Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)

Vol. 9. No. 3, 2019


(p-ISSN 2338-9605; e-2655-206X)

Pengaruh Multi Level Marketing Terhadap Penjualan Produk


Serum Vitamin C Salisa

Wiranto Joshua Christofel Effendi


J.A.F. Kalangi
Danny D.S. Mukuan

Jurusan Ilmu Administrasi, Program Studi Administrasi Bisnis


Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : josuaeffendi26@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this study was to examine the effect of Multi level Marketing on the sale of
Serim Vitamin C Salisa. Cosmetics has become one of human needs in general. One of the
cosmetics companies that saw this opportunity and marketed their products in Indonesia,
namely PT. Aura Cantik Indonesia. This type of research is quantitative research. The data
validity test results obtained all items in question declared valid. Furthermore Anova output
above is known that the calculated F value = 744,645 with a significance of 0,000 <0.05 then
the regression model can be used to predict Multi Level Marketing (X) variables or in other
words there is the influence of Multi Level Marketing (X) variables on Sales variables ( Y).
Furthermore, the results of the Determination Coefficient Test, R Square of 88.5% which
states that the variable Sales of Vitamin C Salisa (Y) Serum Products is influenced by the
Multi Level Marketing (X) influence variable, while the remaining 11.5% is influenced by
other variables that are not in this study.

Key words: Multi Level Marketing, Sales

Pendahuluan memiliki banyak pilihan produk


Kecantikan adalah keelokan wajah kecantikan.
yang dimiliki pada wanita. Kecantikan Pembelian suatu produk kosmetik
yang dimiliki seorang wanita, menjadikan bukan lagi untuk memenuhi keinginan
wanita tampak percaya diri dalam (wants) saja, melainkan karena kosmetik
eksistensi dirinya. Banyak cara yang adalah sebuah kebutuhan (needs) pada saat
digunakan oleh wanita dalam ini. Kosmetik saat ini telah menjadi
mempercantik diri yaitu salah satunya kebutuhan manusia yang tidak bisa
dengan menggunakan kosmetik. Beragam dianggap sebelah mata lagi. Sekarang
kosmetik yang ada di pasaran untuk semakin terasa bahwa kebutuhan adanya
memenuhi kebutuhan wanita dalam kosmetik yang beraneka bentuk dengan
mempercantik diri, menjadikan wanita ragam warna dan keunikan kemasan serta
keunggulan dalam memberikan fungsi bagi

73
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol. 9. No. 3, 2019
(p-ISSN 2338-9605; e-2655-206X)

konsumen, menuntut industri kosmetik Persaingan antar pasar industri


untuk semakin terpicu mengembangkan perawatan pribadi dan kosmetik semakin
teknologi yang tidak saja mencakup kompetitif. Hal ini terbukti dengan
peruntukkannya dari kosmetik itu sendiri banyaknya jenis kosmetik produksi dalam
namun juga kepraktisan di dalam negeri dan produksi luar negeri yang
penggunaannya (Media Indonesia, Rabu 4 beredar baik di Indonesia. Membanjirnya
Juni 2008: 19). produk kosmetik di pasaran mempengaruhi
Industri kosmetik menjadi salah minat seseorang terhadap pembelian dan
satu industri yang memiliki perkembangan berdampak pada penjualan. Salah satu
pesat dari tahun ke tahun. Bahkan industri perusahaan kosmetik yang melihat peluang
ini mengantongi predikat sebagai tersebut dan memasarkan produknya di
penyumbang nilai ekspor tinggi bagi Indonesia yaitu PT. Aura Cantik Indonesia.
negara. Meski terkesan kurang terekspos Sebelum adanya PT. Aura Cantik
media, tapi nyatanya industri kosmetik Indonesia, awalnya bernama Pabrik Alpha
terus memberikan perkembangan yang Omega Abadi yang berdiri pada tahun 1999
signifikan dibanding industri lainnya. sudah dan sampai saat ini sudah berusia 20
Industri kosmetik menjadi lahan industri tahun, dan menciptakan anak perusahaan
strategis dan potensial sebagai ladang yaitu PT. Aura Cantik Indonesia. PT. Aura
investasi. Cantik Indonesia didirikan pada tahun 2017
Saat ini terdapat 760 perusahaan dan sudah berusia 2 tahun sampai sekarang.
kosmetik yang tersebar di Indonesia Salisa Serum Vitamin C
(www.kemenperin.go.id, 2018). Selain itu merupakan produk andalan dari PT. Aura
industri kosmetik menyerap 75.000 tenaga Cantik Indonesia. Salisa Serum Vitamin C
kerja langsung dan 600.000 tenaga kerja adalah produk lokal yang aman digunakan
tidak langsung. Industri kosmetik nyatanya untuk semua jenis kulit. Salisa Serum
mampu memperluas nilai ekspor hingga Rp Vitamin C memiliki manfaat anti aging,
11 triliun paada tahun 2015. Diharapkan mencerahkan, meregenerasi sel-sel kulit
tahun ini akan semakin meningkat. Selain mati, melembabkan kulit, menghilangkan
itu, nilai impor baik bahan baku maupun jerawat serta memudarkan bekas jerawat
mesin mencapai USD 516,99 juta. Hal ini dan mengecilkan pori-pori besar. Harga
menjadikan perdagangan produk kosmetik produk Salisa Serum Vitamin C Rp.
tanah air mengalami surplus sekitar 95% 150.000 yang jual dengan menggunakan
(kemenperin.go.id, 2018). sistem Multi Level Marketing.

