Anda di halaman 1dari 7

MENYEBUTKAN DALIL- DALIL NAQLIYAH DAN

AQLIYAH DALAM FILSAFAT UMUM

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Faizun,M.Pd.I

Disusun Oleh :
1. Faizah Saadatin Ni’mah ( 12140014 )
2. Muflikatin Ngazizah ( 12110146 )

FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM WALISEMBILAN SEMARANG
(SETIA WS) TAHUN AKADEMIK 2023/2024
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya, saya
berhasil menyelesaikan makalah dengan judul "Mengaplikasikan Metode Berpikir Filsafat
dalam Sebuah Konsep Pendidikan". Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana metode berpikir filsafat dapat
diaplikasikan dalam sebuah konsep pendidikan.
Konsep pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pendekatan yang tepat dalam
mengembangkan konsep pendidikan yang berkualitas. Metode berpikir filsafat dapat menjadi
salah satu pendekatan yang efektif dalam mengembangkan konsep pendidikan yang tepat dan
berkualitas.
Dalam makalah ini, saya akan membahas secara lebih rinci tentang apa itu metode berpikir
filsafat, bagaimana aplikasi metode berpikir filsafat dalam konsep pendidikan, serta manfaat
dan tantangan yang muncul dalam mengaplikasikan metode berpikir filsafat dalam konsep
pendidikan.
Penulisan makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaiannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya
dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan pemahaman yang
lebih dalam tentang metode berpikir filsafat dalam konsep pendidikan. Semoga makalah ini
dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
BAB 1
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Di dalam mengkaji kebenaran suatu perkara dan kesahihannya, atau di


dalammenentukan bahwa sesuatu itu benar, dapat dipercayai dan diyakini, atau ketika
kitaingin menetapkan dasar pijakan suatu perkara yang kita ucapkan dan kerjakan,
kitamemerlukan adanya bukti-bukti, tanda-tanda atau petunjuk-petunjuk yang sah danakurat,
sehingga kebenaran, kesahihan dan keyakinan itu dapat ditunjukan dandibuktikan, dan
sekaligus kita dapat memberantas keragu-raguan dan rasa was-wasyang mungkin tertanam di
dalam hati kita, juga dapat dijadikan pijakan yang kokohdi dalam mengerjakan suatu perkara
tersebut.
Di dalam hal ini, para ulama Islam telah menentukan dua landasan pokokyang harus di
pegang oleh setiap Muslim di dalam hal-hal tersebut diatas, yaitu Naqli dan 'aqli. Dimana
kedua landasan tersebut merupakan pijakan yang dipakaioleh mereka, khususnya, ketika
mengungkap dan membuktikan kebenaran-kebenaran dan memantapkan keteguhan dalam
berkeyakinan yang ada di dalamruang lingkup disiplin ilmu Tauhid atau akidah, dan ketika
mengistinbath ( mengambil dalil-dalil )dan menetapkan hukum -hukum perkara-perkara yang
ada dalm lingkup ruang fiqih serta Ketika menafsirkan al qur’an .
Untuk itu , pemakalah akan mencoba membahas keduanya landasan pokok terbut agar
kita selaku umat islam dapat mengetahui dan memahami naqli dan' aqli, serta dapat
mempergunakannya di dalam keber-agama-an kita sehari-hari, baikyang ada kaitannya
dengan keimanan maupun amal perbuatan
BAB ll
PEMBAHASAN

I. Pengertian Dalil Aqli dan Dalil Naqli

Sebelum membahas mengenai dalil naqli dan aqli, terlebih dahulu dibahas tentang pengertian
dalil. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dalil adalah keterangan yang dijadikan bukti
atau ulasan suatu kebenaran, terutama berdasarkan ayat Al-Qur’an.Melansir dari laman
Dream, secara bahasa dalil adalah petunjuk. Sedangkan menurut istilah, dalil adalah bukti
yang dapat dijadikan sebagai petunjuk untuk menyatakan sesuatu itu benar atau salah.Selain
itu, dalil juga diartikan sebagai sebuah keterangan yang dijadikan sebagai bukti atau alasan
mengenai suatu kebenaran terutama yang didasarkan pada Al-Qur’an. Kebenaran atau
kesalahan dapat diyakini jika ada alasan yang kuat. Alasan yang kuat dan bukti tersebutlah
yang dinamakan sebagai dalil. Adapun mengutip pendapat dari Imam Al-Amidy dalil adalah
sesuatu yang dengannya memungkinkan untuk sampai kepada pengetahuan yang bersifat
berita. Dalil dibagi menjadi dua yaitu dalil murni (aqli) dan dalil sam’i (naqli).

