebabkan.
Contoh:
“Kehebatan para pemain kesebelasan Indonesia U-19
mengalahkan team dari Vietnam pada pertandingan AFF sangat

4
membanggakan karena telah mengharumkan nama Indonesia”.
(Tuturan tersebut merupakan tuturan representatif karena berisi
membanggakan presentasi team sepak bola dari Indonesia.
Tuturannya mengikat kebenaran isi tuturan oleh sang penutur.
Penutur bertanggungjawab bahwa benar team U-19 mengalahkan tim
Vietnam)

2. Direktif
Direktif merupakan tindak tutur impisiotif yaitu tindak tutur
yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar si pendengar
melakukan tindakan yang disebutkan di dalam ujaran itu. Jenis tindak
tutur ini adalah memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih,
mendesak, memohon, menyarankan, memerintah, memberi aba-aba,
dan menentang.
Contoh:
“Kerjakan makalah ini. Minggu depan harus dikumpul.”
“Mari kita sama-sama membersihkan lingkungan kita.”

3. Ekspresif
Tindak tutur ekspresif yaitu fungsi yang menunjukkan bahwa
bahasa digunakan dalam mengungkapkan perasaan atau emosi.

4. Komisif
Tindak komisif yaitu tindak tutur yang berfungsi mendorong
pembicara melakukan sesuatu seperti menyatakan kesanggupan.
Contoh:
“Saya bersumpah bahwa saya akan melaksanakan tugas ini
sebaik-baiknya.” (Pernyataan tersebut merupakan tindak tutur
komisif karena mengikat penuturnya untuk melaksanakan tugas
sebaik-baiknya)

5. Deklarasi

5
Tindak deklarasi adalah tindak tutur yang dilakukan si penutur
dengan maksud untuk menciptakan hal (status, keadaan) yang baru.
Tuturan dengan maksud mengesahkan, memutuskan, membatalkan,
melarang, mengijinkan, mengangkat, menggolongkan, mengampuni,
dan memaafkan.
Contoh:
“Saya tidak jadi datang ke rumahmu besok.”
Jadi, fungsi bahasa adalah untuk apa bahasa tersebut
digunakan. Baik secara langsung maupun tidak langsung (Fauzi, M
dan Hutahean, S. 2014: 109-111)

C. Hakikat Komunikasi
Komunikasi secara etimologis berasal dari bahasa latin
communicatio yang berasal dari kata communis yang artinya sama.
Maksudnya adalah sama makna. Jadi, komunikasi berlangsung ketika
orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki kesamaan makna
mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.
Secara terminologis artinya adalah proses penyampaian suatu
pernyataan seseorang kepada orang lain. Artinya memberikan pemahaman
kepada kita bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang atau manusia,
dan hal ini disebut dengan human communication atau komunikasi
manusia.
Pengertian komunikasi secara paradigmatis yaitu proses
penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi
tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilaku baik langsung
(tatap muka) maupun tidak langsung (media) (Zikri Fachrul Nurhadi,
2017)
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat interaksi.
Ada tiga komponen di setiap proses komunikasi, yaitu:
1. Pihak yang berkomunikasi
2. Informasi yang dikomunikasikan
3. Alat yang digunakan dalam komunikasi

6
D. Komunikasi Bahasa
Dalam setiap komunikasi bahasa ada dua pihak yang terlibat, yaitu
pengirim pesan dan penerima pesan. Ada dua macam komunikasi, yaitu
komunikasi searah dan dua arah. Komunikasi searah pengirim tetap
sebagai pengirim dan penerima tetap sebagai penerima. Komunikasi dua
arah, berganti-ganti pengirim bisa menjadi penerima dan penerima bisa
menjadi pengirim.
Sebagai alat komunikasi, bahasa terdapat dua aspek, lingustik dan
nonlinguistik. Keduanya saling bekerja sama dalam membangun
komunikasi bahasa. Aspek linguistik mencakup tataran fonologis,
morfologis, dan sintaksis. Aspek nonlinguistik mencakup kualitas ujaran,
unsur supra segmental, jarak, gerak-gerik tubuh, dan rabaan.
Kedua aspek tersebut, linguistik dan nonlinguistik berfungsi
sebagai alat komunikasi bersama dengan konteks situasi membentuk atau
membangun dengan situasi tertentu dalam proses komunikasi (Suryani,
Yeni. 2016)