74
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol. 9. No. 3, 2019
(p-ISSN 2338-9605; e-2655-206X)

Multi Level Marketing (MLM) adalah salah persaingan dunia usaha dan bisnis seperti
satu sistem pemasaran dengan saat ini. Strategi komunikasi yang
memanfaatkan pelanggan sebagai jaringan diterapkan merupakan salah satu hal
distribusi. Istilah lain Multi Level terpenting dalam mempertahankan klien
Marketing adalah Network Marketing, dari persaingan bisnis yang dilakukan oleh
Multi Generation Marketing dan Uni Level kompetitor lain demi mendapatkan
Marketing. Berdasarkan akar katanya, kepercayaan klien/konsumen. Persaingan
Multi artinya banyak, level artinya antar Multi Level Marketing akan selalu ada
berjenjang dan Marketing artinya dan meningkat dari tahun ke tahun,
pemasaran, sehingga Multi Level Marketing peningkatan tersebut untuk
adalah pemasaran yang banyak dan mempertahankan eksistensi dari
berjenjang.. Produk dan jasa yang ada
semakin beraneka ragam, dan dalam tahun Multi Level Marketing
ke tahun semakin banyak perusahaan yang Menurut Muslich (2015), Multi
berdiri dengan produk andalan mereka. Level Marketing adalah sebuah sistem
Semakin banyak kompetitor semakin besar pemasaran modern melalui jaringan
juga persaingan yang akan terjadi, jika distribusi yang dibangun secara permanen
sudah begini dibutuhkan strategi dan dengan memposisikan pelanggan
konsep Multi Level Marketing yang mampu perusahaan sekaligus sebagai tenaga
menarik minat konsumen. Dalam dunia pemasaran. Dengan kata lain, dapat
Multi Level Marketing seperti saat ini dikemukakan bahwa Multi Level
banyak dibutuhkan Multi Level Marketing Marketing adalah pemasaran berjenjang
yang memiliki kualitas dan bekerja secara melalui jaringan distribusi yang dibangun
profesional sehingga Multi Level Marketing dengan menjanjikan konsumen (pelanggan)
yang mereka kenalkan ke khalayak akan sekaligus sebagai tenaga pemasaran.
tepat sesuai target dari produk melalui brief Menurut Harefa (2000), Multi Level
yang sudah disepakati tersebut. Marketing adalah menjual atau
Eksistensi suatu Multi Level Marketing memasarkan langsung suatu produk baik
tidak luput dari klien, klien merupakan hal berupa barang atau jasa konsumen,
yang penting dalam suatu Multi Level sehingga biaya distribusi dari barang yang
Marketing. Pemasukan pendapatan dan dijual atau dipasarkan tersebut sangat
keloyalan dari klien adalah sasaran utama minim bahkan sampai ke titik nol yang
untuk terus maju dan bertahan dalam artinya bahwa dalam bisnis MLM ini tidak

