Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL

AL- HAKIM

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


USHUL FIQIH

Dosen Pengampu:
Dr. Zelfeni Wimra, M.A

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Nisa Sintia :2216040062


Sesmawati :2216040033
Reski Drawan :2216040118

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH A


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS NEGERI IMAM BONJOL PADANG
2023 M / 1444 H
ABSTRAK

Hakim adalah orang yang menjatuhkan putusan,menunjuk pihak yang menciptakan dan
menetapkan hukum syariah secara hakiki. Al-hakim ialah Allah SWT dialah yang pembuat
hukum.fokus penelitian ini adalah (1) pengertian Al-Hakim. (2) permasalahan dalam Al-
Hakim. Sumber data diperoleh dari buku dan jurnal yang membahas ushul fiqh kemudian
dianalisis melalui analisis deskriptif.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa:(1) Al- Hakim adalah pembuat hukum ialah
Allah SWT dialah yang pembuat hukum dan satu-satunya sumber hukum yang dititahkan
kepada seluruh mukallaf.(2) permasalahan dalam al- hakim ada 3 pendapat kalangan pertama
kalangan mu’tazilah berpendapat bahwa perbuataan dibagi menjadi dua yaitu baik dan
buruknya bersifat esensial dan perbuatan yang tidak dapat diketahui oleh akal nilai baik dan
buruknya. Kalangan maturidiyah berpendapat bahwa akal semata tidak dapat dijadikan
landasan hukum tapi setiap hukum harus berefensi kepada wahyu.kalangan asy’ariyah
berpendapat tidak ada yang bersifat baik dan buruk menurut esensialnya.yang membuat sesuatu
baik atau buruk adalah perintah atau larangan Allah SWT.

Kata Kunci: Hakim (pembuat hukum) atau menetapkan hukum.


A. PENDAHULUAN

Ushul fiqh merupakan ilmu yang secara garis besar mengkaji cara- cara
menginstinbath(mengali hukum).sebagaimana telah diterangkan tentang makna hukum dan
beberapa bagiannya yang merupakan pokok pembahasaan dalam ilmu fiqh,pada sumber
hukum yakni Al- Hakim. Al-hakim atau sipembuat hukum menurut ulama secara tereminologi
adalah firman allah yang berhubungan dengan perbutan mukallaf,baik itu berupa tuntutan
ataupun berupa hukum whad’i. Al-hakim disini menunjukkan bahwa al-hakim dalam fiqh
islam adalah Allah SWT.Sedangkan semua sistem ta’rif tentang hukum-hukum didalamnya
tidak lain merupakan metode untuk mengenal Allah SWT dan peraturan- peraturan agama-Nya
yang bersifat samawi.

B. PEMBAHASAAN
1. Pengertian Al- Hakim
Hakim secara etimologi, mempunyai dua pengertian: pertama yaitu pembuat,yang
menetapkan,yang memunculkan dan sumber hukum.kedua yaitu yang
menemukan,menjelaskan,memperkenalkan,dan menyikapkan hukum.1
Kata hakim secara berarti “orang yang memutuskan hukum.” Dalam istilah fiqh kata hakim
juga dipakai sebagai orang yang memutuskan hukum dipengadilan yang sama maknanya
dengan qadhi. Dalam kajian ushul fiqh, kata hakim disini berarti pihak penentu dan pembuat
hukum syariat secara hakiki.2
Ulama ushul fiqh sepakat bahwa yang menjadi sumber atau pembuat hakiki dari hukum syariat
adalah Allah SWT. Hal ini ditunjukkan oleh Al-qur’an surah al-an’aam(6) ayat57:
Artinya: “Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah.dia menerangkan yang
seharusnya dan dia pemberi keputusan yang paling baik.(QS.Al-An’aam).
Meskipun para ulama para ushul fiqh sepakat bahwa pembuat hukum hanya
allah,namun mereka berbeda pendapat dalam masalah apakah hukum- hukum yang dibuat
Allah hanya dapat diketahui dengan turunnya wahyu dan datannya Rasulullah, atau akal secara
independent bisa juga mengetahuinnya. Perbedaan pendapat ini dari perpangkal dari perbedaan
pendapat tentang fungsi akal dalam mengetahui baik dan buruk suatu hal.