E. Kestimewaan Bahasa Manusia


Ada tiga pakar yang tertarik dengan keistimewaan bahasa manusia,
yaitu Hockett, Mc Neil dan Chomsky. Keistimewaan tersebut adalah:
1. Bahasa itu menggunakan jalur vokal auditif.
2. Bahasa dapat tersiar ke segala arah.
3. Lambang bahasa yang berupa bunyi cepat hilang setelah diucapkan.
4. Partisipan dalam komunikasi bahasa dapat saling berkomunikasi.
5. Lambang bahasa itu dapat menjadi umpan balik yang lengkap.
6. Komunikasi bahasa mempunyai spesialisasi
7. Lambang-lambang bunyi dalam komunikasi bahasa adalah bermakna
atau merujuk pada hal-hal tertentu.
8. Hubungan antara lambang bahasa dengan maknanya bukan ditentukan
oleh adanya suatu ikatan antara keduanya tetapi ditentukan oleh
persetujuan antara para penutur suatu bahasa.

7
9. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia dapat dipisahkan menjadi
unit satuan-satuan.
10. Rujukan atau yang sedang dibicarakan dalam bahasa tidak harus selalu
ada pada tempat dan waktu ini.
11. Bahasa bersifat terbuka.
12. Kepandaian dan kemahiran untuk menguasai aturan-aturan dan
kebiasaan-kebiasaan berbahasa manusia diperoleh dari belajar bukan
melalui gen-gen yang dibawa sejak lahir.
13. Bahasa dapat dipelajari.
14. Bahasa dapat digunakan untuk menyatakan yang benar dan yang tidak
benar, atau juga yang tidak bermakna secara logika.
15. Bahasa memiliki dua subsistem yaitu subsistem bunyi dan subsistem
makna.
16. Bahasa itu dapat kita gunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri
(Suryani, Yeni. 2016)

8
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. Pada dasarnya hakikat bahasa menitikberatkan pada fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi dan sarana interaksi sosial yang sistematis.
Karena dipakai oleh masyarakat dan sejumlah kelompok masyarakat
membentuk suatu bangsa, bahasa akan menjadi identitas dan jati diti
bangsa.
2. Fungsi utama bahasa yaitu sebagai alat komunikasi, akan tetapi apabila
dilihat dari pengertian ujaran yang diproduksi.
3. Komunikasi secara etimologis berasal dari bahasa latin communicatio
yang berasal dari kata communis yang artinya sama. Maksudnya
adalah sama makna. Jadi, komunikasi berlangsung ketika orang-orang
yang terlibat di dalamnya memiliki kesamaan makna mengenai suatu
hal yang dikomunikasikan.
4. Dalam setiap komunikasi bahasa ada dua pihak yang terlibat, yaitu
pengirim pesan dan penerima pesan. Ada dua macam komunikasi,
yaitu komunikasi searah dan dua arah. Komunikasi searah pengirim
tetap sebagai pengirim dan penerima tetap sebagai penerima.
Komunikasi dua arah, berganti-ganti pengirim bisa menjadi penerima
dan penerima bisa menjadi pengirim.

B. Saran
Dari materi yang telah dijelaskan diatas, saran akan sangat
dibutuhkan oleh kami sebagai penulis untuk diperbaiki jika ada yang
kurang benar. Tentunya sebagai mahasiswa juga harus lebih rajin lagi
membaca buku terkait dengan materi kuliah agar lebih faham lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Asrif. 2010. Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Daerah dalam


Memantapkan Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia. Mabasan: Vol.4
No.1. Online.
(https://mabasan.kemdikbud.go.id/index.php/MABASAN/article/view/183
)
Fachrul, Z Nurhadi dan Wildan, A Kurniawan. 2017. Kajian Tentang Efektifitas
Pesan Dalam Komunikasi. Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan
Penelitian: Vol.3 No.1. Online.
(https://journal.uniga.ac.id/index.php/JK/article/download/253/295)
Fauzi, Mohd dan Hutahean S. 2014. Bahasa dan Realitas: Suatu Pendekatan
Psikologisme. Jurnal Ilmu Budaya: Vol.10 No.2. Online.
(https://media.neliti.com/media/publications/100118-ID-bahasa-dan-
realitas-suatu-pendekatan-psi.pdf)
Jazeri Mohamas. 2017. Sosiolinguisti: Ontologi, Epistemologi & Aksiologi.
Tulungagung: Akademia Pustaka. Online.
(http://repo.uinsatu.ac.id/15020/1/SOSIALINGUISTIK.pdf)
Suryani, Yeni. 2016. Komunikasi Bahasa. Cianjur: Universitas Suryakancana.
Online. (https://lenggiirawan.wordpress.com/2016/10/04/makalah-
sosiolinguistik-komunikasi-bahasa/)

10

Anda mungkin juga menyukai