75
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol. 9. No. 3, 2019
(p-ISSN 2338-9605; e-2655-206X)

diperlukan biaya distribusi. Multi Level Corporation, yaitu perusahaan yang


Marketing (MLM) juga menghilangkan memfokuskan pada produksi makanan
biaya promosi dari barang yang hendak tambahan (suplemen food). Dr. Forrest
dijual karena distribusi dan promosi Shaklee berhasil mengembangkan
ditangani langsung oleh distributor dengan perusahaannya menjadi perusahaan
sistem berjenjang. multinasional dan menyebar di beberapa
negara seperti Inggris, Kanada, Malaysia,
Sejarah Multi Level Marketing Filipina, Jepang dan Singapura (Rozi, 2005
Sejarah mencatat suatu pemasaran : 108-109)
dengan sistem jaringan ini bermula sekitar Selain itu, akar Multi Level Marketing
tahun 1930-an M., ketika perusahaan tidak lepas dari berdirinya Amway
Nutrilite Produced Inc. yaitu sebuah Corporation pada tahun 1959 M. di
perusahaan yang berkedudukan di Michigan, Amerika Serikat. Pendiri
California, Amerika Serikat meluncurkan Amway Corporation dan pelopor berdirinya
produk makanan suplemen. Perusahaan ini perusahaan ini adalah Richad De Vos dan
menerapkan sistem bonus sebesar 2% Jay Van Andel yang pernah menjadi
kepada setiap penjual yang dapat merekrut distributor Nutrilite. Perusahaan Amway
penjual baru. Perusahaan yang didirikan kemudian semakin dikenal ketika mereka
oleh Carl F. Rehnborg pada tahun 1934 M. menggunakan sistem pendukung Network
ini, memberikan komisi tambahan kepada Twenty One yang dirancang oleh Jim dan
distributor barunya yang berhasil merekrut, Nacy Dornan. Perusahaan ini
melatih, mengajarkan dan membantu memperkenalkan penjualan produk-produk
distributor baru dalam menjual Nutrilite rumah tangga (Kuswara, 2005 : 18).
kepada konsumen (Rozi, 2005 : 108-109). Seiring dengan berjalannya waktu,
Dalam perkembangannya, terdapat perusahaan ini semakin berkembang pesat
beberapa orang yang menyempurnakan dengan memasarkan berbagai jenis dan
pemasaran jaringan ini, mereka adalah Dr. macam produk sehingga Amway dikenal
Forrest Shaklee, Richad De Vos dan Jay sebagai pelopor produk Multi Level
Van Andel. Pada tahun 1950-an M., ketika Marketing pertama yang memasarkan
Nutrilite mengalami guncangan internal berbagai macam produk. Amway sebagai
manajemen perusahaan. Dr. Forrest perusahaan yang memasarkan produknya
Shaklee keluar dari distributornya dan pada dengan sistem jaringan, hingga saat ini
tahun 1956 M. mendirikan Shaklee masih merupakan perusahaan besar dan

76
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol. 9. No. 3, 2019
(p-ISSN 2338-9605; e-2655-206X)