Pengertian Dalil Naqli

Melansir dari laman Dream.co.id, dalil naqli menurut bahasa berarti nash Al-Qur’an atau hadits.
Sedangkan menurut istilah dalil naqli adalah bukti-bukti atau alasan tentang kebenaran atau
ketidakbenaran berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Dalam artian lain, naqli juga memiliki arti
mengambil sesuatu dari satu tempat ke tempat lain. Artinya mereka menuliskan hadits-hadits,
menyalinnya, dan menyandarkannya pada sumber-sumber aslinya. Ada juga yang mengartikan dalil
naqli sebagai tanda bukti atas petunjuk dari teks ayat Al-Qur’an, dan dalil naqli tersebut memiliki
kebenaran yang mutlak dan hakiki. Meskipun dalil naqli bersumber pada Al-Qur’an dan hadits, akan
tetapi masing-masing mujtahid memiliki penafsiran yang berbeda-beda atas teks yang ada.
Perbedaan penafsiran tersebut biasanya berlaku dalam teks tentang akidah, fikih, akhlak, dan lain
sebagainya.

Contoh Dalil Naqli

Setelah mengetahui pengertian dalil naqli, Anda juga perlu mengetahui contoh dalil naqli.
Berikut ini adalah contohnya :

1. Surat Al Ikhlas
Artinya: “Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia.

2. Perintah Puasa

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. Al Baqarah: 183)

Pengertian Dalil Aqli

Melansir dari laman Dream.co.id, dalil Aqli menurut bahasa adalah petunjuk yang didasarkan
pada akal. Sedangkan menurut istilah, dalil aqli adalah bukti-bukti atau alasan tentang sesuatu
itu benar atau salah yang didasarkan atas pertimbangan akal sehat manusia. Irena Dwi
Fetraningtyas dalam artikel jurnalnya juga mengartikan bahwa dalil aqli adalah dalil yang
dapat dinalar oleh akal fikiran. Dalil aqli juga bisa diartikan sebagai dalil yang rasional. Yaitu
dalil yang didapatkan dari pemikiran logis. Menurut laman NU Online, dalil aqli atau dalil
logis ini tidak hanya diakui sebagai hujjah (argumentasi) dalam agama, akan tetapi justru
kebenaran dalil naqli sering bergantung pada penalaran yang disebut sebagai dalil aqli.Dalil
aqli ini terbagi menjadi tiga macam. Pertama: wajib aqli, yaitu kepastian akal sehat menerima
kepastian tertentu. Kedua: mustahil aqli, yaitu akal sehat mengingkari sesuatu yang terjadi.
Ketiga: jaiz aqli, yaitu akal sehat mungkin menerima juga mungkin menolak atau
mengingkari sesuatu.

Contoh Dalil Aqli

Melansir dari laman NU Online, berikut ini adalah contoh dalil aqli:

1. Seorang anak yang memiliki ibu

Jika Anda melihat seorang anak, tentu Anda mengetahui bahwa anak itu pasti mempunyai
seorang ibu meskipun Anda tidak pernah melihat ibunya. Keberadaan ibu itu disimpulkan
oleh akal sehat bahwa seorang anak pasti dilahirkan oleh seorang ibu.

2. Alam semesta

Ketika Anda melihat alam semesta, tentu kita tahu bahwa alam semesta ini tentu memiliki
pencipta. Alam semesta yang sangat teratur, luas, dan indah ini tidak mungkin tercipta
dengan sendirinya. Pasti ada Tuhan semesta alam yang menciptakan dan mengatur alam
semesta.
BAB lll
PENUTUP

Kesimpulan
dalil naqli menurut bahasa berarti nash Al-Qur’an atau hadits. Sedangkan menurut istilah
dalil naqli adalah bukti-bukti atau alasan tentang kebenaran atau ketidakbenaran
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. dalil Aqli menurut bahasa adalah petunjuk yang
didasarkan pada akal. Sedangkan menurut istilah, dalil aqli adalah bukti-bukti atau alasan
tentang sesuatu itu benar atau salah yang didasarkan atas pertimbangan akal sehat manusia.
DAFTAR PUSAKA
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya,
Bandung:
PT Sigma Examedia Arkanleema, 2009.

Anda mungkin juga menyukai