1
Totok Jumatoro,dkk,Kamus Ilmu Ushul Fikih,(Jakarta:Amzah),hlm.76.
2
Satria Effendi,Ushul Fiqh,(Jakarta:Kencana,2017), cet.ke-7,hlm. 64.
2. Permasalahan Dalam Al-Hakim
Perbedaan pendapat tentang baik dan buruk dalam kajian ushul fiqh berasal dari
perbedaan pendapat dikalangan ilmu kalam. Hal yang dibedakan adalah tentanng apakah nilai
baik dan buruknya suatu benda merupakan sifat esesiensi dari bend aitu atau tidak.dalam hal
ini terdapat beberapa pendapat.
A. Kalangan Mu’tazilah
Menurut pendapat kalangan ini bahwa perbutan dapat dibagi kepada dua kategori:
1. Perbuatan yang sifat baik atau buruknya bersifat esensial.berkata benar sepanjang
esensinya adalah baik, dan sebaliknya berbohong sepanjang esensianya adalah
buruk.demikianlah halnya sifat-sifat terpuji seperti adil,santun,berani,jujur,dan
menolong orang lain,sepanjang esensinya adalah baik sehingga akal pikiran manusia
mampu menyatakan bahwa hal itu adalah baik setiap kali menyaksikannya.
Sifat-sifat tercela seperti kezhaliman,pengecut,dan pengkhianat sepanjang esensinya
adalah buruksehingga akal pikirannya mampu menyatakannya bahwa hal itu adalah
buruk apabila menyaksikannya.oleh karena baik dan buruk itu merupakan sifat esensi
dari suatu perbuatan,maka kekuatan akal pikiran yang sehat secara independent mampu
mengetahuinya.artinya untuk mengetahui baik dan buruknya Sebagian dari perbuataan
bisa dengan akal pikiran,tidak tergantung kepada wahyu.
2. perbuatan-perbuatan yang tidak dapat diketahui oleh akal nilai baik dan buruknya,
seperti ibadah dan cara-caranya. Dalam hal ini, secara mutlak diperlukan wahyu untuk
mengetahui baik dan buruknya.sejalan dengan hal tersebut menurut AbuAl-husein al
bashri membagi amal perbuatan mannusia kedalam dua kategori
yaitu:pertama,perbuatan ‘aqliyah yaitu perbuatan yang hukumnya dapat diketahui
dengan akal pikiran.kedua perbuatan syar’iyah yaitu perbuatan dimana syara’ ikut
menentukan hukum dan bentuknya.perbuatan kategori ini terdiri dari dua macam
a.perbuatan dimana hanya dengan syariat dapat diketahui hukum,bentuk,dan
kedudukannya sebagai ibadah bagi pelakunya.misalnya,ibadah shalat.
b.perbuatan dimana syara’ berperan mengubah,menambah,atau mengurangi
persyaratan-persyaratan yang telah diketahui akal pikiran.dalam hal ini syariat
memodifikasi suatu perbuatan,sehinnga disebut sebagai perbuatan yang
bersifat syar’i.3

3
Ibid,
B. Kalangan Maturidiyah
Pendapat golongan Maturidiyah yang dinukil dari Abu Hanifah dan dianut pula oleh
ulama Hanafiah.dalam ketentuan ini kaum Maturidiyah dan hanafiah sependapat dengan kaum
mu’tuzilah, tetapi setelah itu terjadi pebedaan pendapt diantara mereka. Kaum hanafiah
berpenadat sesungguhnya urusan taklif,pahala dan siksa itu berdasarkan dari ketentuan nash.
Oleh karena itu akal an-sich tidak dapat menentukan hukum-hukum diluar daerah nash,bahkan
ia mesti merujuk kepada nash atau mengacu kepanya,baik dengan qiyas atau dengan al-
istihsan. Semua ini menunjukkan bahwa akal tidak menpunyai kemanpuan dan penetapan
hukum, tetapi ia tentu memerlukan bantuan syara’. Jadi menurut aliran ini akal semata tidak
dapat dijadikan landasan hukum. setiap ketetapan hukum haruslah bereferensi kepada wahyu.
C. Kalangan Asy’ariyah
Pendapat golongan ini yang dipegangi oleh jumhur ulama ushul, yang berpendapat
bahwa segala sesuatu itu menurut dzatnya(secara esensial) tidak ada yang baik maupun yang
buruk.semuanya mutlak tergantung dan ditentukan oleh kehendak Allah dalam aturan
syara’.tidak ada Sesuatu pun yang membatasi kehendak-Nya.dia adalah pencipta sesuatu dan
dia pula yang menciptakan baik dan buruk.oleh karena itu segala yang dia perintahkan itulah
yang baik.dan segala yang sesuatu yang dilarang itulah yang buruk.tiada
taklif(pembebanan)karena keputusan akal, tetapi taklif hanya berdasar pada perintah larangan
syar’i(Allah)semata. Pendapat kaum asy’ariyah ini berbeda dengan pendapat lain.menurut
mereka bahwa sesungguhnya tak ada satu pun yang baik menurut dzatnya,dan juga tak ada
taklif(pembebanan hukum kecuali dari syari’(Allah)semata.4

C. PENUTUP
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa al-hakim ialah sipembuat atau yang
menetapkan hukum.adapun yang menetapkan hukum adalah Allah SWT.Allah SWT
menurunkan peraturannya kepada para rasul, baik dalam bentuk wahyu Al-Qur’an atau wahyu
Allah dalam bentuk sunnah. Dan pemasalahan al-hakim ada beberapa pendapat pertama
kalangan mu’tazilah,kalangan maturidiyah dan kalangan asy’ariyah.

4
Muhammad Abu Zah Zah,Ushul Fiqh,(Jakarta:Pustaka Firdaus,2007),hlm.93
DARTAR PUSTAKA

Effendi, Satria.2017.Ushul fiqh.Jakarta:Kencana Prenada Media.


Jumantoro,Totok,dkk. 2005.Kamus Ilmu Ushul Fiqh.Jakarta:Amzah.
Zah Zah, Muhammad Abu.2007.Ushul Fiqh.Jakarta:Pustaka Firdaus.

Anda mungkin juga menyukai