yang telah beroperasi beberapa puluh tahun sebagainya. Sehingga tidak hanya dapat
lamanya di berbagai negara termasuk dimaknai secara tunggal dan menjual itu
masuk ke Indonesia pada tahun 1998 M. sendiri merupakan bagian dari kegiatan
(Rozi, 2005 : 110-111). transaksi penukaran produk dengan uang.
Inti dari bisnis Multi Level Marketing 2002: 28).
digerakkan dengan jaringan, baik bersifat
vertikal atas bawah maupun horizontal kiri Penjualan
kanan atau pun gabungan antara keduanya Menurut Moekijat “Dalam Buku
(Benny, Sistem pemasaran ini memiliki Kamus Istilah Ekonomi” (2000) yang
perbedaan dengan sistem pemasaran menyatakan bahwa “selling” melakukan
lainnya. Ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh penjualan ialah suatu kegiatan yang
Multi Level Marketing adalah terdapat ditujukan untuk mencari pembeli,
jenjang, melakukan perekrutan anggota mempengaruhi dan memberikan petunjuk
baru, penjualan produk, serta adanya bonus agar pembeli dapat menyesuaikan
atau komisi di setiap jenjangnya tersebut. kebutuhannnya dengan produk yang
Dalam sistem ini, calon distributor seperti ditawarkan serta mengadakan perjanjian
layaknya „membeli‟ hak atau tanda milik mengenai harga yang menguntungkan bagi
khusus untuk merekrut anggota baru, kedua belah pihak.
menjual produk dan mendapatkan Menurut Philip Kotler (2000) yang
kompensasi dari hasil penjualannya sendiri diterjemahkan oleh Ronny A. Rusli dan
maupun hasil penjualan anggota yang Hendra dalam buku “Manajemen
direkrut di dalam organisasi jaringannya. Pemasaran” pengertian penjualan ialah
Selain Multi Level Marketing, terdapat “penjualan ialah proses sosial manaherial
sistem lain yang termasuk kategori ini, dimana individu dan kelompok
yaitu sistem single level marketing dan mendapatkan apa yang mereka butuhkan
sistem limited level marketing tetapi dan inginkan, menciptakan, menawarkan
ketiga-tiganya ini berbeda karakteristik dan mempertukarkan produk yang bernilai
yang dimilikinya (Kuswara, 2005 : 36-38). dengan pihak lain.
Dalam istilah marketing sebenarnya tidak Menurut Assuari (2004) berpendapat
hanya mencakup penjualan saja, namun bahwa “penjualan ialah sebagai kegiatan
lebih luas aspek yang terkandung dalam manusia yang mengarahkan untuk
marketing di antaranya suatu atau beberapa memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan
produk, harga, promosi, distribusi dan keinginan melalui proses pertukaran”.

77
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol. 9. No. 3, 2019
(p-ISSN 2338-9605; e-2655-206X)

Menurut Haryono (2003) bahwa penjualan analisis data bersifat kuantitatif atau
kredit ialah penjualan yang dilakukan statistik dengan tujuan untuk menguji
bilamana pembayaran baru diterima hipotesis yang telah ditetapkan.
beberapa waktu kemudian. Sedangkan jenis penelitian eksplanatori
Menurut Kusnadi “Dalam Buku Akuntansi (explanatory research) bertujuan untuk
Keuangan” (2000) menjelaskan bahwa menguji teori. Menurut Ferdinand (2006:
penjualan “sales” ialah sejumlah uang yang 5), metode explanatory research
dibebankan kepada pembeli atas barang membangun teori yang dikembangkan,
atau jasa yang dijual. penelitian dapat dibedakan menjadi
Menurut Basu Swastha “Dalam Bukunya penelitian yang bertujuan membangun
Berjudul Azas-Azas Marketing” (2001) proporsi dan hipotesis serta penelitian yang
penjualan ialah ilmu dan seni bertujuan menguji hipotesis.
mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh Berdasarkan jenis penelitian tingkat
penjual, untuk mengajak orang lain penjelasan, maka tipe penelitian ini adalah
bersedia membeli barang atau jasa yang penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif
ditawarkan. Jadi dalam buku Basu Swastha adalah penelitian yang bertujuan untuk
menerangkan bahwa penjualan yaitu proses mengetahui hubungan antara dua variabel
menawarkan barang atau produk kepada atau lebih. Pada akhirnya hasil penelitian
konsumen dengan cara merayu konsumen ini menjelaskan hubungan kausal antar
tersebut. variabel-variabel melalui pengujian
hipotesis.
Metode Penelitian Pada penelitian ini penulis berusaha
Jenis penelitian ini adalah penelitian menjelaskan hubungan antar variabel Multi
kuantitatif dengan menggunakan metode Level Marketing (X), dan penjualan (Y).
pendekatan explanatory research. Menurut
Sugiyono (2012: 8), metode penelitian Hasil Penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode Penelitian ini dilaksanakan pada
penelitian yang berlandaskan pada filsafat tanggal 20 juli sampai 19 agustus 2019.
positivisme, digunakan untuk meneliti pada Dalam penelitian ini sampel yang
populasi atau sampel tertentu, teknik digunakan berjumlah 99 responden.
pangambilan sampel pada umumnya Pernyataan yang diajukan kepada
dilakukan secara random, pengumpulan responden sebanyak 10 pernyataan dimana
data menggunakan instrumen penelitian, 5 item pernyataan tentang Multi Level

78
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol. 9. No. 3, 2019
(p-ISSN 2338-9605; e-2655-206X)

Marketing dan 5 item pernyataan tentang 1 kali sebanyak 5 orang dengan persentase
penjualan produk. Keseluruhan kuesioner 5.05%, pada penggunaan sebanyak 2-3 kali
ini diolah dengan bantuan menggunakan 10 orang dengan persentase 10.10%, pada
SPSS for windows versi 25.00. penggunaan 4-6 kali sebanyak 40 orang
Berdasarkan hasil penelitian yang dengan persentase 40.5%, dan pada
dilakukan, maka hasil rekapitulasi data penggunaan setiap hari 44 orang dengan
dapat dipaparkan sebagai berikut: persentase 44.44%. Dengan hasil data yang
Berdasarkan data yang diperoleh dari diperoleh diatas maka dapat dikatakan
penyebaran kuisioner terlihat bahwa pada bahwa pengaruh Multi Level Marketing
tabel diatas jumlah responden yang berjenis pengguna Serum Vitamin C Salisa adalah
kelamin laki-laki berjumlah 29 orang setiap hari. Uji validitas terhadap
dengan persentase 30%, sedangkan untuk instrument dimaksudkan untuk mengetahui
responden perempuan berjumlah 70 orang apakah instrument yang digunakan layak
dengan persentase 70%. Dari tabel diatas digunakan dalam penelitian ini. Sampel
dapat dilihat bahwa responden yang paling yang digunakan sebanyak 99 responden
banyak yaitu berjenis kelamin perempuan. maka nya adalah 0, 195 Pengujian validitas
Karakteristik Responden Berdasarkan instrumen dilakukan dengan menggunakan
Umur SPSS Statistic dengan kriteria berikut: Jika
Sumber : Hasil dari olah data, 2019 r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut
Berdasarkan data yang diperoleh dari dinyatakan valid dan jika r hitung < r tabel,
penyebaran kuisioner terlihat bahwa pada maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak
tabel diatas pada usia 17 tahun - 20 tahun valid.
yaitu sebanyak 13 orang dengan persentase Berdasarkan tabel diatas semua item
13.14%, usia 21 tahun – 22 tahun sebanyak pernyataan variabel kualitas pelayanan (X)
27 orang dengan persentase 27.27%, usia yang diolah menggunakan SPSS for
23 tahun – 25 tahun sebanyak 32 orang windows versi 25.00 dimana 5 item
dengan persentase 32.32%, dan usia 26 pernyataan menunjukan nilai lebih besar
tahun- 28 tahun sebanyak 27 orang dengan dari nilai sehingga dapat disimpulkan
persentase 27.27%. Sehingga dapat bahwa pada uji validitas variabel kualitas
disimpulkan dari 99 sampel terbanyak pada pelayanan (X) dinyatakan valid atau dapat
usia 23 tahun – 25 tahun. Berdasarkan data dilanjutkan sebagai data penelitian.
yang diperoleh dari penyebaran kuisioner Berdasarkan tabel diatas semua item
terlihat bahwa pada tabel diatas, pengguna pernyataan variabel penjualan (y) yang

79
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol. 9. No. 3, 2019
(p-ISSN 2338-9605; e-2655-206X)

diolah menggunakan SPSS for windows Berdasarkan hasil data menggunakan spss
versi 25.00 dimana 5 item pernyataan versi 25.00 for windows diperoleh sebagai
menunjukan nilai lebih besar dari nilai berikut: Dari persamaan diatas dapat
sehingga dapat disimpulkan bahwa pada uji dijelaskan bahwa nilai kostanta sebesar
validitas variabel Penjualan (y) dinyatakan 2,274 dimana mengandung arti bahwa nilai
valid atau dapat dilanjutkan sebagai data konsisten variabel Multi Level Marketing
penelitian. Uji reliabilitas yaitu untuk adalah 2,274. Kemudian koefisien regresi
menguji konsistensi alat ukur, apakah X sebesar 0,908 artinya pengaruh Multi
hasilnya akan tetap konsisten atau sesuai Level Marketing terhadap penjualan produk
dengan uji sebelumnya. Pengukuran Serum Vitamin C Salisa ini baik atau
kuesioner yang reliable dengan uji terjadi penambahan pada variabel pengaruh
reliabilitas apabila r alpha > r table 0,195 Multi Level Marketing maka penjualan
maka pernyataan reliable Jika r alpha < r produk Serum Vitamin C Salisa di Kota
table 0,195 maka pernyataan tidak reliable. Manado akan meningkat sebesar 0,908,
Berdasarkan hasil perhitungan uji sehingga dapat dikatakan bahwa arah
reliabilitas variabel pengaruh Multi Level pengaruh Multi Level Marketing terhadap
Marketing menggunakan spss for windows penjualan produk Serum Vitamin C Salisa
versi 25.00, diperoleh nilai alpha cronbrach adalah positif.
sebesar 0,972. Dari hasil tersebut Uji F ini digunakan untuk mengetahui
instrument penelitian variabel pengaruh apakah terdapat pengaruh yang signifikan
Multi Level Marketing dinyatakan reliable antara variabel Multi Level Marketing (X)
dan dapat dilakukan sebagai alat ukur dan terhadap variabel Penjualan (Y). Dari
penelitian selanjutnya. Sedangkan ouput diatas diketahui bahwa niali F hitung
berdasarkan hasil perhitungan uji = 744,645 dengan signifikansi sebesar
reliabilitas variabel penjualan diperoleh 0,000 < 0,05 maka model regresi dapat
nilai cronbrach alpha sebesar 0,923 dipakai untuk memprediksikan variabel
sehingga instrument penelitian variabel Multi Level Marketing (X) atau dengan
penjualan dinyatakan reliable dan dapat kata lain ada pengaruh variable Multi Level
dilakukan sebagai alat ukur penelitian Marketing (X) terhadap variabel Penjualan
selanjutnya. Analisis regresi linier (Y). Uji t digunakan untuk menguji
sederhana digunakan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel X
pengaruh Multi Level Marketing terhadap dan Y. dengan kriteria pengujian
penjualan Serum Vitamin C Salisa. perbandingan t hitung dengan t tabel.jika:

80
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol. 9. No. 3, 2019
(p-ISSN 2338-9605; e-2655-206X)

thitung > t tabel maka Ha diterima dan Ho 0,885 atau 88,5 % dimana termasuk pada
ditolak dan thitung < t table maka Ha kategori sangat kuat sehingga terdapat
ditolak dan Ho diterima. Adapun dengan hubungan yang sedang antara Muti Level
kriteria pengujian (berdasarkan marketing terhadap Penjualan Serum Salisa
signifikansi) jika: Jika signifikansi < 0, 05 Vitamin C di Kota Manado.
maka Ha diterima atau jika signifikansi > 0,
05 maka Ha ditolak Dari tabel diatas Pembahasan
diperoleh t hitung untuk variabel Multi Berdasarkan data yang diperoleh
Level Marketing adalah sebesar 27,288 dari penyebaran kuisioner terlihat bahwa
dengan signifikansi 0,000. Nilai sig uji t jumlah konsumen yang paling banyak
yang lebih kecil (<) dari 0,05 yang memakai prodak Salisa yaitu berjenis
menunjukan diterima hipotesis yang kelamin perempuan. Berdasarkan data yang
menyatakan Multi Level Marketing diperoleh dari penyebaran kuisioner terlihat
berpengaruh terhadap Penjualan Serum bahwa pengaruh Multi Level Marketing,
Salisa Vitamin C di Kota Manado. atau penggunaan Serum Vitamin C Salisa
Koefisien determinasi bertujuan untuk dinyatakan valid jika r hitung lebih dari r
mengetahui seberapa kemampuan variabel tabel. Berdasarkan dari nilai konstanta
X menjelaskan variabel Y. berdasarkan dimana mengandung arti bahwa nilai
pada pengolahan data SPSS versi 25.00 konsisten variable Multi Level Marketing
koefisien determinasi dapat dilihat dari berpengaruh baik terhadap penjualan
tabel sebagai berikut. Berdasarkan hasil produk Serum Vitamin C Salisa, dengan
tabel dengan bantuan SPSS. Untuk demikian hasil ini baik atau terjadi
mengetahui seberapa besar variabel bebas penambahan pada variable pengaruh Multi
dapat mempengaruhi variabel terikat serta Level Marketing, maka penjualan produk
untuk mengukur besarnya kontribusi Serum Vitamin C Salisa di kota Manado
variabel X terhadap variasi (naik turunnya) bisa berkembang, sehingga dapat di
variabel Y. Maka dapat diketahui nilai R katakana bahwa pengaruh Multi Level
Square adalah 0,885 atau 88,5 %. Artinya Marketing terhadap penjualan produk
variabel Multi Level Marketing (X) Serum Vitamin C Salisa adalah positif.
memberikan kontribusi sebesar 88.5 % Penelitian ini untuk mengetahui seberapa
terhadap Penjualan (Y). Berdasarkan besar varibel bebas dapat mempengaruhi
tabel diatas maka koefisien korelasi R variable terikat serta untuk mengukur
Square yang ditemukan sebesar adalah besarnya kontribusi variable X terhadap

81
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol. 9. No. 3, 2019
(p-ISSN 2338-9605; e-2655-206X)

variasi (naik turunnya) variable Y. Maka Augusty, F. (2006). Metode Penelitian


Manajemen. Semarang: Badan.
dapat di ketahui variable Multi Level
Penerbit Universitas Diponegoro.
Marketing (X) memberikan kontribusi yang Azwar, Syaifuddin. 2005.
signifikan terhadap penjualan (Y).
Basu, S. (2001). Manajemen Penjualan,
cetakan kelima. BFSE:
Yogyakarta.Brawijaya.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat Harefa A. (2000). Menjadi Manusia
Pembelajar: Pemberdayaan diri,
dismpulkan bahwa kualitas pengaruh Multi
transformasi organisasi dan
Level Marketing terhadap Penjualan masyarakat lewat proses
pembelajaran menuju Indonesia
Produk Serum Vitamin C Salisa di Kota
2015.
Manado, dapat berkembang dengan
Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran.
mempertimbangkan kebutuhan konsumen
Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT Indeks
prodak Serum Vitamin C Salisa. Maka dari
Kuswara. (2005). Mengenal MLM
itu PT Aura Cantik Indonesia perlu
Syariah. Tangerang: Amal Actual.
memproduksikan prodak-prodak terbaru
Moekijat. (2000). Kamus Manajemen,
agar menambah minat/daya beli
Bandung, Penerbit CV. Mandar Maju.
konsumen,agar supaya prodak Salisa bisa
Muslich Ahmad Wardi 2015. Fiqh
bersaing dengan prodak-prodak kosmetik
Muamalat 2015
lainya, bukan hanya persaingan dalam
Rozi, F. dan R. Krisdiana. (2005). Prospek
negeri tapi juga dapat bersaing dengan
Ubi Jalar Berdaging Ungu Sebagai
prodak-prodak kosmetik yang ada di luar Makanan Sehat dalam Mendukung
Ketahanan Pangan. Laporan
negeri. Dengan adanya hasil penelitian ini
Penelitian. Balai Penelitian Tanaman
dapat diartikan bahwa pengaru Multi Level Kacang-kacangan dan Umbi-umbian,
Malang.
Marketing terhadap Penjualan sangat
berpengaruh terhadap produk Serum Sugiyono, (2012). Metode Penelitian
Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Vitamin C Salisa di PT. Aura Cantik
Indonesia.

Referensi
Assuari, S. (2004). Manajemen Produksi
dan Operasi, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia

82

Anda mungkin juga menyukai